JURNAL PRAKTIKUM OINMENT Kel 3
JURNAL PRAKTIKUM OINMENT Kel 3
PENDAHULUAN
Pemerian
Bentuk sediaan : Cairan
Warna : tidak berwarna, kuning pucat atau hijau
Bau : khas, aromatik seperti kamfer
Rasa : pahit, seperti kamfer yang diikuti rasa dingin
Kelarutan : larut dalam 2 bagian etanol (80%) p. Jika di simpan lama
maka kelarutan berkurang dan larut dalam etanol (90%)p.
Khasiat dan penggunaan : antiiritan, karminative
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan aktif dalam
salep yang mengandung obat keras atau obat narkotika adalah 10% (FI ed III, hal 33)
Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk bahan salep yang mengandung obat
keras atau obat narkotik, kadar bahan obat adalah 10%.
Dasar salep : kecuali dinyatakan lain,, sebagai bahan dasar salep (basis salep)
digunakan vaselin putih (vaselin album).
A. Oinment bases
Berdasarkan komposisi, dasar salep dapat digunakan sebagai berikut :
a) Dasar salep hidrokarbon (oleaginosus base)
Misalnya : mineral oil, vaselin putih, vaselin kuning cera alba, cera flava atau
campurannya.
a. Merupakan basis salep yang water-free
b. Digunakan untuk tujuan memperlama kontak dengan kulit
c. Sebagai emolient
b) Dasar salep serap
Misalnya : hydrophilic petrolatum, cold cream, adeps lanae ; campuran sebagai 3
kolesterol, 3 bagian steril alkohol, 8 bagian malam putih dan 8 bagian vaselin putih
; campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen.
a. Untuk bahan obat obat dalam bentuk larutan dalam air
c) Dasar salep yang dapat di cuci dengan air (water-removable bases)
Contohnya : hydrophilic oinment; vanishing cream; emulsifyng wax, emulsifyng
oinment.
a. Merupakan suatu basis dengan sistem emulsi o/w yang dapat dicuci dengan air.
b. Dapat terserap dengan baik pada kulit.
d) Dasar salep yang dapat larut dalam air
Contohnya : polythelyne glycol oinment, tragacant, P.G.A, glycerin.
B. Homogenitas
Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok,
harus menunjukan susunan yang homogen
C. Penandaan
Pada etiket harus tertera “obat luar”
D. Penggolongan salep
Penggolongan salepberdasarkan sifat farmakologinya/terapeutik dan penetrasinya :
a. Salep epidermis (epidermic oinment, salep penutup) guan untuk melindungi kulit
dan menghasilkan efek lokal, tidak diabsorbsi, kadang-kadang ditambahkan
amtiseptik, astrigensia untuk meredakan. rangsangan atau anastesi lokal. Dasar
yang baik adalah hidrokarbon.
b. Salep endodermis : salep yang bahan obatnya menembus kulit, terapi tidak melalui
kulit terabsorbsi sebagian, digunakan untuk melunakkan kulit atau selaput lendir.
Dasar salep yang terbaik adalah minyak lemak.
c. Salep diadermis : salep yang bahan obatnya menembus kulit dan mencapai efek
yang diinginkan, misalnya salep yang senyawa merkuri iodida dan beladona.
2. Enhancer
Adalah suatu zat yang meningkatkan jumlah obat yang melintasi kulit setelah
aplikasi dapat dicapai dengan menambahkan bahan pembantu permeasi atau
peretration enhancer.
Kemudian pertama adalah melalui interaksi antara kepala polar lipid. Enhencer
yang bersifat hidrofilik akan menimbulkan gangguan susunan lipid, kemudian
menyebabka fasilitas transport obat hidrofilik gangguan kepala polar tersebut juga
menimbulkan pengaruh terhadpa bagian hidrofilik lipid dan menyebabkan penataan
ulang pada susunan lipid bilayer. Hal inilah yang menyebabkan peningkatan penetrasi
untuk obat hidrofilik. Contoh enhencer yang banyak digunakan antara lain :
propilenglikol, menthol dan camphora.
Karakteristik kimia :
Pada suhu dingin dan
wadah tertutup baik pada
suhu tunggi dann tempat
terbuka cenderung
teroksidasi menjadi
propinaldehid, asam laktat,
asam piruvat dan asetat
denagn etanol (95%)
glycerin dan air
inkompaktibilitas dengan
potlasium permanganate.
Billing point :
188C, density 1,038 g/cm
(20C)
Menthol Karakteristik fisika : Sukar larut dalam air,
hablur heksagonal/serbuk sangat mudah larut dalam
hablur, tidak berwarna, etanol, kloroform, dalam
biasanya eter, dan dalam heksana,
membentukjarum/massa mudah larut dalam asam
yang melebar, bau enak asetat, dalam minyak
seperti minyak permen. mineral, dan dalam
minyak lemak, dan dala,
Karakteristik kimia : minyak atsiri.
Bila digerus dengan
camphora,
kloralhidrat/fenol sama
berat, campuran akan
mencair.
Camphora Karakteristik fisika : Larut dalam 700 bagian Antiiritan,
Hablur putih, massa hablur air dalam bagian etanol topical analges
tidak berwarna/putih, bau (95%)p,dalam 0,32
khas, tajam, rasa pedas dan bagian kloroform. Sangat
aromatik. mudah larut dalam eter p,
mudah larut dalam
Karakteristik kimia : minyak lemak.
BJ : ± 0,9
3. Pengawet
Ditambahkannnya pengawet ke dalam sediaan karena sediaan mengandung
media air yang merupakan media pertumbuhan mikroba.
Bahan Pemerian Kelarutan Inkompakti- Keterangan ADI
bilitas lain
Na- - Kristal granul - Air 1:1,8 -Gelatin - pH = 2-5 5 mg/
benzoat - Putih - Etanol 95% 1:75 -Garam feri - C=0,02-0,5% kg BB
(HPE, - Sangat - Etanol 90% 1:50 -Garam Ca
hal:662) higroskopis - Air 100% 1:1,4
- Amorf
Metil - Kristal putih - Air 1:4000 -Aktivitas - pH = 3-6 -
paraben - Tidak - Air 50° C 1:50 antimikroba dalam larutan
(Nipagin) berwarna - Air 80° C 1:30 -Turun dengan pembawa aqua
HPE, - Tidak berbau - Propilenglikol 1:5 adanya - rentang
hal:466 - Rasa terbakar - Gliserin 1:69 surfaktan pemakaian
- Larut bebas 0,015%-
dalam etanol dan 0,2%
eter
Propil - Kristal putih - Air 1:2500 -Magnesium C = 0,01- 10mg/kg
paraben - Tidak berbau - Propilenglikol -Aluminium 0,02% BB
(Nipasol) - Tidak berasa 1:39 silikat pH = 4-8
HPE, - Gliserin 1:250 -Magnesium rentang
hal:526 - Etanol 1: 1,1 trisilikat+besi pemakaian
- Sangat larut oksida 0,01-0,02%
dalam aseton
- Larut bebas
dalam alcohol
eter
Natrium - Tidak - Etanol 95% 1:24 -Asam pH = 7,8-9,2 -
propiona berwarna - Air 1:1 organik
(HPE, - Kristal tidak - Air panas 1:0,65
hal:699) transparan / - Praktis tidak larut
granul dalam kloroform
- Mudah dan eter
mengalir
- Tidak berbau /
lemah
4. Antioksidant
Bahan Kadar Karakteristik Fisika Karakteristik
Fungsi Kimia
Na-metabisulfit 0,01-1,0% Pemerian tidak berwarna, Dalam air, terurai
(HPE edisi 6, antioksidan Kristal prisma atau bubuk putih menjadi ion Na+
hal:691) berbau seperti sulfur dioksida dan H2SO3- ;
dan asam. pH=3,5-5,0 untuk
Kelarutan : sangat mudah larut 5% larutan pada
dalam gliserin, dalam air 1:9 suhu 20°C memiliki
titik didih <150°C
BHT (HPE edisi 0,0075- Bentuk Kristal padat, putih atau BJ nyata = 1,031
6, hal=75) 0,1% kekuningan praktis tidak larut g/cm³
antioksidan dalam air, gliserin, Titik didih = 265°C
propilenglikol,alkalihidroksial, Titik lebur = 70°C
sangat larut pada aseton,
benzene, etanol 95%, eter,
methanol, toluene, minyak
mineral, dan fixed oil. Pada
lemak lebih larut dari butyl
hidroxyanisol.
BAHAN AKTIF
OLEUM CAJUPUTI
BAB III
FORMULASI
Formula 1
Cara Pembuatan
1) Timbang cera alba 1 g dan vaselin album 12 g, kemudian dimasukkan pada cawan
porselin, dan dilebur di waterbath
2) Siapkan mortir hangat (no.1) masukkan dalam mortir hangat, aduk ad dingin.
3) Tambahkan Propilenglikol sebanyak 3 g aduk ad homogen (Campuran 1)
4) Timbang menthol 0,4 g + EDTA 0,02 g digerus di mortir berbeda, lalu tetesi
etanol 95% ad larut
5) Oleum cajuputi 2 g + BHT 0,2 g + Nipasol 0,02 g (pada mortir yang berbeda),
kemudian masukkan pada mortir (no.4).
6) Campuran 1 (no.3) dimasukkan ke no.5 aduk ad homogen dan terbentuk massa
ointment.
Masukkan mortir
hangat aduk ad dingin Aduk ad homogen
+ propilenglikol
Cara Pembuatan
1) Cera alba 0,4 g dan vaselin album 14,54 g dimasukkan pada cawan porselin dan
dilebur di waterbath.
2) Siapkan mortir hangat (no.1) masukkan dalam mortir hangat dan diaduk.
3) Menthol 0,6 g dan EDTA 0,04 dilarutkan pada Metil Salisilat 0,2 g (di luar),
kemudian masukkan ke dalam mortir (no.2)
4) Oleum cajuputi 2 g + BHT 0,2 g + Nipasol 0,02 g (pada mortir yang berbeda),
kemudian masukkan pada mortir (no.2) + olive oil 2 g, aduk ad homogen ad
terbentuk massa oinment.
Formula 3
Cara Pembuatan
1. Cera alba 1,4 g dan vaselin album 14,86 g, dimasukkan pada cawan porselin dan
dilebur di waterbath.
2. Siapkan mortir hangat (no.1) masukkan dalam mortir hangat dan diaduk.
3. Tambahkan Propilenglikol 0,1 gram, aduk ad homogen (Campuran 1)
4. Timbang Menthol 0,8 g dan EDTA 0,02 g dilarutkan pada Metil Salisilat 0,6 g (di
luar), kemudian masukkan ke dalam mortir
5. Oleum cajuput 2 g + BHT 0,2 g + Nipagin 0,02 g (pada mortir yang berbeda),
kemudian masukkan pada mortir (no.4), aduk ad homogen.(Campuran 2)
6. Campuran 1 masukkan ke Campuran 2, aduk ad terbentuk massa oinment.
Masukkan mortir
hangat aduk ad dingin Aduk ad homogen
+ propilenglikol
Scale Up (250 g)
Formula 2 ( dengan sedikit perubahan )
Cara Pembuatan
1) Cera alba 5 g dan vaselin album 176,75 g dimasukkan pada cawan porselin dan
dilebur di waterbath.
2) Siapkan mortir hangat (no.1) masukkan dalam mortir hangat dan diaduk.
3) Ol. Ment. pip 7,5 g dan EDTA 0,5 dilarutkan pada Metil Salisilat 7,5 g (di luar),
kemudian masukkan ke dalam mortir (no.2)
4) Oleum cajuputi 25 g + BHT 2,5 g + Nipasol 0,25 g (pada mortir yang berbeda),
kemudian masukkan pada mortir (no.2) + olive oil 2 g aduk ad homogen ad
terbentuk massa oinment.
+ olive oil
3.2 Penetapan pH
Alat : pH meter
Cara kerja :
a. Bersihkan elektrode yang digunakan dengan aquadest, bilas menyeluruh
kemudian keringkan dengan tissue
b. pH meter dikalibrasi dengan pH terstandart (pH 7)
c. Masukkan elektrode pH meter ke dalam sediaan yang di ukur ( 1 g dalam 9 ml
aquadest bebas CO2)
d. Tunggu sampai alat menunjukkan angka konstan, lalu catat pH-nya
BAB IV
HASIL EVALUASI
4.1 Organoleptis
Warna : Putih
Tekstur : Halus
Bau : Sesuai ( menthol + cajuputi )
Sensasi : Dingin
Daya lengket : Lengket
4.2 pH
4.3 Viskositas
Viskositas 1 : 300 dPa’s
300+300+300
Viskositas rata-rata : =300 dPa’s
3
Sensasi
30
25
20
Total perhitungan
15
10
5
0
Dingin Biasa Agak hangat Hangat
Dari hasil grafik diatas dapat disimpulkan bahwa ointment yang kami buat
memberikan sensasi agak hangat pada kulit.
b. Mudah dioleskan/digunakan
Sangat sukar Sukar Mudah dioles Sangat mudah
dioles dioles dioles
(1) (2) (3) (4)
Jumlah
0 0 10 0
korespondensi
Total
- - 30 -
perhitungan
Pengolesan
30
20
10 Total perhitungan
0
es es es es
i ol iol iol iol
rd r
d
ah
d
ah
d
ka ka
su Su ud ud
at M tm
ang n ga
S Sa
Dari hasil grafik diatas dapat disimpulkan bahwa ointment yang kami buat
mudah dioleskan.
c. Pencucian
Sangat Mudah Agak Sukar Sukar
mudah dicuci dicuci dicuci dicuci
(1) (2) (3) (4)
Jumlah
korespondens 0 0 6 4
i
Total
- - 18 16
perhitungan
Pencucian
20
15
ointment
10
5
0
Sangat Mudah Agak Sukar
mudah Sukar
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa ointment yang kami buat adalah
agak sukar dicuci.
d. Tekstur
Kasar Agak kasar Lembut Sangat lembut
(1) (2) (3) (4)
Jumlah
0 0 10 0
korespondensi
Total
- - 30 -
perhitungan
Tekstur
35
30
25
Total perhitungan
20
15
10
5
0
Kasar Agak kasar Lembut Sangat lembut
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa ointment yang kami buat
memiliki tekstur lembut saat dioleskan pada kulit.
e. Daya lengket
Tidak Agak Lengket Sangat
lengket Lengket lengket
(1) (2) (3) (4)
Jumlah
korespondens 0 0 10 0
i
Total
- - 30 -
perhitungan
Daya Lengket
35
30
25
Total perhitungan
20
15
10
5
0
Tidak lengket Agak Lengket Lengket Sangat lengket
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa sediaan ointment yang kami buat
lengket di kulit.
f. Bau
Tidak Agak Berbau Sangat
berbau berbau berbau
(1) (2) (3) (4)
Jumlah
0 0 7 3
korespondensi
Total
- - 21 12
perhitungan
Bau
25
20
15 ointment
10
5
0
Tidak Agak Berbau Sangat
berbau berbau berbau
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa sediaan ointment yang kami buat
memiliki bau yang aseptabel (menthol).
4.5 Uji Viskositas
Y= a+bx
= 7,3058 + 0,00058 x
Gambar grafik :
9
8
f(x) = 0.31 x − 96.66
7 R² = 0.75
6
5
4
Linear ()
3
2
1
0
328 329 330 331 332 333 334
Dari grafik tersebut di atas dihasilkan bahwa nilai dari slope adalah sebesar
0,0006 cm/g. Harga slope menunjukkan besarnya kemampuan menyebar suatu
sediaan akibat penambahan suatu satuan beban atau dapat dikatakan sebagai daya
sebar dari suatu sediaan.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan ointment ini kami mencoba membuat tiga formula
yang berbeda baik dari segi exipient yang digunakan dan cara pembuatan. Hal ini
bertujuan untuk melihat perbedaan antara formula yang satu dengan formula yang lain,
terutama dari aspek aseptabilitas. Pada formula 1 dan 2 basis yang kami pakai adalah
basis hidrokarbon yaitu vaselin album dan cera alba, untuk pengawet yang digunakan
adalah nipasol. Sedangkan pada formula 3 basis yang kami gunakan juga adalah vaselin
album dan cera alba, namun untuk pengawet yang digunakan adalah nipagin. Untuk
enhancer dalam ketiga formula kami sama-sama menggunakan menthol karena selain
bermanfaat sebagai enhancer menthol juga dapat berfungsi sebagai corigen odoris
sehingga dapat memberikan bau yang lebih aseptabel pada sediaan. Dari ketiga formula
didapatkan pH yang sama yaitu 7, yang membedakan adalah aseptabilitas dari ketiga
sediaan. Sediaan formula 2 memiliki bau yang lebih aseptabel dibandingkan formula 1
dan 3 karena itu dipilih formula 2 untuk tahap scale up dengan sedikit perubahan. Pada
tahap up scale kami mengganti enhancer menthol dengan oleum ment. pip agar di dapat
bau yang tidak terlalu menyengat, sebab pada tahap percobaan hasil yang di dapat adalah
bau menthol pada formula 2 sangat menyengat.
Setelah dilakukan scale up kami melakukan uji evaluasi pada sediaan ointment
meliputi organoleptis, daya sebar, viskositas dan aseptabilitas. Pada uji organoleptis
sediaan ointment memiliki warna putih dan bau sesuai dengan spesifikasi yang kami
inginkan yaitu berbau menthol dan sedikit berbau oleum cajuputi. Pada uji aseptabilitas
sediaan juga memiliki hal sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Dari segi
kelembutan kami menginginkan sediaan yang lembut jika dioleskan ke kulit, dan setelah
dilakukan uji aseptabilitas pada 10 responden sebagian besar mengatakan kalau sediaan
ointment kami memiliki tekstur yang halus. Untuk uji sensasi juga sesuai dengan
spesifikasi yang kami inginkan, spesifikasi yang kami inginkan adalah sediaan yang
menimbulkan sensasi hangat, dan setelah dilakukan uji pada 10 responden sebagian besar
responden mengatakan bahwa sediaan ointment kami menimbulkan rasa agak hangat.
Untuk uji aseptabilitas kelengketan juga sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan,
banyak responden yang berpendapat sediaan kami agak lengket. Hal ini disebabkan
karena viskositas sediaan kami cukup bagus yaitu 300 dPa’s.
Uji daya sebar pada sediaan kami didapat harga slope sebesar 0,0006 dimana
harga slope disini menunjukkan besarnya kemampuan menyebar sediaan. Sedangkan
pada uji viskositas hasil yang didapat adalah 300 dPa’s
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan :
1) Setelah dilakukan evaluasi sediaan oinment yang kami buat memiliki hasil yang
cukup sesuai dengan kriteria sediaan dan beberapa hal juga memenuhi spesifikasi
yang telah direncanakan, yaitu kehalusan dan kelengketan pada kulit.
2) Untuk sediaan oinment diperoleh hasil yang cukup sesuai tetapi masih diperlukan
formula yang lebih sesuai agar diperoleh hasil yang lebih baik.
6.2 Saran :
Duptus
D o s is , In d i k a s i, K o n t r a in d ik a s i
E f e k s a m p in g : L ih a t b r o s u r
DAFTAR PUSTAKA