Anda di halaman 1dari 2

Mengatasi Stress Ditengah Pandemi Menurut Hindu

Pada saat pandemi Covid-19, tidak hanya fisik tetapi kesehatan mental juga
turut diperhatikan. Salah satu gangguan mental yang sering muncul yaitu stress.
Ketika kita stress atau cemas, hal itu akan melemahkan imunitas, yang pada akhirnya
akan membuat tubuh mudah jatuh sakit. Jika jasmani dan rohani kita terganggu maka
semua aktivitas individupun ikut terganggu. Dalam ajaran agama Hindu khususnya
Tri Jnana Sandhi dibahas mengenai cara mengatasi stress ditengah pandemic covid-
19.

Prof. IBG. Yudha Triguna dalam video berujudul “Mengatasi Stress di Era
Covid-19” mengatakan bahwa Virus dalam Pustaka Hindu disebut Destimaya,
diidentifikasi dengan “satepung pinara yuta” yang artinya sekecil tepung dibagi
sejuta. Menurut sastra-sastra Bali terdapat tiga jenis penyakit. Pertama, Adhi
Bhautika Dukha, yaitu penyakit yang bersumber dari spirit, Tuhan, dan Leluhur.
Kedua, Adiatmika Dukha, yaitu penyakit yang bersumber dari pikiran, psikis, atau
mental. Serta ketitga, Adi Bhautika Dukha, yaitu penyakit yang bersumber dari virus,
bakteri, dan lain sebagainya. Covid-19 termasuk kedalam Adi Bhautika Dukha.

Kita harus tetap waspada dan senantiasa mematuhi protokol kesehatan


sebagaimana yang dianjurkan oleh pemerintah untuk kita patuhi bersama-sama, demi
keselamatan bersama, bangsa dan Negara. Kepatuhan kita ini sangat penting,
mengingat masalah pandemi ini adalah tanggung jawab kita semua, bukan hanya
urusan pemerintah saja. Selain usaha tersebut, yang tidak kalah penting untuk
dilaksanakana adalah tetap teguh menjalankan sradha dan bhakti kita kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, salah satunya dengan melaksanakan ajaran Tri Jnana Sandhi.

Tri Jnana Sandhi adalah tiga inti hakekat yang menjadi dasar atau rangka
ajaran Hindu. Mengenai pembagian ajaran Tri Jnana Sandhi meliputi Tatwa, Susila,
Acara atau Upacara. Tatwa merupakan intisari ajaran Agama Hindu yang harus
dipahami dan dihayati oleh setiap Umat Hindu. Susila artinya tingkah laku yang baik
dan benar berdasarkan Dharma. Serta Acara atau Upacara merupakan perwujudan
rasa bhakti kepada Sang Hyang widhi.

Tatwa dimasa pandemi dapat dilaksanakan dengan melaksanakan ajaran Catur


Marga Yoga yang meliputi Bhakti, Karma, Jnana dan Raja Yoga. Di masa pandemi
covid 19 umat Hindu harus tetap berbakti kepada Ida Sang Hyang Widhi memohon
keselamatan dan kesehatan. Berbuat sesuai anjuran pemerintah dan aturan yang
berlaku dalam memutus rantai covid 19. Membekali diri dengan Jnana tentang
pentingnya pendidikan kesehatan bagi masyarakat. Introspeksi diri sendiri dengan
cara selalu di rumah saja dengan mengamalkan atau mempraktekkan pola hidup sehat
dan bersih dengan berolahraga.

Susila dimasa pandemi dapat dilaksanakan dengan mengimplementasikan


ajaran Tri Kaya Parisudha yaitu berbuat (kayika) berkata (wacika) dan berfikir
(manacika) yang benar. Sebagai contoh Selalu berpikir positif dan mengedepankan
kepentingan masyarakat banyak diatas kepentingan pribadi. Di samping itu juga tetap
memperhatikan pola hidup, pola pikir, pola makan sesuai ajaran agama Hindu.

Acara atau Upacara dimasa pandemic dapat dilaksanakan dengan


melaksanakan Upacara Yadnya tanpa mengindahkan protokol kesehatan dan tidak
berlebihan. Sebagai contoh Upacara Panca Yadnya yang bersifat direncanakan dapat
dilaksanakan dengan melibatkan peserta yang terbatas, tetap menjaga jarak dan
menggunakan masker, serta menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir. Sedangkan untuk kegiatan adat yang melibatkan banyak orang dapat
ditunda pelaksanaannya.

Prof. IBG. Yudha Triguna menjelaskan bahwa ada beberapa cara yang dapat
dilakukan agar kita terhidar dari stres akibat situasi yang tidak baik, di antaranya
pertama, Ahara yakni makan yang sehat berasal dari sato pramana (susu, telor,
madu). Kedua, Nidra yaitu istirahat yang cukup. Ketiga, wihara artinya hidup
sederhana dan bergerak. Keempat, berkumur dengan air garam atau mandi di laut
yang bersih. Kelima, berjemur. Keenam, aromaterapi, seperti dupa, kemenyan,
ataupun mandi kembang rampi. Ketujuh, terapi suara (sound of teraphy),
mendengarkan suara genta, kidung, gemelan, dan musik, termasuk di dalam
mendengarkan suara hati melalui meditasi dan japa. Serta kedelapan, jangan lupa
ngerestiti kepada Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai