Anda di halaman 1dari 18

SIKLUS AKUNTANSI MANUFAKTUR

I. METODE HARGA POKOK PROSES SISTEM INVENTARISASI FISIK

Pengertian :

Metoda harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk dengan cara
mengumpulkan biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode tertentu, kemudian dibagikan sama
rata kepada produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Metode harga pokok proses
diterapkan pada perusahaan manufaktur yang karakteristiknya sebagai berikut :

a. Memproduksi barang secara masal dan dilakukan terus menerus


b. Produksi ditujukan untuk mengisi sediaan, dalam arti tidak tergantung kepada adanya pesanan
c. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar yang ditetapkan oleh perusahaan, sehingga
bentuk, ukuran dan kualitas setiap unit produk sama.

Contoh : Dari kegiatan produksi pada pabrik bata M dalam bulan Januari 2000X diperoleh data sebagai
berikut :

Biaya bahan baku…………………………………………………………………..Rp. 47.200.000,00

Biaya bahan penolong…………………………………………………………..Rp. 12.000.000,00

Biaya tenaga kerja…………………………………………………………………Rp. 42.000.000,00

Biaya Overhead pabrik………………………………………………………….Rp. 14.000.000,00

Jumlah biaya produksi bulan Januari 2000X………………………….Rp.115.200.000,00

Produk yang dihasilkan sebanyak 192.000 unit dalam ukuran selesai. Berdasarkan data tersebut, harga
pokok tiap unit bata M dapat dihitung : Rp. 115.200.000,00 : 192.000 = Rp. 600/unit

Perbedaan Metoda harga pokok proses dengan metode pesanan :

HARGA POKOK PROSES HARGA POKOK PESANAN


1. Biaya produksi dikumpulkan untuk tiap periode 1. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap jenis
tertentu. produk tertentu
2. Harga pokok persatuan produk dihitung pada 2. Harga pokok produk dihitung setelah produk
tiap akhir periode (biasanya tiap akhir bulan) yang bersangkutan selesai diproses
3. Harga pokok persatuan produk dihitung 3. Harga pokok produk dihitung berdasarkan data
dengan rumus : Jumlah satuan b iaya produksi biaya produksi yang tercatat dalam Kartu Harga
dalam suatu periode tertentu : Jumlah satuan Pokok produk yang bersangkutan.
produk yang dihasilkan pada periode yang
bersangkutan

PENCATATAN BIAYA PRODUKSI SISTEM INVENTARISASI FISIK

1. Pencatatan Biaya Bahan Baku :


Semua unsur biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode ditampung dalam akun “ Ikhtisar
Biaya Produksi”. Harga pokok bahan baku yang disediakan untuk dipakai ditambah dengan
bahan baku yang dibeli pada peride yang bersangkutan dikurangi dengan harga pokok sediaan
(sisa) bahan baku akhir periode.
Contoh :
Pada bulan Juli 2012 sebuah perusahaan manufaktur memiliki data sebagai berikut :
- Sediaan bahan baku awal Juli …………………………………………………….Rp. 38.400.000,00
- Pembelian bahan baku selama Juli, secara kredit……………………… Rp. 53.600.000,00
- Sediaan bahan baku pada 31 Juli (akhir)…………………………………….Rp. 42.500.000,00

Berdasarkan data di atas Jurnal yang diperlukan untuk pencatat pemakaian bahan baku tersebut
adalah :

a. Memindahkan saldo akun Sediaan bahan baku (awal ) :


Juli, 31 : Iktisar biaya produksi……………………………………Rp. 38.400.000,00
Sediaan bahan baku…(awal)……………………………… Rp. 38.400.000,00
b. Memindahkan saldo akun Pembelian bahan baku :
Julli, 31 : Iktisar biaya produksi………………………………….Rp. 53.600.000,00
Pembelian bahan baku…………………………. Rp. 53.600.000,00
c. Mencatat nilai sediaan bahan baku akhir periode :
Juli, 31 : Sediaan bahan baku……………………………………Rp. 42.500.000,00
Iktisar biaya produksi…………………………… Rp. 42.500.000,00

Dalam buku besar akun Ikhtisar Biaya Produksi akan menunjukkan saldo debet sebesarRp.
49.500.000,00. Jumlah tersebut adalah harga bahan baku yang dipakai dalam proses produksi
(Biaya bahan baku/ dalam bulan Juli 2012.

2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja


Data daftar Gaji dan Upah dicatat Debetdalam akun Gaji dan Upah, selanjutnya dari akun
tersebut gaji dan upah bagian produksi dipindahkan (dialokasikan) ke dalam akun
“IkhtisarBiaya Produksi”.
Contoh :
Gaji dan upah bagian produksi …………………………………………………Rp. 28.300.000,00
Gaji bagian penjualan…………………………………………………………………….Rp. 12.600.000,00
Gaji bagian administrasi dan umum……………………………………………….Rp. 6.200.000,00
Total gaji dan upah (bruto)…………………………………..Rp. 47.100.000,00

PPh 21 yang dipotong …………………………………………………………………. (Rp. 850.000,00)

Total gaji dan upah (bersih)…………………………………Rp. 46.250.000,00

Dari catatan di atas, Jurnal yang harus dibuat adalah :

Gaji dan upah…………………………………………………………Rp. 47.100.000,00


Hutang gaji dan upah……………………………………….. Rp. 46.250.000,00
Hutang PPh 21 (hutang pajak)…………………………. Rp. 850.000,00

Dari akun Gaji dan Upah di atas dialokasikan dengan jurnal sbb :

Ikhtisar biaya produksi……………………………………………Rp. 28.300.000,00

Beban gaji bagian penjualan……………………………………Rp. 12.600.000,00

Beban gaji bagian administrasi dan umum………………Rp. 6.200.000,00

Gaji dan Upah………………………………………………….. Rp. 47.100.000,00

3. Pencatatan Biaya Overhead Paberik :


Dalam perusahaan yang membuat satu jenis produk atau berproduksi secara masal, BOP yang
dibebankan kepada produk biaya yang sesungguhnya terjadi atau berdasarkan tarif yang
ditetapkan sebelum proses produksi. BOP yang dibebankan adalah yang sesungguhnya terjadi,
pada akhir periode dari akun-akun BOP yang bersangkutan dipindahkan ke dalam akun “
IhktisarBiaya Produksi”.
Contoh :
BOP yang terjadi dan yang diakui dalam bulan Juli 2000X sebagai berikut :
Juli, 10. Pembayaran rekening listrik bagian produksi sebesar Rp. 2.000.000,00
Juli, 18. Pembayaran biaya pemeliharaan gedung paberik Rp. 450.000,00
Juli, 31. Biaya-biaya lain yang dibebankan kepada produksi dalam bulan Juli 2000X, sbb:
a. Biaya asuransi paberik dan mesin-mesin produksi…………..Rp. 250.000,00
b. Perlengkaapan paberik yang dipakai dalam bulan Juli ……..Rp. 800.000,00
c. Biaya penyusutan gedung paberik yang menjadi beban produksi bulan Juli sebesar
Rp.500.000,00
d. Biaya penyusutan mesin-mesin bagian produksi yang menjadi beban bagian
produksi sebesar Rp. 1.000.000,00

Dari informasi di atas, Jurnal untuk mencatat BOP yang menjadi beban bulan Juli 2000X adalah :

Juli, 10. Iktisar Biaya Produksi……………………………………………Rp. 2.000.000,00

Kas………………………………………………………….. Rp. 2.000.000,00

Juli, 18. Ikhtisar Biaya Produksi………………………………………….Rp. 450.000,00

Kas………………………………………………………….. Rp. 450.000,00

Juli, 31. Ikhtisar Biaya Produksi………………………………………….Rp. 2.550.000,00

Asuransi dibayar di muka………………………… Rp. 250.000,00

Perlengkapan Paberik…………………………….. Rp. 800.000,00

Akum. Penyusutan gedung paberik………... Rp. 500.000,00

Akum. Penyusutan mesin-mesin…………….. Rp. 1.000.000,00

4. Penghitungan dan Pencatatan Harga Pokok Produksi :


Jika awal periode terdapat barang dalam proses (BDP), biaya produksi yang telah diserap pada
peride yang lalu oleh produk yang bersangkutanmenjadi bagian dari harga pokok BDP pada
periode berjalan ( BDP awal ditambah biaya produksi yang terjadi dalam periode
yangbersangkutan)
Contoh :
Harga pokok BDP awal…………………………………………………………………………………Rp. 18.400.000,00
Biaya produksi yang terjadi dalam bulan Juli 200X :
- Biaya bahan baku…………………………………………….Rp. 49.500.000,00
- Biaya tenaga kerja…………………………………………..Rp. 28.300.000,00
- BOP………………………………………………………………… Rp. 5.000.000,00
Jumlah…………………………………………………………………………………………..Rp. 82.800.000,00

Harga pokok barang yang diproses dalam bulan Juli 200X …………………………Rp.101.200.000,00

Harga pokok BDP akhir Juli 200X…………………………………………………………………(Rp 22.300.000,00)

Harga pokok produksi selama bulan Juli 200X adalah……………………… Rp. 78.900.000,00

Jurnal yang dibuat utuk data di atas adalah :

Juli, 01. Ikhtisar biaya produksi……………………………………..Rp. 18.400.000,00


Sediaan BDP (awal)……………………………… Rp. 18.400.000,00

Juli, 31 : Sediaan BDP (akhir)…………………………………………Rp. 22.300.000,00

Iktisar Biaya Produksi…………………………. Rp. 22.300.000,00

Juli, 31 : Iktisar Laba Rugi……………………………………………..Rp. 78.900.000,00

Iktisar Biaya Produksi………………………… Rp. 78.900.000,00

5. Penyelesaian Siklus Akuntansi


Penyelesaian Siklus Akuntansi perusahaan yang menerapkan metode Harga Pokok Proses
dengan system inventarisasi fisik pada dasarnya sama dengan yang menerapkan harga pokok
pesanan. Pencatatan biaya produksi dilakukan sebagai berikut :
a. Biaya produksi tiap akhir bulan dikumpulkan dalam akun “ Ikhtisar Biaya Produksi”
b. Harga Pokok Produksi tiap akhir bulan dipindahkan dari akun Ikhtisar Biaya Produksi ke
dalam akun Harga Pokok Produksi. Saldo akun tersebut pada akhir tahun menunjukkan
jumlah harga pokok produk yang selesai diproses dalam tahun yang bersangkutan.
c. Biaya-biaya overhead paberik yang dibebankan selama periode produksi dicatat dalam
akun-akun BOP yang terkait, pada akhir bulan dipindahkan ke dalam akun “ Ihktisar Biaya
Produksi”
d. Informasi Harga Pokok BDP pada akhir bulan dicatat dalam akun “ Sediaan BDP”

Contoh : Dari kegiatan usaha CV. LUGINA terdapat informasi sebagai berikut :

1. Saldo-saldo buku besar yang telah disusun per 30 Nopember 200X sebagai berikut :
(dalam ribuan rupiah)

NOMOR NAMA AKUN DEBET KREDIT


111 Kas 291.500
112 Piutang dagang 86.000
113 Sediaan Produk Jadi 72.000
114 Sediaan Barang Dalam Proses 28.300
115 Sediaan Bahan Baku dan Pembantu 28.000
116 Perlengkapan Kantor 2.400
117 Perlengkapan Paberik 5.600
118 Asuransi dibayar di muka 2.400
121 Aktiva Tetap 260.000
122 Akum. Peny. Aktiva Tetap 60.000
211 Hutang Dagang 58.000
212 Hutang Gaji dan Upah 32.000
213 Hutang Pajak 280
311 Modal Lugina 200.000
312 Modal Gemi Nastiti 150.000
411 Penjualan 842.420
500 Gaji dan Upah
511 Beban Gaji bagian Penjualan 53.300
512 Beban penjualan lain-lain 42.000
521 Beban gaji bagian administrasi umum 38.500
522 Beban administrasi umum & lain-lain 14.300
611 Pembelian bahan baku & pembantu
612 Gaji dan upah bagian produksi
613 Beban listrik bagian produksi
614 Beban asuransi Pabrik
615 Beban Peny.Aktiva Tetap bag. Produksi
616 Beban perlengkapan paberik
619 BOP lain-lain
620 Ikhtisar Biaya produksi
621 Harga Pokok Produksi 418.400
700 Ikhtisar Laba-Rugi

1.342.700 1.342.700

2. Data kegiatan usaha bulan Desember 200XX


Pembelian bahan baku dan bahan pembantu :
Desember, 03 : Faktur No. 335 dari PD Daya Putra untuk pembelian bahan baku seharga Rp.
12.600.000,00. Pembayaran n/30
08 : Faktur No. 113 dari PD Libra Jaya untuk pembelian bahan pembantu
seharga Rp. 5.900.000,00. Pembayaran n/30
18 : Faktur No. 355 dari PD Daya Putra untuk pembelian bahan baku seharga Rp.
11.800.000,00 Pembayaran n/30

Penjualan Produk :
Desember, 06 : Faktur No. F.-211 dikirim kepada PD Surya untuk penjualan 3.000 unit
produk @ Rp. 3.500,00. Pembayaran n/30
11 : Faktur No. F-212 dikirim kepada PT Cakra untuk penjualan 5.000 unit
produk @ Rp. 3.500,00. Pembayan n/30
17 : Faktur No. F-213 dikirim kepada PT. Lestari untuk penjualan 5.000 unit
produk @ Rp. 3.500,00. Pembayaran n/30
25 : Faktur No. F-214 dikirim kepada PD. Surya untuk penjualan 4.000 unit
produk @ Rp. 3.500,00. Pembayaran n/30
Pengeluaran Kas :
Desember, 01 : BKK No. K-265, untuk pembayaran hutang gaji dan upah sebesar
Rp. 32.000.000,00
04 : BKK No. K-266, untuk pembayaran hutang kepada PD. Daya Putra sebesar
Rp. 26.000.000,00
05 : BKK No. K-227, untuk setoran PPh 21 Rp. 280.000,00
10 : BKK No. K-228, untuk pembayaran rekening listrik sebesar Rp. 2.600.000,00
Dibebankan kepada bagian produksi Rp. 2.200.000,00 dan Beban umum
lain-lain Rp. 400.000,00
12 : BKK No. K-269, untuk pembayaran hutang kepada PD Daya Putra sebesar
Rp. 24.000.000,00
15 : BKK No. K-270,untuk pembayaran rekening telepon sebesar Rp.600.000,00.
Dibebankan kepada akun Beban penjualan lain-lain Rp. 400.000,00 dan
beban umum lain-lain Rp. 200.000,00
18 : BKK No. K-271, untuk pembayaran hutang kepada PD Libra Jaya sebesar Rp.
8.000.000,00

25 : BKK No. K-272, untuk biaya pemeliharaan gedung sebesar Rp. 800.000,00
Dibebankan kepada akun BOP lain-lain Rp. 600.000,00 dan Beban umum
lain-lain Rp. 200.000,00
29 : BKK No. K-273, sebesar Rp. 1.350.000,00 untuk pembayaran macam-
macam biaya. Dibebankan kepada BOP lain-lain Rp. 500.000,00, Beban
penjualan lain-lain Rp. 500.000,00 dan Beban umum lain-lain Rp. 350.000

Penerimaan Kas :
Desember, 04 : BKM No. M-110, penerimaan piutang dari PD Surya sebesar Rp. 24.000.000
07 : BKM No. M-111, Penjualan tunai 2.000 unit produk @ Rp. 3.250,00
13 : BKM No. M-112, Penerimaan piutang dari PT. Cakra Rp. 40.000.000,00
22 : BKM No. M-113, Penjualan tunai 2.400 unit produk @ Rp. 3.250,00
28 : BKM No. M-114, penerimaan piutang dari PT. Lesatari Rp. 22.000.000,00
Data Daftar Gaji dan Upah :
- Total Gaji dan upah bruto………………………………………………………………….Rp. 34.400.000,00
PPh 21 karyawan yang dipotong…………………………………………………………Rp. 280.000,00
Total gaji dan upah bersih…………………………………………………………………..Rp. 34.120.000,00
- Rekapitulasi gaji dan upah :
Gaji bagian penjualan……………………………………………………………Rp. 4.800.000,00
Gaji bagian administrasi dan umum………………………………………Rp. 3.500.000,00
Gaji dan upah bagian produksi………………………………………………Rp.26.100.000,00
Jumlah…………………………………………………..Rp. 34.400.000,00

Informasi untuk penyesuaian (31 Desember 200X) sebagai berikut :

a. Sediaan bahan baku seharga Rp. 32.800.000,00


b. Informasi dari bagian produksi, harga pokok barang yang masih dalam proses dinilai
Rp. 26.400.000,00
c. Sediaan produk jadi seharga Rp. 68.000.000,00
d. Perlengkapan paberik yang dipakai dalam bulan Desember Rp. 1.600.000,00
e. Asuransi yang menjadi beban produksi bulan Desember Rp. 600.000,00
f. Penyusutan aktiva tetap yang menjadi beban bagian produksi Rp. 2.000.000,00
g. Aktiva tetap bagian administrasi dan umum tiap tahun disusutkan Rp. 3.000.000,00
h. Sisa perlengkapan kantor ditaksir seharga Rp. 600.000,00

Yuk kita lihat penyelesaiannya……..??????


SIKLUS AKUNTANSI MANUFAKTUR

II. METODE HARGA POKOK PROSES SISTEM PERPETUAL

Pada materi ini akan dibahas perhitungan harga pokok produk yang di olah melalui :

1. Satu Departemen :
a. Pada awal periode tidak terdapat persediaan barang dalam proses (BDP)
b. Pada awal periode terdapat sediaan BDP, denngan menerapkan metode harga poko rata-
rata dan MPKP
2. Lebih dari satu Departemen, dengan menerapkan :
a. Peneraparan metode harga pokok rata-rata
b. MPKP

Tidak ada masalah untuk menentukan jumlah biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode,
kesulitantimbul dalam menentukan jumlah satuan produk yang dihasilkan, karena proses produksi
dalam suatu preiode belum tentu dapat menyelesaikan semua produk yang diolah dalam periode itu.
(masih ada produk yang belum selesai……yang disebut BDP).

Agar biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode dapat dibagikan sama rata kepada produk yang
dihasilkan harus dinyatakan dalam satuan ukuran selesai( satuan produk jadi yang harga pokoknya
setara dengan harga pokok yang dihasilkan, yang disebut unit ekuivalen produk yang dihasilkan).

1. Penghitungan unit ekuivalen produk yang dihasilkan (tidak terdapat persediaan awal BDP) :
a. Unit ekuivalen produk jadiyang selesai di proses. Unit ekuivalen produk yang dihasilkan
oleh setiap unsur biaya produksi, sama dengan jumlah satuan produk jadi yang selesai
diproses, karena produk ybs.sudah dalam ukuran selesai, atau semua unsur biaya produksi
sudah sampai pada tingkat 100%.
b. Unit ekuivalen produk dalam proses akhir priode. Unit ekuivalen produk yang dihasilkan
oleh setiap unsur biaya produksi adalah jumlah satuan produk jadi yang biaya produksinya
tidak semuanya sama dengan biaya produksi yang telah diserap oleh produk dalam proses
akhir periode.

Unsur-unsur biaya produksi yang telah digunakan untuk mengolah produk yang masih dalam proses
pada akhir periode, pada umumnya dapat menghasilkan produk yang tingkat penyelesaiannya tidak
sama. Oleh karena itu unit ekuivalen produk yang dihasilkan tiap unsur biaya produksi tidak semuanya
sama.

Sebagai ilustrasi, data produksi suatu perusahaan manufaktur untuk bulan Juli 2012 sebagai berikut :

- Tidak ada sediaan barang dalam proses (BDP) awal


- Jumlah produk masuk proses dalam bulan Juli...................................... 4.000 unit
- Jumlah produk selesai diproses dalam bulan Juli................................... 3.200 unit
- Barang dalam proses (BDP) akhir bulan Juli dengan tingkat penyelesaian
Biaya Bahan Baku (BBB) 100%, Biaya Konversi (BK) 25%....................... 800 unit

Berdasarkan data di atas, Unit Ekuivalen produk yang dihasilkan setiap unsur biaya produksi
dihitung sebagai berikut :

Unit Ekuivalen produk yang dihasilkan biaya bahan baku (BBB)


- Produk jadi yang selesai di proses 3.200 unit. Produk ini seluruhnya (100%) dihasilkan oleh
biaya bahan baku (BBB) bulan Juli 2012, sehingga unit ekuivalen biaya bahan baku untuk
produk ini sama denga 100% x 3,200 unit = 3.200 unit
- Produk dalam proses (BDP) akhir periode sebanyak 800 unit, tingkat penyelesaian bahan
baku untuk produk ini 100%, artinya biaya bahan baku untuk produk tersebut seluruhnya
sudah dipenuhi oleh biaya bahan baku bulan Juli 2012, sehingga unit ekuivalen biaya bahan
baku produk ini : 100% x 800 unit = 800 unit.

Dari keterangan di atas, unit ekuivalen produk yang dihasilkan biaya bahan baku bulan Juli 2012
dapat dihitung :

Unit Ekuivalen produk selesai, 100% x 3.200 unit................................... 3.200 unit

Unit Ekuivalen produk dalam proses (BDP), 100% x 800 unit................. 800 unit

Jumlah......................................................................................... 4.000 unit

Unit Ekuivalen produk yang dihasilkan biaya tenaga kerja (BTK)

- Produk jadi yang selesai di proses 3.200 unit. Produk ini seluruhnya (100%) dihasilkan oleh
biaya tenaga kerja (BTK) bulan Juli 2012, sehingga unit ekuivalen biaya tenaga kerja untuk
produk ini sama denga 100% x 3,200 unit = 3.200 unit
- Produk dalam proses (BDP) akhir periode sebanyak 800 unit, tingkat penyelesaian biaya
konversi 25%, artinya biaya tenaga kerja dan biaya overhead paberik bulan Juli 2012 untuk
produk tersebut baru dapat menyelesaikan sampai tingkat 25 %,Biaya tenaga kerja yang
melekat pada 800 unit untuk timngkat penyelesaian 25% sama dengan biaya tenaga kerja
yang melekat 25% x 800 unit produk jadi (ukuran selesai) atau pada 200 unit produk selesai.
Dengan demikian berdasarkan data produksi di atas, unit ekuivalen biaya tenaga kerja (BTK)
dapat dihitung : 3.200 + (25% x 800 unit) = 3.400 unit.

Unit Ekuivalen yang dihasilkan biaya overhead paberik (BOP)

- Karena tingkat penyelesaian biaya konversi barang dalam proses (BDP) akhir periode
sebesar 25%, unit ekuivalen produk yang dihasilkan BOP bulan Kuli 2012 sama dengan unit
ekuivalen yang dihasilkan BTK, yaitu 3.200 + (25% x 800 unit)= 3.400 unit

Kesimpulan dari uraian di atas, unit ekuivalen produk yang dihasilkan oleh masing-masing unsur biaya
produksi bulan Juli 2012 dihitung sbb :

Jenis Biaya Unit Ekuivalen Produk Yang Dihasilkan


Biaya Bahan Baku (BBB) 3.200 + 100% x 800 unit = 4.000 unit
Biaya Tenaga Kerja (BTK) 3.200 + 25 % x 800 unit = 3.400 unit
Biaya Overhead Paberik (BOP) 3.200 + 25 % x 800 unit = 3.400 unit

2. Penghitungan Harga Pokok tiap unit produk yang dihasilkan

Unsur biaya produksi yang diserap tiap unit produk adalah jumlah unsur biaya produksi dibagi dengan
unit ekuivalen produk yang dihasilkan oleh unsur biaya produksi yang bersangkutan.

Contoh (Penghitungan harga pokok tiap unit produk dengan anggapan pada awal periode tidak terdapat
sediaan barang dalam proses)

CV. TIMUR JAYA memproduksi satu jenis produk melalui satu departemen produksi. Dari kegiatan
produksi dalam bulan Juli 2015 diperoleh data sebagai berikut :
Data dari bagian produksi :

- Jumlah produk masuk proses produksi............................................ ....... 9.000 unit


- Jumlah produk selesai diproses................................................................ 7.500 unit
- Jumlah produk selesai dalam proses akhir periode, tingkat penyelesaian
Bahan baku dan bahan pembantu 100%, Biaya konversi 60%................ 1.500 unit

Data dari bagian Akuntansi :

- Biaya bahan baku dan bahan pembantu............................................Rp. 54.000.000


- Biaya tenaga kerja............................................................................. Rp. 33.600.000
- Biaya overhead paberik.....................................................................Rp. 16.800.000
Jumlah biaya produksi....................................................................Rp.104.400.000

Berdasarkan data di atas, unit ekuivalen produk yang dihasilkan oleh masing-masing unsur biaya
produksi dihitung sbb. :

Biaya bahan baku dan bahan pembantu sebesar Rp. 54.000.000 dapat menghasilkan :

- Produk selesai.................................................................................... 7.500 unit


- Produk dalam proses akhir periode, 100% x 1.500 unit .....................1.500 unit
Unit ekuivalen produk yang dihasilkan............................................ . 9.000 unit

Biaya tenaga kerja sebesar Rp. 33.600.000 dapat menghasilkan :

- Produk selesai......................................................................................7.500 unit


- Produk dalam proses akhir periode, 60% x 1.500 unit........................ 900 unit
Unit ekuivalen produk yang dihasilkan.............................................8.400 unit

Biaya overhead paberiksebesar Rp. 16.800.000 dapat menghasilkan :

- Produk selesai......................................................................................7.500 unit


- Produk dalam proses akhir peride, 60% x 1.500 unit....................... 900 unit
Unit ekuivalen produk yang dihasilkan,..................................... 8.400 unit

Perhitungan di atas dapat disusun sbb.:

BIAYA PRODUKSI
JENIS JUMLAH SATUAN PRODUK YANG DIHASILKAN BIAYA PRODUKSI
PER SATUAN
BIAYA (UNIT EKUIVALEN) (Rp.)
(Rp.)
BBB 7.500 + 100% X 1.500 Unit = 9.000 Unit 54.000.000,00 6.000,00
BTK 7.500 + 60 % X 1.500 Unit = 8.400 Unit 33.600.000,00 4.000,00
BOP 7.500 + 60 % X 1.500 Unit = 8.400 Unit 16.800.000,00 2.000,00
104.400.000,00 12.000,00
Dari data di atas, penghitungan biaya produksi dilakukan sebagai berikut :

a. Harga pokok produk selesai sebanyak 7.500 Unit :


7.500 x Rp. 12.000,00 Rp. 90.000.000,00

b. Harga pokok barang dalam proses akhir periode : (1.500 Unit)

- Biaya bahan baku pembantu ..100% x 1.500 x Rp. 6.000,00 ..Rp. 9.000.000,00

- Biaya tenaga kerja..................... 60% x 1.500 x Rp. 4.000,00 ..Rp. 3.600.000,00

- Biaya overhead paberik...............60% x 1.500 x Rp. 2.000,00 .. Rp. 1.800.000,00.


JumlahBDP...................................................................................................Rp14.400.000,00

Jumlah biaya produksi bulan Juli 2013.........................................................Rp. 104.400.000,00

3. Pencatatan Biaya Produksi

Prosedur pencatatan biaya produksi menurut metode harga pokok proses dengan sistem perpetual pada
dasarnya tidak berbeda dengan pencatatan pada metode pesanan, perbedaannya terletak pada
perhitungan harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dan pembebanan biaya overhead peberik.

Pada contoh soal di atas (CV. TIMUR JAYA), jurnal yang harus di buat :

a. Mencatat pemakaian bahan baku dan pembantu :


BDP- Biaya Bahan Baku.........................................Rp. 54.000.000,00
Sediaan Bahan Baku dan Pembantu ...... Rp. 54.000.000,00
b. Mencatat pemakaian tenaga kerja :
BDP- Biaya Tenaga Kerja......................................Rp. 33.600.000,00
Gaji dan Upah......................................... Rp. 33.600.000,00
c. Mencatat biaya overhead paberik :
BDP- Biaya Oberhead Paberik............................. Rp. 16.800.000,00
Akun-akun yang dikredit................. Rp. 16.800.000,00

d. Mencatat produk selesai :


Sediaan produk selesai......................................Rp. 90.000.000,00
BDP-Biaya Bahan Baku........................ Rp. 45.000.000,00
BDP-Biaya Tenaga Kerja...................... Rp. 30.000.000,00
BDP-BOP.............................................. Rp. 15.000.000,00

e. Mencatat harga pokok BDP(barang dalam proses)


Sediaan barang dalam proses..........................Rp. 14.400.000,00
BDP-Biaya bahan baku........................ Rp. 9.000.000,00
BDP-Biaya tenaga kerja...................... Rp. 3.600.000,00
BDP-Biaya overhead paberik............. Rp. 1.800.000,00

4. Penyusunan Laporan Biaya Produksi


Laporan biaya produksi berisi informasi mengenai data produksi dan biaya yang dibebankan
dalam suatu periode serta perhitungan biaya produksi. (lihat contoh lanjutan di atas):

CV. TIMUR JAYA


LAPORAN BIAYA PRODUKSI
Bulan Juli 2015

Data Produksi :
- Jumlah produk masuk proses produksi....................................................9.000 unit
- Jumlah produk selesai di transfer ke gudang..........................7.500 unit
- Jumlah produk dalam proses akhir periode tingkat
Penyelesaian bahan baku 100%, biaya konv. 60%.................1.500 unit
9.000 unit
Biaya yang dibebankan :
Jenis Biaya Biaya Produksi Biaya Produksi/unit
Biaya Bahan baku Rp. 54.000.000 Rp. 6.000
Biaya Tenaga Kerja Rp. 33.600.000 Rp. 4.000
Biaya Overhead paberik Rp. 16.800.000 Rp. 2.000
Jumlah Rp. 104.400.000 Rp. 12.000

Perhitungan Biaya :
Harga Pokok produk selesai di transfer ke gudang
7.500 x Rp. 12.000 ..........................................................................................Rp. 90.000.000
Harga Pokok Akhir peride :
- Biaya bahan baku dan penolong...........Rp. 9.000.000
- Biaya tenaga kerja..................................Rp. 3.600.000
- Biaya overhead paberik..........................Rp. 1.800.000
Rp. 14.400.000
Biaya produksi Rp.104.400.000

B. Pada Awal Peride Terdapat Persediaan Barang Dalam Proses (BDP)

Harga pokok produk yang dihasilkan dalam suatu periode belum tentu sama dengan harga pokok produk
yang dihasilkan dalam periode berikutnya. Jika pada awal periode terdapat barang dalam proses maka
dalam periode itu ada dua (2) macam harga pokok produk,

pertama harga pokok yang terjadi pada periode lalu yaitu biaya produksi yang sudah melekat pada
barang dalam proses (BDP) awal periode,

kedua harga pokok produk yang terjadi pada periode yang bersangkutan (periode berjalan).

Dalam hal pada awal periode produksi terdapat barang dalammproses, diperlukan suatu metode untuk
menentukan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang. Ada 2 metode yang dapat
digunakan untuk menentukan harga pokok produk yang selesai diproses, yaitu :

a. Metode Harga Pokok Rata-Rata (Average Method), dan


b. MPKP (masuk pertama keluar pertama/FIFO)

1. PENERAPAN METODE HARGA POKOK RATA-RATA


Menurut metode ini, Harga Pokok tiap unit produk yang dihasilkan dalam suatu periode, dihitung
dengan cara menjumlahkan masing-masing unsur biaya produksi yang sudah melekat pada produk
dalam proses awal periode dengan yang terjadi dalam periode yang bersangkutan, kemudian dibagi
dengan unit ekuivalen produk yang dihasilkan oleh masing-masing unsur biaya produksi.
Dalam penerapan metode harga pokok rata-rata, total biaya produksi yang dibawa dari periode yang
lalu dan biaya produksi yang terjadi dalam periode berjalan, dibagikan sama rata kepada produk
yang dihasilkan. Unit Ekuivalen produk yang dihasilkan dihitung dengan cara menjumlahkan jumlah
satuan produk selesai dengan unit ekuivalen produk dalam proses akhir periode.
Contoh :
CV. KAMAY memproduksi satu jenis produk melalui satu departemen produksi. Harga pokok tiap unit
produk yang dihasilkan dihitung menurut metode harga pokok rata-rata. Dalam kegiatan uasahanya
di bulan Juli 2015 diperoleh data sebagai berikut :
Data Produksi :
- Sediaan barang dalam proses awal periode, tingkat penyelesaian :
Bahan baku 100%, biaya konversi 60%............................................................... 4.000 unit
- Jumlah produk masuk dalam proses bulan Juli 2015.......................................... 16.000 unit
- Jumlah produk selesai diproses.......................................................................... 15.000 unit
- Jumlah produk dalam proses akhir periode, tingkat penyelesaian
Bahan baku dan bahan penolong 100%, biaya konversi 80%.......................... 5.000 unit

Data biaya Produksi :

Harga pokok produk dalam proses awal priode :

- Biaya bahan baku .........................................................................................Rp. 4.000.000,-


- Biaya tenaga kerja.........................................................................................Rp. 2.400.000,-
- Biaya overhead paberik.................................................................................Rp. 1.920.000,-
Jumlah............................................................................................................Rp. 8.320.000,-

Dari data di atas, penghitungan dan pencatatan biaya produksi menurut metode harga pokok rata-
rata adalah sebagai berikut :

a. Perhitungan unit ekuivalen produk yang dihasilkan :


BBB : 15.000 + 100% x 5.000 unit..........................................................................= 20.000 unit

BTK : 15.000 + 80% x 5.000 unit ......................................................................= 19.000 unit


BOP : 15.000 + 80% x 5.000 unit .....................................................................= 19.000 unit

b. Penghitungan harga pokok rata-rata tiap unit produk :


Biaya produksi rata-rata tiap unit produksi dihitung sebagai berikut :

Rp. 4000.000 + Rp. 22.400.000


Biaya bahan baku = Rp. 1.320
20.000

Rp. 2.400.000 + Rp.15.840.000


Biaya Tenaga Kerja = Rp. 960
19.000

Rp. 1.920.000+ Rp.13.660.000


Biaya Overhead Paberik = Rp. 820
19.000
Harga Pokok rata-rata/unit .................................................... Rp. 3.100

Perhitungan di atas disusun dalam bentuk daftar sebagai berikut :

Unit
Biaya
Ekuivalen Harga pokok Biaya
Produksi yang Total Biaya
Jenis Biaya yang BDP Awal Produksi tiap
terjadi bulan Produksi (Rp)
dihasilkan Bulan (Rp) Unit (Rp)
Juli (Rp)
(Rp)
BBB 20.000 4.000.000 22.400.000 26.400.000 1.320
BTK 19.000 2.400.000 15.840.000 18.240.000 960
BOP 19.000 1.920.000 13.660.000 15.580.000 820

a. Perhitungan biaya Produksi


Harga pokok produk selesai :
15.000 x Rp. 3.100..............................................................................................Rp. 46.500.000
Harga pokok BDP akhir periode :
- BBB : 100% x 5.000 x Rp. 1.320 ......................Rp. 6.600.000
- BTK : 80% x 5.000 x Rp. 960.......................Rp. 3.840.000
- BOP : 80% x 5.000 x Rp. 820 .......................Rp. 3.280.000
Jumlah............................................................................................................. .Rp. 13.720.000
Jumlah biaya produksi .................................................................................... Rp. 60.220.000

b. Pencatatan biaya produksi :


Jurnal yang diperlukan untuk mencatat biaya produksi bulan Juli 2015 :
1. Jurnal untuk mencatat kembali harga pokok BDP awal periode :
BDP-Biaya Bahan Baku...........................................Rp. 4.000.000
BDP-Biaya Tenaga Kerja ........................................Rp. 2.400.000
BDP- Biaya Overhead Paberik................................Rp. 1.920.000
Sediaan BDP ................................................. - Rp. 8.320.000

2. Jurnal untuk mencatat biaya produksi yang terjadi bulan Juli 2015 :
BDP-Biaya Bahan Baku...........................................Rp 22.400.000
BDP-Biaya Tenaga Kerja ........................................Rp 15.840.000
BDP- Biaya Overhead Paberik................................Rp 13.660.000
Sediaan BDP ................................................. - Rp. 22.400.000
Gaji dan Upah............................................... Rp. 15.840.000
Akun-akun yang dikredit............................. Rp. 13.660.000

3. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk selesai :


Sediaan produk jadi .............................................Rp. 46.500.000
BDP- Bahan baku..................................... Rp. 19.800.000
BDP- Biaya Tenaga Kerja......................... Rp. 14.400.000
BDP- Biaya Overhead Paberik................. Rp. 12.300.000
Perhitungannya sbb:
Biaya bahan baku............................... 15.000 x Rp. 1.320 = Rp. 19.800.000
Biaya tenaga kerja.............................. 15.000x Rp. 960 = Rp. 14.400.000
Biaya overhead paberik...................... 15.000x Rp. 820 = Rp. 12.300.000
Jumlah.......................................................................................Rp. 46.500.000

4. Jurnal untuk mencatat harga pokok BDP dalam akhir periode :


Sediaan barang dalam proses................................Rp. 13.720.000
BDP-Biaya bahan baku.............................. Rp. 6.600.000
BDP-Tenaga kerja...................................... Rp. 3.840.000
BDP-Biaya overhead paberik ................... Rp. 3.280.000

5. Laporan Biaya Produksi

CV KAMAY
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
Bulan Juli 2015
===================================================================

Data Biaya Produksi :

- Jumlah produk dalam proses awal periode, tingkat penyelesaian bahan baku 100%
Biaya Konversi.................................................................................... 4.000 unit
Jumlah produk masuk proses produksi............................................. 16.000 unit
Jumlah masuk proses produksi.......................... 20.000 unit
Jumlah produk selesai ditransfer ke gudang....................15.000 unit
Jumlah produk dalam proses akhir periode tingkat
Penyelesaian bahan baku 100%, biaya konversi 80%.... 5.000 unit
20.000 unit

Biaya Yang Dibebankan :

Jenis Biaya Jumlah Biaya Biaya Produksi


produksi Rata-Rata/Unit
Harga Pokok BDP awal periode :
Biaya Bahan baku Rp. 4.000.000
Biaya Tenaga Kerja Rp. 2.400.000
Biaya Overhead Paberik Rp. 1.920.000

Biaya Produksi terjadi dalam bulan Juli :


Biaya Bahan baku Rp. 22.400.000 Rp. 1.320
Biaya Tenaga Kerja Rp. 15.840.000 Rp. 960
Biaya Overhead Paberik Rp. 13.660.000 Rp. 820
Rp. 60.220.000 Rp. 3.100

Perhitungan Biaya :

Harga pokok produk ditransfer ke gudang


15.000 x Rp. 3.100.......................................................................................Rp. 46.500.000
Harga Pokok Barang Dalam Proses akhir periode :
- Biaya bahan baku dan penolong......................Rp. 6.600.000
- Biaya tenaga kerja............................................Rp. 3.840.000
- Biaya overhead paberik....................................Rp. 3.280.000
Jumlah.......................................................................................Rp. 13.720.000
Total biaya produksi................................................... Rp. 60.220.000

2. PENERAPAN METODE FIFO/MASUK PERTAMA KELUAR PERTAMA


Dasar perhitungan harga pokok dengan metode FIFO adalah sebagai berikut :
a. Produk yang pertama kali (lebih dulu) masuk dalam proses produksi dianggap produk yang
lebih dulu keluar (selesai di proses)
b. Biaya produksi yang terjadi dalam suatu peride, lebih dulu dipergunakan untuk
menyelesaikan produk dalam proses awal periode (belum selesai diproses dalam periode
lalu)

Berdasarkan anggapan di atas, biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode akan
menghasilkan :

a. Produk jadi yang selesai di proses, terdiri atas produk dalam proses awal periode dan
produk yang masuk proses produksi pada / yang berasal dari periode berjalan. Unit
Ekuivalen produk ini adalah jumlah satuan produk selesai yang berasal dari poduk masuk
proses produksi pada periode berjalan ditambah dengan unit ekuivalen produk yang
dihasilkan oleh biaya produksi yang digunakan untuk menyelesaikan produk dalam proses
awal periode.
b. Produk dalam proses akhir periode. Unit ekuivalen produk ini dihitung dengan mengkalikan
jumlah satuan produk dalam proses akhir dengan tingkat penyelesaiannya.

Contoh :

CV. NINGNONG memproduksi satu jenis barang melalui satu departemen produksi. Harga pokok
produk dihitung dengan menggunakan MPKP. Dari kegiatan produksi bulan Juli 2015 diperoleh
data sbb.:

Data Produksi :

- Sediaan BDP awal periode, tingkat


penyelesaian bahan baku 100%, biaya konversi 25%.......................................4.000 unit
- Jumlah produk masuk proses bulan ini.........................................................16.000 unit
- Jumlah produk selesai diproses ....................................................................15.000 unit
- Jumlah produk dalam proses akhir periode, tingkat penyelesaian
Bahan baku dan bahan penolong 100%, biaya konversi 60%....................... 5.000 unit

Data Biaya Produksi

Harga pokok BDP :

- Biaya bahan baku .....................................................................................Rp. 10.900.000


- Biaya tenaga kerja.....................................................................................Rp. 2.000.000
- Biaya overhead paberik............................................................................Rp. 1.600.000
Jumlah...................................................................................Rp. 14.500.000

Biaya produksi yang terjadi dalam bulan Juli 2015 :

- Biaya bahan baku .....................................................................................Rp. 48.000.000


- Biaya tenaga kerja.....................................................................................Rp 40.800.000
- Biaya overhead paberik............................................................................Rp. 27.260.000
Jumlah...................................................................................Rp.116.000.000

Berdasarkan data di atas, produk yang dihasilkan dalam bulan Juli 2015 terdiri atas :

a. Produk selesai sebanyak 15.000 unit. Dari jumlah tersebut 4.000 unit berasaal dari produk
dalam proses awal periode (masuk pertama), dan 11.000 unit berasal dari produk masuk
proses produksi pada bulan Juli 2015. Unit ekuivalen produk tersebut dihitung sbb. :

Unit ekuivalen produk yang dihasilkan biaya bahan baku yang terjadi bulan Juli 2015 :
Produk yang 4.000 unit tidak menggunakan bahan baku bulan Juli, karena sudah 100% pada
periode lalu, sementara yang berasal dari produk yang masuk bulan Juli (11.000 unit),
seluruhnya 100% diselesaikan oleh bahan baku Juli 2015. Unit ekuivalen yang dihasilkan
biaya bahan baku bulan Juli 2015 dihitung sebagai berikut :
11.000 +0% x 4.000 unit .................................= 11.000 unit

Unit ekuivalen produk yang dihasilkan biaya tenaga kerja yang terjadi bulan Juli 2015 :
Biaya tenaga kerja bulan Juli, sebagian digunakan untuk menyelesaikan produk dalam
proses awal periode, yaitu untuk menyelesaikan 75%, karena sampai dengan tingkat 25%
diselesaikan pada periode lalu, sementara untuk menyelesaikan 11.000 unit yang berasal
dari produk yang masuk proses bulan Juli, 100% menggunakan tenaga kerja Juli, karena itu
unit ekuivalen produk selesai yang dihasilkan biaya tenaga kerja juli 2015, dihitung sbb. :
11.000 + 75% x 4.000 unit..................................= 14.000 unit

Unit ekuivalen produk yang dihasilkan biaya overhead paberik yang terjadi bulan Juli
2015
Karena tingkat penyelesaian barang dalam proses awal periode dinyatakan dengan tingkat
penyelesaian biaya konversi, unit ekuivalen produk yang dihasilkan biaya overkead paberik
dihitung sama seperti unit ekuivalen biaya tenaga kerja, yaitu :
11.000 + 75% x 4.000 unit ................................= 14.000 unit

b. Produk dalam proses akhir periode sebanyak 5.000 unit dengan tingkat penyelesaian bahan
baku 100% dan biaya konversi 60%, Seluruh produk ini berasal dari produk yang masuk
proses produksi bulan Juli 2015. Dengan demikian semua biaya produksi yang telah diserap
oleh produk tersebut berasal dari biaya produksi yang terjadi bulan Juli. Unit ekuivalen
produk proses akhir periode dihitung sbb. :

Unit ekuivalen – BBB........................................100% x 5.000 unit = 5.000 unit


Unit ekuivalen – BTK....................................... .60% x 5.000 unit = 3 .000 unit
Unit ekuivalen – BOP........................................ 60% x 5.000 unit = 3.000 unit

Dari perhitungan unit ekuivalen produk yang dihasilkan di atas, dapat disimpulkan sbb. :
Unit ekuivalen yang dihasilkan bahan baku :
11.000 + 0% x 4.000 + 100% x 5.000 unit................................16.000 unit

Unit ekuivalen yang dihasilkan tenaga kerja :


11.000 + 75% x 4.000 + 60 % x 5.000 unit...............................17.000 unit

Unit ekuivalen yang dihasilkan biaya overhead paberik :


11.000 + 75% x 4.000 + 60% x 5.000 unit................................17.000 unit

Perhitungan unit ekuivalen produk yang dihasilkan biaya produksi bulan Juli 2015 sbb. :
Unit ekuivalen BBB = 15.000 + 100% x 5.000 – 100% x 4.000 unit = 16.000 unit
Unit ekuivalen BTK = 15.000 + 60% x 5.000 – 25% x 4.000 unit = 17.000 unit
Unit ekuivalen BOP= 15.000 + 60% x 5.000 - 25% x 4.000 unit = 17.000 unit

Berdasarkan data unit ekuivalen produk yang dihasilkan biaya produksi di atas, HP tiap unit
produk dihitung sebagai berikut :
Jenis Unit Ekuivalen Produk yang Biaya Produksi Yang Biaya Produksi
Biaya Dihasilkan Bulan Juli 2015 terjadi Bulan Juli 2015 tiap Unit
BBB 16.000 unit Rp. 48.000.000 Rp. 3.000
BTK 17.000 unit Rp. 40.800.000 Rp. 2.400
BOP 17.000 unit Rp. 27.200.000 Rp. 1.600
Rp. 116.000.000 Rp. 7.000

Perhitungan harga pokok produk yang dihasilkan :

Harga pokok produk selesai :

a. Harga pokok produk dalam proses awal (dibawa dari periode lalu)...................Rp. 14.500.000
b. Biaya produksi bulan Juli 2015 (untuk menyelesaikan produk BDP awal):
Biaya tenaga kerja.............75% x 4.000 x Rp. 2.400...Rp. 7.200.000
Biaya Overhead paberik....75% x 4.000 x Rp. 1.600...Rp. 4.800.000
Rp. 12.000.000
Rp. 26.500.000
c. HP produk selesai yang berasal dari produk masuk produksi bulan Juli 2015
11.000 x Rp. 7.000 Rp. 77.000.000
Total harga pokok produk selesai......................................Rp.103.500.000

Harga pokok tiap unit produk selesai :


Rp. 103.500.000 : 15.000 Rp. 6.900
Harga pokok produk dalam proses (BDP) akhir periode (5.000 unit) :
- BBB = 100% x 5.000 x Rp. 3.000.................................................................Rp. 15.000.000
- BTK = 60% x 5.000 x Rp. 2.400.................................................................Rp. 7.200.000
- BOP = 60% x 5.000 x Rp. 1.600.................................................................Rp. 4.800.000

Harga pokok BDP akhir peride (juli 2015)...........................Rp. 27.000.000

Laporan Biaya Produksi :

CV. NINGNONG

LAPORAN BIAYA PRODUKSI


Bulan Juli 2015

Data Produksi :
- BDP awal periode, dengan tingkat penyelesaian :
Bahan baku 100%, Biaya Konversi 25%...............................................4.000 unit
- Jumlah produk yang masuk proses produksi.....................................16.000 unit
- Jumlah produk yang diproses ....................................................... 20.000 unit
- Jumlah produk yang ditransfer ke gudang................15.000 unit
- Jumlah produk dalam proses akhir peride
Penyelesaian BB 100%, Biaya konversi 60%.............. 5.000 unit
20.000 unit
Biaya yang dibebankan :
Jenis Biaya Biaya Produksi Biaya Produksi/unit
Harga Pokok BDP awal Rp. 14,500.000
Biaya produksi terjadi bulan Juli 2015 :
Biaya Bahan baku Rp. 48.000.000 Rp. 3.000
Biaya Tenaga Kerja Rp. 40.800.000 Rp. 2.400
Biaya Overhead paberik Rp. 27.200.000 Rp. 1.600
Jumlah biaya yang dibebankan Rp. 130.500.000 Rp. 7.000

Haarga pokok Produk Selesai Diproses :


Harga Pokok produk yang dibawa bulan lalu.............................Rp. 14.500
Biaya untuk menyelesaikan BDP awal periode :
- Biaya tenaga kerja...................................................Rp. 7.200
- Biaya Overhead Paberik..........................................Rp. 4.800
Harga Pokok Produk selesai masuk proses bulan Juli :
- 11.000 x Rp. 7.000...................................................Rp. 77.000
Jumlah...................................................... Rp. 103.500.000
Harga pokok BDP akhir periode
- Bahan baku........................................................Rp. 15.000.000
- Biaya tenaga kerja..............................................Rp. 7.200.000
- Biaya overhead paberik.....................................Rp. 4.800.000
Rp. 27.000.000

Jumlah Biaya produksi Rp. 130.500.000

KASUS UNTUK DIDISKUSIKAN

1. NASTITI &Co, memproduksi satu jenis produk. Dari kegiatan usahanya di bulan Agustus 2015
dipedroleh data sebagai berikut :
Tidak terdapat persediaan BDP awal periode
Jumlah produk masuk proses produksi.............................................................. 6.000 unit
Jumlah produk selesai diproduksi....................................................................... 5.000 unit
Jumlah produk dalam proses akhir :
Penyelesaian bahan baku 100%, biaya konversi 50%..........................................1.000 unit
Biaya yang terjadi dalam bulan Agustus 2015 adalah :
Biaya bahan baku.................................................................................................Rp. 15.000.000
Biaya Tenaga Kerja...............................................................................................Rp. 14.300.000
Biaya Overhead Paberik.......................................................................................Rp. 7.150.000
Berdasarkan data di atas, Anda diminta :
a. Hitung harga pokok produk selesai
b. Hitung harga pokok produk dalam proses akhir Agustus 2015
c. Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat :
1. Pemakaian biaya produksi
2. Harga Pokok Produk selesai
3. Harga pokok produk dalam proses akhir
4. Laporan Biaya produksi

2. PT KHAZA menghitung harga pokok produk dengan metode rata-rata. Data kegiatan produksi
bulan September 2015 sebagai berikut :
Data Produksi :
BDP awal, dengan tingkat penyelesaian BB 100%, Biaya Konversi 25%..................8.000 unit
Jumlah produk yang selesai diproses.....................................................................22.000 unit
BDP akhir periode, tingkat penyelesaian BB 100%, Biaya Konbersi 40%................ 1.000 unit
Harga pokok produk BDP :
BBB........................................................................Rp. 34.500.000
BTK........................................................................Rp. 12.000.000
BOP.......................................................................Rp. 6.000.000
Biaya Produksi yang terjadi bulan September 2015 :
BBB.........................................................................Rp. 61.500.000
BTK..........................................................................Rp. 40.000.000
BOP.........................................................................Rp. 33.000.000
Berdasarkan data di atas Anda diminta :
1. Hitung HP tiap unit produk yang dihasilkan
2. Hitung Harga pokok produk selesai diroses
3. Hitung harga pokok BDP akhir periode
4. Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat kegiatan bulan September 2015
5. Buat Laporan Harga Pokok Produksi

Anda mungkin juga menyukai