WORKING PAPER
Bambang Pramono
Januar Hafidz
Justina Adamanti
Maulana Harris Muhajir
Muhammad Sahirul Alim
Desember, 2015
Abstrak
1 Peneliti ekonomi senior, peneliti ekonomi senior, peneliti ekonomi, peneliti ekonomi, dan
research fellow di Grup Riset dan Pengaturan Makroprudensial (GRMP), Departemen
Kebijakan Makroprudensial (DKMP), Bank Indonesia.
Pendapat dalam paper ini merupakan pendapat penulis dan bukan merupakan pendapat
resmi DKMP atau Bank Indonesia.
E-mail: bpramono@bi.go.id, januar@bi.go.id, justina@bi.go.id, maulana_hm@bi.go.id, dan
msahirulalim@gmail.com.
1
I. PENDAHULUAN
2
Gambar 1. Kredit yoy, PDB yoy, dan Buffer CAR
Salah satu hal yang perlu dicermati dari penerapan kebijakan CCB adalah
apakah kebijakan ini efektif dalam menekan pertumbuhan kredit yang berlebihan
sebagai salah satu sumber risiko sistemik. Beberapa literatur ekonomi
mengemukakan bahwa regulasi pada permodalan bank dapat mempengaruhi
pertumbuhan kredit melalui 2 (dua) channel, yakni lending channel dan capital
channel. Lending channel terfokus pada penurunan penyaluran kredit akibat
peningkatan biaya, sedangkan capital channel terfokus pada penurunan penyaluran
kredit akibat peningkatan kebutuhan modal. Namun, kedua transmisi tersebut
dapat tidak terjadi atau dengan kata lain regulasi permodalan tidak mempengaruhi
pertumbuhan kredit apabila beberapa asumsi tidak terpenuhi. Penurunan kredit
melalui lending channel bisa tidak terjadi ketika bank memiliki sumber modal yang
kuat dan akses dana yang lebih luas (tidak hanya terbatas pada DPK). Begitu pula
dalam capital channel, bank dapat menyesuaikan besaran modal tanpa
mempengaruhi portofolio kreditnya ketika memiliki kelebihan modal yang cukup
tinggi atau mampu meningkatkan modalnya karena memiliki akses luas terhadap
sumber modal.
3
menggunakan data perbankan Perancis, Deriantino (2011) menggunakan sampel
data perbankan Indonesia, serta Xiong (2013) menggunakan sampel data perbankan
Tiongkok. Di samping itu, terdapat juga studi yang dilakukan Drehmann dan
Gambacorta (2011) yang menunjukkan bahwa penambahan buffer CCB mampu
menurunkan pertumbuhan kredit, khususnya di Spanyol. Sebaliknya, hubungan
antara permodalan bank dan pertumbuhan kredit yang positif ditemukan pada hasil
studi Berrospide dan Edge (2010) yang menggunakan data perbankan di Amerika
Serikat walaupun dengan besaran yang relatif kecil.
Sistematika penulisan kajian ini adalah sebagai berikut. Bab 1 berupa latar
belakang perlunya mengetahui dampak implementasi CCB terhadap pertumbuhan
kredit perbankan. Selain itu, juga dijelaskan tujuan dan batasan penelitian. Bab 2
berupa studi literatur yang menjelaskan motif bank menjaga level buffer
permodalan, hubungan modal, dan kredit bank serta beberapa studi yang telah
dilakukan sebelumnya. Bab 3 berupa penjelasan data dan persamaan yang
digunakan untuk mengestimasi pengaruh pengaturan permodalan terhadap kredit
dengan kasus perbankan Indonesia. Bab 4 berupa urai hasil analisis dengan
menggunakan persamaan yang didefinisikan pada data bank secara industri dan
berdasarkan kelompok. Bab 5 akan disajikan simpulan dan rekomendasi terkait
penelitian ini.
4
II. TINJAUAN LITERATUR
Nier dan Baumann (2006) berpendapat bahwa bank menjaga buffer modal
untuk mengurangi resiko insolvency. Hal itu dapat dicapai dengan meningkatkan
level permodalan dari batas ketentuan modal minimum. Selain itu, bank menjaga
buffer modal sebagai sinyal kepada pasar ataupun agen pemeringkat agar menjadi
bersaing dalam hal mendapatkan pendanaan yang lebih efisien. Jokipii dan Milne
(2006) menyatakan bahwa buffer modal juga dapat menjadi antisipasi terhadap
segala unexpected shocks, khususnya ketika terdapat tekanan pada sistem
keuangan.
Selain beberapa alasan di atas, bank menjaga level buffer modal juga untuk
alasan teknis, yakni sebagai pengaman agar terhindar dari pelanggaran ketentuan
modal minimum (Jokipii dan Milne, 2006; Nier dan Baumann, 2006). Tabak et al.
(2011) menyatakan bahwa ketika regulasi modal minimum berubah, bank tidak
dapat menyesuaikan level modal seketika. Hal itu disebabkan oleh adanya
adjustment cost terkait peningkatan modal baru dari eksternal (fresh external
capital).
2 Yang dimaksud dengan buffer permodalan adalah selisih antara modal aktual dan modal
minimum yang wajib dibentuk oleh bank.
3 Disiplin pasar dalam sektor perbankan dapat dimaknai sebagai situasi ketika privat sector
agent dihadapkan pada berbagai komponen biaya sebagai akibat bank melakukan tindakan
yang berisiko dan mengambil tindakan yang berbasis biaya (Berger, 1991).
5
2.2 Hubungan Modal dan Kredit Perbankan
Sementara itu, buffer modal bank akan berkurang ketika terjadi peningkatan
ketentuan modal minimum. Terdapat dua kondisi yang memungkinkan regulasi
permodalan dapat mempengaruhi penyaluran kredit melalui transmisi capital
channel. Kondisi pertama ialah bank memilih untuk memenuhi ketentuan
permodalan karena menyadari pelanggaran terhadap ketentuan modal minimum
sangat berisiko (Van den Heuvel, 2002 yang dikutip dari Gambacorta & Ibanes,
2011). Bank yang tidak memiliki buffer modal tinggi dan tidak memiliki akses luas
terhadap sumber permodalan lainnya akan melakukan penyesuaian pada jumlah
kredit yang disalurkan. Sebaliknya, bank yang mempunyai buffer modal lebih atau
memiliki akses lebih luas terhadap sumber modal dapat menyesuaikan besaran
modal yang harus dipenuhi tanpa mempengaruhi portofolio kreditnya. Kondisi
kedua adalah jika pasar untuk ekuitas bank tidak sempurna karena bank tidak
dapat dengan mudah mengeluarkan ekuitas baru, terutama pada periode krisis
6
karena adanya tax disadvantage serta masalah adverse selection dan agency cost
(Gambacorta & Mistrulli, 2003).
C. The Effects of Bank Capital on Lending: What do we know and what does
it mean? (J.M. Berrospide dan R.M. Edge, 2010)
Studi ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana regulasi permodalan
perbankan mempengaruhi kredit perbankan di US. Selain menggunakan metode
7
regresi data panel dinamis dengan menggunakan sampel 165 Bank Holding
Companies (BHC) pada periode 1992Q1–2009Q3 di US, studi ini juga
mengestimasi data agregat bank komersial dengan menggunakan vector auto
regression (VAR). Tahap awal studi mengestimasi regresi data panel dengan
menggunakan sampel BHC di US dengan dua pendekatan. Pertama
menggunakan capital index untuk melihat perbedaan pengaruh permodalan jika
bank mengalami surplus atau defisit seperti dalam Hancox and Wilcox (1994).
Kedua menggunakan CAR aktual seperti dalam Bernanke & Lown (1991). Hasil
studi menemukan bahwa baik menggunakan capital index maupun CAR,
permodalan memiliki hubungan positif terhadap pertumbuhan kredit, tetapi
studi tersebut menunjukkan magnitude pengaruh permodalan yang tidak terlalu
besar terhadap pertumbuhan kredit.
D. The Effects of Countercyclical Capital Buffers on Bank (Lending Drehmann
dan Gambacorta, 2011)
Studi ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh
implementasi CCB terhadap kredit perbankan di Spanyol. Metode yang
digunakan adalah regresi panel dinamis dengan menggunakan GMM
(generalized methods of moments) pada data 772 bank di UE dan UK pada
periode 1999Q1–2009Q4 (balanced). Adapun data modal yang dipergunakan
pada simulasi adalah modal aktual ditambah dengan buffer CCB. Hasil studi
menunjukkan bahwa CCB mampu mengurangi pertumbuhan kredit pada saat
credit booms dan mengurangi kontraksi kredit ketika buffer CCB di-release.
E. Bank Capital Buffer Decision Under Macroeconomics Fluctuation:
Evidence for the Banking Industry of China (Huan-Xian dan Xiong-Qiyue,
2014)
Studi ini bertujuan untuk menganalisis perilaku perbankan dalam
mengambil keputusan level buffer modal dalam fluktuasi siklus bisnis dan
transmisi yang memungkinkan CCB mempengaruhi makroekonomi Tiongkok.
Metodologi yang digunakan adalah regresi panel dinamis dengan menggunakan
GMM pada data 45 bank komersial di Tiongkok pada periode 2000–2010. Hasil
studi menemukan bukti bahwa buffers modal perbankan di Tiongkok
berperilaku countercyclical terhadap siklus bisnis. Sehubungan dengan CCB,
peneliti menyatakan bahwa adanya kebijakan penguatan permodalan seperti
CCB akan semakin memperkuat perilaku countercyclical perbankan Tiongkok.
8
III. DATA DAN METODOLOGI
3.1 Data
9
parameter smoothing 25.000) dengan batas bawah (L) 3 dan batas atas (H) 6. Gambar
2 menunjukkan besaran buffer rate CCB berdasarkan indikator utama.
ROA dan total aset merupakan variabel yang diduga mampu menjelaskan
pertumbuhan penyaluran kredit perbankan. ROA merupakan proksi dari
profitabilitas perbankan, sedangkan total aset merupakan proksi dari ukuran (size)
perbankan. Dalam penelitian ini juga akan dibahas bagaimana perilaku perbankan
ketika terjadi perubahan regulasi permodalan seperti CCB berdasarkan ukuran/
kelompok bank. Selain dipengaruhi oleh faktor perbankan itu sendiri, pertumbuhan
kredit juga dipengaruhi oleh faktor makroekonomi, seperti PDB dan suku bunga.
Pertumbuhan ekonomi dapat memicu sifat prosiklikalitas kredit, yaitu
meningkatkan pertumbuhan kredit. Sementara itu, suku bunga yang tinggi dapat
menekan pertumbuhan kredit.
10
untuk estimasi persamaan panel dinamis. Metode GMM akan menghasilkan
penduga parameter yang tidak bias, konsisten, dan efisien.
Terdapat dua prosedur estimasi yang lazim digunakan dalam kerangka GMM,
yakni first difference GMM (FD–GMM) dan system GMM. Prinsip metode FD-GMM
adalah mengombinasikan matriks variabel instrumen persamaan first difference
dan matriks variabel instrumen persamaan series asli. Sementara itu, ide dasar
penggunaan metode system GMM adalah penggunaan lagged level dari i, t, y sebagai
pengubah instrumen persamaan dalam first differences dan menggunakan lagged
differences dari i, t, y sebagai variabel instrumen persamaan dalam level (Blundell
dan Bond, 1998). Namun, estimator dari GMM mungkin dapat menghasilkan
estimasi yang bias dalam kasus weak instrumental variable. Hal itu dapat dideteksi
dengan membandingkan estimator AR dari pooled least squares, fixed effect, dan
GMM. Estimator pooled least squares bersifat biased upwards dan estimator dari
fixed-effects bersifat biased downwards. Estimator yang tidak bias berada di antara
keduanya.
11
3. Persamaan (3): seperti pada persamaan (2), tetapi dengan dummy waktu untuk
melihat hubungan antara kredit dan modal ketika CCB diaktivasi.
Persamaan (3) bertujuan untuk melihat hubungan antara kredit dan modal
pada saat rate CCB ditetapkan lebih dari 0%, waktu yang digunakan berdasarkan
indikator utama untuk menghitung besaran buffer rate CCB. D_CCB adalah
dummy saat rate CCB >0%.
4. Persamaan (4): melihat hubungan antara kredit dan modal, modal ditambahkan
buffer CCB.
3.3 Hipotesis
12
memiliki hubungan negatif terhadap kredit. Hal itu didasari oleh transmisi
berdasarkan lending channel dan capital channel sebagai berikut.
Loanable
CCB CAR Kredit
Fund
Total aset, ROA, dan PDB diharapkan memiliki hubungan positif terhadap
kredit. Ketika bank dalam kondisi sehat—antara lain ditandai dengan jumlah aset
dan profit yang dimiliki—kredit cenderung akan meningkat. Begitu pula ketika
ekonomi berada pada fase ekspansi, kredit cenderung meningkat. Sementara itu, BI
rate diharapkan memiliki hubungan negatif terhadap kredit. Ketika suku bunga
meningkat, kredit akan berkurang. Rangkuman ekspektasi hubungan (expected
sign) antara variabel yang digunakan dengan kredit terdapat pada Tabel 2.
13
IV. HASIL ANALISIS
Pada persamaan (3) ditambahkan variabel dummy CCB yang bernilai 1 ketika
CCB aktif (rate CCB diatas 0%) dan 0 ketika CCB tidak aktif (rate CCB 0%) sebagai
variabel kontrol berupa dummy interaction antara modal dan waktu aktivasi CCB.
Hasil estimasi persamaan (3) tetap menghasilkan nilai estimator CAR yang konsisten
bernilai negatif dan signifikan.
14
Tabel 3. Hasil Estimasi Industri Perbankan
Variable Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan
(1) (2) (3) (4)
Ln_Kredit (-1) 0.9880*** 0.8786*** 0.8768*** 0.8762***
(0.0055) (0.0387) (0.0295) (0.0372)
Car -0.0044** -0.0064** -0.0001
(0.0024) (0.0034) (0.0006)
Ln_Total 0.1210*** 0.1215*** 0.1204***
Aset
(0.0438) (0.0316) (0.0408)
ROA 0.0151*** 0.0161*** 0.0148***
(0.0066) (0.0049) (0.0058)
PDB yoy 0.0089*** 0.0127*** 0.0103***
(0.0044) (0.0056) (0.0018)
BI rate (-1) -0.0073*** - -0.0062***
0.0055***
(0.0020) (0.0025) (0.0018)
CAR_CCB -0.0052*
(0.0030)
CAR * -
D.CCB 0.0007***
(0.0003)
Cons 0.3188*** 0.0997 0.0432 0.1107
(0.1085) (0.1721) (0.0025) (0.1796)
Quarterly Yes Yes Yes Yes
Dummies
15
Tabel 3. (lanjutan)
Variable Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan
(1) (2) (3) (4)
Hansen 0.899 0.168 0.906 0.128
Test (p-
value)
Differences
Hansen
Test (p-
value)
All System 1 0.569 1 0.512
GMM
instrument
Based on 0.961 0.588 0.999 0.659
Lagged
Dependent
Variable
16
berimbang antar-BUKU karena BUKU 4 hanya terdiri atas 4 bank, BUKU 3 terdiri
atas 17 bank, BUKU 2 terdiri atas 49 bank, dan BUKU 1 terdiri atas 48 bank).
