Laporan Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mengikuti Ujian Akhir Sekolah Menengah Kejeuruan Muhammadiyah Campaka Purwakarta
Laporan Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mengikuti Ujian Akhir Sekolah Menengah Kejeuruan Muhammadiyah Campaka Purwakarta
DI
Laporan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Ujian Akhir Sekolah Menengah
Kejeuruan Muhammadiyah Campaka Purwakarta
Disusun oleh :
Kelas : XI TPM
Nis : 1090832
PURWAKARTA
TAHUN 2019
Laporan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Ujian Akhir Sekolah Menengah
Kejeuruan Muhammadiyah Campaka Purwakarta
Ahmad Maulana
Disahkan
Pada Tanggal :
Kurikulum Pembimbing
Sukarsih, S.Pd Iwan Agustian
Mengetahui
Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Campaka
Drs. Darta
NIP. 19670908 198903 1 002
PENGELASAN
Laporan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Ujian Akhir Sekolah Menengah
Kejeuruan Muhammadiyah Campaka Purwakarta
Disusun dan disahkan oleh:
Ahmad Maulana
Disahkan
Pada Tanggal :
Pembimbing
Mengetahui :
Pimpinan PT. Indo Bharat Rayon
Tony R Natanegara
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat bimbingan dan izin-Nya,
penulis mampu menyelesaikan laporan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Adapun salah satu
syarat Ujian Akhir Nasional di SMK Bina Patria 1 Sukoharjo.
Dengan selesainya penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan
penghargaan setingi –tingginya kepada :
1. Bapak Drs Darta, selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Campaka Purwakarta yang telah
memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Prakerin.
2. Bapak Kiki Putra,ST selaku Ketua Jurusan Teknik Pemesinan yang telah memberikan waktu untuk
melaksanakan Prakerin kepada kami.
3. Bapak Iwan Agustian, ST selaku pembimbing Prakerin yang telah memberikan waktu dan
kesabrannya dalam membimbing kami dalam membuat laporan
4. Bapak Tony R Natanegara selaku Kepala Workshop PT. Indo Bharat Rayon yang telah memberikan
izin dan pembelajaran Prakerin serta waktu dan tempatnya.
5. Seluruh karyawan PT. Indo Bharat Rayon yang telah membantu dalam melaksanakan Prakerin.
Penulis menyadari bahwa hasil karya di duniainitidak ada yang sempurna. Demikian juga dengan
penulisan laporan ini. Untuk itu apabila terdapat kesalahan kami berharap kritik dan saran masukan yang
bersifat membangun. Semoga laporan ini bagi pembaca yang budiman.
Penulis,
Julianto
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Arti Penting Prakerin .............................................................................. 1
B. Tujuan Prakerin .............................................................................. 1
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
I. MESIN BUBUT
A. Pengertian Mesin Bubut .............................................................................. 2
B. Prinsip Kerja Mesin Bubut .............................................................................. 2
C. Bagian-Bagian Mesin Bubut .............................................................................. 3
D. Dimensi dan Jenis-Jenis
Mesin Bubut .............................................................................. 5
E. Operasi Pada Mesin Bubut .............................................................................. 6
II. MESIN FRAIS/MILLING
A. Pengertian Mesin Frais .............................................................................. 7
B. Prinsip Kerja Mesin Frais .............................................................................. 8
C. Bentuk Pengfraisan .............................................................................. 8
D. Jenis-Jenis Mesin Frais ............................................................................. 9
E. Gerakan Dalam Mesin Frais ............................................................................ 10
F. Pengerjaan Dalam Mesin Frais ............................................................................ 10
G. Metode Pengefraisan ............................................................................ 11
H. Parameter-Parameter Yang
Di Perhatikan Dalam
Pengerjaan Pengefraisan ............................................................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 18
B. Saran ............................................................................ 18
LAMPIRAN ............................................................................ 19
BAB I
PENDAHULUAN
1. MESIN BUBUT
A. Pengertian Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang
diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan
cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar
dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka
akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan
jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah
gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan
jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena
digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
B. Prinsip Kerja Mesin Bubut
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi
pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir.
Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa
pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
C. Bagian-Bagian Mesin Bubut
1. Gear Box dan Quick Change Gear Box
Adalah bagian dari system transmisi pada mesin bubut, berupa susunan roda gigi yang berfungsi
untuk memindahkan daya dan putaran dari motor penggerak dan mengatur kecepatannya sebelum
diteruskan ke spindle. Quick Change Gear Box atau sering juga disebut dengan feed box berfungsi untuk
mentransmisikan daya dan putaran dari gear box sebelum diteruskan ke mekanisme pamakanan/apron.
Gear Box dan Quick Change Gear Box terletak pada Head Stock.
2. Apron
Apron merupakan tempat susunan roda gigi yang menggerakkan Carriage.
3. Carriage
Merupakan meja penggerak pahat dan terletak diatas apron.
4. Chuck
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi umemegang benda kerja agar tidak
bergoyang saat pembubutan.
5. Tailstock
Tailstock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk menahan ujung benda kerja saat
pembubutan dan juga dapat digunakan untuk memegang tool pada saat pengerjaan drilling, reaming, dan
tapping.
6. Tool Post
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.
7. Compound rest
Digunakan untuk menopang tool post pada bermacam-macam posisi.
Gb. Komponen mesin bubut
Kontrol utama mesin bubut berupa :
1. Spindle Change Switch
2. Spindle Change Lever A
3. Spindle Change Lever B
No 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mengatur kecepatan pada speed Gear Box).
Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah posisi handle-handlenya.
4. Left and Right Thread Change Lever
Digunakan pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan atau kiri.
5. Pitch and Feed Selector Lever
6. Pitch and Feed Selector Lever
7. Main Switch
Saklar utama untuk menghidupkan atau mematikan mesin bubut.
8. Coolant Pump Switch
Untuk menghidupkan pompa cooling oil.
9. Spindle Forward-Stop-Reserve Lever
Berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
10. Compound Rest Feed Lever
Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan carriage.
11. Carriage Longitudinal Feed Handwheel
Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual dalam arah longitudinal.
12. Split Nut Lever
Menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar lead screw.
13. Saddle Lock Screw
Mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam keadaan stabil.
14. Longitudinal and Crosws Power Feed Lever
Menjalankan pembubutan otomatis dan dapat menggerakkan carriage dalam arah longitudinal
maupun melintang.
15. Tailstock Set Over Screw
Untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya dilakukan pada pembubutan tirus.
16. Tailstock Quick Transverse Handwheel
Menggerakkan ujung dari tailstock biasanya dilakukan pada pembubutan tirus.
17. Tailstock Eccentric Locking Lever
18. Tailstock Quil Clamping Lever
19. Tailstock Locking Nut
No. 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.
20. Cross Slide Handwheel
Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang secara manual.
D. Dimensi dan Jenis-Jenis Mesin Bubut
Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat
dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa
mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin
bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja
diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku.
Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara
pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja.
Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut manual dan
mesin bubut otomatis. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara
manual dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut atomatis adalah mesin bubut
yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana
semua pegerakan sudah diatur atau diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer. Mesin
bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat
diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis
ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control) Lathe Machine ( mesin bubut
dengan sistem komputer kontrol numerik), seperti pada gambar berikut :
Gambar 3. Jenis Mesin Bubut;
a. Mesin bubut manual, b. Mesin bubut CNC
E. Operasi Pada Mesin Bubut
Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam antara lain :
• Pembubutan
• Pengeboran
• Pengerjaan tepi
• Penguliran
• Pembubutan tirus
• Penggurdian
• Meluaskan lubang
a. Pembubutan Silindris
Benda disangga diantara kedua pusatnya. Hal ini ditunjukkan pada gambar :
Gambar 1. Operasi pembubutan : A. Pahat mata tunggal dalam operasi pembubutan B. Memotong tepi.
b. Pengerjaan Tepi (Facing)
Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja biasanya dipegang
pada plat muka atau dalam pencekam seperti gambar 2B. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi dilakukan
dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap sumbu putaran
maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan aksial.
c. Pembubutan Tirus
Terdapat beberapa standar ketirusan1 dalam praktek komersial. Penggolongan berikut yang umum
digunakan :
Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut. Ketirusannya adalah
0,0502 mm/mm (5,02%).
Tirus Brown dan Sharp, terutama digunakan dalam memfris spindel mesin : 0,0417 mm/mm
(4,166%).
Tirus Jarno dan Reed, digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil.
Semua sistem mempunyai ketirusan 0.05 mm/mm (5,000%),tetapi diameternya berbeda.
Pena tirus, digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).
d. Memotong Ulir
Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau
dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai
dengan menggunakan gage atau plat pola. Gambar 7. memperlihatkan sebuah pahat untuk memotong ulir
-V 60 derjat dan gage yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat. Gage ini disebut gage senter sebab
juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus bisa juga
digunakan untuk memotong ulir.
Contoh soal:
1. Jika kita akan membuat roda gigi dengan jumlah gigi 31, berapakah putaran engkol pembagi pada dividing
head?
2. Sebutkan peralatan-peralatan yang digunakan pada waktu membuat roda gigi?
Jawaban :
1. Rumus : Nc = i / z
Nc = 40/31 = 1 9/31
jadi putaran engkolnya adalah :
satu putaran tambah 9 lubang pada sector 31
2. Peralatan yang digunakan antara lain :
a) Dividing head dan perlengkapanya
b) Kepala lepas
c) Arbor, cincin dan dudukan penyangga.
d) Cutter modul
e) Kunci inggris dan kunci pass 19.
f) Dial indicator.
g) Jangka sorong dll.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mesin bubut adalah sebuah mesin yang mencangkup segala mesin perkakas yang memproduksi
bentuk silindris dan digunakan untuk menghasilkan benda-benda putar, membuat ulir, pengeboran, dan
meratakan permukaan benda putar. Prinsip mekanisme gerakan pada mesin ini adalah merubah energi
listrik menjadi gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke mekanisme gerak mesin
bubut.
Dalam pengoperasian mesin frais ataumilling kita dapat membuat beberapa benda sesuai dengan
keinginan kita karena pada meja mesin frais dapat diatur sesuai dengan keinginan atau kebutuhan dalam
membuat sebuah benda.
B. Saran
1. Perlu ditingkatkan efisiensi dan efektifitas kerja sehingga diharapkan dapat berpengaruh dalam
menyelesaikan tugas secara maksimal.
2. Seharusnya guru pembimbing sekolah dapat memperhatikan dan memantau siswa yang melakukan
kegiatan prakerin dengan mengunjungi atau survei secara langsung ke tempat siswa melakukan kegiatan.
3. Diperlukan kerja sama antara pihak sekolah dengan pihak perusahaan dalam mengadakan kegiatan
prakerin agar siswa tidak merasa terbebani dalam mencari tempat prakerin.
C.
LAMPIRAN
sumberhttp://anisamba.blogspot.com/2013/05/contoh-prakerin-smk-teknik-pemesinan.html