PRAKATA
Tantangan bisnis ketenagalistrikan ke depan semakin menantang. Diperlukan strategi
korporat yang tepat dan efektif untuk dapat mengawal itu semua. Strategi bisnis yang efektif
mengharuskan perusahaan dapat menyediakan informasi kepada pegawai atas apa visi, misi,
dan goals yang ingin dicapai oleh perusahaan, tujuan apa yang harus dicapai oleh pegawai,
aktivitas apa yang harus mereka kerjakan, serta bagaimana mereka mengukur pencapaian
semua hal tersebut.
Untuk itu, usaha untuk mengevaluasi strategi korporat dan tidak kalah penting bagaimana
implementasi dan tingkat efektivitasnya menjadi hal yang wajib dilakukan oleh perusahaan,
tidak terkecuali oleh PT PLN (Persero). Pendekatan PLN dalam mengevaluasi strategi
perusahaan adalah lebih banyak secara retrospektif yaitu melihat pencapaian sebelumnya.
PLN diharapkan juga dapat memberikan insight terkait proyeksi potensi asset yang dimiliki
baik asset human capital maupun organizational capital nya. Dalam rangka mempersiapkan
hal di atas maka pengelolaan human capital dan organizational capital mutlak dijalankan
dalam di PLN.
Dengan mempertimbangkan penugasan kementrian BUMN yang selanjutnya dituangkan
dalam Kontrak Manajemen tahun 2020 antara Kuasa Pemegang Saham PLN dengan Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi PLN, menetapkan salah satu indikator kinerja kunci adalah Fokus
Tenaga Kerja. Untuk mencapai Fokus Tenaga Kerja secara optimal, PLN melaksanakan
pengukuran terhadap Human Capital Readiness (HCR), Organization Capital Readiness (OCR).
Pengukuran HCR OCR menggunakan pendekatan Balance Scorecard, yaitu pada terletak pada
perspektif Learning & Growth. Berbeda dengan perspektif lainnya dalam Balance Scorecard,
perpektif Learning and Growth mengukur sesuatu yang sifatnya intangible atau tak berwujud.
Oleh karena itu dampak yang dihasilkan dari pengukuran HCR OCR juga tidak dapat langsung
terlihat secara nyata terhadap pengukuran kinerja unit operasional secara umum.
ii
Pengukuran HCR OCR sejatinya sudah diimplementasikan PLN pada beberapa tahun terakhir
dan sudah dilakukan usaha evaluasi untuk mengukur efektivitasnya. Achievement oriented
dalam KPI HCR OCR tertuang dalam Roadmap HCR OCR 2019 – 2023.
Di tahun 2020 ini pengukuran HCR OCR dilakukan dengan beberapa perbaikan baik dari sisi
pengukuran proses maupun pengukuran hasil. Dengan prinsip simplify, focus dan target
oriented, HCR OCR diharapkan untuk dapat memberikan tools yang kuat bagi perusahaan
untuk mendukung kinerja operasional secara langsung. Prinsip simplify akan diaktualisasikan
melalui pengurangan eviden yang bersifat administratif, prinsip focus terlihat dari alignment
tema strategis yang sudah terpusat dari PLN Pusat, dan terakhir targed oriented mengukur
secara langsung efektivitas pemahaman dan kinerja pegawai terhadap tema strategis
korporat.
Selanjutnya disusun Pedoman Pengukuran Kinerja Perspektif SDM tahun 2020 ini sebagai
pedoman pelaksanaan HCR OCR bagi seluruh unit operasional PLN. Adapun hal-hal yang
menjadi masukan perbaikan sangat kami perlukan untuk learning dan development process
ke depannya.
Akhir kata semoga dengan pedoman ini dapat memberikan manfaat bersama untuk kemajuan
PLN.
Tertanda
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Bersama ini telah disusun, dievaluasi dan disahkan Pedoman Pengukuran Kinerja Perspektif SDM
Human Capital Readiness (HCR) dan Organization Capital Readiness (OCR) tahun 2020.