17
IV. PENUTUP
5.1 Simpulan
18
REFERENSI
Bank for International Settlements (2012) “A framework for dealing with domestic
systemically important banks”
B.M. Tabak, A.C. Noronha & D. Cajueiro (2011) “Bank Capital Buffers. Lending
Growth, and Economic Cyclce : Empirical Evidence for Brazil “
Bridges et.al. (BOE, 2014) “The Impact of Capital Requirements on Bank Lending”
Bank of England Working Papers
Coffinet, J., Coudert, V., A & Pouvelle, C. (2012) “Two Way Interplays Between
Capital Buffers and Credit Growth : Evidence from French Bank “ Journal of
International Capital Markets, Institutional and Money, 1110 – 1225
Deriantino, Elis. (2011) ”Prosiklikalitas Buffer Modal Bank di ASEAN” –
Drehmann, M., Gambacorta, L. 2011. “The Effect of Countercyclical Capital Buffers
on Bank Lending”. Applied Economics Letters ISSN 1350–4851 print/ISSN
1466–4291 online # 2011 Taylor & Francis
Franciss, W.B. & Osborne, M. (2012) “ Capital Requirements and Bank Behaviours in
the UK : Are There Lessons for International Capital Standars ? “ Journal of
Banking & Finance (36) : 803 – 816
Gambacorta, L., & Mistrulli, P.M., (2003) “ Bank Capital and Lending Behaviour :
Empirical Evidence for Italy “. Banca d’Italia, Research Deparment
Huang, X. & Xiong, Q. (2015) “ Bank Capital Buffer Decisions Under Macroeconomic
Fluctuations : Evidence for The Banking Industry of China ” International Review
of Economics and Finance (36) 30 – 39
J.M. Berrospide & R.M. Edge (2010)” The Effects of Bank Capital on Lending : What
do we know and what does it mean ?” –
Jokipii, T. & Milne, A. (2008). “ The Cyclical Behaviour of European Bank Capital
Buffers “ Journal of Banking and Finance (32): 1440-1451
Nier, E & Baumman, U. (2006) ” Market Dicipline, Disclosure, and Moral Hazard in
Banking “, Journal of Financial Intermediation (15): 332-361
Utari, G.A.D., Arimurti, T., Kurniati, I.N., (2012) ”Pertumbuhan Kredit
Optimal dan Kebijakan Makroprudensial untuk Pengendalian Kredit”, Bank
Indonesia.
19
LAMPIRAN
KELOMPOK BUKU 1
Variabel Obs Mean Std. Min Max
Dev.
Permodalan 1806 23.25 11.32 2.87 69.43
(CAR)
Profitablitas 1806 2.13 3.83 - 42.21
(ROA) 56.91
Size (Ln_Aset) 1806 14.01 1.08 9.85 16.51
Ln_Kredit 1806 13.55 1.18 9.03 16.36
20
Tabel 2. (lanjutan)
KELOMPOK BUKU 2
Permodalan 1428 20.83 10.99 6.26 69.26
(CAR)
Profitablitas 1428 3.05 3.28 -47.09 30.73
(ROA)
Ln_Aset 1428 15.70 1.05 11.99 17.63
Ln_Kredit 1428 15.21 1.11 9.88 17.23
KELOMPOK BUKU 3
Permodalan 630 20.10 9.26 0.11 69.34
(CAR)
Profitablitas 630 2.57 1.72 -1.49 14.80
(ROA)
Size (Ln_Aset) 630 17.48 0.89 15.00 19.28
Ln_Kredit 630 17.14 0.87 14.82 18.97
KELOMPOK BUKU 4
Permodalan 168 17.27 3.18 11.80 26.60
(CAR)
Profitabilitas 168 3.52 1.85 -1.04 15.47
(ROA)
Size (Ln_Aset) 168 19.42 0.53 17.81 20.47
Ln_Kredit 168 18.88 0.63 17.54 20.04
21