Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LEUKEMIA

Disusun Oleh :
1. STIKES BANYUWANGI
2. UNIVERSITAS JEMBER
3. UNIVERSITAS BRAWIJAYA
4. STIKES ICME JOMBANG
5. STIKES KENDEDES
6. UNIPDU JOMBANG
7. STIKES MATARAM

RUMAH SAKIT Dr. SAIFUL ANWAR


MALANG
2019
Satuan Acara Penyuluhan yang berjudul “Perawatan Pada Pasien dengan
Leukimia” di Ruang 27 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang akan di laksanakan
pada hari Kamis, 12 Desember 2019 yang disusun oleh :
MAHASISWA :

1. STIKES BANYUWANGI
2. UNIVERSITAS JEMBER
3. UNIVERSITAS BRAWIJAYA
4. STIKES ICME JOMBANG
5. STIKES KENDEDES
6. UNIPDU JOMBANG
7. STIKES MATARAM

Telah disetujui dan disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(............................................) (...........................................)

Kepala Ruangan

(.....................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Leukemia (Kanker Darah)
Pokok Pembahasan :Definisi, etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, cara
perawatan dan penatalaksanaannya
Sasaran : Semua Pasien dan keluarga pasien di ruang 27
Tempat : Ruang 27
Hari/Tanggal : Kamis, 12 Desember 2019
Waktu : 1 x 30 menit
Penyuluh : Feny Isnandiyah, Oktavia Indriyani, dan Risa Damayanti

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui
dan memahami tentang penyakit leukemia (kanker darah), meliputi definisi,
etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, cara perawatan dan penatalaksanaannya.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan, maka diharapkan pasien dan keluarga pasien
mampu:
1. Memberikan edukasi tentang penyakit penyakit leukemia (kanker darah)
dengan cara:
1.1 Menyebutkan pengertian penyakit leukemia
1.2 Menyebutkan penyebab timbulnya penyakit leukemia.
1.3 Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang termasuk leukemia
2. Melakukan deteksi dini terhadap anggota keluarga atau masyarakat yang
terkena penyakit leukemia.
2.1 Mengenal dan menyebutkan gejala bila keluarga dan masyarakat terkena
penyakit leukemia.

2.2 Mengenal dan menyebutkan tanda bahaya leukemia


3. Melakukan tindakan pertolongan pertama terhadap anggota keluarga, dan
masyarakat yang terkena penyakit leukemia.
3.1 Menyebutkan tindakan – tindakan penting yang dapat dilakukan untuk
mencegah dan pengobatan penyakit leukemia.
3.2 Menyebutkan cara-cara perawatan pada pasien dengan leukemia

III. SASARAN
Pasien dan keluarga pasien

IV. PEMBAHASAN MATERI


1. Pengertian leukemia
2. Etiologi leukemia
3. Klasifikasi Leukimia
4. Tanda dan gejala leukemia
5. Penatalaksanaan leukemia
6. Cara perawatan pasien leukemia

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VI. MEDIA
 LCD
 Laptop
 Leaflet

VII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
 Semua pasien dan keluarga pasien berkumpul di ruang 27
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di 27
 Kesiapan SAP
 Kesiapan media: LCD, Laptop, Leaflet
2. Evaluasi Proses
 Semua pasien dan keluarga pasien antusias terhadap materi
penyuluhan
 Tidak ada pasien ataupun anggota keluarga yang meninggalkan tempat
saat penyuluhan
 Semua pasien dan anggota keluarga pasien mengajukan pertanyaan
dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
 Semua pasien dan keluarga pasien mengetahui dan paham tentang
penyakit leukemia, meliputi definisi, etiologi, klasifikasi leukemia,
tanda dan gejala, cara pencegahan dan pengobatannya.

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN


No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN MEDIA dan
PESERTA METODE
1. 3 Pembukaan : Ceramah
Menit  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Menjelaskan tujuan dari  Mendengarkan
penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan  Memperhatikan
2. 15 Pelaksanaan : Ceramah
menit  Menjelaskan tentang pengertian  Memperhatikan dengan
leukemia menggunakan
 Menjelaskan tentang macam-  Mendengarkan ppt dan
macam penyebab leukemia membagikan
 Menjelaskan klasifikasi penyakit  Bertanya dan Leaflet
leukemia menjawab
 Menjelaskan cara pencegahan pertanyaan yang
dan pengobatan leukemia diajukan
 Menjelaskan cara perawatan
pasien dengan leukemia
 Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya.
3. 10 Evaluasi : Tanya jawab
Menit  Menanyakan kepada peserta  Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada para Pasien Dan Keluarga
4. 2 Terminasi : Ceramah
Menit  Menyampaikan Kesimpulan  Mendengarkan
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam
LEUKEMIA (KANKER DARAH)

1. DEFINISI
Suatu gangguan atau kelainanan darah yang diturunkan dengan ditandai
anemia, perdarahan dan infeksi.
Leukemia Akut adalah suatu keganasan primer sumsum tulang yang
berakibat terdesaknya komponen darah abnormal (blastosit), disertai penyebaran
ke organ-organ lain. (Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Kesehatan Fakultas
Kedokteran Unair & RSUD dr Soetomo Surabaya,2010).
Leukimia akut adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasi patologis sel hemopoitik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke
jaringan tubuh lain (Kapita Selekta Kedokteran 2, Tahun 2010)

