Anda di halaman 1dari 5

Nama : Syafira Luthfia Oktarika

NIM : 03031281823046

MIKROSKOP OPTIK

Mikroskop memiliki definisi yaitu alat untuk melihat benda yang tidak
dapat dilihat dengan mata biasa seperti kuman-kuman. Mikroskop merupakan
perangkat yang terdiri dari susunan lensa untuk memperbesar objek dekat
(Abdullah dan Marvira, 2014). Mikroskop merupakan suatu instrumen penelitian
yang terdiri dari susunan lensa dengan fungsi utama memperbesar atau
memperjelas objek pengamat yang tidak bisa dilihat dengan mata.
Mikroskop biasa digunakan untuk mengamati berbagai kehidupan
mikroorganisme yang tidak dapat diamati langsung dengan mata. Mikroskop optik
berarti mikroskop ini menggunakan gelombang cahaya sebagai sumber cahaya.
Selain cahaya, sumber sinar pada mikroskop dapat berupa hal-hal lain. Mikroskop
dengan elektron sebagai sumber cahaya disebut mikroskop elektron.
Mikroskop merupakan suatu peranti yang terdiri dari susunan lensa
untuk memperbesar objek dekat. Mikroskop agar dapat berfungsi dengan baik dan
dapat menghasilkan gambar yang fokus, bagian-bagian mikroskop didesain
sedemikian rupa sesuai dengan peruntukan jenis mikroskop tersebut.
Mikroskop yang akan ditinjau bagian-bagiannya pada tugas khusus ini
merupakan bagian mikroskop yang lazim ditemukan pada compound microscope
(mikroskop optik yang banyak digunakan dalam proses pendidikan formal).
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri stabil.
Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa
okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung
tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Ujung bawah mikroskop terdapat tempat
dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih (Abramowitz,
2003.). Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan
tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan
untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop
konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan

1
2

dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor.
Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada
mikroskop modern sudah dilengkapi dengan lampu untuk digunakan sebagi
penerang, sebagai pengganti sumber cahaya matahari.
Mikroskop dapat memiliki bagian-bagian yang dapat dengan mudah
diubah dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan untuk pengamatan (Campbell,
2000). Proses modifikasi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pekerjaan
pengamatan yang akan dilakukan. Proses modifikasi ini seperti mengubah bagian
sumber cahaya dari kaca yang harus digunakan dengan lampu, karena kondisi
pengamatan yang gelap atau malam hari.

1.1. Compound Microscope


Compound microscope merupakan jenis mikroskop yang paling banyak
digunakan. Total perbesaran gambar yang dihasilkan umumnya berkisar antara
40× hingga 1000× (umumnya 40×, 100×, 400×, dan 1000×). Total perbesaran ini
hasil perkalian dari perbesaran lensa objektif dengan lensa okuler. Lensa objektif
yang digunakan pada umumnya memiliki skala perbesaran 4×, 10×, 40×, dan
100×, sedangkan lensa okuler memiliki perbesaran 10× ((Putri dkk, 2017). Kata
Compound mengacu pada kenyataan bahwa untuk memperbesar gambar objek,
cahaya melalui beberapa lensa yang disusun dalam satu garis lurus di mana
masing-masing lensa memperbesar gambar yang telah melalui lensa sebelumnya.
Susunan lensa ini terdiri dari lensa objektif (lensa yang dekat dengan
objek); lensa okuler (lensa yang dekat dengan mata pengamat); serta makrometer
dan mikrometer untuk mengatur jarak kedua lensa sehingga dapat dihasilkan
gambar objek yang fokus. Metode pencahayaan yang umum dipakai adalah
metode trans-illumination (cahaya diproyeksikan melalui spesimen dari
permukaan bawah spesimen menuju permukaan atas spesimen). Gambar yang
dihasilkan umumnya berupa gambar 2 dimensi dan terbalik spesimen.

1.2. Stereo Microscope


Stereo Microscope biasa disebut juga oblique microscopy atau dissection
microscope. Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa
digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo
3

mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Desain dari stereo microscope pada


umumnya seperti compound microscope. Total perbesaran gambar yang
dihasilkan umumnya berkisar antara 10× hingga 80× (biasanya perbesaran 10×
dan 40×) (Levin dkk, 2008). Mikroskop ini dapat digunakan untuk mengamati
benda tebal seperti rambut, koin, perangko, dan lain-lain. Mikroskop ini juga
dapat digunakan untuk mengamati irisan objek tipis seperti preparat walaupun
perbesaran total yang dihasilkan tidak terlalu besar.

Perbedaan stereo microscope dengan compound microscope adalah, pada


compound microscope hanya memiliki satu sumber cahaya, stereo microscope
memiliki dua sumber cahaya terpisah sehingga gambar yang dihasilkan berupa
gambar 3 dimensi. 2 sumber cahaya ini melalui lensanya masing-masing, dimana
kedua lensa ini terdapat di dalam lensa objektif mikroskop.

1.3. Darkfield Illumination


Pada darkfield illumination, sinar cahaya utama yang biasanya
menembus melalui spesimen dihalangi sehingga hanya sinar cahaya datang yang
telah dibelokkan yang menembus spesimen (Susanti dkk, 2017). Metode ini
merupakan metode yang populer dan praktis digunakan pada pengamatan
spesimen yang bersifat transparan, dimana spesimen ini akan terlihat terang akibat
penyinaran pada latar belakang yang gelap.
Sinar cahaya datang yang berasal dari bagian atas mikroskop pada
darkfield kondensor kemudian dibelokkan, mengenai spesimen dari semua sudut
datang, kemudian terdifraksi, terpantulkan, dan dibiaskan menuju lensa okuler
mikroskop. Bila tidak ada spesimen yang diamati pada meja preparat dan aparatur
numerik maka kondensor lebih besar dari aparatur numerik lensa objektif, maka
sinar cahaya yang dibelokkan akan saling bersilangan hingga dapat menjauhi serta
tidak memasuki ke dalam lensa objektif.

1.4. Polarized Light Microscopy


Berdasarkan sifat optiknya, polarized light microscopy menggunakan
kristal dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu kristal isotropic dan kristal
anisotropic. Kristal isotropic cahaya akan bergerak dalam medium tersebut
4

dengan sudut dan kecepatan yang konstan tanpa terpolarisasi. Kristal anisotropic
adalah kristal di mana cahaya bergerak dalam medium tersebut dapat terpolarisasi
menjadi dua berkas cahaya yang bergerak dalam sudut dan kecepatan berbeda.
Polarized light microscopy memanfaatkan sifat optik dari kristal
anisotropic. Kedua berkas cahaya terpolarisasi ini kemudian melalui analyzer
pada lensa objektif dan berinteferensi; baik inteferensi konstruktif maupun
inteferensi destruktif. Hasil dari inteferensi ini yang kemudian kita lihat sebagai
bayangan objek. Objek yang umum diamati dengan mikroskop polarized light
microscopy bersifat transparan yang sulit diamati dengan menggunakan tipe
mikroskop lain (Sibilia, 1988).

1.5. Differential Interference Contrast


Metode differential interference contrast memanfaatkan sifat polarisasi
dan intereferensi gelombang cahaya dan umumnya digunakan untuk melihat objek
transparan. Cahaya yang datang dipolarisasikan terlebih dahulu pada sebelum
memasuki kondensor, dengan cara yang sama seperti pada polarized light
microscopy. Cahaya kemudian melalui Prisma Wollaston sehingga terpisah
menjadi dua berkas sinar. Kedua berkas sinar bergerak melalui kondenser,
spesimen, dan lensa objektif di mana setiap saat kedua sinar cahaya melalui
medium-medium ini, terjadi perubahan pada kedua sinar cahaya. Namun kedua
sinar cahaya ini belum dapat saling berinteferensi karena mereka saling bergetar
secara tegak lurus. Maka dari itu, setelah melalui lensa objektif, kedua cahaya
melalui Prisma Wollaston kedua dan Analyzer. Bayangan yang terbentuk pada
mikroskop differential interference contrast ini bersifat semi tiga dimensi.

1.6. Prinsip Kerja Mikroskop Optik


Cara kerja dari mikroskop optik adalah dari cahaya lampu yang dibiaskan
oleh lensa kondenser, setelah melewati lensa kondenser sinar mengenai spesimen
dan diteruskan oleh lensa objektif. Lensa objektif ini merupakan bagian yang
paling penting dari mikroskop karena dari lensa ini dapat diketahui perbesaran
yang dilakukan mikroskop. Sinar yang diteruskan oleh lensa objektif ditangkap
oleh lensa okuler dan diteruskan pada mata atau kamera (Sutrisno. 1984).
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah dan Marvira R. 2014. Analisis Keterampilan Psikomotorik dalam


Menggunakan Mikroskop Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Banda
Aceh. JESBIO. III (5): 25-27.
Abramowitz, M. 2003. Microscope Basics and Beyond. New York: Olympus
America Inc.
Campbell, N. A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Levin, S., dkk. 2008. The ultimate guide to your microscope. New York: Sterling
Publishing Co. Inc.
Putri, A., dkk. 2017. Struktur Komunitas Foraminifera Bentik Dan Hubungannya
Dengan Kemelimpahan Plankton Terhadap Terumbu Karang Di Gosong
Susutan Dan Pasir Timbul, Teluk Lampung. Jurnal Biologi Eksperimen
dan Keanekaragaman Hayati. 4 (1): 47-56.
Sibilia. 1988, A Guuide to Matterials Characterization and Chemical Analysis.
New York: VCH.
Susanti, I, dkk. 2017. Pengembangan Mikroskop dengan Mikrokontroler dan
Cahaya Monokromatis untuk Mendeteksi Parasit Malaria. Jurnal
Teknologi Laboratorium. 6 (2): 75-82.
Sutrisno. 1984. Seri Fisika: Fisika Dasar. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai