Akl Bab 7-Konsinyasi
Akl Bab 7-Konsinyasi
BAB 7
“ KONSINYASI “
Perjanjian konsinyasi
Kegiatan konsinyasi selalu didahului dengan dibuatnya perjanjian yang lazim disebut
perjanjian konsinvasi. Perjanjian tersebut dibuat dengan tujuan untuk menjamin dan
melindungi kepentingan kedua belah pihak. Pada umumnya perjanjian konsinyasi berisi hak
dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak.
Alasan konsinyasi :
1. Alasan pengamanat
2. Alasan komisioner
AKUNTANSI KONSINYASI
Metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan
disajikan secara terpisah dari rugi-laba yang biasa. Untuk memisahkan tersebut
maka pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi juga
harus dipisahkan. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan
biaya tersebut adalah rekening “Barang Konsinyasi.Rekening ini akan didebit
dengan biaya yang berhu
Pendebitan :
Pengkreditan :
Di dalam metode ini laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi tidak dipisahkan dengan
laba (rugi) dari kegiatan yang regular. Oleh karena itu biaya dan pendapatan yang
berhubungan dengan kegiatan konsinyasi dicampur dengan pendapatan dan biaya
yang regular. Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat di dalam
metode ini hanya mencakup 3 transaksi, yaitu:
1. Metode Terpisah
Metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan
disajikan terpisah dari rugi-laba yang biasa. Untuk memisahkan tersebut maka
pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner juga harus
dipisahkan. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya
tersebut adalah rekening “Barang komisi”. Jadi pendebitan dan pengkredit
terhadap rekening “Barang komisi” adalah
Pendebitan :
- Biaya perakitan
- Jumlah yang harus dibayarkan kepada pengamanat.
Pengkreditan :
Saldo rekening “Barang komisi” akan menunjukkan laba atau rugi dari kegiatan
konsinyasi. Pada akhir periode saldo tersebut ditutup ke rekening “ikhtisar Rugi-
laba”.