Anda di halaman 1dari 5

Kasus 5-2

North Country Auto, Inc.

George G. Liddy, salah satu pemilik North Country Auto, Inc. North Country
Auto memiliki lima departemen, yaitu Departemen Penjualan Mobil Baru, Penjualan
Mobil Bekas, Jasa Servis, Jasa Reparasi Body, dan Penjualan Suku Cadang.
Departemen Penjualan Mobil Baru dan Mobil Bekas
Masing-masing departemen penjualan mobil baru dan mobil bekas memiliki
seorang manajer penjualan, memiliki 6 agen penjualan. Para manajer tersebut bergaji
sama dan bergaji tetap, selain itu meraka ditambah sejumlah bonus atas setiap
penjualan mobil baru atau mobil bekas dan atas presentase laba kotor dari departemen
mereka (dihitung dari penjulan dikurangi harga pokok mobil yang terjual). Struktur
bonus tersebut memungkinkan para manajer untuk dengan bebas dan fleksibel
menentukan margin dan penjualan.
Manajer penjualan mobil baru bertanggung jawab untuk menyarankan kepada
Liddy akan pesan-pesanan mobil baru dan campuran persedian diantara tiga lini
produk yang ada. Ia juga memiliki kewenangan untuk menyetujui besarnya harga jual
dan penilaian tukar tambah dalam transaksi konsumen.
Departemen Jasa Servis
Departemen jasa servis ini memiliki 11 bengkel yang dilengkapi dengan
pengungkit hidrolik. Yang salah satu nya digunakan untuk mengganti oli.
Departemen tersebut memiliki seorang manajer, 10 orang teknisi, 3 orang mekanik
setengah ahli, 2 pegawai counter dan 3 pegawai kantor. Manajer bergaji tetap
ditambah bonus atas laba kotor departemen pada jam kerja yang ditagih (dihitung
dengan jumlah dollar bonus yang ditagih dikurangi dengan total upah teknisi dan
mekanik). Penghasilan departemen servis hanya dari buruh saja. Teknisi, mekanik
dan pegawai bergaji tetap. Para teknisi membutuhkan pelatihan keahlian untuk dapat
mengerjakan pekerjaan yang ada. Untuk mengirimkan seorang teknisi untuk
mengikuti pelatihan menghabiskan biaya $4000 untuk 2 tahun. Dari 10 teknisi 4
diantaranya bersertifikat Ford, 3 untuk SAAB, dan 3 untuk VW. Biaya pelatihan
dapat menjadi 3 kali lipat apabila 1 orang keluar.
Sumber utama pendapatan Departemen Jasa Servis adalah perawatan
bergaransi dan pekerjaan perbaikan, perawatan tak bergaransi dan pekerjaan
perbaikan, pembaruan mobil bekas dan operasi penghentian Oli. Tarif pekerjaan
bergaransi dijamin oleh pabrik lebih rendah 20% dari tarif tidak bergaransi. Margin
yang lebih rendah untuk pekerjaan bergaransi merupakan suatu potensi permasalahan
bagi Dealership jika mereka menghalangi manajer servis dalam melakukan
pengiriman yang tepat waktu pada pembeli. Dalam rangka penggunaan kapasitas
manajer akan termotivasi untuk mencapai margin yang lebih tinggi dari pekerjaan
tidak bergaransi daripada yang bergaransi.
Departemen Suku Cadang
Departemen ini memiliki seorang manajer, seorang penjaga barang dan 2
orang pegawai. Manajer suku cadang bergaji tetap ditambah bonus laba kotor
departemen (dihitung dari total suku cadang yang terjual dikurangi dengan ongkos
suku cadang). Manajer suku cadang bertanggung jawab untuk menelusuri persediaan
suku cadang untuk ketiga lini produk dan meminimalkan biaya gudang dan barang
rusak. Pemilik perusahaan mendefinisikan barang rusak sebagai persediaan atau stock
suku cadang yang tidak terjual selama tahun itu. Diperkirakan sebesar 25% dari
barang yang masuk kedalam perusahaan. Banyaknya hari pasokan suku cadang rata-
rata 100 hari. Manajer harus ahli dalam kebijakan pengembalian, persyaratan stock,
dan pasar sekunder sehingga dapat meminimalkan kerugian. Para pedagang grosir
lokal akan membayar 80% biaya dealer untuk suku cadang lama. Permintaan suku
cadang hampir seluruhnya datang dari departemen lain. Besarnya nilai penjualan suku
cadang berasal dari 50% dari servis, 30% dari perbaikan body mobil, 10% dari
pedagang grosir, 10% dari pedagang eceran. Suku cadang yang digunakan dalam
pekerjaan bergaransi lebih rendah 20% dari tarif pekerjaan tak bergaransi.
Departemen Body Shop
Departemen ini memiiki 1 manajer, 3 teknisi, dan seorang pegawai. Manajer
bergaji tetap ditambah bonus atas profitabilitas atas departemen. North Country Auto,
Inc menambahkan $50.000 untuk mempertahankan keberadaan bisnisnya. Untuk cat
semprot margin kotor sebesar 60% seharusnya dapat dicapai, tetapi margin kotor
hanya mencapai 40%.
Pertanyaan!
1. Dengan mengunakan data pada transaksi yang ada, hitunglah profitabilitas
atas transaksi ini dalam departemen mobil baru, bekas, suku cadang, dan
servis dengan asumsi komisi penjualan sebesar $250 untuk mobil bekas
dengan harga jual $5000. (catatan: gunakan alokasi sbb: Mobil baru $850,
mobil bekas $665, suku cadang $32, servis $114). Untuk pengeluaran
overhead pada saat menghitung profitabilitas dari transaksi tersebut. Alokasi
ini juga ditunjukkan pada catatan nomor 13 dalam tampilan 3
2. Bagaimana seharusnya sistem transfer pricing beroperasi untuk setiap
departemen?
3. Jika ternyata 1 minggu kemudian mobil tersebut kemudian dijual dengan
harga $3000, departemen mana yang harus menanggung kerugian?
4. North Company Auto, Inc mengalami kerugian sebesar $59.000 dalam
penjualan mobil bekas (lihat catatan nomor 2 dalam tampilan 3). Penjualan
mobil bekas, secara teoritis, merupakan kegiatan operasional yang impas.
Menurut anda dimana letak permasalahannya?
5. Apakah pusat laba sebaiknya dievaluasi berdasarkan laba kotor ataukah laba
full cost?
6. Saran apa yang anda berikan kepada pemiliknya?
Jawaban!
1. @ Penjualan Mobil Baru :
10
Profit Margin = 6558 X 100% = 0,152

10
ROE = X 100% = 2,5
400
@ Divisi Mobil Bekas :
7
Profit Margin = X 100% = 0,449
1557

7
ROE = X 100% = 1,75
400
@ Divisi Servis :
50
Profit Margin = X 100% = 7,440
672
50
ROE = X 100% = 12,5
400
@ Divisi Suku Cadang :
178
Profit Margin = X 100% = 12,562
1417
178
ROE = 400 X 100% = 44,5

@ Divisi Body :
21
Profit Margin = X 100% = 9,091
231
21
ROE = X 100% = 5,25
400
@ Profitabilitas dari Penjualan Mobil :
2221
X 100% = 44,42
5000
2. Departemen mobil baru dan mobil bekas menggunakan harga pasar.

- Devisi servis menggunakan harga pokok


- Devisi bodi menggunakan harga pokok
- Devisi suku cadang menggunakan harga pasar

3. Jawaban devisi mobil baru


Karena harga mobil baru tersebut $4800 dan nilai harga pasar dari mobil
tersebut $3500.

3. Masalahnya karena departemen servis menggunakan system full retail


equivalen.

5. Laba kotor
Karena dengan menggunakan laba kotor dapat terlihat kinerja masing-masing
devisi atau dengan menggunakan laba kotor dapat lebih mudah dalam
penilaian kinerja tersebut. Karena beban-beban yang ada merupakan beban-
beban yang tidak dapat dikontrol.

6. Saran
Sebaiknya :

1. Untuk penentuan harga transfer dengan menggunakan harga negoisasi


karena dengan menggunakan harga negoisasi dapat memperkecil
perselisihan antar devisi.
2. Dalam penilaian kinerja sebaiknya menggunakan laba kotor daripada full
cost atau laba bersih karena biaya-biaya yang ada pada laba kotor
merupakan biaya-biaya yang tidak dapat dikontrol.

Anda mungkin juga menyukai