Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PROSES DAN FUNGSI MENTAL MANUSIA


MATERI
PERSEPSI
Diajukan
Sebagai Objek Pemenuhan Tugas
Mata Kuliah Proses dan Fungsi Mental Manusia

Dosen Pengampu:
Dra. Sri Hartati, M.S
Disusun Oleh:
Muhammad Emil A.F.R. 15000120130175
Hafid Praditya Abimanyu 15000120130190
Habel Boni Facius Panjaitan 15000120130241
Sonya Yolanda Izabel 15000120130265
Azmi Nawangjati 15000120130269
Alexandra Patricia Crysant 15000120130270
Ignatius Wisang Puda Wijaya 15000120130286
Putri Cantika P.P. 15000120130290

KELAS 2 SEMESTER 1
PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2020

KATA PENGANTAR

i
Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat
dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata
kuliah Proses dan Fungsi Mental Manusia dengan lancar tepat waktu.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dra. Sri Hartati, M.S, selaku dosen
pengampu mata kuliah Proses dan Fungsi Mental Manusia yang telah memberi kami
tugas dan membimbing kami sehingga kami dapat menambah pengetahuan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan dampak positif kepada
para pembaca. Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran membangun dari para
pembaca agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Semarang, 26 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
halaman

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR iv

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
1.4 Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Definisi Persepsi 3
2.2 Jenis Persepsi 3
2.3 Proses Persepsi 4
2.4 Faktor Persepsi 8
2.5 Kesalahan Persepsi 10

BAB III PENUTUP 12


3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

iii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1 Prinsip Valid untuk Penglihatan dan Pendengaran 5
Gambar 2 Top-Down Processing 5
Gambar 3 Bottom-Up Processing 6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia akan selalu menerima rangsang atau stimulus. Tidak hanya dari
dalam, manusia juga menerima stimulus dari luar. Itulah mengapa manusia tidak
dapat lepas dari lingkungannya. Manusia selalu menerima stimulus dari
lingkungan. Aktivitas menerima stimulus ini sangat erat kaitannya dengan
persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang diawali dengan proses
penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra.
Hal tersebut juga dapat disebut proses sensoris.

Proses persepsi tidak hanya berhenti pada proses pengindraan. Stimulus yang
diterima oleh alat indra kita diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini
disebut dngan proses fisiologis. Kemudian setelah itu terjadi proses di otak, yang
mana merupakan pusat dari proses kesadaran, sehingga individu dapat menyadari
apa yang dilihat, didengar, atau apa yang diraba.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang terurai di atas maka dapat disimpulkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan persepsi?
2. Apa saja jenis-jenis dari persepsi?
3. Bagaiaman proses persepsi terjadi?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi?

5. Apa saja kesalahan yang terjadi dalam persepsi?

1.3 Tujuan Penulisan

1
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang terpapar di atas, maka
tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan persepsi.
2. Mengetahui jenis-jenis persepsi.
3. Mengetahui bagaimana persepsi dapat terjadi.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.

5. Mengetahui kesalahan yang terjadi dalam persepsi.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Memberi informasi terkait apa yang dimaksud dengan persepsi.
1.4.2 Memberi informasi terkait jenis-jenis persepsi.
1.4.3 Memberi informasi terkait bagaiaman persepsi dapat terjadi.
1.4.4 Memberi informasi terkait faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.
1.4.5 Memberi informasi terkait kesalahan dalam persepsi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Persepsi

Persepsi adalah suatu proses kognitif, yang membuat individu dapat


menafsirkan dan memahami lingkungan sekitarnya. Proses ini diawali dengan
penerimaan stimulus yang didapat dari alat reseptor yaitu panca indera, lalu
stimulus ini akan dikirimkan dan dicerna di dalam otak, sehingga individu
tersebut dapat memahami lingkungan sekitarnya. Penafsiran setiap individu bisa
saja berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh pengalaman dan proses belajar dari si
individu. Oleh karena itu, persepsi tiap orang terhadap lingkungannya akan
berbeda-beda. (Pinaryo.2014).

2.2 Jenis Persepsi


A. Berdasarkan Hasil Persepsi
1) Persepsi Positif
Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan, dan
tanggapan yang diteruskan, dalam upaya pemanfaatan.
2) Persepsi Negatif
Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan, dan
tanggapan yang tidak selaras dengan obyek yang dipersepsi.
B. Berdasarkan Alat Sensorik yang Menerima Stimulan
1) Persepsi Visual (Stimulan diterima oleh indera penglihatan)
2) Persepsi Auditori (Stimulan diterima oleh indera pendengaran)
3) Persepsi Perabaan (Stimulan diterima oleh indera perabaan)
4) Persepsi Penciuman (Stimulan diterima oleh indera penciuman)
5) Persepsi Pengecapan (Stimulan diterima oleh indera perasa)

3
2.3 Proses Persepsi
Persepsi berkaitan dengan (proses) bagaimana informasi sensorik diatur,
diinterpretasikan, dan dialami secara sadar. Berikut adalah berbagai penjelasan
mengenai proses dari persepsi itu sendiri :
A. The Gestalt Laws of Organization
Proses persepsi yang paling dasar dapat dijelaskan dengan serangkaian
prinsip yang berfokus pada cara kita mengatur potongan potongan informasi
menjadi bermakna. Hal ini dikenal dengan nama Hukum Gestalt Organisasi,
ditemukan pada tahun 1900-an oleh sekelompok psikolog jerman yang
mempelajari pola.
Prinsip penting yang valid untuk penglihatan serta pendengaran terdiri
dari:
a. Closure (Penutupan)
Kita biasanya menggabungkan elemen untuk bentuk tertutup
daripada bentuk terbuka.
b. Proximity (Kedekatan)
Kita melihat elemen yang berdekatan sebagai grup. Kita lebih
melihat dua titik bersama yang berjajar daripada sebuah garis titik titik.
c. Similarity (Kemiripan)
Elemen yang kita lihat sama akan digabungkan. Kita cenderung
melihat garis lingkaran dan kotak horizontal daripada garis lingkaran
kotak vertikal.
d. Simplicity (Kesederhanaan)
Saat mengidentifikasi simbol, kita melihat yang paling sederhana.
Kita cenderung melihat satu belah ketupat dan dua garis di kanan
kirinya daripada satu huruf ‘w’ dan ‘m’ yang saling tumpang tindih.

4
Gambar 1 Prinsip Valid untuk Penglihatan dan Pendengaran

B. Top-Down and Bottom-Up Processing


Persepsi melibatkan dua proses bernama top-down processing dan
bottom-up processing. Pada top-down processing, presepsi dipengaruhi oleh
tingginya tingkat pengetahuan, pengalaman, ekspetasi, dan motivasi.

Gambar 2 Top-Down Processing

Sedangkan, pada bottom-up processing, persepsi fokus pada kemajuan


mengenali dan memproses informasi dari komponen individu pemberi
stimulus (indera) dan memindahkannya ke persepsi keseluruhan.

Gambar 3 Bottom-Up Processing

5
C. Proses Pembentukan Persepsi, Wood dan Mulyana
Persepsi adalah rangkaian proses aktif. Menurut Wood dan Mulyana,
ada tiga tahap pokok persepsi, yaitu :
1. Stimulasi atau Seleksi
Stimulasi bisa juga diartikan dengan sebuah sensasi yang datang.
Sensasi adalah tahap paling awal dalam penerimaan informasi
(Mulyana, 2002, p.59). Stimulus yang berasal dari sensasi menimbulkan
atensi atau perhatian dari diri peserta komunikasi. Yang diberi perhatian
atau atensi itulah yang disebut dari bagian ini. Pemberian atensi tersebut
melibatkan seluruh alam sadar kita (DeVito, 2007, p.81).
Setelah stimulasi, berlanjut ke tahap seleksi. Stimulasi yang
diberikan akan diseleksi oleh peserta komunikasi untuk masuk ke tahap
berikutnya. Hal ini disebabkan keterbatasan manusia yang tidak
mungkin memberi atensi kepada semua hal yang ada di lingkungannya,
stimulus yang dianggapnya relevan yang akan diberikan atensi untuk
masuk ke tahap selanjutnya (Wood, 2007, p.74)
2. Pengelompokan (Organization)
Peserta komunikasi akan mengorganisasi informasi yang telah
diseleksinya. Pengorganisasian dilakukan dengan mengelompokkan
informasi sesuai dengan pengertian yang dimiliki oleh peserta
komunikasi tersebut. Hal ini dilakukan untuk persiapan pada proses
selanjutnya.
Pengelompokan informasi didasarkan pada pemahaman peserta
komunikasi tersebut. Kolom-kolom pemahaman tersebut disebut dengan
Skemata Kognitif, terdiri atas :
a. Prototypes, yaitu representasi yang paling dekat dengan kategori
pesan tersebut.

6
b. Personal Construct, yaitu tolak ukur mengenai penilaian dua sisi
sebuah situasi yang ada di benak orang tersebut.
c. Stereotype, yaitu generalisasi prediktif mengenai sebuah situasi
berdasarkan kategori dimana kita berada.
d. Script, yaitu panduan/perencanaan yang ada di benak kita untuk
menyikapi situasi tersebut.(Wood, 2007, p.75-79)

Sedangkan, Gamble & Gamble mengemukakan skema kognitif


seseorang yang membentuk pemahaman seseorang dalam
mengelompokkan pesan, terdiri atas :
a. Schemata, yaitu pemikiran umum mengenai seseorang. Terdiri
atas : physical construct, interaction construct, role construct, dan
psychological construct.
b. Perceptual Sets, yaitu pemikiran seseorang berdasarkan kondisi
sosial dimana mereka sebelumnya.
c. Selectivities, adalah kemampuan seseorang menyaring pesan
berdasarkan pendidikan, budaya, dan motivasi yang ia miliki.
d. Stereotypes, adalah generalisasi seseorang terhadap suatu hal.
(2005, p.78-81)

3. Interpretasi-Evaluasi
Tahap interpretasi dan evaluasi tidak dapat dipisahkan. Kesimpulan
dibentuk pada tahap ini. Tahap ini bersifat sangat subjektif dan
dipengaruhi berbagai faktor yang bersifat personal (DeVito, 2006, p.60).
Faktor personal yang berpengaruh terhadap penilaian seseorang
dibagi oleh Adler dan Rodman ke dalam lima hal : pengalaman

7
terdahulu, asumsi mengenai perilaku seseorang, ekspektasi (apakah
mendukung ekspektasi mereka atau tidak), pengetahuan yang dimiliki,
dan perasaan orang tersebut (1991, p.35). Kelima faktor tersebut
menjadi hal yang dapat ditelusuri utuk mengetahui apa yang dipikirkan
di benak seseorang ketika menilai pesan komunikasi yang diterimanya.

4. Penyimpanan (Memorizing)
Peserta komunikasi akan menyimpan hasil interpretasi dan evaluasi
ke dalam memorinya. Sehingga pada suatu saat mereka dapat memakai
kembali interpretasi tersebut di waktu mendatang (DeVito, 2007, p.83).

5. Mengingat Kembali (Recall)


Suatu saat interpretasi yang telah dilakukan mungkin diperlukan
kembali. Proses recall ini yang meyakinkan bahwa informasi yang
peserta tersebut dapatkan terproses dengan baik dan dapat ia jadikan
skemata baru dalam pemikirannya (DeVito, 2007, p.84).

2.4 Faktor Persepsi


A. Faktor Internal
1. Fisiologis
Fungsi fisiologis tiap individu tidaklah sama, terdapat individu yang
memiliki ke lima indera, ada juga yang tidak; ada yang berfungsi secara
baik, ada juga yang mengalami kecacatan.

2. Pengalaman dan Ingatan

Pengalaman dan ingatan sangat memengaruhi persepsi seseorang


akan hal-hal yang pernah dikenali sebelumnya.

3. Minat

8
Seseorang, biasanya akan lebih tertarik akan hal-hal yang ia minati.
Maka obyek yang diminati oleh individu akan lebih sering mendapatkan
perhatian, dibandingkan hal lainnya.

4. Kebutuhan
Persepsi seseorang akan kebutuhan hidupnya akan berbeda dengan
benda-benda yang tidak dibutuhkannya. Persepsi ini selalu berganti-
ganti, sesuai dengan kebutuhan si individu.

5. Suasana Hati
Hati yang gembira, akan membuat individu memberi presepsi yang
baik dan indah. Sedangkan jika suasana hati kita sedang buruk, maka
kita akan memberikan persepsi yang tidak begitu menyenangkan.

B. Faktor Eksternal
1. Karakteristik dari Lingkungan dan Objek Sekitar
Karakteristik dari sebuah lingkungan dan objek dapat memengaruhi
sudut pandang terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Ukuran Objek
Semakin besar suatu obyek, maka akan semakin besar penglihatan
individu terhadap obyek tersebut, sehingga kemungkin seorang individu
melakukan persepsi pun akan semakin besar.

3. Warna
Obyek yang memiliki cahaya lebih banyak, akan lebih mudah
dipahami dari yang sedikit. Selain itu pula, warna-warna yang cerah
akan membuat seseorang lebih tertarik untuk melakukan persepsi.

9
4. Keunikan
Semakin unik suatu benda, maka akan semakin membuat individu
tertarik untuk memperhatikannya, dan akan membuat semakin banyak
persepsi tentang obyek tersebut.

5. Intensitan Pemberian Stimulus


Seseorang yang menerima stimulus dari suatu obyek secara berkala,
akan lebih tertarik untuk memerhatikan obyek tersebut, dibandingkan
dengan obyek-obyek yang baru diperkenalkan 1-2 kali saja.

6. Motion/Gerakan
Obyek yang bergerak, akan terasa lebih menarik, dibandingkan
obyek yang diam saja.

2.5 Kesalahan Persepsi


1. Kesalahan atribusi
Atribusi adalah proses internal di dalam diri manusia untuk memahami
penyebab perilaku orang lain. Kesalahan terjadi ketika perilaku orang
dijadikan sumber informasi mengenai sifat-sifat mereka. Pesan yang
dipersepsi tidak utuh atau tidak lengkap, sehingga manusia berusaha
menafsirkan sendiri kekurangan pesan atau rangsangan inderawi yang didapat.

2. Efek halo
Efek halo merujuk pada fakta bahwa begitu manusia membentuk kesan
menyeluruh tentang seseorang, maka cenderung menimbulkan efek yang kuat
atas penilaian terhadap sifat-sifat spesifiknya. Efek halo bisa ditimbulkan
melalui ciri-ciri fisik atau perilaku. Jika kesan pertama positif, maka
kecenderungan selanjutnya adalah positif. Demikian pula sebaliknya.

3. Stereotip

10
Stereotip adalah kategorisasi atas suatu kelompok secara serampangan
dengan mengabaikan perbedaan-perbedaan individual.Kelompok-kelompok
ini mencakup: kelompok ras, kelompok etnik, kaum tua, berbagai pekerjaan
dan profesi, gender, atau orang dengan penampilan fisik tertentu.

4. Prasangka
Prasangka adalah sikap yang tidak adil terhadap seseorang atau kelompok.
Suatu penilaian berdasarkan keputusan dan pengalaman terdahulu. Prasangka
umumnya bersifat negatif. Wujud prasangka yang nyata dan ekstrem adalah
diskriminasi. Prasangka bersifat alamiah dan tak terhindarkan. Budaya dan
kepribadian memengaruhi prasangka.

5. Ilusi
Ilusi merupakan kesalahan penafsirkan rangsang, jadi persepsi tidak sesuai
kenyataan. Ilusi bukanlah kelainan dalam jiwa seseorang. Ada beberapa faktor
yang memengaruhi adanya ilusi, yaitu faktor kealaman, stimulus, dan
individu.

BAB III

11
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persepsi merupakan proses kognitif yang membuat individu dapat menafsirkan
dan memahami lingkungan di sekitarnya. Persepsi erat kaitannya dengan proses
suatu informasi sensorik diatur, diinterpresentasikan, dan dialami secara sadar.
Kemudian, persepsi dapat diuraikan lagi menjadi berbagai jenis dan
diklasifikasikan berdasarkan hasil persepsi ataupun berdasarkan alat sensorik
yang menerima stimulan. Berbagai teori dikemukakan mengenai bagaimana
proses persepsi terjadi. Beberapa diantaranya memiliki kesamaan dan tentunya
perbedaan. Terdapat pula sejumlah faktor terjadinya persepsi, yang kemudian
dikelompokkan menjadi internal atau eksternal. Ketika individu mengalami
persepsi, akan ada kemungkinan bagi individu tersebut untuk mengalami
kesalahan persepsi. Kesalahan persepsi ini bermacam-macam bentuknya dan
dapat disebabkan oleh bermacam-macam hal pula.
3.2 Saran
Telah sampailah kita di penghujung makalah yang kami buat. Kami selaku
penulis menyadari akan adanya kekurangan maupun kesalahan yang mungkin
terdapat pada makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih apabila
pembaca dapat memberikan kritik dan saran perihal makalah yang kami buat.
Tentunya kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya kepada para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

[1] Feldman, S. Robert. 2017. Understanding Psychology. United States of


America: McGraw-Hill Education
[2] Walgito, Bimo. 1980. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI
[3] Pinaryo.2014.”PERSEPSI MAHASISWA UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PONOROGO TERHADAP PROGRAM
KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA” Diakses pada
http://journal.umpo.ac.id/index.php/aristo/article/download/22/276 pada 25
September 2020 pukul 23:00
[4] Aini. 2019.” Makalah Persepsi Psikologi” Diakses pada
https://independent.academia.edu/tonoaini pada 26 September 2020 pukul
01:45
[5] Winny.2017."FAKTOR KEGAGALAN PERSEPSI PADA
PEMBENTUKAN CITRA PARTISIPAN DALAM DEBAT POLITIK DI
TELEVISI" Diakses pada https://journal.lppmunindra.ac.id pada 26
September pukul 13.39
[6] Chara.2012."Makalah Persepsi" Diakses pada
http://charasusanti.weebly.com/uploads/1/4/9/8/14985582/04_makalah_perse
psi.pdf pada 26 September 2020 pukul 14.10
[7] Desvianto, S. (2013). Studi Fenomenologi : Proses Pembentukan Persepsi
Mantan Pasien Depresi di Rumah Pemulihan Soteria. Jurnal E-Komunikasi,
1(3), 104-114.

13

Anda mungkin juga menyukai