0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan3 halaman
Kasus ini membahas pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh produsen mie instan Indomie dari Indonesia ketika produknya diekspor ke Taiwan. Indomie diduga mengandung bahan kimia berbahaya yang seharusnya hanya ada dalam produk kosmetik, melanggar hak konsumen atas keamanan dan keselamatan produk, serta gagal mematuhi standar bahan baku sesuai peraturan di Taiwan. Konsumen dan pengecer menjadi korban kerugian ekon
Kasus ini membahas pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh produsen mie instan Indomie dari Indonesia ketika produknya diekspor ke Taiwan. Indomie diduga mengandung bahan kimia berbahaya yang seharusnya hanya ada dalam produk kosmetik, melanggar hak konsumen atas keamanan dan keselamatan produk, serta gagal mematuhi standar bahan baku sesuai peraturan di Taiwan. Konsumen dan pengecer menjadi korban kerugian ekon
Kasus ini membahas pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh produsen mie instan Indomie dari Indonesia ketika produknya diekspor ke Taiwan. Indomie diduga mengandung bahan kimia berbahaya yang seharusnya hanya ada dalam produk kosmetik, melanggar hak konsumen atas keamanan dan keselamatan produk, serta gagal mematuhi standar bahan baku sesuai peraturan di Taiwan. Konsumen dan pengecer menjadi korban kerugian ekon
No Aspek yang dianalisis Analisis kasus etika bisnis
1 Identifikasi jenis pelanggaran etika bisnis yang terjadi 1. pelanggaran etika bisnis terhadap hukum perlindungann konsumen 2. pelanggaranetika bisnis terhadap prinsip kejujuran
2 Siapa yang Salah? (terkait point 1) Pihak Taiwan
3 Mengapa Bisa Terjadi? Masalah yang terjadi
dikarenakan kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai kandungan - kandungan apa saja yang terkandung dalam produk mie tersebut sehingga Taiwan mempermasalahkan kandungan nipagin yang ada dalam produk tersebut. Menurut BPOM kandungan nipagin yang juga berada di dalam kecap dalam kemasan mie instan tersebut, masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi. Pihak PT. Indofood selaku produsen Indomie menyatakan bahwa produk mereka telah lolos uji laboratorium dengan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan dan menyatakan bahwa produk indomie telah diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Dengan melalui tahap-tahap serangkaian tes baik itu badan kesehatan nasional maupun internasional yang sudah memiliki standarisasi tersendiri terhadap penggunaan bahan kimia dalam makanan, indomie dinyatakan lulus uji kelayakan untuk dikonsumsi. Selain itu dikarenakan standar di antara kedua Negara yang berbeda yakni Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision dan Taiwan yang bukan merupakan anggota Codec sehingga harusnya produk Indomie tersebut tidak dipasarkan ke Taiwan. 4 Pelanggaran peraturan menurut Undang- undang no.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen:. a. Pasal 4 tentang hak konsumen Dalam pasal ini dinyatakan bahwa “ konsumen atau Dalam kasus di atas , pembeli property memiliki hak antara lain konsumen tidak kenyamanan , keamanan , dan keselamatan dalam mendapatnkan haknya sebagai mengonsumsi produk maupun jasa serta pembeli khususnya dalam memililihnya sesuai dengan nilai tukar dan kondisi bidang keamanan dan sesuai dengan nilai tukar dan kondisi sesuai keselamatan dalam perjanjian. mengonsumsi karena diduga produk tersebut mengandung methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). yang seharusnya hanya ada dalam produk kosmetik. b. Pasal 7 tentang kewajiban pelaku usaha Dalam khasus ini pihak indomie menggunakan produk yang tidak aman apabila dipakai untuk makanan. ini berarti pihak indomie sebagai pelaku usaha melangar uu.no 8 tahun 1999 pasal 7 . mereka menggunakan produk berbahaya untuk keselamatan konsumen . dan tidak menginformasikan kepada konsumen . maka dari itu pihak indomie melanggar uu.no 8 thn 1999 pasal 7 c. Pasal 8 tentang larangan pengusaha melanggar 1.Dalam khasus ini . pelaku standar bahan baku usaha indom mie tidak mengikuti sketentuan perundang-undangan. s 2. lebel / komposisi yang tertera dalam kemasan tidak sesuai dengan kenyataa yang sebenarnya dapat membahayakan konsumen . 3. tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal sebagaimana pernyataan halal yang dicantumkan dalam kemasan. d. Pasal 19 tentang pengusaha yang harus ganti rugi Pelaku usaha bertanggung atas tindakannya yang keliru jawab memberikan ganti rugi atas kerugian yang dialami oleh konsumen yang merupakan pihak yang paling dirugikan dari sisi ekonomi maupun kesehatan 6 Siapa yang dirugikan 1.Konsumen yang membeli produk 2. supermarket yang berkerja sama dengan pihak indomie untuk penjualan produk indomie tersebut. 7 Bagaimana Tindakan Penyelesaiannya? Pelaku usaha memberi ganti rugi yang senilai dengan kerugian produk. dan apabila ada konsumen yang mengalami gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi produk ini maka pelaku usaha juga bertanggung jawab atas biaya itu. namun apabila korbannya lebih dari yang bisa dijangkau oleh perusahaan maka kemungkinan ada tuntutan pidana karena kesehatan konsumen yang terganggu bisa menjadi bukti nyata untuk menuntut .