Anda di halaman 1dari 6

PENGGUNAAN MODEL BLENDED POE2WE UNTUK REMEDIASI

MISKONSEPSI PEMBELAJARAN FISIKA TERMODINAMIKA


Annisa Fitria Lukman1, Nana2
1
Pendidikan Fisika FKIP Universitas Siliwangi
Jl. Siliwangi No 24 Tasikmalaya Jawa Barat Indonesia 46115

E-mail : annisaflukman@gmail.com
nana@unsil.ac.id
Abstract
The use of the POE2WE Blended Model for remediation of thermodynamic physics learning
misconceptions aims to: (1) find out the students' misconceptions in learning thermodynamic
physics. (2) the use of the POE2WE blended model approach to reduce students'
misconceptions in thermodynamic learning. The research method used is literacy (literature
study). Electronic data processing is used to manipulate data into more useful information. Data
is a raw object, which has not been processed and will be processed. Meanwhile, information
is data that has been processed and its nature into other useful data. This research topic is a
physics subject class XI. Blended Learning is face-to-face learning in the classroom and is also
equipped with e-learning to create an effective and efficient learning program. Whereas the
Prediction, Observation, Elaboration, Write and Evaluation (POE2WE) learning model was
developed from the POEW model and the physics learning model with constructivist stressors.
Keywords: POE2WE Blended Model, Thermodynamic Misconception

Abstrak
Penggunaan Model Blended POE2WE untuk remediasi miskonsepsi pembelajaran fisika
termodinamika bertujuan untuk: (1) mengetahui adanya miskonsepsi peserta didik pada
pembelajaran fisika termodinamika. (2) penggunaan pendekatan model blended POE2WE
untuk mengurangi miskonsepsi peserta didik dalam pembelajaran termodinamika. Metode
penelitian yang digunakan adalah literasi (studi pustaka). Pengolahan data elektronik
digunakan untuk memanipulasi data menjadi suatu informasi yang lebih berguna. Data
merupakan objek mentah, yang belum diolah dan akan diolah. Sedangkan, informasi adalah
data yang telah diolah dan sifatnya menjadi data lain yang bermanfaat. Topik penelitian ini
merupakan mata pelajaran fisika kelas XI. Blended Learning merupakan pembelajaran tatap
muka dalam kelas juga dilengkapi dengan e-learning untuk membuat suatu program
pembelajaran yang efektif dan efisien. Sedangkan model pembelajaran Prediction,
Observation, Elaboration, Write, dan Evaluation (POE2WE) dikembangkan dari model
POEW dan model pembelajaran fisika dengan pendekan konstruktivistik.

Kata Kunci : Model Blended POE2WE, Miskonsepsi Termodinamika

PENDAHULUAN segala sesuatunya dapat didapatkan hanya


Generasi 4.0 saat ini merupakan era digital dengan menggerakkan mouse atau hanya
atau era informasi yang segalanya itu menyentuh screen komputer serta boleh
mengandalkan teknologi, hal ini masuk dan keluar dunia cyber tanpa harus
membuktikan bahwa di era modern ini meninggalkan rumah. Generasi net lebih
mengekspresikan kebebasannya kepada masyarakat ilmiah, kurikulum atau buku-
dunia sehingga mereka lebih merasa buku acuan yang menjadi sumber belajar.
dianggap oleh dunia di sekitar mereka (Nana, 2018). Beberapa faktor tersebut
(Gunawan & Sunarman, 2018). cukup menjelaskan bahwa miskonsepsi
Pembelajaran berbasis online memang kemungkinan dapat terjadi pada mata
sudah tidak asing lagi di era modern ini, pelajaran Fisika SMA khususnya materi
tetapi peserta didik tetap harus melakukan termodinamika.
pembelajaran tatap muka dengan gurunya Pemahaman konsep menjadi pusat
untuk memperjelas pemahaman tentang perhatian para pengajar. Jika peserta didik
materi yang sudah dipelajari peserta didik tidak memahami konsep maka dapat
secara online. dipartikan mereka tidak dapat menjelaskan
Pembelajaran fisika lebih menekankan fenomena sehari-hari menggunakan konsep
pemahaman dibanding dengan ingatan. fisika. Hal ini karena peserta didik lebih
Untuk memperoleh pemahaman tentang mudah mengaktivasi konsep yang salah
fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori daripada konsep yang dipelajarinya di
melalui proses berpikir ilmiah, proses sekolah. Untuk dapat membantu peserta
pembelajaran fisika bukan hanya didik menghubungkan konsep-konsep yang
menyajikan ide-ide baru kepada siswa, ada maka pengajar perlu mengetahui
melainkan mengubah ide-ide lama yang kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi
dimiliki siswa (Mursalin dalam Arinata, peserta didik. Salah satu materi yang sulit
Dewi dkk. 2014). Peserta didik bukanlah tetapi tetap menjadi dasar untuk berbagai
sebuah lembaran kosong atau tabula rasa, bidang ilmu adalah termodinamika.
pengetahuan yang mereka punyai adalah Termodinamika memiliki peran mendasar
dasar untuk membangun pengetahuan pada kehidupan sehari-hari dan
selanjutnya. Dengan pengalaman dan pembelajaran.
pengetahuan yang dimiliki peserta didik, Esensi termodinamika adalah mempelajari
akan terbentuk suatu intuisi dan teori siswa tentang perubahan energi menjadi gerak
yang belum benar. Intuisi ini membentuk mekanik dan usaha. Untuk dapat
suatu prakonsep yang sederhana sampai memahami esensi termodinamika ini
yang komplek. Pembentukan prakonsep ini diperlukan pemahaman yang utuh
merupakan kerangka alternatif hasil mengenai besaran-besaran makroskopik
pengalaman yang dibangun peserta didik dan mikroskopik termodinamika.
melalui asimilasi dan akomodasi. (Loverude et al dalam Adila, Agista Sintia
Miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik Dewi, dkk, 2018)
disebabkan oleh pemberian konsep-konsep E-learning merupakan suatu istilah yang
atau fakta yang terlepas oleh guru, sehingga dapat kita temukan dalam dunia komputer
peserta didik dalam menerima konsep atau internet. Kata e-learning terdiri atas 2
masih merasa bingung. Miskonsepsi juga (dua) bagian yaitu “e” yang berarti
dapat terjadi dari buku-buku sumber yang “electronic” dan “learning” yang berarti
digunakan menyajikan konsep-konsep “pembelajaran”. Jadi kata e-learning dapat
yang tidak lengkap atau menggunakan diartikan sebagai suatu sistem
konsep lain yang tidak dikenali pembelajaran yang menggunakan
sebelumnya. perangkat elektronik sebagai media
Miskonsepsi terjadi apabila pemahaman pembelajarannya. (Rahmasari & Rismiati
peserta didik terhadap suatu konsep dalam Nana, dkk, 2019)
berbeda dengan apa yang dimaksud oleh
METODE PENELITIAN fenomena tersebut merupakan proses
Penelitian ini menggunakan metode literasi isobarik.
(studi pustaka) dengan cara mengkaji Pada sub materi hukum
berbagai literatur yang berkaitan dengan termodinamika, peserta didik kesulitan
penerapan model POE2WE (Kearney, memahami konsep pada Hukum I
2004; Kearney & Young, 2007; Nana, Termodinamika pada bagian usaha. Saat
2014, 2016; Nana, Saji dan, Akhyar, & mahasiswa diberi soal tentang kompresi
Rochsatiningsih, 2014; Permatasari, 2011; adiabatik pada silinder, mahasiswa
Rahayu, Widodo, & Sudirman, 2013; menjelaskan fenomena tersebut
Samosir, 2010; Supriyati, 2012) dan menggunakan persamaan keadaan gas.
pembelajaran Blended Learning (Bersin, Mereka tidak menyadari bahwa persamaan
2004; Purwaningsih & Pujianto, 2009; keadaan gas belum bisa menjelaskan
Thorne, 2003 dalam Nana, dkk, 2019). fenomena tersebut dengan valid. Untuk
Model POE2WE merupakan model yang dapat menyelesaikannya mereka perlu
sebelumnya telah dikembangkan oleh menggunakan Hukum I Termodinamika.
Nana, Sajidan, Akhyar, & Rochsatiningsih Sepertinya dalam menjelaskan fenomena
(2014) dari model POEW (Samosir, 2010). tersebut, mahasiswa belum menyadari jika
Penelitian ini dikembangkan untuk menjadi usaha dapat mengubah energi internal.
Blended Learning model dengan Agar mahasiswa dapat memahami konsep
mengusung inovasi pembelajaran usaha pada fenonema ini maka sebaiknya
POE2WE berbasis digital. mahasiswa perlu memahami konsep usaha
di mekanika terlebih dahulu (Loverude et
HASIL PENELITIAN DAN al, 2002 dalam Adila, Agista Sintia Dewi,
PEMBAHASAN dkk, 2018)
Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik Kesulitan memahami konsep pada
pada Konsepsi Termodinamika Hukum I Termodinamika yang kedua
Kesulitan pertama peserta didik adalah konsep kalor. Kalor (transfer kalor)
pada pembelajaran termodinamika yaitu merupakan representasi transfer energi
pada persamaan keadaan gas terletak pada antara sistem dengan lingkungan karena
ketidak konsistenan peserta didik dalam ada perbedaan suhu sedangkan suhu
menggunakan konsep persamaan keadaan merupakan representasi dari energi kinetik
gas. Kesulitan yang kedua pada persamaan rata-rata molekul pada sistem (dalam teori
keadaan gas adalah peserta didik belum kinetik gas). Permasalahan kalor bukanlah
bisa menghubungkan besaran makroskopik bentuk dari energi melainkan transfer
dan mikroskopik. Seperti yang kita ketahui energi dan fungsi keadaan telah dijelaskan
hubungan antara volume dan suhu pada secara eksplisit pada buku-buku teks fisika.
besaran makroskopik bukanlah berbanding Namun peserta didik masih memahami
terbalik. Kesulitan ketiga adalah peserta kalor itu merupakan bentuk dari energi.
didik belum bisa memahami hubungan Penyebab peserta didik tidak memahami
antara tekanan, suhu dan volume. Peserta konsep kalor tersebut mungkin disebabkan
didik mengklaim hubungan antara tekanan karena buku-buku teks menuliskan kalor
berbanding lurus dengan suhu pada ditransfer kedalam dan keluar sistem
suntikan yang pistonnya tidak ada gaya termodinamik-tidak konsisten dengan
gesek dan awalnya dicelupkan kedalam air definisi transfer energi (Brookes & Etkina,
dingin kemudian dicelupkan kedalam air 2015 dalam Adila, Agista Sintia Dewi, dkk,
panas. Peserta didik belum memahami 2018).
Kesulitan pada Hukum II berbeda. Peserta didik dapat
Termodinamika yang pertama adalah ide melangsungkan kegiatan pembelajaran
yang salah tentang entropi. Peserta didik tatap muka dalam kelas juga dilengkapi
menganggap entropi itu kuantitas yang dengan format elektronik lainnya (e-
kekal (Sözbilir & Bennett, 2007; learning) untuk membuat suatu program
Christensen et al, 2009; Leinonen et al, pembelajaran yang optimal. Perkembangan
2015 dalam Adila, Agista Sintia Dewi, dkk, teknologi kinformasi yang sangat pesat ini
2018).). khusunya perkembangan teknologi internet
Kesulitan – kesulitan pada Hukum II turut mendorong perkembangannya konsep
Termodinamika ini dapat diatasi dengan pembelajaran jarak jauh. Ciri ciri teknologi
cara memahami besaran makroskopik dan internet yang selalu dapat diakses kapan
mikroskopik secara utuh. Cara memahami saja, dimana saja, multi user serta
kedua besaran ini dapat dilakukan dengan menawarkan segala kemudahan telah
memberikan tantangan yaitu mahasiswa menjadikan internet suatu media yang
diminta mengevaluasi fenomena sangat tepat bagi perkembangan pendidikan
berdasarkan besaran makroskopik dan jarak jauh selanjutnya. Hal inilah yang
mikroskopik secara bersama-sama. mengapa untuk saat ini sistem
pembelajaran secara blended learning
Model POE2WE
masih sangat baik digunakan di terpakan di
Model pembelajaran Prediction,
Indonesia agar dapat lebih terkontrol secara
Observation, Explanation, Elaboration,
tradisional juga. (Nana, dkk, 2019).
Write dan Evaluation (POE2WE)
dikembangkan dari model pembelajaran
Blended POE2WE
POEW dan model pembelajaran Fisika
Kerangka teori POE2WE ini
dengan Pendekatan Konstruktivistik.
dibangun berdasarkan pandangan dari
Pengembangan ini dilakukan untuk sebagai
beberapa teori yang mengkerangkai model
penyempurnaan kedua model sebelumnya.
pembelajaran POE2WE. Dalam POE2WE
Model POE2WE merupakan model
dipadukan tiga jenis interaksi yang meliputi
pembelajaran yang dikembangkan untuk
interaksi sosial, inetraksi muatan, dan
mengetahui pemahaman peserta didik
interaksi dosen. Penjelasan adalah berikut:
mengenai suatu konsep dengan pendekatan
(a) Tipe interaksi pertama adalah dengan
konstruktivistik. Model ini membangun
guru yang menjadi fasilitasor active
pengetahuan dengan urutan proses yaitu
learning dan interaksi tatap muka yang
meramalkan atau memprediksi solusi dari
terjadi pada suatu setting sosial. Akan tetapi
permasalahan, melakukan eksperimen
guru yang merancang dan mengelola urutan
untuk membuktikan prediksi, kemudian
pembelajaran dan menyeleksi media yang
menjelaskan hasil eksperimen yang
tepat sebelum berinteraksi dengan
diperoleh secara lisan maupun tertulis,
mahasiswa. Selanjutnya dosen
membuat contoh penerapan dalam
menggunakan e-learning untuk meakukan
kehidupan seharihari, menuliskan hasil
pembelajaran jarak jauh dan pengumpulan
diskusi dan memuat evaluasi tentang
tugas serta komunikasi secara online.
pemahaman peserta didik baik secara lisan
Peserta didik dapat berdiskusi dengan
maupun tertulis (Nana, dkk, 2019).
peserta didik lain dan dengan guru pada
waktu yang bersamaan sehingga akan
Blended Learning
terjadi komunikasi interpersonal dan
Secara umum, blended learning mengacu
feedback. (b) Interaksi kedua adalah dengan
pada perpaduan lingkungan belajar yang
muatan interaksi ini menjembatani interaksi SIMPULAN
kognitif dengan konsep konsep dan
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh:
keterampilan yang termuat dalam modul
(1) Cara untuk membantu peserta didik
pembelajaran. Modul tersebut disertai
untuk memahami konsep-konsep
dengan petunjuk penggunaan dan mind
termodinamika adalah dengan
mapping setiap topik sehingga tujuan
menggunakan program resitasi dan
pembelajaran tergambar jelas. (c) Interaksi
pembelajaran menggunakan model blended
sosial dimaksudkan sebagai kemampuan
POE2WE. Program resitasi dan model ini
pembelajar (peserta didik) untuk
dapat membantu peserta didik untuk belajar
mempersepsikan diri mereka sebagai
mandiri tetapi serasa diberi petunjuk oleh
sebuah komunitas yang saling bergantung
guru karena program ini disertai dengan
secara positif (positive interdependent,
balikan yang sesuai. (2) Remidiasi
cooperation). Interaksi demikian itu dapat
miskonsepsi menggunakan model blenden
terjadi di keseluruhan proses pembelajaran
POE2WE dapat mereduksi kesalahan
karena mereka mengerjakan tugas-tugas
konsep mengenai materi termodinamika,
yang menuntut kerjasama. Sebagaimana
jika dibandingkan dengan sebelum
diketahui dimensi interaksi (diskursus
mengikuti remidiasi Fisika tentang
social). Makna ini kemudian dibagai
termodinamika. Berdasarkan kesimpulan
diantara anggota-anggota kelompok yang
dari penelitian berdasarkan studi pustaka ini
ikut membangun pengetahuan bersama
di sarankan beberapa hal sebagai berikut:
melalui tanggapan antar mereka sendiri. Ini
(1) Mendeteksi dan memperbaiki
sudah merupakan pencapaian level kognitif
prakonsep yang dimiliki oleh peserta didik.
yang tinggi (Aviv, 2000 dalam Nana, dkk,
(2) Membantu peserta didik dalam
2019).
menghubungkan antar konsep. (3)
Remediasi Miskonsepsi Termodinamika Melibatkan peserta didik secara aktif dalam
dengan Model Blended POE2WE kegiatan mengajar agar siswa membangun
sendiri pengetahuannya. (4) Menggunakan
Dengan menggunakan model POE2WE
metode pengajaran yang sesuai dengan
yang sudah dikembangkan menjadi model
materi pelajaran. (5) Perlunya dilakukan
blended POE2WE yang sudah lebih
lebih lanjut penggunaan pendekatan konflik
mengandalkan teknologi di era digital ini.
kognitif sebagai alternative remidiasi pada
Guru sebagai pemakai model dalam
konsep-konsep lain.
memasukan hasil remediasi miskonsepsi
materi termodinamika ke dalam model
Adila, Agista Sintia Dewi, dkk. 2018.
blended POE2WE. Peserta didik dapat
Deskripsi Kesulitan Mahasiswa pada
melangsungkan pembelajaran lebih rutin
Materi Termodinamika. (Online)
daripada sebelumnya karena model ini juga
Diakses 12 Februari 2020.
dapat dilangsungkan secara online di rumah
Arinata, Dewi dkk. 2018. Remediasi
masing atau dimanapun dan kapanpun.
Miskonsepsi Menggungakan Strategi
Guru dapat lebih sering melaksanakan kelas
Predict-Observe-Explain Berbantuan
online untuk membahas konsep-konsep
Laboratorium Virtual pada Materi
dasar materi fisika yang akan dipelajari
Rangkaian Listrik Searah. (Online).
khususnya materi termodinamika sehingga
Diakses 11 Februari 2020. 7(7)
pemahaman peserta didik dapat terlatih
Brookes, D. T., & Etkina, E. (2015). The
sebelum melangsungkan pembelajaran
Importance of Language in Students’
tatap muka di kelas.
Reasoning About Heat in
Thermodynamic Processes. Nana, Sajidan, Akhyar, M., &
International Journal of Science Rochsatiningsih, D. (2014). The
Education development of Predict, Observe,
Gunawan, F.I. & Sunarman, S.G., (2018). Explain, Elaborate, Write, and
Pengembangan Kelas Virtual Dengan Evaluate (POE2WE) Learning Model
Google Classroom Dalam in Physics Learning at Senior
Keterampilan Pemecahan Masalah Secondary School. Journal of
(Problem Solving) Topik Vektor Education and Practice, 5(19), 56–65.
Pada Peserta didik SMK Untuk Nana, & Rochsantiningsih, D. &
Mendukung Pembelajaran. In Muhammadakhyar, & Sajidan,.
Prosiding Seminar Nasional (2016). The Effectiveness of Scientific
Pendidikan Matematika Approach Through Predict, Observe,
Etnomatnesia. Explain, Elaborate, Write and
Leinonen, R., Asikainen, M. A., & Evaluate (POE2WE) Model on the
Hirvonen, P. E. (2015). Grasping the Topic of Kinematics (Rectilinear
second law of thermodynamics at Motion) at Senior High School.
university: The consistency of Social Sciences (Pakistan). 11. 1028-
macroscopic and microscopic 1034.
explanations. Physics Education Nana. 2018. Penggunaan Pendekatan
Research 11, 020122 Konflik Kognitif Untuk Remediasi
Loverude, M. E., Kautz, C. H., Heron, P. R. Miskonsepsi Pembelajaran Suhu dan
L. (2002). Student understanding of Kalor. Prosiding Seminar Nasional
the first law of thermodynamics: Pendidikan Sains 2018. 8-14
Relating work to the adiabatic Nana dan Surahman E. (2020). POE2WE
compression of an ideal gas. Am. J. Model as an Alternative for Learning
Phys. 70 (2) Physics in Industrial Revolution 4.0
Nana, Dewi R., & Muhammad, A., Sajidan Era. Advances in Social Science,
(2016) The Effectiveness of Scientific Education and Humanities Research,
Approach Through Predict, Observe, 397(2), 1013-1022
Explain, Elaborate, Write and Nana, Nana & Surahman, Endang. (2019).
Evaluation (POE2WE) Model on the Pengembangan Inovasi Pembelajaran
Topic of Kinetics (Rectilinear Digital Menggunakan Model Blended
Motion) at Senior High School. The POE2WE di Era Revolusi Industri 4.0.
Prosiding SNFA (Seminar Nasional
Social Sciences, 11(6), 1028-1034.
Fisika dan Aplikasinya). 4. 82.
Nana. (2014). Pengembangan model
10.20961/prosidingsnfa.v4i0.35915.
POE2WE dalam pembelajaran
Samosir, H. (2010). Model Pembelajaran
Fisika SMA. Universitas Sebelas
Predict-Observe-Explain-Write
Maret.
(POEW) untuk meningkatkan
Nana. (2016). Pengembangan Model
penguasaan konsep kalor dan
Pembelajaran Prediction,
keterampilan berpikir kritis siswa
Observation, Explanation,
SMA. Universitas Pendidikan
Elaboration, Write, and Evaluating
Indonesia.
(POE2WE) dalam Pembelajaran
Sözbilir, M., Bennett, J. M. (2007). A study
Fisika SMA. Universitas Sebelas
of Turkish chemistry undergraduates’
Maret.
understandings of entropy, J. Chem.
Educ. 84,

Anda mungkin juga menyukai