2. KLASIFIKASI LEUKEMIA
1. Acute Myelogenous Leukemia (AML)
AML mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke
semua sel mieloid; monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit,
dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai
dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling
sering terjadi.
2. Leukemia Mielogenus Kronis (CML)
CMLjuga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namu
lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih
ringan. CML jarang menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip
dengan gambaran CML tetapi dengan tanda dan gejala yang lebih ringan.
Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit
kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.
3. Leukemia Limfositik Kronis (CLL)
CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70 tahun.
Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa
saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit.
4. Leukemia Limfositik Akut (ALL)
ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada
anak-anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden
usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun. ALL jarang terjadi. Limfosit immatur
berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu
perkembangan sel normal.

3. PENYEBAB LEUKEMIA
1. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (
T cell leukemia-lymphoma virus/HTLV)
2. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya
3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon,
dan agen anti neoplastik.
4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol
5. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
6. Kelainan kromosom : Sindrom Bloom’s, trisomi 21 (Sindrom Down’s),
Trisomi G (Sindrom Klinefelter’s), Sindrom fanconi’s, Kromosom
Philadelphia positif, Telangiektasis ataksia.

4. TANDA DAN GEJALA LEUKEMIA


1. Anemia
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan
sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya
konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang.
Anak yang menderita leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang
sesak nafas.
2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi
Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan
menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk
mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.
3. Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa
seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut
petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila
kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.
4. Penurunan kesadaran
Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.
5. Penurunan nafsu makan
6. Kelemahan dan kelelahan fisik
a. Aktivitas : kelelahan, kelemahan, malaise, kelelahan otot.
b. Sirkulasi :palpitasi, takikardi, mur-mur jantung, membran mukosa pucat.
c. Eliminsi : diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, feses hitam,
penurunan haluaran urin.
d. Integritas ego : perasaan tidak berdaya, menarik diri, takut, mudah
terangsang, ansietas.
e. Makanan/cairan: anoreksia, muntah, perubahan rasa, faringitis, penurunan
BB dan disfagia
f. Neurosensori : penurunan koordinasi, disorientasi, pusing kesemutan,
parestesia, aktivitas kejang, otot mudah terangsang.
g. Nyeri : nyeri abomen, sakit kepala, nyeri sendi, perilaku hati-hati gelisah
h. Pernafasan : nafas pendek, batuk, dispneu, takipneu, ronkhi, gemericik,
penurunan bunyi nafas
i. Keamanan : gangguan penglihatan, perdarahan spontan tidak terkontrol,
demam, infeksi, kemerahan, purpura, pembesaran nodus limfe.
j. Seksualitas : perubahan libido, perubahan menstruasi, impotensi,
menoragia.

5. KOMPLIKASI
a. Gagal sumsum tulang
b. Infeksi
c. Hepatomegali
d. Splenomegali
e. Limfadenopa

6. CARA PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN


1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:
a. Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi
anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari
10.000/mm³, maka diperlukan transfusi trombosit.
b. Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.
2. Pengobatan spesifik
Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal.
Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit,
tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi
kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara
kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5%
baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi
gejala-gajala yang tampak.
b. Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa
tidak memperbanyak diri lagi.
c. Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat
1) Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa
remisi
1. Pelaksanaan kemoterapi
2. Irradiasi kranial
3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi :
a. Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini
diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-
asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda
penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang
ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan
hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia
ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien
leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.
c. Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk
mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia
yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan
dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum
tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang,
maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.

7. CARA PERAWATAN
Perawatan di Rumah :
a. Mendukung klien tetap beraktivitas.
b. Monitor reaksi klien setelah beraktivitas.
c. Berikan makanan tinggi asam folat (kacang-kacangan, sayuran, berwarna
hijau, daging), vitamin C.
d. Ijinkan penderita untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan.
e. Perbaiki gizi saat selera makan penderita meningkat.
Tindakan saat terjadi kekambuhan :
Pada umum nya serangan yang timbul adalah pusing, pucat dan sesak nafas,
hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Segera ambil posisi nyaman dengan tinggikan kepala di tempat tidur.
b. Hindari kerumunan orang.
c. Sirkulasi udara yang cukup.
d. Kalau tanda tidakberkurang bawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
DAFTAR PUSTAKA

Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses Keperawatan),


Yayasan Ikatan alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung, 1996
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih
Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Doenges, EM. (2000 ), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made
Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC.
Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease
Process, Alih Bahasa Adji Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik
Proses-Proses Penyakit, Jakarta, EGC.
Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI
S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC
Mansjoer, Arief. Et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media
Aesculapius.
Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
Ismayadi. 2004. Asuhan Keperawatan dengan Reumatik (Artritis Treumatoid) pada
Lansia
http://images.nersgun.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/RmlKtAoKCpYA
AA-Tuug1/askep%20rematik.pdf?nmid=45426672

Anda mungkin juga menyukai