Anda di halaman 1dari 15

ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIOLOGIS DAN


PSIKOLOGIS PADA OPERATOR PEMETIKAN TEH
DAN OPERATOR PRODUKSI TEH HIJAU
DI PT MITRA KERINCI
Mega Mutia
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang

Email: megamutia07@gmail.com

Abstract
PT . Mitra Kerinci is agro-industry that have tea plantation and some factory facilities consist
of tea processes, green tea processes and black tea processes. PT Mitra Kerinci become the
largest green tea producer in Southeast Asia. The Company continually make improvements
in every line of the company to produce high quality products. Workers are an important
element of the company as well as a critical corporate asset. The company always keeping
workers comfortable and maximal doing his job, for the activities associated with the
production of green tea such as picking tea and green tea production process and should be
evaluated and developed to be improved towards better way. This study aimed to measure
the workload physiological and psychological workload on the operator plucking tea and
green tea production operators and provide recommendations based on the results obtained
to improve the work system at the plucking tea and green tea production PT Mitra Kerinci.
Measurement of physiological workload done by calculating calorie requirements, CVL
percentage and consumption of each carrier by measuring the pulse and temperature
measurement operator workload while the psychological conducted using the NASA-TLX.
Keywords: Physiological, psychological, workload, NASA - TLX

Abstrak
PT Mitra Kerinci adalah perusahaan agroindustri yang mengelola perkebunan teh dan dua
pabrik teh, yaitu pabrik teh hijau dan pabrik teh hitam. PT Mitra Kerinci menjadi perusahaan
penghasil teh hijau terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan senantiasa melakukan perbaikan
disetiap lini perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Pekerja adalah
elemen penting perusahaan sekaligus menjadi aset penting perusahaan. Perusahaan selalu
menjaga kenyamanan pekerja sehingga maksimal melakukan tugasnya. Kegiatan yang
berhubungan dengan produksi teh hijau seperti pemetikan teh dan proses produksi teh hijau
harus dievaluasi dan dikembangkan kearah yang lebih baik. Setiap pekerjaan yang ada di PT
Mitra Kerinci memiliki tingkat beban kerja yang berbeda-beda baik beban kerja fisik maupun
mental. Banyak ditemui beban kerja yang tidak sesuai dengan kapasitas pekerja, hal ini
disebabkan tingginya permintaan teh pada perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengukur beban kerja fisiologis dan beban kerja psikologis pada operator pemetikan teh dan
operator produksi teh hijau serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil yang didapat
untuk memperbaiki sistem kerja di bagian pemetikan teh dan produksi teh hijau PT Mitra
Kerinci. Pengukuran beban kerja fisiologis dilakukan dengan menghitung kebutuhan kalori,
persentase CVL dan konsumsi masing-masing operator dengan melakukan pengukuran
denyut nadi dan suhu operator sedangkan pengukuran beban kerja psikologis dilakukan
dengan metode NASA-TLX.
Kata kunci: Beban kerja, fisiologis, psikologis, NASA-TLX

