Anda di halaman 1dari 19

IMF DALAM PERSPEKTIF TEORI DEPEDENSI DAN PERUBAHAN

SOSIAL

Oleh
Siti Khadijah
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Komunikasi, Sastra dan Bahasa Universitas Islam “45” Bekasi

Abstract

Economic crisis that hit Indonesia in mid-1997 resulted in Indonesian debt


, both government debt and private sector due to the weakening rupiah soaring .
As a result of the crisis , since 1998 , the government has shaped domestic debt
bonds . The debt was used to finance the dam restruktrisasi banking recapitula-
tion almost bangkrut.Dalam this case , the IMF emerged a hero who will be the
savior of the Indonesian economy in the form of loans . Through its lending , the
IMF actually just adds to the burden of debt to support the balance of payments
position . Therefore , the recovery was apparent because the IMF is not the result
of an increase in private capital flows and increase net exports . The emergence
of dependency theory as the impact of economic policies from the IMF have led to
changes in the economy in Indonesian society , both positive and negative . This is
consistent with the existence of two views of the dependency theory expressed by
Sztompka (2008 ) , the outlook is pessimistic ( Andre Gunder Frank , 1969) and
the outlook is rather optimistic ( F Cardoso and E. Falet , 1964) . Symptoms of
social change arising from both dependency theory .

Keywords: IMF, Dependency theory and Social Change

PENDAHULUAN dari penguasaan secara langsung


Setelah berakhirnya PD II, menjadi penguasaan secara tidak
gerakan nasionalisme di negara-negara langsung khususnya dalam bidang
berkembang menjadi sulit dibendung, politik dan ekonomi.
satu persatu negara-negara jajahan Salah satu teknik yang dapat
memerdekakan dirinya atau diberi dijadikan alat untuk penguasaan
kemerdekaan oleh penjajahnya. ekonomi negara dunia ketiga adalah
Bangkitnya semangat nasionalisme ini dalam bidang Ekonomi Politik. Dalam
sangat menyulitkan penjajah di pengertian umum, ekonomi politik
manapun juga, sehingga negara-negara adalah hubungan ekonomi antar negara
kolonialis mulai merubah policy-nya yang sarat dengan nuansa kepentingan

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


politik negara yang bersangkutan. dengan Indonesia, selain itu Soekarno
Salah satu contoh dalam ekonomi juga melihat hal ini dipicu karena In-
politik adalah bantuan suatu negara donesia menasionalisasi perusahaan-
kepada negara lain, yang dibalik perusahaan Inggris . Insiden ini
bantuan tersebut tersirat tujuan untuk: berimbas terhadap
“menggemukkan sapi agar dapat hubungan Indonesia dengan IMF,
diperah susunya”. Peran IMF di Indo- sesepakatan sebelumnya dengan IMF
nesia dimulai ketika presiden Soekarno dibatalkan oleh Soekarno.
memainkan peran non blok ditengah Krisis Ekonomi yang
pertarungan kuasa antara Amerika dan menghantam Indonesia pada
Soviet yang semakin meningkat, peran pertengahan 1997 mengakibatkan
tersebut dapat dimainkan dengan utang Indonesia, baik itu utang luar
cantik oleh Soekarno dengan dukungan negeri pemerintah maupun swasta
dari negara-negara dunia ketiga, membumbung tinggi karena
namun kedua blok yang bertarung melemahnya rupiah. Akibat dari krisis
kuasa tersebut mendesak Soekarno tersebut, sejak tahun 1998, pemerintah
untuk memilih satu diantara dua. memiliki utang dalam negeri berbentuk
Amerika menggunakan IMF sebagai obligasi. Utang itu dipergunakan untuk
alatnya, pada tahun 1962 delegasi IMF membiayai rekapitulasi dam
mengadakan kunjungan ke Indonesia restrukturisasi perbankan yang hampir
untuk menawarkan proposal bantuan bangkrut.
finansial dan kerjasama, setahun Dalam hal ini, IMF muncul bak
kemudian tepatnya pada bulan maret pahlawan yang akan menjadi
1963 Amerika Serikat menyediakan penyelamat
utang sebesar US$ 17 juta dan dalam perekonomian Indonesia dalam bentuk
dua bulan kemudian pemerintah Indo- pinjaman. namun, pada kenyatannya,
nesia mengumumkan rangkaian utang kepada IMF tidak hanya banyak
kebijakan ekonomi baru (devaluasi ru- memberikan kebaikan pada
piah, anggaran negara yang ketat dan masayarakat, malah utang Indone-
pemotongan subsidi) yang selaras sia menjadi smeakin menggunung.
dengan resep kebijakan IM Pendekatan yang digunakan oleh IMF
Namun keadaan berubah 180 keseluruh dunia relatif sama yaitu
derajat pada bulan September 1963, melalui program Financial Program-
ketika pemerintah Inggris ming. Lewat pinjamannya, IMF
menyatakan Malaysia sebagai bagian sebenarnya hanya menambah beban
federasi Inggris tanpa konsultasi utang untuk mendukung posisi neraca
terlebih dahulu. Soekarno melihat pembayaran. Karena itu, perbaikan
pernyataan tersebut adalah upaya yang dilakukan IMF bersifat semu
untuk menggangu stabiltas kawasan karena bukan hasil peningkatan aliran
Asia Tenggara terutama karena Malay- modal swasta maupun peningkatan
sia secara geografis sangat dekat ekspor netto. Munculnya teori

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


ketergantungan sebagai dampak perang. Berdirinya IMF juga
kebijakan ekonomi yang berasal dari mempunyai misi untuk memberikan
IMF telah menyebabkan terjadinya bantuan kepada Negara-negara yang
perubahan masyarakat dalam tengah mengalami kesulitan likuidasi
perekonomian di Indonesia baik positif keuangan atau menghadapi masalah
maupun negatif. Hal ini sesuai dengan moneter (Maulani, 2003: 183). Dana
adanya dua pandangan terhadap teori Moneter Internasional atau Interna-
ketergantungan yang diutarakan oleh tional Monetary Fund
Sztompka (2008), yaitu pandangan (IMF) adalah organisasi
yang bersifat pesimis (Andre Gunder internasional yang bertanggungjawab
Frank, 1969) dan pandangan yang dalam mengatur sistem finansial global
bersifat agak optimis (F Cordoso dan dan menyediakan pinjaman kepada
E. Falet, 1964). Gejala perubahan negara anggotanya untuk membantu
sosial yang timbul sebagai akibat dari masalah-masalah keseimbangan neraca
kedua teori ketergantungan. keuangan masing-masing negara. Sa-
Berdasarkan uraian tersebut, lah satu misinya adalah membantu
wajar jika muncul pertanyaan dalam negara-negara yang mengalami
diri kita, masih relevankah kesulitan ekonomi yang serius, dan
jika Indonesia masih bergantung sebagai imbalannya, negara tersebut
kepada IMF? Meskipun saat ini diwajibkan melakukan kebijakan-
Presiden SBY telah berusaha untuk kebijakan tertentu,
memutuskan hubungan dengan IMF. misalnya privatisasi badan usaha milik
Namun masih saja banyak pakar negara. Dari negara-negara
ekonomi yang mengganggap pinjaman anggota PBB, yang tidak menjadi
dana IMF itu masih diperlukan. anggota IMF adalah Korea
Utara, Kuba, Liechtenstein, Andorra,
PEMBAHASAN Monako, Tuvalu dan Nauru
Sejarah Singkat IMF Lembaga itu kemudian
IMF (International Monetery berkembang menjadi lembaga multi-
Fund) adalah lembaga keuangan lateral yang (konon) diharapkan
internasional yang didirikan oleh nega- mendorong terciptanya kerjasama
ra-negara barat pemenang Perang keuangan internasional, mendorong
Dunia II. IMF lahir dari sebuah ekspansi dan pertumbuhan
pertemuan yang bernama Konferensi perdagangan internasional yang
tentang Sistem Moneter dan Keuangan berimbang, mendorong kestabilan nilai
di kota Breton Woods, New Hamshire, tukar, membantu terciptanya sistem
Amerika Serikat pada tahun 1944. pembayaran internasional,
Berdirinya lembaga keuangan tersebut mangusahakan tersedianya likuiditas
bertujuan untuk memulihkan sementara bagi yang mengalami
perekonomian bagi negara-negara masalah neraca pembayaran negara-
Eropa Barat yang hancur akibat negara anggotanya.

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


IMF, sejak berdirinya tanggal 27 ditebak. Terlepaas dari keberhasilan
Desember 1945, yang pendiriannya atau kegagalannya dalam memulihkan
ditandatangani oleh 29 negara, hingga perekonomian sebuah negara,
kini jumlah anggotanya sudah pelaksanaan program ekonomi IMF
mencapai 183 negara merdeka. Akan dapat dipastikan akan berakibat pada
tetapi, proses pengambilan keputusan menguatnya dominasi TNC terhadap
di IMF dilakukan tak ubahnya seperti perekonomian negara-negara yang
proses pengambilan keputusan dalam menjadi pasiennya.
sebuah perusahaan. Sesuai dengan Oleh karena itu, kepentingan
ketentuan yang berlaku, proses G-7 dan para TNC tersebut dituangkan
pengambilan keputusan di IMF ke dalam program ekonomi IMF dalam
dilakukan berdasarkan jumlah berbagai penekanan, seperti pada
kepemilikan saham, yaitu dengan (Cyrillus, 2004):
ketentuan 85% setuju. Padahal Negara- 1. Pengetatan anggaran negara untuk
negara G-7 saja yang terdiri dari menjamin kelancaran pembayaran
Amerika Serikat, Inggris, Jepang, hutang.
Kanada, Jerman, Perancis dan Italia, 2. Liberalisasi sektor keuangan untuk
sudah menguasai 45% suara. Dengan memberi keleluasaan kepada para
demikian, praktis negara-negara kaya pemodal internasional untuk datang
ini mendominasi. dan pergi sesuka hati mereka.
Celakanya lagi, AS adalah 3. Liberalisasi sektor perdagangan
pemegang saham utama dengan 18% untuk mempermudah penetrasi
suara. jadi Praktis tidak ada keputusan produk negara-negara industri
yang dapat diambil tanpa persetujuan maju.
AS. Dengan demikian, bagaimana 4. Privatisasi BUMN untuk
mungkin IMF berkerja tidak untuk memperlemah intervensi negara
kepentingan negara-0negara G-7. dan memperkuat dominasi TNC di
Ironisnya, yang berada dibalik negara- negara-negara yang bersangkutan
negara G-7 itu adalah perusahaan- dengan harga murah.
perusahaan Transnasional Company
(TNC). Delegasi negara-negara G-7 Jadi, kegagalan utama IMF
hampir selalu berangkat dengan yang sesungguhnya bukan terletak
membawa sejumlah titipan dari TNC pada kinerja pemulihan ekonominya,
negara mereka masing-masing. Jadi, melainkan pada jati dirinya sebagai
dapat dikatakan bahwa program IMF agen kepentingan TNC. Pelaksanaan
sesungguhnya tidak lebih dari agenda program ekonomi IMF yang
terselebung para TNC tersebut. Artinya didominasi oleh kepentingan negara G-
target dan pelaksanaan program 7 menyebabkan pelembagaan suatu
ekonomi IMF terhadap para sistem kolonialisme baru,
”pasiennya yang kekurangan gizi” dikorbankannya kepentingan rakyat
(negara berkembang) menjadi mudah untuk menyelamatkan para bankir,

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


meningkatnya komersialisasi yang muluk untuk menaikkan
pelayanan publik, meluasnya program menaikkan harga
pengangguran, merosotnya upah komoditas strategis seperti pangan,
buruh, melebarnya kesenjaangan kaya air bersih dan BBM. Tahapan ini
miskin dan semakin kompleksnya akan menuju tahapan ”kerusuhan
krisis ekonomi (Al- Wa’ie, 2003:34- IMF”, yaitu sebuah kekacauan di
36). dalam negara penerima bantyuan
Tatkala suatu misi IMF IMF dalam skup multidimensi.
memasuki suatu negara, mereka tidak banyaknya kerusuhan, aksi
lain menjalankan rancangan untuk demonstrasi yang dibubarkan
penghancuran lembaga-lembaga dengan gas air mata, peluru dan
sosial-ekonomi di balik dalih tank. Hal ini akan menyebabkan
persyaratan untuk meminjamkan uang. pelarian modal (capilat flight) dan
Menurut Joseph Stiglitz, mantan kebangkrutan pemerintah setempat.
kepala tim ekonom Bank Dunia, IMF 4. ”Strategi Pengentasan
biasanya mengambangkan program 4 Kemiskinan” yaitu ”Pasar Bebas”.
langkah (Maulani, 2003: 184-189): Akibat program ini adalah
1. Program ”privatisasi”, yang penguasa kapitalis lokal terpaksa
menurut Stiglitz lebih tepat meminjam pada suku bunga
digunakan sebgai program dsampai 60% dari bank lokal, dan
penyuapan. Pada program ini, mereka harus bersaing dengan
perusahaan-perusahaan milik barang-barang impor dari AS dan
negara yang menjadi penerima Eropa, di mana suku bunga
bantuan IMF harus dijual kepada berkisar tidaklebih antara 6-7%.
swasta dengan alasan untuk Program ini mematikan kaum
mendapatkan dana tunai segar. kapitalis lokal.
2. Program ”Liberalisasi Pasar
Modal” , yang dalam teorinya, Pemulihan Stabilitas Ekonomi
deregulasi pasar modal Indonesia dengan Bantuan IMF
memungkinkan modal investasi Pada bulan Juli 1997, krisis
mengalir keluar masuk. Namun, ekonomi di Asia turut menghantam
dengan ditingkatkannya Indonesia yang pada waktu
pemasukan modal investasi dari sebelumnya Dollar AS baru sekitar Rp.
luar, pada gilirannya akan 2.400,00. Pemerintah Indonesia di
menyebabkan pengurasan dana bawah Presiden Soeharto secara resmi
devisa negara yang bersangkutan meminta bantuan dan campur tangan
untuk mendatangkan aset melalui IMF di dalam mengatasi krisis moneter
impor dari negara-negara yang dan ekonomi. IMF dipercaya sebagai
ditunjukkan oleh IMF. “dewa penolong” yang dapat
3. ”Pricing” atau penentuan harga menciptakan stabilitas financial. Pada
sesuai dengan pasar, sebuah istilah tanggal 31 Oktober 1997, IMF

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


mengumumkan bantuan $40 milyar mengubah keadaan perekonomian
untuk perbaikan ekopnomi Indonesia, Indonesia dengan cepat. Bahkan, pada
yang selanjutnya ditambah menjadi tanggal 22 Januari 1998, rupiah
$45 milyar sebagai kompensasi atas menembus Rp. 17.000,- per dollar AS.
reformasi ekonomi IMF tidak menunjukan rencana
(http://www.ekonomirakyat.org/edisi_ bantuannya setelah mempelajari tanda-
3/artikel_4.htm) tanda bahwa Presiden Soeharto akan
Ketika krisis menghantam menunjuk Menristek Habibie sebagai
Indonesia pada pertengahan 1997, cawapres untuk mendampinginya.
dampak yang langsung terasa Dalam pergolakan ekonomi ini, mata
membebani Indonesia adalah uang rupiah jatuh merosot, dan diikuti
terjadinya perubahan nilai tukar rupiah segera oleh pasar modal.
terhdap dolar AS secara tajam. Krisis ekonomi yang bermula
Penurunan nilai tukar rupiah yang dari terjadinya gejolak nilai rupiah,
sangat drastis tersebut mengakibatkan akhirnya telah membuahkan dampak
cadangan devisa pemerintah Indonesia yang luas terhadap perekonomian
nyaris terkuras habis untuk nasional. Kegiatan ekonomi nasional
menyelamatkan arus impor agar tetap sampai pertengahan tahun 1997 masih
terjaga nyaris menguras cadangan tumbuh secara mengesankan, mulai
devisa negara, memaksa pemerintah tahun 1998 telah
pada waktu itu untuk segera berpaling mengalami significant deterioration.
pada IMF agar segera menjadi Laju inflasi meningkat sangat cepat
penyelamat ekonomi Indonesia. Tidak seiring melemahkan nilai tukar rupiah.
berlebihan apabila dikatakan bahwa Sementara itu, kebutuhan dana untuk
harapan terbesar pemerintah Indonesia berbagai kebutuhan usaha tidak
untuk meminta berpaling ke IMF pada terpenuhi sebagai akibat menurunnya
waktu itu adalah dalam rangka untuk kepercayaan masyarakat (domestik
mendapatkan kucuran dana segar maupun internasional) terhadap
(hutang) dari lembaga keuangan perbankan dan prospek ekonomi
internasional tersebut. Indonesia. Perkembangan ini telah
Oleh sebab itu, sejak mengakibatkan Indonesia mengalami
ditandatanganinya Letter of krisis kembar, yaitu terjadinya krisis
Inten (LOI) pada tahun 1997 antara nilai tukar dan krisis perbankan secara
pemerintah Indonesia dengan IMF bersamaan.
maka praktis Indoneisa mulai saat Krisis ekonomi yang melanda
itulah mulai mengandalkan hutang beberapa negara Asia yang paling berat
luar negeri. Kucuran dana dari IMF merasakan dampaknya adalah negara-
merupakan andalan utama pemerintah negara di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia untuk mengatasi krisis Ditinjau dari sisi dampak output, dari
ekonomi yang tengah melanda negeri keseluruhan negara-negara di kawasan
ini kala itu. Keaadan ini tidak Asia Tenggara tersebut, harus diakui

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


bahwa Indonesia mengalami dampak juga. Akan tetapi, IMF melalui LOI-
ekonomi yang paling parah. Ekonomi nya telah mengharuskan Indonesia
Indonesia mengalami pelambatan untuk mengikuti tahap-tahap
secara tajam dalam tingkat pemulihan ekonomi sebagaimana yang
pertumbuhan, dari sekitar 4, 91% pada telah digariskan dalam butir-butir yang
tahun 1997 menjadi minus 13,68% telah dituangkan dalam perjanjian
pada tahun 1998 (Sumodiningrat, tersebut.
1998). Tatkala Direktur Eksekutif
Pada pertengahan 1998, IMF, Camdesus datang ke Jakarta
perekonomian Indonesia masih seraya menyodorkan LOI yang berisi
terpuruk. Diperkirakan 113 Juta orang reformasi ekonomi yang
penduduk Indonesia (56%dari jumlah ditandatangani oleh Presiden Soeharto
penduduk) berada dibawah garis pada tanggal 15 Januari 1997 maka
kemiskinan. Ada yang mengatakan dimulailah era perekonomian
bahwa 40 Juta orang penduduk Indonesia yang dimotori oleh IMF. Isi
Indonesia tidak mampu membeli butir ke 9 menuntut agar pemerintah
makanan dan dalam kondisi rawan menghapuskan subsidi yang
pangan (Ricklefs, 2001: 656-657) sebelumnya digunakan untuk
Sejak saat itu, sekalipun sering membantu masyarakat memembeli
dikatakan bahwa konsep semua itu BBM dan mengurangi defisit anggaran
diusulkan pemerintah sendiri, belanja negara.
keputusan akhirnya diambil oleh IMF. Dari berbagai butir yang telah
Dalam pelaksanaannya, IMF akan diajukan oleh IMF kepada pemerintah
melakukan evaluasi, orang IMF juga Indonesia, ada tiga jurus yang dikenal
akan masuk ke banyak departemen dan merupakan andalan IMF dalam
intitusi terkait, dari sini, kita dapat mengatasi krisis ekonomi. Tiga jurus
melihat bahwa IMF-lah yang itu adalah: (1) Jurus liberalisasi
mengendalikan sekaligus mendikte perdagangan, (2) jurus privatisasi
strategi dan kebijkan pemerintah. IMF BUMN, (3) Jurus kebebasan investasi
telah menekan dan menuntut modal asing (Sunarsip, 2002).
pemerintah Indonesia untuk mematuhi Jika dilihat sepintas, jurus
syarat-syarat yang dibuat IMF dalam pemulihan ekonomi yang ditawarkan
LOI atau Nota Kesanggupan. IMF pada Indonesia nampaknya sangat
Buktinya, dana akan mengucur kalau bagus. Akan tetapi, jika ditelaah secara
syarat-syarat LOI sudah terpenuhi. mendalam, banyak dijumpai berbagai
IMF sebagai pihak yang telah kontradiksi antar beberapa jurus
dipilih Indonesia sebagai “penyelamat” tersebut. Sunarsip telah memberikan
ekonomi Indonesia tentunya tidak akan beberapa analisisnya sebagai berikut:
hanya berdiri sebagaian pihak yang 1. Sebagaimana diketahui, perhatian
hanya “mengguyurkan” uangnya ke utama IMF pada negara-negara
Indonesia, tanpa konsekuensi apapun berkembang yang terkena dampak

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


krisis adalah perbaikan neraca sambil menunggu saat
pembayaran, khususnya neraca kematiannya.
berjalan. Dengan demikian, 3. Depresiasi rupiah terhadap dolar
seharusnya IMF menyarankan AS dipicu oleh berbagai faktor,
negara-negara tersebut agar baik faktor ekonomi maupun non
mendorong ekspornya dan ekonomi. Secara ekonomi,
menekan impornya. Namun depresiasi rupiah ditimbulkan oleh
ironisnya, pada saat yang terus naiknya defisit neraca
bersamaan IMF justru trasnsaksi berjalan Indonesia dari
menganjurkan agar negara yang 1,5% tahun 1993 menjadi 3,9%
berkembang meliberalisasi tahun 1997. Defisit transaksi
perdagangannya. Hal tersebut berjalan mencerminkan ekspor
berarti, negara tersebut harus lebih kecil daripada impor atau
sangat terbuka terhadap arus impor. aliran pendapatan yang masuk
Konsekuensi logisnya adalah lebih kecil daripada aliran
dengan masuknya arus impor pendapatan yang keluar. Dengan
tersebut berarti akan kata lain, kebutuhan dolar sebagai
membahayakan transasksi berjalan alat pembayaran luar negeri lebih
negara tersebut. besar daripada yang diterima.
2. Sementara itu terhadap jurus 2 dan 4. Selain itu, depresiasi nilai rupiah
3, kesimpulan empiris menunjukan terhadap dolar juga diakibatkan
bahwa derasnya aliran masuk oleh besarnya hutang luar negeri
investasi asing ternyata tidak sektor swasta yang ditaksir sudah
mampu memecahkan masalah mencapai 65 Milyar dollar AS.
neraca pembayaran di berbagai Besarnya hutang swasta tersebut
negara berkembang. Justru biaya menyebabkan kebutuhan terhadap
untuk melayani investasi asing jauh dollar AS menjadi semakin
lebih tinggi dibanding dengan meningkat dalam waktu yang
utang luar negeri. Posisi neraca bersamaan ketika hutang-hutang
berjalan tidak mengalami tersebut jatuh Tempo. Pada bulan
perbaikan, bahkan bertambah parah Maret 1998, diperkirakan hutang
karena negara-negara tersebut sektor swasta yang jatuh tempo
sudah berada dalam victous circle mencapai 9,1 Milyar dollar AS.
of import. Semakin besar aliran Tingginya permintaan dollar dalam
unvestasi asing semakin tinggi waktu yang bersamaan itulah yang
intensitas import boom dalam memicu naiknya nilai penawaran
negara-negara tersebut. Seiring dollar AS terhadap rupiah.
dengan itu, aliran masuk investasi 5. Sedangkan faktor non ekonomi
asing yang longgar juga akan yang turut berperan besar terhadap
semakin mendesak kekuatan terjadinya depresiasi rupiah antara
ekonomi domestik ke pinggir lain adalah akibat adanya spekulasi

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


dalam transaksi perdagangan valuta Bukti Kegagalan IMF dan
asing (Valas). Para spekulan selalu Perubahan Sosial Perekonomian
memanfaatkan saat-saat kritis Indonesia
ketika ada tanda-tanda peningkatan Kejatuhan rupiah sekitar 2.400
permintaan akan mata uang level terhadap Dollar AS, Juli 1997,
tertentu (Dolar AS) mengalami mendorong Indonesia ke dalam krisis
peningkatan maka para spekulan ekonomi terburuk sejak Soeharto
tersebut dapat melakukan aksi mengambil alih kekuasaan pada
borong dolar terlebih dahulu pertengahan tahun 1960-an. Inflasi dan
sehingga tingkat penawaran mata pengangguran melonjak, sebagain
uang tersebut mengalami besar industri bangkrut secara teknis,
penurunan. Turunnya tingkat perdagangan mengalami kemacetan.
penawaran mata uang tersebut Kenaikan harga bahan bakar sebagai
ditambah dengan tingginya tingkat bagian dari perjanjian dengan IMF,
penawaran bersamaan jelas akan jelas meyebabkan terjadinya kesukaran
menyebabkan melambungnya nilai di negara yang bergantung pada
mata uang tersebut. Pada saat transportasi di antara 17.500 pulau
itulah, para spekulan mulai yang terbentang sepanjang 5.000
melepas sedikit-demi sedikit mata kilometer (3000 mil) di khatulistiwa.
uang yang telah diborongnya demi Diukur dalam Dollar AS,
meraup keuntungan yang besar pendapatan perkapita Indonesia turun
dalam waktu yang relatif singkat. setidaknya 60% dalam 6 bulan
Suntikan dana dari IMF terus terakhir. Hal ini tercermin dari
dilakukan untuk menyehatkan semakin banyaknya orang yang tak
Indonesia, tetapi pemulihan ekonomi mampu membeli bahan kebutuhan
yang didambakan tidak kunjung tiba. pokok semenjak harga melangit. Harga
Yang terjadi justru lilitan hutang yang sembako, termasuk di dalamnya
semakin membengkak ditambah minyak goreng, naik 20%.
dengan krisis multidimensional yang Penimbunan membuat beberapa barang
dialami bangsa Indonesia. Pada 1999, menjadi langka, termasuk beras.
hampir semua negara-negara ASEAN Menghadapi gelombang panik
berada pada tahap pemulihan pembelian besar-besaran, pemerintah
(recovery) ekonomi. Sedangkan terpaksa mengumumkan akan
Indonesia dengan IMF-nya masih saja mengimpor setengah juta ton beras
belum beranjak dari badai krisis. untuk memenuhi kebutuhan dalam
Indonesia masih tenggelam dalam negeri.
krisis yang belum menampakan tanda- Letter of Intent (LOI) yang
tanda pemulihan ekonomi yang berisi reformasi ekonomi yang
signifikan. ditandatangani oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 15 Januari 1997, terbukti
bukan kebijakan pemerintah yang

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


berpihak pada rakyat. Isi butir ke-9 hutan-hutan di Pulau Jawa dan
menuntut agar pemerintah hilangnya kayu bakar, sebagian besar
menghapuskan subsidi yang masyarakat bergantung pada minyak
sebelumnya digunakan untuk tanah untuk keperluan memasak
membantu masyarakat mensubsidi makanan dan minuman.
BBM dan mengurangi tarif dasar Senin 4 Mei 1997, terikat
listrik. Akibatnya BBM dan TDL tekanan yang datang dari IMF,
dinaikan. IMF berdalih untuk pemerintah Indonesia mengumumkan
mengurangi defisit anggaran belanja kenaikan tarif transportasi umum,
negara (Al-Wa’ie, 2003: 9) hanya beberapa jam setelah
Naiknya harga beras, minyak sebelumnya mengumumkan kenaikan
goreng dan kebutuhan dasar yang lain listrik dan BBM sesuai dengan
adalah sumbu terakhir. Ketika rupiah rekomendasi IMF untuk mengurangi
jatuh pada nilai 10.000 terhadap Dollar subsidi bagi kedua komoditas tersebut.
AS, IMF mengambil kesempatan untuk Infklasi tahunan mulai mendekati 30%,
memaksa konsensus lebih lanjut pada dengan lonjakan harga bulan April
pemerintahan Soeharto. Kehabisan 4,7% lebih tinggi dari bulan
akal memperbaiki stabilitas keuangan, sebelumnya. beberapa bahan bakar
Soeharto terpaksa menerima, bahkan mengalami lonjakan harga hingga
syarat-syarat yang lebih keras. Nota 71%, berdampak pada kenaikan tarif
kesepakatan yang baru, yang kereta api dan transportasi laut berkisar
ditandatangani IMF dan Soeharto pada rata-rata 65,61%. Kenaikan tertinggi
tanggal 15 Januari 1997, (100,72%) terjadi pada tarif kereta api
meningkatkan konsensus dalam dua kelas ekonomi, sementara tarif bis
sektor.Pertama, rezim harus telah ekonomi antar kota mengalami
setuju mengakhiri subsidi listrik dan kenaikan sebesar 50%. tarif bus reguler
BBM. naiknya harga penyelenggaraan dan minibus, yang digunakan oleh
energi akan memimpin terjadinya sebagian besar masyarakat sehari-hari,
inflasi dalam waktu panjang. harga naik sebesar 66,67% setelah
bahan bakar rata-rata naik sebesar 47% diramalkan 50% -- dari 300 rupiah
dan listrik rata-rata naik sebsesar 60%. menjadi 500 rupiah untuk bis dan 400
Badan pengawas kesepakatan rupiah menjadi 600 rupiah untuk
mengestimasikan inflasi akan terjadi minibus. tarif kereta api bertenaga
sekurangnya 20% per tahun untuk diesel naik menjadi 72,96% sementara
beberapa tahun mendatang, meski tarif kapal laut – yang sangat penting
dalam prakteknya angka itu bisa jadi di negara yang terdiri dari ribuan pulau
lebih. Secara tidak proporsional beban – naik 53,33%.
berat akan jatuh pada lapisan termiskin Mantan Menteri Pertambangan
dari masyarakat. kenaikan harga bahan dan Energi, Kontoro Mangunsubroto
bakar terutama memukul 50 juta rakyat mengetahui bahwa lonjakan harga
miskin di Jawa. Sejak pembabatan merupakan pukulan bagi publik, tetapi

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


ia mengatakan bahwa keputusan persetujuan IMF dan Indonesia yang
tersebut adalah ”terbaik” dari daftar akan membawa perekonomian ke arah
pilihan yang ”berat dan pahit”. yang lebih berimbang. ”Meskipun
Kekerasan meletus segera prihatin atas terjadinya kerusuhan-
diumumkannya kenaikan harga bahan kerusuhan ini, kita harus tetap
bakar dan tarif angkutan umum. mengingat bahwa bukan program kami
Sekali dimulai, secara cepat yang menjadi penyebab sesungguhnya
pergerakan memperoleh karakternya dari persoalan-persoalan ini,” kata
yang khas Indonesia.Terjadilah Camdessus (Sidney Morning Herald,
kerusuhan yang lebih dikenal tragedi 6/5/98)
1997/1998 hampir diseluruh wilayah (http://www.marxist.com./indonesia/re
Indonesia akibat krisis ekonomi yang volusi.html)
melanda Indonesia. Data empirik menunjukkan
Ketidakpedulian para penyusun bahwa tingkat keberhasilan (success
strategi kapitalis itu, terlihat dari rate) IMF di banyak negara kurang
komentar yang dikeluarkan oleh dari 30%. Itupun hanya negara-negara
Direktur pelaksana IMF, Michael yang relatif kecil atau masih pada
Camdessus, yang berbicara di tahap awal dari proses pembangunan
Melbourne, Australia, sesaat setelah ekonomi. Untuk negara-negara
kerusuhan terjadi. ia menyatakan pengutang besar, nyaris tak terdengar
”keprihatinan mendalam” atas cerita keberhasilan dari program IMF.
terjadinya kerusuhan tersebut, tetapi Hasil penelitian Johnson dan Shaefer
dengan kepuasan yang mengherankan (1997), sejak tahun 1965-1995
ia juga mengatakan bahwa sebab menunjukkan bahwa perekonomian 48
sebenarnya dari ketidakpuasan rakyat negara dari 89 negara berkembang
adalah bukan kenaikan harga, yang menerima bantuan IMF tidak
melainkan problem menajemen menjadi lebih maju. bahkan 32 dari 48
ekonomi yang lebih mendalam yang negara tersebut, justru menjadi lebih
telah menyebabkan terjadinya krisis miskin. IMF malah menimbulkan
sedari awal. krisis berkepanjangan, padahal negara-
Masih sama mengherankannya, negara tersebut telah menjadi ”pasien”
ia menambahkan bahwa kenaikan IMF selama puluhan tahun.
harga bahan bakar sebanyak 71% yang Faktor kegagalan IMF di
menyebabkan terjadinya Indonesia sejak keterlibatannya pada
kerusuhan”sangat diperlukan bagi Oktober 1997 antara lain:
masa depan ekonomi negara”, dan dia 1. IMF selalu memaksakan
menegaskan bahwa Jakarta harus tetap pengetatan fiskal dan moneter jika
melaksanakan program ekonomi ketat suatu negara mengalami krisis
yang diajukan oleh IMF. Dia juga ekonomi. Pengetatan fiskal tersebut
menyampaikan bahwa kenaikan harga dipaksakan pada negara
bahan bakar adalah bagian dari berkembang agar ada surplus untuk

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


membayar beban peningkatan Colombia University, kegagalan IMF
utang. padahal, masing-masing terletak pada metodologi dan cara
negara memiliki struktur ekonomi penanganan. Jerome Sgard, ekonom
dan kompleksitas masalah Perancis, menuduh kebijakan IMF –
yangberbeda. Akibatnya, kondisi yang memaksa negara berkembang
ekonomi yang sudah memburuk, meliberalisasikan pasar dan membuka
malah makin menjadi buruk akibat sektor keuangan – justru membuat
pengetatan fiskal dan moneter yang negara-negara itu semakin rapuh
dianjurkan IMF, terutama pada terhadap volatilitas ekonomi dunia.
awal krisis. Prof. Joseph Stiglitz, profesor
2. Pendekatan dengan penambahan ekonomi di Columbia University, AS,
beban utang untuk mendukung yang juga pernah menjabat sebagai
posisi neraca pembayaran, Ketua Dewan Penasihat Ekonomi
hanyalah perbaikan yang bersifat pemerintahan Bill Clinton (1993-1997)
semu, tidak riil, karena bukan hasil dan eknom utama di Bank Dunia
peningkatan ekspor netto, karena (1997-2000), dalam bukunya,
terus menerus melakukan pinjaman Globalization and It’s Discontens,
untuk meningkatkan neraca menyatakan bahwa IMF dan lembaga
pembayaran. donor internasional lainnya lebih
3. Prasyarat dan rekomendasi mengutamakan kepentingan orang-
kebijakan IMF dalam berbagai orang yang bercokol di Wall Street dan
Letter of Intent, lebih banyak Washington, daripada kepentingan
mencakup bdang di luar makro negara-negara miskin yang dibantunya.
ekonomi dan moneter seperti Dia juga menuduh IMF tetap
perbankan, pertanian, coorporate menggunakan pendekatan teori
restructuring dan industri. ekonomi yang sudah usang. Majalah
Rekomendasi IMF untuk menutup Forbes di AS, pernah mengulas bahwa
16 bank pada November 1997 telah kebijakan ekonomi dari IMF di
menimbulkan destabilitas finansial Meksiko, Argentina, Thailand dan
dan punahnya kepercayaan Indonesia justru memperburuk krisis
masyarakat. Akibatnya ekonomi ekonomi. Kongres AS yang dipimpin
Indonesia mengalami hard landing, oleh Prof. Alam Meltzer dari
kebangkrutan massal dan jutan Universitas Carnegie Mwllon, telah
orang di PHK. (Al-Wa’ie, 2003: mengevaluasi kinerja IMF dan
32-34) berkesimpulan agar IMF direnovasi,
Menurut akademisi dan politisi bahkan Prof. Jhon B. taylor dalam
AS, diantaranya adalah Prof. Alan salah satu bukunya mengusulkan agar
melteer dari Universitas Carnegie IMF dibubarkan saja (Al-Wa’ie, 2003:
Mellon, Prof. Jhon B. Taylor dari 36).
Universitas Stanford, Prof. Kruggman Munculnya teori
dari IMT, Prof. Jeffrey Sachs dari ketergantungan sebagai dampak

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


kebijakan ekonomi yang berasal dari yang bersifat pesimis (Andre Gunder
IMF telah menyebabkan terjadinya Frank, 1969) dan pandangan yang
perubahan masyarakat dalam bersifat agak optimis (F Cordoso dan
perekonomian di Indonesia baik positif E. Falet, 1964). Gejala perubahan
maupun negatif. Hal ini sesuai dengan sosial yang timbul sebagai akibat dari
adanya dua pandangan terhadap teori kedua teori ketergantungan tersebut
ketergantungan yang diutarakan oleh dapat dilihat dari bidang politik dan
Sztompka (2008), yaitu pandangan ekonomi, yaitu :

Tabel 1. Gejala Perubahan Sosial Teori Ketergantungan

Bidang Andre Gunder Frank (1969) F Cordoso dan E. Faletto


(1964)
Politik  Elit lokal (pengusaha,
manajer, profesional,
politisi) menjadi pelayan
bagi kepentingan kapitalis
asing (menjadi pelindung
status ketergantungan
negara mereka)
Ekonomi  Elit lokal terlibat dalam  Investasi asing menciptakan
mekanisme eksploitasi perusahaan modern di tengah
eksternal dan menerima “lautan” keterbelakangan dan
bagian keuntungan tradionalisme (perkembangan
ekonomi (tidak berpikir pulau-pulau terpencil).
mendapatkan kedaulatan  Kapitalis asing membuka
ekonomi) peluang bermitra dengan
 Masyarakat kelas bawah pengusaha lokal
menanggung akibat  Kapitalis asing mendorong
eksploitasi dan tidak masyarakat lokal untuk
mendapat bagian meniru kesuksesan mereka
keuntungan ekonomi  Motivasi untuk berbisnis dan
(berbenturan dengan berusaha tumbuh dan
kekuatan asing dan pelayan menyebar
lokal)  Akumulasi kapital lokal mulai
muncul dan pada saat tertentu
dapat mengalami lepas landas
dan mengurangi
ketergantungan (munculnya

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


industri baru seperti seperti:
Brazil, Meksiko, Taiwan,
Korea, Singapura, dan
Hongkong).

Sebagain besar publik, terutama sama sakali subsidi baik pada BBM,
pemerintahan negara-negara di Dunia listrik, pendidikan, sampai kesehatan.
Ketiga masih memandang IMF sebagai Alasan yang banyak digunakan
lembaga dengan wajah yang pemerintah sebagai justifikasi
manusiawi, seperti yang dinyatakan dijualnya BUMN tersebut adalah
bahwa IMF ”turut serta dalam upaya karena tidak efesien dan banyaknya
mengentaskan kemiskinan”. Tetapi kebocoran-kebocoran dalam BUMN
dalam kenyataannya, IMF lebih sukses tersebut. Yang menjadi pertanyaan
berperan dalam menciptakan adalah apakah menjual aset-aset negara
kemiskinan negara-negara yang sedang tersebut merupakan satu-satunya jalan
berkembang, daripada mengatasi untuk memperbaikinya rumah yang
kemiskinan yang mereka derita (ZA. rusak, catnya sudah pudar dan
maulani, 2003: 190). lantainya sudah pada bolong, diobati
Salah satu program yang dengan menjual rumah tersebut? Selain
dipaksakan IMF kepada Indonesia itu, privatisasi tidak menjamin
adalah privatisasi. Kalau diamati hilangnya penyakit tersebut. Alasan
secara seksama, sistem ini menetapkan yang sebenarnya adalah untuk
peran negara di bidang ekonomi hanya membayar utang yang semakin
terbatas pada pengawasan pelaku membebani APBN akibat utang
ekonomi dan penegakan hukum. kepada IMF, mengingat volume utang
Privatisasi menetapkan bahwa jika luar negeri Indonesia yang berjumlah
sektor publik dibebaskan dalam sekitar US$ 150 Miliar.
melakukan usaha, investasi dan Privatisasi yang dilakukan
inovasi, maka pertumbuhan ekonomi pemerintah akan menimbulkan
dan kesejahteraan rakyat meningkat. beberapa dampak negatif sebagai
namun, pada kenyataannya privatisasi berikut:
merupakan cara IMF untuk merampok 1. Aset-aset penting suatu negara
negara berkembang yang kaya untuk akan terkonsentrasi pada segelintir
membayar utang kepada IMF, maka individu atau perusahaan yang
cara yang paling gampang adalah memilki modal besar serta
menjual aset-aset negara melalui kecanggihan manajemen,
privatisasi. Cara lainnya adalah teknologi, dan strategi.
dengan mengurangi bahkan mencabut 2. Pemerintah menjadi lemah.
Sebaliknya posisi swasta menjadi
Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014
kuat. Hal ini memungkinkan pihak lekat dengan pengelolaan aspek
swasta mampu mempengaruhi moneter selama krisis, tidak
kebijakan pemerintah. setuju. Buku terbarunya, IMF:
3. Negara-negara berkembang akan Penanganan Krisis
menjadi terbuka bagi masuknya dan Indonesia pasca-IMF (IMF-PKIP),
investor asing, baik perorangan menolak analisis dangkal, hitam-putih,
maupun perusahaan. Kondisi ini tentang peran ekonomi IMF yang
pada gilirannya akan kerap dimunculkan politisi maupun
mengakibatkan kebergantungan media massa. Cyrillus memang dekat
pada pihak asing. dengan penanganan krisis IMF di
4. Pengalihan kepemilikan khususnya Indonesia. Antara tahun 1998-2000,
di sektor pertanian dan industri. ketika Indonesia di dasar jurang krisis,
Investor dalam sistem kapital ia ditunjuk menjadi direktur eksekutif
cenderung beranggapan bahwa pengganti (alternate executive
efesiensi akan mudah dicapai director) mewakili kawasan Asia
dengan teknologi padat modal dan Tenggara dalam Dewan Direksi IMF.
bukan teknologi padat karya. Sebelumnya pun ia telah lebih dari dua
5. Negara tidak sanggup lagi puluh tahun berkiprah di pemerintahan,
melaksanakan banyak baik di BI maupun Departemen
tanggungjawab yang dipikulnya Perdagangan.
karena negara telah kehilangan Cyrillus Harinowo menolak
sumber-sumber pendapatanya. anggapan bahwa peran IMF
Dari fakta-fakta yang tersaji, sepenuhnya buruk. Walaupun tidak
ketika kita tetap mempertahankan mengecilkan ’kesalahan fatal IMF
hubungan dengan IMF, sungguh akan menutup 16 bank, tindakannya
membawa dampak dan resiko untuk kemudian yang all-out membantu
pertumbuhan ekonomi Indonesia. upaya keluar krisis, mencegah
Indonesia akan tetap menjadi negara kehancuran total sistem keuangan
boneka dan akan dibuat semakin Indonesia, serta mengembalikan
bergantung terus menerus dalam stabilitas ekonomi. Setidaknya, dalam
menentukan hidupnya sendiri. Jika hal dua hal, peran penting IMF
ini dibiarkan semakin larut, kemudian menyelamatkan perekonomian tidak
Indonesia akan mati perlahan-lahan. muncul di media massa. Pertama,
Meskipun banyak fakta-fakta dalam Program Penjaminan Simpanan,
yang menunjukan kegagalan IMF di salah satu upaya yang berhasil
Indonesia, ada juga pakar yang mencegah total meltdown sistem
berpendapat bahwa keberadaan IMF di perbankan. Peran bantuan teknis IMF
Indonesia tidak sepenuhnya buruk. besar dalam desain maupun promosi
Cyrillus Harinowo, salah seorang program yang diistilahkan Cyrillus
kandidat dalam pemilihan Gubernur sebagai ’mukjizat’ yang berhasil
Bank Indonesia (BI) 2003 lalu yang membalikkan derasnya arus uang

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


keluar dari sistem hubungan Indonesia dan IMF bisa
perbankan. Peran kedua adalah dalam dilihat dari teori ini.
menjamin kredit swasta. Dalam menganalisis hubungan
Indonesia dengan IMF melalui
Analisis Teori Dependensi dalam pendekatan teori dependensi, maka
Hubungan IMF dan Indonesia dependensi yang terjadi di Indonesia
Teori dependensi pada adalah dependensi finansial-industri.
umumnya memberikan gambaran Merujuk kepada pendapat Dos Santos,
mengenai analisa diakletis bahwa pada dependensi finansial-industri
dasarnya ketergantungan yang terjadi merupakan penguasaan negara
antara suatu subsistem dengan pinggiran oleh negara pusat dalam hal
subsistem lain yang dominan penguasaan kekuatan-kekuatan finasial
merupakan salah satu penentu dalam dan industri. Hal ini menjadikan
perkembangan atau perubahan sosial ekonomi negara pinggiran merupakan
yang terjadi dalam suatu masyarakat. satelit negara pusat (Arief Budiman,
dalam teori ini, yang menjadi titik 1995: 69).
tolak ialah penyesuaian ekonomi Negara-negara yang berada
terbelakang pada sistem-sistem dunia dibalik IMF adalah negara-negara
sedemikian rupa sehingga pemilik modal yang menjadikan
menyebabkan terjadinya penyerahan negara-negara dunia ketiga sebagai
sumber-sumber penghasilan daerah- negara satelitnya. Memang secara
daerah pinggiran ke pusat atau fisik, Indonesia tidak mengalami
mengakibatkan timbulnya berbagai penjajah dari negara-negara dibalik
macam hambatan mekanik yang IMF, tetapi secara politik dan ekonomi
menyebabkan perekonomian di Indonesia mengalami penjahan dari
daerah-daerah pinggiran itu tetap negara tersebut.
terbelakang atau berubah bentuknya Kondisi Indonesia pada tahun
(Sujogyo, 1985:133). 1997-1999 memberi kita gambaran
Secara umum, pandangan teori bahwa Indonesia banyak menerima
dependensi antara lain: berlaku bagi kebijakan negara luar. Hal ini dapat
seluruh negara dunia ketiga; dilihat dari adanya nota kesepakatan
mengalirnya surplus ekonomi dari yang ditandatangani antara Presiden RI
negara dunia ketiga ke negara maju; saat itu dengan IMF. Indonesia harus
polarisasi regional ekonomi global mengikuti semua pendapat IMF kalau
merupakan suatu hal yang mutlak dan Indonesia mau menerima “bantuan”
bertolak belakang dengan dari IMF.
pembangunan (Blomstrom dan Hettne Sebenarnya Indonesia mampu untuk
dalam Suwarsono dan Alvin, 2000: melepaskan diri dari jeratan IMF
103-104). Berdasarkan pandangan karena dengan pinjamam IMF terbukti
umum tersebut maka tidak heran jika Indonesia tidak menjadi semakin baik
malah menjadi semakin

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


ketergantungan. Indonesia harus lembaga-lembaga keuangan
banyak menggali potensi negara internasional seperti IMF dan Bank
sendiri agar terbebas dari jeratan IMF. Dunia. Namun, kesadaran semacam itu
Menurut Peter F. Drucker, masih belum muncul di negara seperti
Profesor Ilmu manajemen pada Indonesia.
Universitas New York pernah menilai Pada dasarnya Indonesia sama
bahwa negera berkembang kurang sekali tidak memerlukan pinjaman
maju dibandingkan dengan negara IMF. Sebab, pinjaman IMF hanyalah
maju bukan karena negara itu bersifat cadangan kedua (second line of
terbelakang, tetapi karena negara itu defense), artinya pinjaman IMF hanya
kurang terkelola (under untuk tambahan devisa dan baru dapat
managed). Meskipun banyak modal digunakan jika Indonesia telah
yang dimiliki, pembangunan tidak menghabiskan seluruh cadangan devisa
akan terlaksana kecuali jika disertai yang ada. Sejak awal memang
dengan sumberdaya manajerial yang dirancang bahwa kredit dari IMF
mampu mengelolanya (dalam Emil dimaksudkan untuk pertahanan
Salim, 1980: 223). Untuk itulah kita kedua. Indonesia menganut sistem nilai
haru menganut model pembanguan tukar mengambang. Dalam sistem ini,
yang berprinsip berdikari (a self tidak diperlukan cadangan devisa
reliance model), agar kita tidak lagi terlalu besar karena nilai tukar akan
ketergantungan dengan negara-negara menyesuaikan diri sesuai dengan
maju (Judistira, 1999:13). kondisi neraca pembayaran. sangat
Dengan melihat fakta berbeda jika Indonesia menggunakan
kegagalan IMF dalam membangun sistem nilai tukar yang dipatok,
kehidupan ekonomi Indonesia sehingga harus memiliki cadangan
seharusnya Indonesia dengan tegas devisa yang besar untuk
menolak pinjaman dari IMF karena mengantisipasi terjadinya lonjakan
dengan semakin terkaitnya Indonesia permintaan devisa.
kepada IMF maka hal tersebut akan
memperburuk situasi ketergantungan SIMPULAN
antara Indonesia akan semakin Bantuan yang diberikan negara-negara
berkembang. Pada kenyataannya, maju terhadap negara-negara
menurut teori dependensi, negara berkembang, baik bantuan langsung
pinggiran telah menerima banyak secara bilateral ataupun bantuan
kerugian akibat katergantungan kepada melalui IMF dan WB, sebenarnya
negara-negara maju. Sebetulnya, tidak lepas dari bentuk penjajahan
kesadaran akan bahaya kapitalisme ekonomi negara-negara maju terhadap
dengan sosok seperti sekarang ini negara berkembang. Beberapa negara
sudah mulai tumbuh. Di antaranya yang mampu bertahan dari gelombang
justru datang dari kalangan pemikir krismon tahun 1997 seperti Hongkong,
barat sendiri, termasuk para pemikir di RRC, Singapore, dan Taiwan, terkesan

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


“kurang disukai” IMF. Malaysia yang dari sekian banyak lembaga yang harus
terang-terangan menolak bantuan IMF bertanggung jawab atas
terkesan “sangat tidak disukai” IMF. berlangsungnya kemiskinan yang
Sedangkan negara-negara lain yang dialami Dunia Ketiga,
telah atau hampir berhasil melepaskan termasuk Indonesia. Pemerasan dan
diri dari krisis moneter tahun 1997 ekploitasi yangt berlangsung secara
seperti Korea Selatan dan Thailand, menahun juga memberikan dampak
sangat jelas keberhasilan tersebut terhadap lingkungan dan ekologi
berkat usaha yang sungguh-sungguh Dunia Ketiga yang rusak akibat terus
dari pemerintah dan rakyat negara menerus dieksploitasi negara-negara
yang bersangkutan. Dari beberapa maju.
sumber dapat diketahui, bahwa Tujuan awal didirikannya IMF adalah
negosiasi IMF dengan kedua negara untuk mempersiapkan badan ini
tersebut cukup alot karena banyak pro- menjadi penolong bagi negara-negara
gram yang diajukan IMF ditolak. tertinggal, padahal ini adalah salah satu
Di Indonesia, kita begitu patuh upaya Negara-negara kapitalis untuk
terhadap IMF, hampir semua program menguasai negara berkembang, yaitu
yang diajukan selalu diterima oleh melalui pemberian utang. IMF tidak
pemerintah kita dalam masa mendidik negara berkembang untuk
pemerintahan Habibie. Perdebatan maju. IMF bukanlah dewa penolong
yang terjadi kurang seimbang dan untuk negara-negara berkembang. IMF
terkesan hanya sekedar tidak menerima adalah racun.
begitu saja. Likuidasi 16 bank pada Sebetulnya, kesadaran akan bahaya
bulan November 1998, program BLBI, kapitalisme dengan sosok seperti
perubahan UU BI, dan lain-lain sekarang ini sudah mulai tumbuh.
nyatanya bukan memperbaiki situasi Diantaranya justru datang dari para
moneter di Indonesia, malah pemikir Barat sendiri, termasuk para
menjerumuskan kita ke dasar sumur. pemikir di lembaga-lembaga keuangan
Indonesia sebagai negara berkembang internasional seperti IMF dan Bank
yang berposisi sebagai negara Dunia. Justru keadaan seperti inilah
pinggiran dalam tata ekonomi dunia yang saat ini kurang muncul di negara
kapitalis, menghadapi permasalahan kita, dan negara berkembang pada
yang spesifik sehingga secara politik umumnya, sehingga secara sukarela
ekonomi tergantung kepada dunia luar. Indonesia mau menerjunkan diri ke
Negara maju dengan bebas dalam ajang permainan yang
mempecundangi Dunia Ketiga melalui berbahaya ini.
efek globalisasi yang memang sengaja Bukti yang nyata yang ada di hadapan
dilakukan melalui rekayasa ekonomi kita adalah IMF membuat Indonesia
internasional. Lembaga-lembaga semakin
internasional semacam IMF, Bank ketergantungan. Indonesia harus dapat
Dunia ataupun WTO adalah sedikit melepaskan diri dari jeratan IMF. IMF

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014


bukanlah solusi pembangunan. IMF Ricklefs. MC. 2005. Sejarah Indonesia
membuat Indonesia semakin manja Modern. Jakarta: Serambi
dan ketergantungan. Indonesia harus
bangkit dengan a self reliance mod- Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi
el untuk mengejar ketertinggalannya. Pembangunan. Jakarta: IKIF
Bukan dengan bantuan IMF. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA Salim, Emil. 1980. Lingkungan Hidup


Budiman, Arief. 1995. Teori Pem- dan Pembangunan. Jakarta:
bangunan Dunia Mutiara
ketiga. Jakarta: Gramedia Suwarsono dan Alvin Y.
2000. Perubahan Sosial dan
Garna, Judistira K. 1999. Teori Sosial Pembangunan. Jakarta: LPES
dan Pembangunan Indonesia.
Bandung: Primaco http://historiawildan.blogspot.com/201
Akademika. 2/01/imf-dan-upaya-
pemulihan-perekonomian.html
Koentjaraningrat. 2002. Kebudayaan,
mentalitas, dan Pembangunan. Harinowo, Cyrillus, IMF: Penanganan Krisis
Jakarta: Gramedia dan Indonesia Pasca IMF. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Maulana, ZA. 2003. Zionisme:


gerakan Menaklukan Dunia.
Jakarta: Pustaka Amanah.

Jurnal Makna, Volume 4, Nomor 2, Sept 2013 – Feb 2014

Anda mungkin juga menyukai