Mengesahkan,
KETUA TIM
KOORDINATOR
(EKO WIDIYANTO)
iv
TABLE OF CONTENT
COVER……………………………………………………………………………………………………………….. i
PRAKATA………………………………………………………………………………………………………..…. ii
LEMBAR PENGESAHAN.…………………………………………………………………………….………. iv
TABLE OF CONTENT…………………………………………………………………………………..………. v
PENDAHULUAN…….…………………………………………………………………………………..………. vi
HCR OCR
I. HCR…………………………………………………………………………………………………….. 1
II. OCR – Alignment…………………………………………………………………………………. 7
III. OCR – Leadership………………………………………………………………………………… 31
IV. OCR – Culture……………………………………………………………………………………… 43
V. OCR – Teamwork………………………………………………………………………………… 53
VI. OCR – HI……………………………………………………………………………………………… 72
DAFTAR PIC HCR OCR TAHUN 2020……………………………………………..…………………….. xi
v
PENDAHULUAN
PENGANTAR
PT PLN (Persero) sebagai perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis yang semakin
dinamis dengan tingkat persaingan yang semakin tinggi di era globalisasi, dituntut untuk
semakin sinergi melalui penyelarasan arah dan strategi pengembangan portofolio bisnis
PLN dengan anak perusahaan / afiliasi dan perusahaan turunannya. Hal ini bertujuan agar
PLN Grup mampu menunjukkan kinerja yang handal dalam memenuhi tuntutan
stakeholder. Kesuksesan perusahaan dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan
pengelolaan sumber daya dalam mendukung strategi perusahaan dan peningkatan daya
saing yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas. Sumber daya manusia dan sistem dalam
organisasi merupakan intangible asset perusahaan yang memiliki fungsi strategis dalam
meningkatkan nilai dan keunggulan organisasi serta menghadapi dinamika tantangan
bisnis global. Untuk menjamin kesiapan intangible asset perusahaan, maka diperlukan
pengukuran Human Capital Readiness, Organization Capital Readiness dan produktivitas
pegawai yang dirancang secara terintegrasi dan berkesinambungan.
DEFINISI
Human Capital Readiness (HCR)
HCR adalah kesiapan kapasitas dan kapabilitas SDM dalam mendukung implementasi
strategi Perusahaan. Pengukuran HCR pada prinsipnya adalah pengukuran kompetensi
strategis yang mencakup ketersediaan keterampilan, bakat, dan pengetahuan untuk
melaksanakan strategi yang telah dirancang dalam rangka mencapai tujuan yang
ditetapkan. Hasilnya adalah berupa tingkat kesiapan kualifikasi kompetensi Pegawai serta
jumlah pegawai yang kompeten.
vi
Organization Capital Readiness (OCR)
OCR adalah kesiapan organisasi dalam mengintegrasikan dan menyelaraskan faktor yang
mendorong perbaikan dan pembelajaran berkelanjutan untuk mendukung agenda
perubahan organisasi melalui implementasi strategi perusahaan.
- Arahan bagi organisasi mengharuskan penyelarasan (alignment) komunikasi dan
sistem manajemen kinerja dengan tujuan yang diinginkan organisasi.
- Transformasi dengan strategi baru memerlukan usaha menyiapkan kandidat
pemimpin masa depan yang nantinya akan dapat memberikan arahan kepemimpinan
(leadership) luar biasa bagi organisasi.
- Organisasi yang menumbuhkan peningkatan nilai baru harus menciptakan budaya
(culture) yang berpusat pada kebutuhan nilai-nilai stakeholder.
- Fokus pada kinerja pada beberapa proses kritis membutuhkan kerja sama tim
(teamwork) dan pembelajaran.
- Organisasi mampu membangun hubungan industrial (HI) yang harmonis antara
pekerja dan perusahaan.
METODE
Siklus Implementasi HCR OCR Produktifitas 2020.
a. Perencanaan dan internalisasi
b. Pemantauan dan Asistensi,
c. Pengukuran dan evaluasi
vii
Role Model Involvement
Dalam dinamika bisnis terkini, peran pemimpin pada setiap level dalam mengelola SDM dan
Organisasi sangat fundamental untuk mendukung pertumbuhan yang berkesinambungan.
Survey tentang tren Human Capital menunjukkan bahwa dalam periode tahun 2016 maupun
tahun 2017, faktor peran pemimpin selalu berada dalam 10 aspek teratas yang memiliki arti
sangat penting dalam pengelolaan Human Capital. Transformasi pengelolaan Human Capital
juga terjadi dari era Talent Management ke era People Management dimana dalam hal ini
peran pemimpin sangat penting dalam memberdayakan SDM untuk lebih produktif dalam
berkontribusi untuk pencapaian kinerja. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut maka
pada penilaian kinerja aspek SDM saat ini dilakukan pengukuran terhadap keterlibatan
pemimpin sebagai panutan dalam organisasi untuk meningkatkan tingkat maturitas proses
yang dilaksanakan di unit. Penilaian akan dilakukan melalui media survey yang dijadwalkan
akan dilaksanakan pada perode Triwuan III untuk para pemimpin jenjang Manajemen Atas
(General Manager), Manajemen Menengah (Manajer Bidang) maupun Manajemen Dasar
(Manajer Unit).
Proporsi bobot skor antara MLI + RMI dan KPI mengacu pada proporasi bobot antara skor
proses dan skor hasil Malcolm Balridge Criteria for Performance Excellence yaitu 55% : 45%.
Sehingga formula nilai akhir = (MLI + RMI) X 55% )+(KPI X 45%).
Secara umum matriks pengukuran terhadap level kematangan proses (MLI) dan keterlibatan
pemimpin (RMI) adalah sebagai berikut:
viii
PEMBAGIAN CLUSTER UNIT
Pengukuran HCR OCR tahun 2020 menggunakan clusterisasi unit, yang didasarkan pada
evaluasi pencapaian HCR OCR Produktivitas Unit periode sebelumnya dan evaluasi proses
unit dalam mencapai target per aspek HCR OCR. Hal ini juga mendasari perbedaan dalam
strategi internalisasi, asistensi dan assessment. Berikut ini adalah tabel pembagian cluster
unit HCR OCR tahun 2020 :
ix
PENETAPAN TARGET
Berikut penetapan target HCR OCR tahun 2020 untuk seluruh unit PLN Holding dan PLN
Group:
TEMA STRATEGIS
Adapun tema strategis PLN di tahun 2020 ini adalah Meningkatkan Revenue, Menurunkan
BPP, dan Meningkatkan Customer Experience. Seluruh pelaksanaan HCR OCR disusun
dengan mengarah pada tema strategis tersebut.
x
HUMAN CAPITAL READINESS (HCR)
1.1. Definisi
Human Capital Readiness merupakan ukuran kesiapan/ketersediaan :
1. Kompetensi pegawai yang pekerjaan/jabatannya memiliki pengaruh besar
dalam mengeksekusi tema strategis
2. Kompetensi pegawai pada proses bisnis inti.
2
kompetensi/profesi terakreditasi baik internasional maupun nasional yang
merupakan bentuk pengakuan terhadap kompetensi seseorang. Unit
memastikan bahwa pegawai yang diusulkan sertifikasi siap untuk
melakukan uji kompetensi sehingga dapat meminimalisasi potensi
ketidaklulusan pada sertifikasi.
2. Pembelajaran merupakan jenis pengembangan yang dilaksanakan apabila
hasil assessment dan pengukuran gap kompetensi pegawai masih
memiliki gap pengetahuan sehingga dibutuhkan pembelajaran berupa
diklat/workshop/seminar yang dilaksanakan dalam rangka mendukung
tema strategis pada tahun ditetapkan.
3. Penugasan merupakan jenis pengembangan yang dilaksanakan apabila :
a. hasil assessment dan pengukuran gap kompetensi pegawai masih
memiliki gap implementasi / praktek / ketrampilan /
b. pegawai sudah tersertifikasi dan sertifikat kompetensinya masih
berlaku (menggunakan penugasan lanjutan)
Penugasan dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi bidangnya di
tempat kerja. Penugasan harus memiliki output yang jelas dan dapat
dipantau pelaksanaannya, guna mendukung tema strategis pada tahun
ditetapkan. Penjelasan istilah terkait penugasan :
• Melakukan Job shadowing : metode pengembangan kompetensi
seorang pegawai dengan mengikuti pekerjaan pegawai lain
(mengamati, meniru, dan memantapkan penguasaan kompetensi yang
didapat dari pegawai lain) pada periode waktu tertentu.
• Membimbing job shadowing : metode pengembangan kompetensi
seorang pegawai dengan menjadi role model (acuan) bagi pegawai lain
yang sedang melakukan job shadowing (memberi contoh, membimbing
dan memastikan hasil pekerjaan pegawai job shadowing sesuai dengan
SOP) pada periode waktu tertentu.
• Berkontribusi dalam pekerjaan tim : metode pengembangan
kompetensi seorang pegawai dengan mempraktekkan kompetensinya
di dalam tim.
3
1.3.1. Pengukuran tingkat kematangan HCR
Keterangan :
*Ketika hasil asessment tercapai untuk RMI, maka mendapat tambahan nilai 0.2
sebagai nilai RMI
4
Keterangan :
- KPI 1 :
A. Realisasi sertifikasi kompetensi yang dihitung adalah sertifikasi yang
dilaksanakan tahun 2020.
B. Target minimal sertifikasi untuk PLN Holding berdasarkan data (Identifikasi
Kebutuhan Sertifikas/IKS) yang sudah dievaluasi oleh PLN UPS (Unit
Pelaksana Sertifikasi)
C. Target minimal sertifikasi untuk Anak Perusahaan berdasarkan hasil
asesmen dan pengukuran kompetensi.
- KPI 2 :
A. Pembelajaran yang dihitung adalah pembelajaran yang dilaksanakan di
tahun 2020.
- KPI 3 :
A. Penugasan yang dihitung adalah penugasan yang dilaksanakan di tahun
2020 (minimal 3 aktivitas dimana TW I minimal 1 aktivitas, TW II minimal
2 aktivitas, TW III dan IV minimal 3 aktivitas), penugasan yang dilaporkan
harus sudah selesai dilaksanakan pada saat pelaporan. Detail pelaksanaan
penugasan dapat dilihat pada form penugasan.
- KPI 4 :
A. Sertifikat kompetensi yang diakui adalah sertifikat kompetensi yang masih
berlaku pada saat dilakukan verifikasi penilaian HCR.
B. Pegawai kompetensi bisnis inti adalah pegawai yang memiliki Profesi 1
sesuai dengan kompetensi inti unit, dan memenuhi syarat untuk dilakukan
sertifikasi.
Untuk mendukung kesiapan kompetensi pegawai SJF dan kompetensi bisnis inti,
perlu adanya keterlibatan peran leader. Oleh karena itu, HCR juga akan mengukur
level Role Model Involvement untuk memastikan dukungan dan keterlibatan leader
dalam mekanisme HCR. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode
survei dan site visit pada triwulan 3.
5
Matrix MLI beserta proses dan eviden secara keseluruhan
Sub Level Firefighting Proses Well-planned Proses Established Proses Well-managed Proses excellence Proses
Program/kegiatan bersifat insidentil Program/kegiatan dalam organisasi Mekanisme dalam organisasi sudah Organisasi sudah selaras dan
Sudah dilakukan pengukuran dalam
0.4 dan tidak memiliki relevansi dengan sudah terencana dan mulai dilaksanakan secara konsisten sesuai terintegrasi dengan seluruh proses
organisasi (Check )
target kinerja mengarah pada sistematis standard (do what you write ) kerja dan unit kerja (Integration )
1. Melaksanakan kegiatan sosialisasi
program HCR kepada seluruh pegawai
Mekanisme dalam organisasi sudah Mekanisme dalam organisasi sudah Mekanisme dalam organisasi sudah
Program/kegiatan dalam organisasi Eviden:
dibakukan/distandarkan secara memiliki indikator pengukuran ditinjau ulang (review ) secara Market Leader International
sudah rutin mendukung Kinerja
formal/resmi (write what you do) (measurement) periodik (Continuous Improvement )
Hasil Evaluasi pelaksanaan HCR terhadap
Kinerja Unit terkait tema strategis