Pengukuran Beban Kerja....(Mutia) 503


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

1. PENDAHULUAN Target produksi yang besar, memberi


tekanan yang berat pada operator
Pendahuluan berisikan latar belakang,
pemetikan teh maupun operator produksi
perumusan masalah, tujuan penelitian, dan
teh hijau. Operator pemetikan teh harus
batasan masalah.
teliti dalam memetik daun teh dengan
standar peco yang baik selain itu mereka
1.1 Latar Belakang
juga harus cermat menentukan mana daun
Para pelaku industri dituntut untuk teh yang sudah boleh dipetik atau belum
mampu bersaing dengan perusahaan lain boleh dipetik. Sementara operator produksi
secara global. Perusahaan harus memiliki teh hijau dituntut teliti dalam memproses
strategi yang efektif dalam menjalankan daun teh, agar menghasilkan teh hijau yang
perusahaannya, seperti perencanaan bermutu tinggi. Operator pemetikan teh dan
aktivitas produksi yang efisien sehingga operator proses produksi teh hijau, bekerja
menghasilkan produk sesuai dengan yang dibawah pengawasan mandor. Sering kali
direncanakan. Elemen-elemen penting yang mereka ditegur oleh mandor karena
ada dalam sistem produksi adalah Man, melakukan kesalahan, ini memberikan
Machines, Material, Money, Method and tekanan secara psikologis pada operator.
information. Manusia adalah faktor Aktivitas fisik juga dialami oleh kedua
terpenting dalam suatu proses produksi operator. Operator pemetikan teh bekerja
maupun dalam perusahaan. Manusia dibawah terik matahari dalam waktu yang
bertindak sebagai pekerja atau operator, cukup lama, selain itu mereka juga harus
dimana pekerja merupakan aset penting berjalan sambil mengangkat daun teh yang
bagi suatu perusahaan. telah dipetik seberat 40 kg sampai 60 kg ke
Perusahaan sepatutnya selalu rumah hujan atau tempat penimbangan teh.
mengevaluasi kinerja para pekerja. Aktivitas fisik yang dialami oleh operator
Perusahaan harus mengetahui bagaimana proses produksi teh hijau yaitu, bekerja
beban kerja fisik (fisiologis) dan mental ditempat yang pengap dan panas,
(psikologis) pekerja. Hal ini penting untuk mengangkat bahan baku secara manual ke
menjamin hasil sesuai target yang telah dalam mesin pengolahan, memindahkan
ditetapkan oleh perusahaan. Beban kerja hasil olahan teh ke dalam cube truck.
fisiologis maupun psikologis erat kaitannya Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu
dengan kinerja operator. Beban kerja yang dilakukan penelitian terhadap beban kerja,
melebihi batas kemampuan operator dapat yaitu beban kerja fisiologis dan psikologis
menyebabkan kelelahan (fatigue) maupun pekerja, sehingga dapat meningkatkan
cedera, sedangkan beban kerja yang terlalu kinerja pekerja dalam melakukan aktivitas.
ringan dapat menimbulkan efek kebosanan Pengukuran beban kerja fisiologis salah
atau kejenuhan pekerja terhadap satunya dapat dilakukan dengan
pekerjaannya. Beban kerja yang diberikan menggunakan metode pengukuran denyut
kepada pekerja sebaiknya adalah beban jantung atau nadi dan suhu tubuh.
kerja yang seimbang dengan kemampuan Pengukuran beban kerja psikologis dapat
yang dimiliki oleh pekerja. Bila beban kerja dilakukan dengan berbagai metode, salah
yang diberikan tidak seimbang maka dapat satunya yaitu menggunakan metode NASA-
memberikan dampak yang tidak baik bagi TLX atau National Aeronautics and Space
pekerja maupun kepada perusahaan. Administration-Task Load Index. Metode
Tingginya permintaan teh pada PT Mitra NASA-TLX dikembangkan oleh Sandra G.
Kerinci, menuntut pekerja baik pemetik teh Hart dari NASA-Ames Research Center dan
maupun operator produksi teh hijau untuk Lowell E. Staveland dari San Jose State
melakukan pekerjaannya semaksimal University pada tahun 1981. Metode ini
mungkin. Namun, meningkatnya permintaan berupa kuesioner dikembangkan
pada perusahaan, tidak sejalan dengan berdasarkan munculnya kebutuhan
kestabilan mutu teh yang dihasilkan oleh PT pengukuran subjektif yang lebih muda,
Mitra Kerinci. Data di Departemen Quality namun lebih sensitif pada pengukuran beban
Control PT Mitra Kerinci menunjukan bahwa kerja.
belakangan ini kualitas daun teh yang
dipetik oleh operator pemetik teh semakin 1.2 Perumusan Masalah
menurun kualitasnya. Begitu juga halnya
Masalah dari penelitian ini adalah
pada proses produksi teh hijau, daun teh
bagaimana beban kerja fisiologis dan
yang diolah sering kali harus diolah kembali
psikologis yang dialami oleh operator
karena kadar air yang masih tinggi dan
pemetikan teh dan operator produksi teh
belum mencapai standar teh hijau yang
hijau di PT Mitra Kerinci?
baik.

504 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:503-517


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

1.3 Tujuan Penelitian 2. Mental, Aspek mental merupakan


Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian perhitungan beban kerja dengan
pada Kerja Praktek di PT Mitra Kerinci ini mempertimbangkan aspek mental
adalah: (psikologis).
1. Mengukur beban kerja fisiologis operator 3. Penggunaan waktu, Sedangkan
pemetikan teh dan operator produksi teh pemanfaatan waktu lebih
hijau di PT Mitra Kerinci. mempertimbangkan pada aspek
2. Mengukur beban kerja psikologis operator penggunaan waktu untuk bekerja.
pemetikan teh dan operator produksi teh
hijau di PT Mitra Kerinci. Menurut Tarwaka, pengukuran beban
3. Memberikan rekomendasi berdasarkan kerja dapat digunakan untuk beberapa hal
hasil dan nilai yang diperoleh pada berikut, yaitu [1]:
penyelesaian kasus pengukuran beban 1. Evaluasi dan perancangan tata cara kerja
kerja fisiologis dan psikologis pada 2. Keselamatan kerja
operator pemetikan teh dan operator 3. Pengaturan jadwal istirahat
produksi teh hijau di PT Mitra Kerinci. 4. Spesifikasi jabatan dan seleksi personil
5. Evaluasi jabatan
1.4 Batasan Masalah 6. Evaluasi tekanan dari faktor lingkungan.
Batasan masalah yang dirumuskan dalam
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Beban
studi ini sebagai berikut.
Kerja
1. Fokus pada studi ini adalah pada
pekerjaan yang dilakukan operator Menurut Tarwaka, faktor yang
pemetikan teh dan operator produksi teh mempengaruhi beban kerja adalah sebagai
hijau di PT Mitra Kerinci. berikut [1].
2. Aktivitas yang diamati yaitu pada 1. Faktor Eksternal
pekerjaan pemetikan teh menggunakan Faktor eksternal beban kerja adalah
tangan, gunting dan mesin, selain itu beban kerja yang berasal dari luar tubuh
juga diamati pekerjaan pada proses pekerja. Aspek beban kerja eksternal
produksi yaitu rotary panner, OTR, ECP, sering disebut sebagai stresor. Yang
boll tea, sortasi dan pengepakan termasuk beban kerja eksternal adalah:
a. Tugas-tugas (tasks). Tugas ada yang
bersifat fisik seperti, tata ruang kerja,
2. TINJAUAN PUSTAKA stasiun kerja, alat dan sarana kerja,
kondisi kerja, sikap kerja dan alat
Bagian ini berisikan beberapa teori yang
bantu kerja. Tugas juga ada yang
berkaitan dengan pengukuran beban kerja
bersifat mental seperti, kompleksitas
psikologis dan fisiologis.
pekerjaan dan tanggung jawab
terhadap pekerjaan.
2.1 Beban Kerja
b. Organisasi kerja. Organisasi kerja
Setiap pekerjaan yang dilakukan yang mempengaruhi beban kerja
seorang operator akan menjadi beban fisik misalnya, lamanya waktu kerja, waktu
maupun mental. Seorang tenaga kerja istirahat, kerja bergilir, sistem
mempunyai kemampuan berbeda dalam pengupahan, kerja malam, musik
hubungannya dengan beban kerja. Aktivitas kerja, tugas dan wewenang.
manusia dapat digolongkan menjadi kerja c. Lingkungan kerja. Lingkungan kerja
fisik (otot) dan kerja mental (otak). yang dapat mempengaruhi beban
Meskipun tidak dapat dipisahkan, namun kerja adalah yang termasuk dalam
masih dapat dibedakan pekerjaan dengan beban tambahan akibat lingkungan
dominasi fisik dan pekerjaan dengan kerja. Misalnya saja lingkungan kerja
dominasi aktivitas mental [1]. fisik (penerangan, kebisingan, getaran
Analisis beban kerja banyak digunakan mekanis), lingkungan kerja kimiawi
dalam penentuan kebutuhan pekerja (man (debu, gas pencemar udara),
power planning), analisis ergonomic, analisis lingkungan kerja biologis (bakteri,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) virus dan parasit) dan lingkungan
hingga ke perencanaan penggajian. kerja psikologis (penempatan tenaga
Perhitungan beban kerja setidaknya dapat kerja).
dilihat dari tiga aspek, yaitu [2]:
1. Fisik, Aspek fisik meliputi perhitungan 2. Faktor Internal
beban kerja berdasarkan kriteria-kriteria Faktor internal beban kerja adalah faktor
fisik manusia. yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri

Pengukuran Beban Kerja....(Mutia) 505


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

sebagai akibat adanya reaksi dari beban berbeda dengan orang lain karena
kerja eksternal. Reaksi tersebut dikenal perbedaan dukungan fisik dan mental,
dengan strain. Secara ringkas faktor perbedaan latihan, dan perbedaan
internal meliputi. pekerjaan. Menurut Grandjean beban mental
a. Faktor somatis, yaitu jenis kelamin, dalam pekerjaan menyangkut beberapa hal,
umur, ukuran tubuh, kondisi yaitu [3]:
kesehatan, status gizi. 1. Keharusan untuk menjaga tingkat
b. Faktor psikis, yaitu motivasi, persepsi, kewaspadaan yang tinggi selama periode
kepercayaan, keinginan, kepuasaan, tertentu.
dan lain-lain. 2. Kebutuhan untuk mengambil keputusan
3. Kejadian menurunnya konsentrasi akibat
2.3 Jenis Beban Kerja kemonotonan.
4. Kurangnya kontak dengan manusia lain.
Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah
pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan
Metode penentuan beban kerja
otot atau pemikiran, adalah merupakan
psikologis/mental dapat dibedakan sebagai
beban bagi pelakunya. Beban ini dapat
berikut:
berupa beban fisik, beban mental, ataupun
1. Secara Teoritis
beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan
Secara teoritis metode penentuan beban
si pelaku. Masing–masing orang memiliki
kerja psikologis/mental dapat dibedakan
kemampuan yang berbeda dalam
sebagai berikut [5]:
hubungannya dengan beban kerja. Ada
a. Pendekatan ergonomi-biomekanik
orang yang lebih cocok untuk menanggung
Pendekatan ini mencakup pengukuran
beban fisik, tetapi ada orang lain akan lebih
proses persepsi, neuromotorik, dan
cocok melakukan pekerjaan yang lebih
biomekanik serta level
banyak pada beban mental atau sosial.
kelelahan/kejenuhan pekerja.
b. Pendekatan psikologis
2.3.1 Beban Kerja Mental/ Psikologis
Pengukuran pendekatan psikologis
Kerja mental adalah kondisi kerja dimana menggunakan atribut-atribut seperti
informasi yang masih harus diproses di keterampilan, dan batas marginal
dalam otak. Kerja mental meliputi kerja otak kelelahan.
dalam pengertian sempit dan pemrosesan 2. Secara Teknis
informasi [3]. Kerja otak dalam pengertian Secara teoritis metode penentuan beban
sempit adalah proses berfikir yang kerja psikologis/mental dapat dibedakan
memerlukan kreatifitas, misalnya membuat sebagai berikut [4]:
mesin, membuat rencana produksi, a. Pengukuran beban kerja mental
mempelajari file dan menulis laporan. Beban secara objektif (Objective Workload
kerja mental yaitu selisih antara tuntutan Measurement).
beban kerja dari suatu tugas dengan Pengukuran secara objektif adalah
kapasitas maksimum beban mental suatu pengukuran beban kerja di
seseorang dalam kondisi termotivasi. Aspek mana sumber data yang diolah
psikologis dalam suatu pekerjaan berubah adalah data-data kuantitatif.
setiap saat. Faktor-faktor yang 1) Pengukuran denyut jantung
menyebabkan perubahan aspek psikologis Pengukuran ini digunakan untuk
dapat berasal dari dalam diri sendiri mengukur beban kerja dinamis
(internal) atau dari luar diri sendiri seperti seseorang sebagai manifestasi
pekerjaan dan lingkungan (eksternal). Baik gerakan otot. Metode ini biasanya
faktor internal maupun eksternal sulit dilihat dikombinasikan dengan
dari kasat mata sehingga dalam pengamatan perekaman gambar video, untuk
hanya dilihat dari hasil pekerjaan atau faktor kegiatan motion study.
yang dapat diukursecara obyektif ataupun 2) Pengukuran cairan dalam tubuh
dari tingkah laku dan penuturan pekerja Pengukuran ini digunakan untuk
yang dapat diidentifikasi [4]. mengetahui kadar asam laktat
Seiring dengan berjalannya waktu, dan beberapa indikasi lainnya
kemampuan seseorang dapat saja berubah yang bisa menunjukkan kondisi
sebagai akibat dari praktek terhadap dari beban kerja seseorang yang
pekerjaan (kemampuan meningkat), melakukan suatu aktivitas.
kelelahan yang ditimbulkan (kemampuan
menurun), dan kebosanan terhadap 3) Pengukuran waktu kedipan mata
pekerjaan dan kondisi (kemampuan Durasi kedipan mata dapat
menurun). Kemampuan seseorang akan menunjukkan tingkat beban kerja

506 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:503-517


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

yang dialami oleh seseorang. 2) Menentukan range dan nilai


Orang yang mengalami kerja interval.
berat dan lelah biasanya durasi 3) Memilih bagian faktor beban kerja
kedipan matanya akan lama, yang signifikan untuk tugas-tugas
sedangkan untuk orang yang yang ssifik.
bekerja ringan (tidak terbebani 4) Menentukan kesalahan subjektif
mental maupun psikisnya), durasi yang diperhitungkan berpengaruh
kedipan matanya relatif cepat. dalam memperkirakan dan
4) Pola gerakan bola mata mempelajari beban kerja.
Umumnya gerakan bola mata
yang berirama akan menimbulkan Tujuan pengukuran beban kerja
beban kerja yang optimal mental secara subjektif adalah:
dibandingkan dengan gerakan 1) Menentukan skala terbaik
bola mata yang tidak beraturan. berdasarkan perhitungan
5) Pengukuran dengan metode eksperimental dalam percobaan.
lainnya 2) Menentukan perbedaan skala
a) Alat ukur Flicker untuk jenis pekerjaan yang
Alat ini dapat menunjukkan berbeda.
perbedaan performansi mata 3) Mengidentifikasi faktor beban
manusia, melalui perbedaan kerja mental yang secara
nilai flicker dari tiap individu. signifikan berhubungan
Perbedaan nilai flicker ini berdasarkan penelitian empiris
umumnya sangat dipengaruhi dan subjektif dengan
oleh berat/ringannya menggunakan rating beban kerja
pekerjaan, khususnya yang sampel populasi tertentu.
berhubungan dengan kerja
mata. Metode pengukuran beban kerja
b) Ukuran performansi kerja secara subjektif merupakan
operator pengukuran beban kerja mental
Ukuran-ukuran ini antara lain berdasarkan persepsi subyektif
adalah: operator/pekerja.Pengukuran beban
i. Jumlah kesalahan (error) kerja psikologis secara subjektif
ii. Perubahan laju hasil kerja dapat dilakukan dengan beberapa
(work rate). metode, antara lain [4]:
b. Pengukuran beban kerja mental 1) The National Aeronautical and
secara subjektif (Subjective Space Administration Task Load
Workload Measurement). Index (NASA TLX)
Pengukuran beban kerja mental 2) Subjective Workload Assessment
secara subjektif yaitu pengukuran Technique (SWAT)
beban kerja di mana sumber data 3) Borg Scale
yang diolah adalah data yang 4) Harper Cooper Rating (HQR)
bersifat kualitatif. Pengukuran ini 5) Workload Profile
merupakan salah satu pendekatan
psikologi dengan cara membuat The National Aeronautical and Space
skala psikometri untuk mengukur Administration Task Load Index (NASA TLX)
beban kerja mental. Cara membuat dikembangkan oleh Sandra G. Dari NASA-
skala tersebut dapat dilakukan baik Ames Research Center dan Lowell E.
secara langsung (terjadi secara Staveland dari San Jose State University
spontan) maupun tidak langsung pada tahun 1981. Metode ini dikembangkan
(berasal dari respon eksperimen). berdasarkan munculnya kebutuhan
Metode pengukuran yang digunakan pengukuran subjektif yang terdiri dari skala
adalah dengan memilih faktor-faktor sembilan faktor (kesulitan tugas, tekanan
beban kerja mental yang waktu, jenis aktivitas, usaha fisik, usaha
berpengaruh dan memberikan rating mental, performansi, frustasi, stres dan
subjektif. kelelahan). Dari sembilan faktor ini
Tahapan pengukuran beban kerja disederhanakan lagi menjadi enam yaitu
mental secara subjektif adalah: Mental demand, Physical demand, Temporal
1) Menentukan faktor-faktor beban (time) demand, Performance, Effort dan
kerja mental pekerjaan yang Frustration [6].
diamati. Aplikasi NASA-TLX telah digunakan
dalam eksperimen baik yang menggunakan

Pengukuran Beban Kerja....(Mutia) 507


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

simulator (dalam penerbangan), simulasi mendayung dan lain–lain, yang ketiga beban
pengendalian supervisi atau untuk tugas- kerja adalah beban fisik maupun non fisik
tugas dalam eksperimental (memory task, yang ditanggung oleh pekerja untuk
chice operation time, critical instability menyelesaikan pekerjaanya. Penilaian beban
tracking, conpesatorty tracking, mental kerja fisik dapat dilakukan dengan dua
arithmatic, mental rotation, target metode yaitu secara objektif (penelitian
ocquisition, dan grammatical reasoning). secara langsung) dan metode tidak
Adapun tahapan dalam metode NASA-TLX langsung. Metode pengukuran langsung
tardiri dari dua tahap, yaitu [7]: yaitu dengan mengukur oksigen yang
1. Pemberian rating dikeluarkan (energy expenditure) melalui
2. Pembobotan asupan energi selama bekerja. Semakin
berat kerja semakin banyak energi yang
Pengolahan data dari tahap pemberian dikeluarkan. Meskipun metode dengan
peringkat (rating) ini, untuk memperoleh menggunakan asupan oksigen lebih akurat,
beban kerja (mean weighted workload) namun hanya mengukur secara singkat dan
adalah sebagai berikut [6]: peralatan yang diperlukan sangat mahal.
1. Menghitung banyaknya perbandingan Salah satu pendekatan untuk mengetahui
antara faktor yang berpasangan, berat ringannya beban kerja adalah dengan
kemudian menjumlahkan dari masing- menghitung nadi kerja, konsumsi energi,
masing indikator, sehingga diperoleh kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh.
banyaknya jumlah dari tiap-tiap faktor. Pada batas tertentu ventilasi paru, denyut
Dengan demikian, dihasilkan enam nilai jantung, dan suhu tubuh mempunyai
dari enam indikator. hubungan yang linier dengan konsumsi
2. Menghitung nilai untuk tiap-tiap faktor oksigen atau pekerjaan yang dilakukan [3].
dengan cara mengalikan rating dengan Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat
bobot faktor untuk masing-masing ringannya beban kerja mempunyai beberapa
indikator. keuntungan, selain mudah, cepat, dan
3. Weighted workload (WWL) diperoleh murah juga tidak diperlukan peralatan yang
dengan cara menjumlahkan keenam nilai mahal serta hasilnya pun cukup akurat dan
faktor. tidak menganggu ataupun menyakiti orang
4. Menghitung rata-rata WWL dengan cara yang diperiksa [9].
membagi WWL dengan jumlah bobot Nurmianto mengemukakan bahwa denyut
total, yaitu 15. Setelah diperoleh rata- jantung adalah suatu alat estimasi laju
rata WWL maka beban kerja psikologis metabolisme yang baik, kecuali dalam
operator dapat dikategorikan berdasarkan keadaan emosi. Kategori berat ringannya
nilai rata-rata WWL tersebut. beban kerja didasarkan pada metabolisme
respirasi, suhu tubuh, dan denyut jantung
2.3.2 Beban Kerja Fisiologis [10].
Berat ringannya beban kerja yang
Secara umum yang berhubungan dengan
diterima oleh seorang tenaga kerja dapat
beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi
digunakan untuk menentukan berapa lama
oleh berbagai faktor yang sangat kompleks,
seorang tenaga kerja dapat melakukan
baik faktor eksternal dan internal. Setiap
aktivitas kerjanya sesuai dengan
pekerjaan merupakan beban bagi yang
kemampuan atau kapasitas kerja yang
bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa
bersangkutan. Di mana semakin berat beban
beban fisik maupun mental Penilaian beban
kerja, maka akan semakin pendek waktu
kerja fisik dapat dilakukan dengan dua
seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan
metode yaitu secara objektif (penelitian
dan gangguan fisiologis yang berarti atau
secara langsung) dan metode tidak langsung
sebaliknya. Sebaliknya, bila beban kerja
[1].
yang diberikan terlalu ringan maka akan
Seorang tenaga kerja mempunyai
menimbulkan kebosanan pada seseorang
kemampuan berbeda dalam hubungannya
atau operator.
dengan beban kerja [8]. Ada beberapa
Kebutuhan utama dalam pergerakkan
macam definisi beban kerja, yang pertama
otot adalah kebutuhan akan oksigen yang
beban kerja adalah suatu kegiatan yang
dibawa oleh darh ke otot untuk pembakaran
dilakukan oleh tubuh manusia dan berat
zat dalam menghasilkan energi. Sehingga
ringannya beban kerja sangat
jumlah oksigen yang dipergunakan oleh
mempengaruhi konsumsi, yang kedua beban
tubuh merupakan salah satu indikator
kerja adalah beban yang diterima pekerja
pembebanan selama bekerja. Dengan
untuk menyelesaikan pekerjaannya seperti
demikian setiap aktivitas pekerjaan
mengangkat, mencangkul, berlari, memikul,

