sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu
mayoritas orang yang mengetahui ketertarikanku dengan BDSM mengenai konsep BDSM dari lambangnya. BDSM mengadopsi konsep akan menganggap bahwa aku hanyalah domba yang tersesat dan perlu diberi lambang yin-yang yang membagi lingkaran kehidupan menjadi 2 bagian penerangan ke jalan yang benar. Memang sedikit banyak reaksi tersebut yang menggambarkan keseimbangan fisik dan spritual. cukup mengganggu dan memaksa aku melakukan evaluasi diri secara dalam BDSM, lambang terbagi menjadi tiga bagian yang mewakil tiga berkala. Namun demikian andaikan aku memang salah, sepertinya aku tak konsep BDSM : Sadisme-Masochisme (sadistis dan masokis), Bondage- keberatan menjadi domba yang tersesat. Semakin aku mencoba untuk Discipline(ikat mengikat dan disiplin), Dominant-submissive (dominasi dan menyentuh hubungan vanilla, semakin aku yakin bahwa aku tidak submisif). pembagian 3 bagian ini juga mewakili 3 syarat wajib dalam menginginkannya. BDSM yaitu : aman, waras, sepakat. Aku jadi teringat sebuah novel roman dimana si wanita terjebak di Berbeda dengan konsep yin-yang dimana kedua unsur yang sebuah istana megah dalam ikatan pernikahan dengan seorang pemuda kaya seimbang menciptakan kesempurnaan hidup, BDSM tidak mengadopsi raya yang bahkan tidak dikenalnya dan wanita tersebut menyusun rencana keseimbangan diantara ketiga unsurnya (walau ketiga sarat wajib harus untuk melarikan diri. Pelayan setianya yang memang sudah yatim piatu dan terpenuhi seimbang). Dengan kata lain, ketiga bagian dalam lambang BDSM miskin dari kecil tidak mengerti kenapa si wanita merasa harus melarikan diri hanya sebagai perwakilan dari unsur-unsur yang termasuk dalam BDSM dan bertanya "apa yang tidak bisa diberikan oleh tempat ini dan suamimu tanpa menuntut ketiganya untuk seimbang ataupun mewajibkan ketiganya yang akan kamu dapatkan diluar sana?" untuk hadir. Itu adalah pertanyaan yang kurang lebih sama dengan apa yang lalu bagaimana dengan pernyataan "sekedar cambuk dan tali tidak orang-orang tanyakan padaku. Hanya satu hal yang tidak dapat diberikan lalu menjadikannya BDSM" ? oleh dunia vanilla kepadaku : "kebebasan". Jangan lupa bahwa BDSM mengadopsi konsep yin-yang dimana ketiga unsur Kebebasan adalah salah satu esensi yang membuat manusia merasa tercakup dalam satu lingkaran. lingkaran tersebut bukannya tidak memiliki menjalani kehidupan sebagai manusia. Tanpanya, apalah harga kehidupan arti : kesempurnaan. Dengan kata lain BDSM bukan hanya sekedar kegiatan seorang manusia? kinky, melainkan kegiatan kinky yang menyempurnakan. Pastinya itu akan menimbulkan pertanyaan "apa yang kau maksud melakukan kegiatan kinky adalah hal yang sangat mudah dan bisa dengan kebebasan sementara BDSM identik dengan perbudakan dan dilakukan dengan siapapun dan kapanpun. Namun demikian walaupun kinky penyiksaan?" sebelumnya mungkin harus dipertanyakan kembali apakah adalah bagian dari BDSM, bukan selalu berarti BDSM jika tidak melibatkan benar bahwa BDSM identik dengan penyiksaan dan darimana konsep itu emosi di dalamnya. Itulah satu hal yang sering terlupakan oleh orang-orang didapatkan? yang tertarik dengan BDSM. mereka lupa bahwa BDSM membutuhkan keterlibatan emosi dan jiwa didalamnya...bukan hanya interaksi fisik, namun kebebasan itu tidak dapat aku peroleh dari dunia vanilla, karena kebebasanku juga interaksi dari dua jiwa (atau lebih). adalah saat aku dimiliki dan didominasi oleh pemilikku. kembali lagi ke pertanyaan di atas, dimana letak "kebebasan" dalam BDSM bila BDSM identik dengan disiplin, dominasi, dan siksaan? sesuai dengan lambangnya, kebebasan itu ada didalam jiwa masing-masing praktisioner. inilah yang membedakan antara kinksters dengan BDSMers bagi aku pribadi. bagi para kinksters, BDSM hanyalah alat atau cara untuk memeriahkan suasana, melakukan hal yang lain daripada yang lain, melakukan kegiatan yang menantang. tanpanya mereka masih bisa hidup, mungkin dengan semangat yang sedikit berkurang namun tidak terlalu mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. mereka tetap bisa melakukan seks seperti biasa, dan walau sulit bukan berarti tidak bisa mencapai puncak. pasrah dengan apapun yang dibawa oleh kehidupan, baik itu vanilla maupun (syukur-syukur) kinky. sedangkan bagi BDSMer, BDSM adalah hal yang membuat mereka merasa hidup. tanpanya hidup terasa sangat hambar dan tak berarti. Hubungan seksual dengan ratusan pasangan dan berbagai posisi hanya akan membuat mereka semakin mahir dalam memalsukan orgasme. sementara dalam diri mereka, mereka merasa semakin sekarat seperti layaknya tahanan yang harus puas hidup dalam sel kecil tanpa jendela yang memadai. Jiwa mereka hanya akan menjadi semakin kelam dan liar dalam imajinasi yang tidak terbatas karena hanya itu yang bisa mereka lakukan.
aku menolak untuk menjadi tahanan dalam diriku sendiri.