Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN

PERONTOKAN PADI

Disusun oleh :
Nugraheni Esti Wulandari 20160210056
Faris Abdu 20160210089
Yonna Anggita Dewi 20160210064
Nur Hikmah 20160210093
Urwatul Wusqa 20160210096
Dymas Leo Kurniawansyah 20160210109
Pipit Pramuja Ramdani 20160210157

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA

2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan perontokan biji-bijian khususnya padi dilakukan setelah kegiatan
panen (memotong tegakan batang tanaman padi menggunakan perkakas sabit atau
mesin reaper). Kegiatan perontokan ini dapat dilakukan secara tradisional
(manual). Seacara tradisional kegiatan perontokan akan menghasilkan susut
tercecer yang relatif besar, mutu yang kurang baik akibat busuk tak sempat
terontok, dan membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. Selain itu juga
membutuhkan waktu yang cukup lama, jadi kurang efisien.
Pada saat ini sudah mulai bermunculan inovasi-inovasi baru dalam bidang
keteknikan pertanian untuk mempermudah kegiatan dalam pertanian, seperti
contohnya mesin perontok. Mesin perontok dirancang untuk mampu memperbesar
kapasitas kerja dan meningkatkan effisiensi kerja sehingga akan diperoleh mutu
hasil yang baik dan susut tercecer yang kecil. Bermacam-macam jenis dan merek
mesin perontok padi dapat dijumpai di Indonesia, mulai dari yang mempunyai
kapasitas kecil, sedang, hingga kapasitas besar.
Dalam penanganan pasca panen padi, salah satu permasalahan yangsering
dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petaniterhadap
penanganan pasca panen yang baik sehingga mengakibatkan masihtingginya
kehilangan hasil dan rendahnya mutu gabah/beras. Untuk mengatasimasalah ini
maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang baik agar dapatmenekan
kehilangan hasil dan mempertahankan mutu hasil gabah/ beras.
Dalam usaha tani padi, thresher merupakan alat untuk merontokkan padi
menjadi gabah. Alat ini merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk
memisahkan gabah dengan jeraminya,sehingga penggunaan pedal thresher
menjadi satu kesatuan dengan tenaga kerja panen. Mesin perontok padi dikenal
juga dengan Power Thresher adalah jenis mesin perontok yang telah terbukti
handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan diIndonesia.
Mesin perontok jenis ini telah banyak digunakan oleh petani di seluruh nusantara
karena keunggulannya yang praktis dan mudah dipindahkan dari lahan satu
lainnya.Digerakkan dengan mesin bertenaga diesel.
B. Tujuan
1. Memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa tentang alat
dan mesin peontok Thresher, khususnya alat perontok padi.
2. Mahasiswa mampu memahami kinerja teknis mesin perontok padi Threser.
3. Mahasiswa mengetahui spesifikasi mesin perontok padi Threser.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Perontok Padi (Thresher)
Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen menggunakan
sabit atau alat mesin panen (reaper). Secara tradisional kegiatan perontokan akan
menghasilkan susut tercecer yang relatif besar, mutu gabah yang kurang baik, dan
membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. Mesin perontok dirancang untuk
mampu memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan effisiensi kerja, mengurangi
kehilangan hasil dan memperoleh mutu hasil gabah yang baik.
Thresher adalah alat perontok benih padi. Perontokan merupakan bagian
integral dari proses penanganan pasca panen padi, dimana padi yang telah layak
dipanen dirontokkan untuk memisahkan bulir-bulir padi jeraminya. Prinsip kerja
thresher ini adalah dengan memukul bagian tangkai padi (jerami) sehingga bulir-
bulir terlepas. Dalam mempersiapkan banyak hasil tanaman untuk dipasarkan,
biji-biji perlu dipisahkan dari tangkai tempat tumbuhnya. Semua tanaman padi-
padian dengan biji yang kecil, biji harus dipipil dari tongkolnya, kacang tanah
harus dirontokkan atau dipetik dari batangnya, dan biji kapas harus dipisahkan
dari rambutnya. Untuk memisahkan biji dari bahan pengikatnya pada berbagai
tanaman diperlukan jenis mesin yang berbeda-beda. Adapun besarnya daya
threser yang di butuhkan dalam perontokan padi di pengaruhi oleh ukuran.
Besarnya daya threshers (mesin perontok benih padi) yang diperlukan
dalam proses perontokan padi dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan stuktur
jaringan pada bulir-bulir yang akan dirontokkan. Mekanisme perontokan padi
yang memisahkan gabah dengan tangkainya terutama terdiri atas selinder yang
berputar dan cekungan-cekungan. Suatu penyalur pemukul biasanya ditempatkan
didepan silinder dan ujung atas dari penyalur pengangkat untuk membantu
penyaluran dalam pemasakan bulir-bulir ke mekanisme perontokan. Gabah akan
dipisahkan dari batangnya atau jerami melalui blower yang menghasilkan angin.
Angin ini bisa menjadikan suatu daya untuk dapat memisahkan antara padi dan
jerami. Padi yang penuh isinya akan dikeluarkan dibawah thresher dan jerami
serta gabah yang kosong akan dipisah dari gabah yang diisi. Alat pengatur untuk
pengubah kecepatan (Rpm) yang disesuaikan dengan jenis padi.
C. Sejararah Tercipta dan Perkembangan Mesin Perontok Padi
Mesin perontokan pertama dioperasikan manual yang digerakan oleh kuda.
Kemudian mesin uap portabel menggantikan peran kuda dan memberikan tenaga
bagi mesin perontok. Pada tahun 1834, John Avery dan Hiram Abial Pitts
melakukan pengembangan mesin sehingga mampu memisahkan biji-bijian dari
kulit biji secara otomatis. Mereka memperoleh paten pada Desember 1837.
John Ridley, seorang penemu Australia juga mengembangkan mesin
perontok untuk digunakan di Australia pada tahun 1843. Meski sudah cukup
otomatis, namun serangkaian proses untuk mendapatkan serealia dari lahan masih
cukup panjang. Dimulai dari pemanenan, mengikatnya, merontokkan, dan
seterusnya. Semua proses ini dikerjakan secara terpisah. Pada tahun 1910, di
daerah Palouse di barat laut Amerika Serikat, dikembangkan mesin yang memiliki
konsep pemanen kombinasi yang ditarik oleh kuda. Mesin ini memanen dengan
hasil akhir berupa biji-bijian gandum yang sudah dirontokkan. Penemuan ini
memotong jalur proses pasca panen gandum yang biasanya dilakukan di luar
lahan pertanian. Kemudian mesin diesel dan gas muncul dan semakin
meningkatkan inovasi mesin pemanen kombinasi.
Di Indonesia Thresher mulai populer di masyarakat pada tahun 60-an saat
dimulainya Revolusi hijau yaitu mulai diperkenalkannya jenis varietas baru padi
oleh IRRI (International Rice Risearch Institute) yang berkantor pusat di
Philipina.  Jenis varietas padi IR saat itu mampu memberikan hasil yang sangat
signifikan apabila ditanam secara intensif sehingga pada tahun 1985 Indonesia
mulai mengalami “Swasembada Beras”. Bersamaan dengan pengembangan jenis
varietas padi IR di Indonesia dan didukung oleh sumber dana dari USAID di
institusi Departemen Pertanian lahirlah proyek kerjasama yang disebut dengan
Proyek IRRI_DITPROD (1980 – 1990) yaitu proyek pengembangan pengrajin
kecil alat dan mesin pertanian di Indonesia (Hand Traktor, Transplanter, Pompa
Air, Thresher, Dryer, Seeder, Reaper, Weeder, dan sebagainya) yang berkaitan
erat dengan produksi padi/beras.
III. PEMBAHASAN
A. Spesifikasi Alat
Merk AGRINDO
Model / Model TPA 1000 – MG
Putaran poros utama / Main shaft revolution ( pm) 600 – 650
Kapasitas / Capacity
Padi / Paddy ( Kg / Jam /Kgs / hr) 800 – 900
Kedelai/Soybean (Kg/Jam/Kgs/hr) 450 – 550
Jagung / Corn (Kg/Jam/Kgs/hr). 1300 – 1350
Kebutuhan daya / Required power (HP) 6,5 – 7
Dimensi (P x L x T)/Dimension (L x W x H) (mm) 1600 X 1210 X 1470
Berat tanpa motor / Weight without engine ( Ka/Kgs) 157
Panjang jerami / Length of paddy straw (mm) 400-450
Panjang tangkai kedelai / Length of soybean’s stalk 500-550
(mm)
D. Kelemahan dan Keunggulan Alat
Menurut Muhar Dani (2015) kelebihan dan kekurangan dari alat perontok padi
adalah sebagai berikut :

1. Keunggulan
Mesin Power Thresher (Mesin Perontok Padi) adalah jenis mesin perontok
yang telah terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan
persawahan di Indonesia. Alat dan Mesin Pertanian (mesin perontok padi) dapat
memberi kontribusi yang cukup berarti dalam  rangka meningkatkan keuntungan
usaha tani padi sawah. Unsur-unsur yang mendukung peningkatan keuntungan
adalah kecepatan proses perontokan dan pembersihan sehingga menghemat
waktu. Lebih penting lagi power thresher terbukti dapat mengurangi kehilangan
gabah saat perontokan dan mengurangi kerusakan (pecah) butir gabah sehingga
petani memperoleh nilai tambah dalam usaha taninya, selain itu mempunyai
kelebihan yang lain yaitu :
a. Mobilitas tinggi (menggunakan  roda transportasi).
b. Pengumpanan (Input) jerami fleksibel dengan menutup dan membuka
pintu input.
c. Metode potong pendek (Through In), pengumpanan langsung jerami ke
mesin perontok.
d. Metode potong panjang (Hold On), pengumpanan jerami dipegang dengan
tangan.
e. Kecepatan putar kipas penghembus dapat diatur (rpm) dengan cara
mengganti diameter pully kipas penghembus.
4. Kekurangan
a. Biaya awal lebih mahal.
Untuk membeli mesin perontok padi ini memerlukan biaya yang tidak
sedikit. Tidak semua petani mampu untuk membeli mesin ini.
f. Biaya perawatan lebih mahal
Mesin perontok padi ini memerlukan perawatan yang baik dan benar.
Apabila tidak dirawat dengan baik, maka mesin ini akan turun kualitasnya
yang kemudian akan cepat rusak.
E. Cara Kerja Mesin Perontok Padi
Mesin perontok padi ini biasa juga disebut dengan Thresher. Perontokan
merupakan bagian integral dari proses penanganan pasca panen padi, dimana padi
yang telah layak dipanen dirontokkan untuk memisahkan bulir-bulir padi
jeraminya.
Cara kerja perontok padi ini adalah dengan memukul bagian tangkai padi
(jerami) sehingga bulir-bulir terlepas. Dalam mempersiapkan banyak hasil
tanaman untuk dipasarkan, biji-biji perlu dipisahkan dari tangkai tempat
tumbuhnya.
Untuk memisahkan biji dari bahan pengikatnya pada berbagai tanaman
diperlukan jenis mesin yang berbeda-beda.. Adapun besarnya daya threser yang di
butuhkan dalam perontokan padi di pengaruhi oleh ukuran. Variable-variable lain
yang mempengaruhi seperti berat gabah, tingkat kemasakan, kadar air dan varietas
padi.
Besarnya daya threshers (mesin perontok padi) yang diperlukan dalam
proses perontokan padi dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan stuktur jaringan pada
bulir-bulir yang akan dirontokkan.
Mekanisme perontokan padi yang memisahkan gabah dengan tangkainya
terutama terdiri atas selinder yang berputar dan cekungan-cekungan. Suatu
penyalur pemukul biasanya ditempatkan didepan silinder dan ujung atas dari
penyalur pengangkat untuk membantu penyaluran dalam pemasakan bulir-bulir ke
mekanisme perontokan.
Gabah akan dipisahkan dari batangnya atau jerami melalui blower yang
menghasilkan angin. Angin ini bisa menjadikan suatu daya untuk dapat
memisahkan antara padi dan jerami. Padi yang penuh isinya akan dikeluarkan
dibawah thresher dan jerami serta gabah yang kosong akan dipisah dari gabah
yang diisi. Alat pengatur untuk pengubah kecepatan (Rpm) yang disesuaikan
dengan jenis padi
F. Perbadingan pedal threser (semi mekanis) dan mesin perontok secara
mekanis
Mesin perontok dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas kerja dan
meningkatkan effisiensi kerja sehingga akan diperoleh mutu hasil yang baik dan
susut tercecer yang kecil. Bermacam-macam jenis dan merk mesin perontok padi
dapat dijumpai di Indonesia, mulai dari yang mempunyai kapasitas kecil, sedang,
hingga kapasitas besar (mobile). Prinsip dasar perontokan adalah bertujuan
melakukan pemisahan butir gabah dari tangkai malai ,  Pedal thresher lipat ini
diciptakan pada tahun 1984, dimaksudkan untuk mengatasi besarnya susut
tercecer akibat perontokan padi menggunakan cara Gebot, kemampuan kerjanya
dapat mencapai 120 kg/jam hanya dengan satu orang operator. Bentuknya
sederhana, bahan terdiri dari Pipa, Kayu, Kawat, dan Plastik tenda, dan dapat
bebas difabrikasi menggunakan bahan bekas atau bahan baru, dengan
memanfaatkan gir roda belakang speda beserta rantainya yang bersifat Free
Wheel, sekali pedal ditekan, drum perontok akan terus berputar karena dilengkapi
dengan pemberat eksentrik. Mekanisme kerangkanya mirip dengan kursi lipat,
sedangkan mekanisme pedalnya mirip dengan pedal pada mesin jahit (tipe kaki) .
Power Thresher ini dapat dipakai untuk merontokan biji-bijian (padi, jagung
dan kedelai) dan dilengkapi dengan pengayak sehingga biji – bijian yang
dihasilkan relatif bersih. Power Thresher adalah mesin yang digunakan untuk
merontokan padi atau gabah pada batangnya setelah proses panen. Jenis mesin ini
banyak dipakai dalam industri pertanian menengah hingga besar. Bahkan sudah
ada jenis mesin mini yang cenderung praktis karena dari ukuran dan desain tak
menyita banyak ruang. Mekanismenya juga sangat cepat dan selalu menghasilkan
rontokan gabah dengan hasil maksima
G. Perhitungan:
Diketahui:
Putaran Poros Utama : 600 rpm
Kapasitas (Padi) : 800 Kg/ Jam
Diameter Silinder : 30 cm  300 mm (Panjang)
: 40 cm  400 mm (Lebar)
Diameter Gigi Perontok : 10 mm
Panjang Gigi Perontok : 50 mm
Banyak Gigi Perontok : 30

Berapa daya pada Paddy Power Thresher?

Pertama
Mencari gaya masing – masing pada Gigi Perontok
Rumus:

FG = 12,6 N

Kedua
Mencari Torsi dari mesin
Rumus:
Diketahui:
n = 30
FG = 12,6 N
r = 300 mm
n out = 600 rpm
T = 30 (FG) x 300
T = 30 (12,6) x 300
T = 378 x 300
T = 113.400 Nmm
T = 113,4 Nm

Ketiga
Mencari Daya mesin
Rumus:

Jadi Daya pada Power Paddy Thresher adalah 7,12 Kw


Kehilangan Hasil Perontokan Padi
Diketahui:
Berat Awal : 16,30 Kg
Berat Gabah : 6,83 Kg
Berat Jerami : 8,28 Kg
Berapa jumlah kehilangan hasil perontokan?
Rumus :
Jumlah kehilangan = Berat Awal – (berat gabah + Berat jerami)
Jumlah kehilangan = 16,30 – (6,83 + 8,28)
Jumlah kehilangan = 16,30 – 15,11
Jumlah kehilangan = 1,19 Kg
Jadi Jumlah Kehilangan hasil perontokan sebanyak 1,19 Kg.

H. Analisis
Pada perontokan padi yang telah dilakukan dengan menggunakan Power
Paddy Thresher atau mesin perontok mesin didapat hasil sebanyak 6,83 kg gabah.
Pada sebelum perontokan tersebut berat gabah dengan jeraminya sebanyak 16,30
kg dan berat jerami yang telah dirontokkan yaitu sebanyak 1,19 kg. Setelah
dihitung bahwa terdapat sebanyak 0,6 Kg yang tersusut dari mesin perontok padi
ini. Hasil penyusutan tersebut termasuk penyusutan yang sedikit.
Sedangkan pada perhitungan daya mesin perontok padi terlebih dahulu
mengetahui gaya pada gigi perontok. Diketahui bahwa gaya gigi perontok sebesar
12,6 N. Setelah itu mencari berapa besar torsi pada perontok padi tersebut. Dalam
mencari nilai torsi dibutuhkan banyaknya gigi perontok, diameter silinder, gaya
gigi perontok dan putaran poros utama dalam (rpm). Setelah dihitung didapat nilai
torsi (T) yaitu 113,4 Nm. Setelah didapat nilai torsi mencari berapa daya pada
mesin perontok tersebut. Setelah dilakukan perhitungan didapat hasil sebesar 7,12
Kw.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa, mesin perontok memiliki 2 jenis yaitu Pedal
Thresher (Thresher Semi Mekanis) dan Power Thresher (Thesher Mekanis) yang
berfungsi sebagai alat bantu untuk merontokan padi menjadi gabah dengan
memisahkan gabah dari jeraminya.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Ananda. 2014. Mesin Perontok Padi.


https://belogajumdotcom./2014/12/05/mesin-perontok-padi/. Di akses
pada 25 April 2019.

Kristanto A., Widodo S.C. 2015. Perancangan Ulang Alat Perontok Padi Yang
Ekonomis Untuk Meningkatkan Produktivitas Dan Kualitas Kebersihan
Padi. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 14, No. 1

Mislaini R. 2016. Rancang Bangun Dan Uji Teknis Alat Perontok Padi Semi
Mekanis Portabel. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol. 20, No.1

Muhar, Dani. 2015. Alat Perontok Padi.


https://www.academia.edu/12559915/ALAT_PERONTOK_PADI_THRE
SHER_BAB_I_PENDAHULUAN_1.1._Latar_Belakang. Diakses pada
tanggal 25 April 2019.

Yanmar Pekanbaru. 2014. Agrindo Thresher TPA 1000MG.


http://www.yanmarpekanbaru.com/produk/detail/444/agrindo-thresher-tpa-
1000mg. Diakses pada tanggal 25 April 2019.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai