Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SEJARAH INDONESIA

DISKUSI KELOMPOK

Disusun Oleh Kelompok E

1. Akbar Laras Bayu (2)


2. Henry Ferdindand Firdaus (13)
3. Rafi Ahmad Fahrezi (22)
4. Rei Mozilla Fa’idh Riswijayanto (24)
5. Yunahar Raka Wibawa (32)

SMA Negeri 1 Wonosobo


Tahun ajaran 2023/2024
PEMBAHASAN

Apa tujuan Pemerintah pada masa Demokrasi Terpimpin menggabungkan


bank-bank menjadi Bank Tunggal milik negara ? Jelaskan pula peran dari Bank
Tunggal milik negara tersebut !

Pada masa Demokrasi Terpimpin di Indonesia, tujuan Pemerintah menggabungkan


bank-bank menjadi Bank Tunggal milik negara adalah untuk mengendalikan dan
mengkoordinasikan sektor keuangan secara lebih efektif. Beberapa tujuan utamanya adalah:
● Sentralisasi Kontrol: Dengan menggabungkan bank-bank menjadi Bank Tunggal,
pemerintah dapat memiliki kontrol yang lebih besar terhadap kebijakan moneter dan
kredit dalam upaya mengatur perekonomian.
● Mengurangi Persaingan yang Berlebihan: Sebelumnya, terdapat banyak bank swasta
yang bersaing di pasar, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Dengan
Bank Tunggal, pemerintah dapat mengendalikan persaingan ini.
● Mendukung Program Pembangunan: Pemerintah ingin menggunakan Bank Tunggal
sebagai alat untuk mendukung program pembangunan nasional, seperti proyek
infrastruktur dan industri
Peran dari Bank Tunggal milik negara
adalah:
● Pengaturan Moneter: Bank
Tunggal bertanggung jawab untuk
mengatur jumlah uang yang beredar di
negara tersebut. Ini penting untuk
mengendalikan inflasi dan menjaga
stabilitas nilai mata uang.
● Memberikan Kredit untuk Pembangunan: Bank Tunggal dapat memberikan kredit
kepada sektor-sektor ekonomi yang dianggap penting untuk pertumbuhan dan
pembangunan negara.

1
● Penghimpunan Dana: Bank Tunggal dapat menghimpun dana dari masyarakat dan
lembaga-lembaga keuangan lainnya untuk digunakan dalam proyek-proyek
pembangunan.
● Pengawasan Terhadap Sistem Keuangan: Bank Tunggal memiliki peran dalam
mengawasi dan mengendalikan sektor keuangan nasional untuk mencegah
ketidakstabilan ekonomi.

Namun, perubahan ini juga memiliki kritik dan kontroversi, terutama terkait dengan
sentralisasi kekuasaan dalam tangan pemerintah. Sistem Bank Tunggal ini berakhir pada
tahun 1998 dengan krisis ekonomi yang memaksa reformasi ekonomi di Indonesia

2
Apa peran Laksamana Madya TNI Yosaphat Soedarso dalam upaya pengembalian
Wilayah Irian Barat ? Jelaskan

Laksamana Madya TNI Yosaphat Soedarso memainkan peran penting dalam upaya
pengembalian Wilayah Irian Barat kepada Indonesia pada tahun 1962. Ia adalah komandan
dari Pasukan Mandala, yang merupakan pasukan gabungan Indonesia-Nugini yang dibentuk
untuk menghadapi pasukan Belanda yang mencoba mempertahankan kendali atas wilayah
tersebut. Dalam operasi militer yang dikenal sebagai "Operasi Trikora," Soedarso memimpin
serangan laut dan udara untuk merebut kembali Irian Barat.

Pada 19 Desember 1961, Soedarso memimpin serangan laut ke Biak, sebuah pulau
strategis di wilayah tersebut. Meskipun serangan ini awalnya mengalami kegagalan, Soedarso
tetap melanjutkan upayanya. Pada 15 Mei 1963, pasukannya berhasil merebut Biak dari
tangan Belanda. Keberhasilan ini menandai langkah penting dalam upaya Indonesia untuk
mengembalikan Irian Barat.

Pada tahun yang sama, melalui perjanjian New York Agreement yang disponsori
PBB, Irian Barat diserahkan kepada Indonesia. Peran Laksamana Madya TNI Yosaphat
Soedarso dan pasukannya berkontribusi besar dalam pengembalian wilayah tersebut kepada
Indonesia.

3
Pada tahun 1959 dan 1965,Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan devaluasi

Jelaskan mengenai kebijakan devaluasi tersebut !

Kebijakan devaluasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1959
dan 1965 merupakan langkah-langkah untuk menurunkan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing, khususnya terhadap dolar Amerika Serikat. Devaluasi bertujuan untuk beberapa
hal:
● Meningkatkan Ekspor: Dengan menurunkan nilai tukar rupiah, produk Indonesia
menjadi lebih murah bagi negara-negara yang menggunakan mata uang asing. Hal ini
dapat mendorong ekspor Indonesia karena produknya lebih kompetitif di pasar
internasional.
● Mengatasi Krisis Keuangan: Beberapa devaluasi mungkin terjadi sebagai respons
terhadap tekanan ekonomi dan keuangan. Pada tahun 1965, Indonesia menghadapi
krisis ekonomi dan politik yang serius, sehingga devaluasi dapat menjadi salah satu
upaya untuk mengatasi krisis tersebut.

● Mengurangi Defisit Neraca Pembayaran: Dengan menurunkan nilai tukar rupiah,


impor menjadi lebih mahal, yang dapat mengurangi defisit neraca pembayaran dengan
mengurangi impor dan mendorong produksi dalam negeri.

Kebijakan devaluasi dapat memiliki dampak


ekonomi yang signifikan dan juga
mempengaruhi masyarakat. Hal ini dapat
meningkatkan harga impor, yang dapat
mengakibatkan inflasi dan biaya hidup yang
lebih tinggi bagi masyarakat. Seiring waktu,
kebijakan devaluasi perlu diimbangi dengan langkah-langkah ekonomi lainnya untuk
memastikan stabilitas ekonomi dan perlindungan terhadap kerentanan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai