Anda di halaman 1dari 3

SKENARIO MMD

Selasa tanggal 7 April 2020 adalah hari diadakannya musyawarah masyarakat desa (MMD)
Sukamundur. MMD ini dihadiri oleh Wali Nagari, perangkat nagari, Petugas Kesehatan,
Tokoh masyarakat, kader, dan bamus. Di MMD kali ini masalah kesehatan yang dibahas yaitu
penyakit diare.

Perangkat nagari : Assalamualaikum pak buk, Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa karna kita masih dapat berkumpul untuk melakukan musyawarah ini. Adapun tujuan
musyawarah kita kali ini yaitu membahas mengenai penyakit diare yang terjadi di desa kita ini.
Sebelum musyawarah dimulai, saya menghimbau seluruh peserta agar aktif mengemukakan
pendapat dan pengalaman sehingga membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama.
Langsung saja dipersilahkan kepada ibu sebagai perwakilan Petugas kesehatan untuk membuka
musyawarah kita.

Petugas kesehatan : Baiklah, setelah dilakukannya survei, ada beberapa masalah kesehatan yang
dominan di desa ini yaitu diare, batuk pilek dan gatal-gatal. Nah di musyawarah kali ini kita
khusus membahas mengenai diare saja. Diare sebagaimana kita tahu adalah kondisi ketika
pengidapnya melakukan buang air besar (BAB) lebih sering dari biasanya. Di samping itu, feses
lebih cair dari biasanya. Hal yang perlu diwaspadai adalah, meski diare sedikit sedikit tapi diare
bisa berlangsung berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Apa saja faktor resiko atau penyebab
diare ini apakah bapak ibu ada yang memberikan pendapatnya ?

Kader : Penyebab diare ada banyak, salah satu yang saya ketahui yaitu faktor makanan, seperti
mengkonsumsi makanan yang tidak bersih, mengkonsumsi makanan yang kurang matang.

Bidan : Penyebab yang lainnya menurut saya yaitu jarang mencuci tangan setelah ke toilet,
jarang membersihkan dapur dan toilet, dan sumber air yang tidak bersih.

Petugas kesehatan : benar sekali, selain itu faktor risiko yang paling berpengaruh yaitu tidak
mencuci tangan dengan sabun. Semua yang kita sama-sama sebutkan tadi adalah kebanyakan
perilaku masyarakat di desa kita selama ini yang menyebabkan banyaknya penderita diare. Juga
ada beberapa komplikasi yang diakibatkan diare yaitu dehidrasi ringan hingga berat, infeksi
berat yang bisa menyebar ke organ lain, ini yang kita takutkan. Jika terjadi pada anak usia kurang
dari 5 tahun dapat mengakibatkan menurunnya kekebalan tubuh anak. Nah, yang paling penting
disini adalah bagaimana cara kita memecahkan masalah diare di desa kita ini dikaitkan dengan
faktor risiko tadi. Silahkan bapak ibu peserta memberikan pendapat dan keluhan biar sama-sama
kita cari jalan kelaurnya.

Warga 1 : Keluarga saya mandi di kamar mandi, beraknya di sungai bu. Saya belum ada dana
bikin jamban bu.
Warga 2 : Kalau saya semuanya masih disungai bu, nyuci, mandi, berak kadang air untuk masak
juga dari sungai bu.

Warga 3 : Kalau saya, saya kan punya kolam ikan tu dibelakang rumah jadi, kalau lagi males ke
sungai saya berak disana aja buk, soalnya dirumah saya nggak ada wc.

Petugas kesehatan : Apakah masih ada keluhan atau pendapat lain dari bapak dan ibu?
Mengingat banyak sekali disini yang terkena penyakit diare.

Warga 4 : Saya ingin memberi saran, setau saya dikampung kami dulu pernah dibangun wc
umum tapi, tidak banyak yang menggunakannya karna air yang sering mati dan lama-lama tidak
terawat lagi, bagaimana kalau wc umum itu kita perbaiki dan ditambah lagi bu? Agar bisa
berfungsi dan juga menghemat anggaran juga buk.

Petugas kesehatan : Usulan bapak diterima pak. Ada lagi yang lain? Ini demi kepentingan
bersama bapak ibuk.

Kader : Saya ingin menambahkan juga bu, kami disini rata-rata memang memakai air sungai
karna kalau diandalkan PDAM kami banyk yang mampu bayarnya bu, kalau mata air jauh dari
pemukiman bu, dan air diwc umum yang kami punya sudah diputus oleh PDAM bu, saya juga
tidak tau tepatnya siapa yang diamanahkan untuk membayar PDAM bu, karna perangkat nagari
saat pembangunan wc tersebut sudah pindah ke kota buk.

Petugas kesehatan: Baik bapak-bapak dan ibu-ibu bisa kita simpulkan bahwa permasalahan yang
dialami disini adalah sumber mata air yang jauh sehingga warga lebih memanfaatkan air sungai
dan menjadikannya tempat mck, dan juga memanfaatkan kolam milik pribadi menjadi jamban.
Seperti yang telah saya jelaskan diawal air sungai bisa menjadi tempat bersarangnya kuman dan
bakteri kenapa? Karena dia mengaliri bukan sumber mata air seperti sumur. Jadi, sebagaimana
pendapat (warga 4 ) tadi lebih baik kita memperbaiki dan memfasilitasi wc umum dikampung ini
atau menjalankan program 1000 jamban dari pemerintah, jika warga mau bergotong royong
Insyaallah kami bisa mengusahakannya. Karna jika dari gotong royong kita bisa meminimalisir
anggaran untuk tukang jadi bisa untuk yang lain dan uangnya akan diserahkan kepada warga
juga pak buk. Saya kembalikan kepada moderator yaitu bapak perangkat nagari.

Perangkat nagari : Terimakasih buk, ya seperti yang sudah disampaiakan ibu tadi bagaimana
pendapat bapak ibu tentang usulan yang diberikan tadi? Apakah menyanggupi pelaksaan
progeam 1000 jamban tadi? Karana ya tergantung bapak ibu karna ini untuk kita dan
penikmatnya juga kita pak buk. Seingat saya banyak bayi yang meninggal karna diare ya buk ya?
Semoga dengan adanya program ini bisa meningkatkan kesehatan kampung kita? Gimana setuju
bapak ibuk semua ?

Warga : Setujuuu

Anda mungkin juga menyukai