508 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:503-517


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

memerlukan energi yang dihasilkan dari Denyut nadi untuk mengestimasi index
proses pembakaran. beban kerja terdiri dari beberapa jenis,yaitu
Berdasarkan hal tersebut maka [10]:
kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai 1. Denyut jantung pada saat istirahat
indikator untuk menentukan besar ringannya (resting pulse) adalah rata-rata denyut
beban kerja [1]. jantung sebelum suatu pekerjaan
1. Beban kerja ringan: 100-200 Kilo kalori/ dimulai.
jam 2. Denyut jantung selama bekerja (working
2. Beban kerja sedang: > 200-350 Kilo pulse) adalah rata-rata denyut jantung
kalori/ jam pada saat seseorang bekerja.
3. Beban kerja berat: > 350-500 Kilo kalori/ 3. Denyut jantung untuk bekerja (work
jam pulse) adalah selisish antara senyut
jantung selama bekerja dan selama
Kebutuhan kalori seorang pekerja selama istirahat.
24 jam ditentukan oleh tiga hal [3]: 4. Denyut jantung selama istirahat total
1. Kebutuhan kalori untuk metabolisme (recovery cost or recovery cost) adalah
basal, dipengaruhi oleh jenis kelamin dan jumlah aljabar denyut jantung dan
usia. berhentinya denyut pada
2. Kebutuhan kalori untuk kerja, kebutuhan suatunpekerjaan selesai dikerjakannya
kalori sangat ditentukan dengan jenis sampai dengan denyut berada pada
aktivitasnya, berat atau ringan. kondisi istirahatnya.
3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas lain-lain 5. Denyut kerja total (Total work pulse or
di luar jam kerja. cardiac cost) adalah jumlah denyut
jantung dari mulainya suatu pekerjaan
Pengukuran denyut jantung dapat samapi dengan denyut berada pada
dilakukan dengan berbagai cara yaitu [2]: kondisi istirahatnya (resting level).
1. Merasakan denyut jantung yang ada pada
arteri radial pada pergelangan tangan. Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi
2. Mendengarkan denyut jantung dengan beban kerja berdasakan peningkatan denyut
stethoscope. nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut
3. Menggunakan ECG (Electrocardiograph), nadi maskimum karena beban
yaitu mengukur signal elektrik yang kardiovaskuler (cardiovasiculair = % CVL)
diukur dari otot jantung pada permukaan yang dihitung berdasarkan rumus di bawah
kulit dada. ini [2]:
100 (denyut nadi kerja - Denyut nadi istirahat) (2)
% CVL 
Salah satu yang dapat digunakan untuk Denyut nadi maksimum - Denyut nadi istirahat
menghitung denyut jantung adalah telemetri
dengan menggunakan rangsangan Di mana denyut nadi maskimum adalah
Electroardio Graph (ECG). Apabila peralatan (220-umur) untuk laki-laki dan (200-umur)
tersebut tidak tersedia dapat memakai untuk wanita. Dari perhitungan % CVL
stopwatch dengan metode 10 denyut. kemudian akan dibandingkan dengan
Dengan metode tersebut dapat dihitung klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai
denyut nadi kerja sebagai berikut [2]: berikut :
 denyut  10 denyut (1) 1. < 30% = Tidak terjadi kelelahan
Denyut Nadi   x60
 menit  waktu perhitunga n 2. 30-<60% = Diperlukan perbaikan
3. 60-<80 = Kerja dalam waktu singkat
Selain metode denyut jantung tersebut, 4. 80-<100% = Diperlukan tindakan
dapat juga dilakuakan penghitungan denyut segera
nadi dengan menggunakan metode 15 atau 5. >100% = Tidak diperbolehkan
30 detik. Penggunaan nadi kerja untuk beraktivitas
menilai berat ringanya beban kerja memiliki
beberapa keuntungam. Selain mudah, cepat, Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi
dan murah juga tidak memerlukan peralatan oleh nilai absolute denyut nadi pada
yang mahal, tidak menggangu aktivitas ketergantungguan pekerjaan (the
pekerja yang dilakukan pengukuran. interruption of work), tingkat kebugaran
Kepekaan denyut nadi akan segera berubah (individual fitness), dan pemaparan panas
dengan perubahan pembebanan, baik yang lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak segera
berasal dari pembebanan mekanik, fisika, tercapai maka diperluakan redesain
maupun kimiawi. pekerjaan untuk mengurangi tekanan fisik.
Redesain tersebut dapat berupa variabel
tunggal maupun keseluruhan dari variabel

Pengukuran Beban Kerja....(Mutia) 509


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

bebas (tasks, organisasai kerja, dan Data yang dibutuhkan dalam pengukuran
lingkungan kerja) yang menyebabkan beban beban kerja fisiologis adalah:
tugas tambahan [1]. 1. Waktu 10 denyut nadi istirahat dan waktu
10 denyut nadi kerja diukur pada
operator dengan menggunakan
3. METODOLOGI PENELITIAN stopwatch.
2. Suhu tubuh awal dan akhir operator
Metodologi penelitian menjelaskan
diukur dengan menggunakan
langkah-langkah yang dilakukan mulai dari
termometer.
awal penelitian pada Kerja Praktek di PT
Mitra Kerinci hingga memperoleh hasil yang
Data ini dikumpulkan dari enam orang
diinginkan. Metodologi penelitian Kerja
operator pada kegiatan pemetikan teh, yaitu
Praktek ini dapat dilihat pada Gambar 1.
masing-masing dua orang pada pemetikan
teh dengan mesin, pemetikan teh dengan
3.1 Pengamatan Pendahuluan
gunting dan pemetika teh dengan tangan.
Pengamatan pendahuluan pada Kerja Pengambilan data operator pemetikan teh
Praktek di PT Mitra Kerinci ini dilakukan dilakukan di Afdeling A. Karena daerah ini
dengan melihat kondisi yang ada pada lini mudah di jangkau dan keadaan permukaan
pemetikan teh dan proses produksi teh hijau tanahnya bervariasi. Serta enam orang
yang ada di PT Mitra Kerinci. Pengamatan operator pada kegiatan produksi teh hijau,
dilakukan dengan melakukan kunjungan yaitu masing-masing satu orang operator
langsung di perkebunan teh PT Mitra Kerinci Rotary Panner, OTR, ECP, Boll Tea, sortasi
yang dibimbing oleh Kepala Tanaman dan dan pengepakan.
kunjungan langsung pada pabrik teh
PT Mitra Kerinci. Berdasarkan pengamatan 3.3 Pengolahan Data
dan perbincangan dengan para pekerja dan
Setelah pengumpulan data dilakukan,
para pimpinan PT Mitra Kerinci diperoleh
selanjutnya dilakukan pengolahan data
suatu masalah pada pekerjaan pemetikan
untuk menentukan nilai beban kerja
teh dan proses produksi teh hijau, yaitu
psikologis dan nilai beban kerja fisiologis
banyak terdapat beban kerja yang belum
untuk setiap operator. Nilai beban kerja
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
mental masing -masing operator diperoleh
oleh pekerja. Pimpinan PT Mitra Kerinci
dengan mengalikan rating indikator dengan
untuk melakukan pengukuran beban kerja
jumlah indikator pada perbandingan
fisiologis dan psikologis pada operator.
berpasangan. Sedangkan nilai beban kerja
Dimana hasil yang didapatkan dari penelitian
fisiologis pada masing-masing operator
ini dapat digunakan oleh perusahaan sebagai
didapatkan dengan mencari kebutuhan
landasan dalam pengambilan keputusan
kalori, %CVL dan konsumsi energi untuk
seperti pengaturan pembagian kerja dan
masing-masing operator.
pengupahan kerja.
3.4 Analisis
3.2 Pengumpulan Data
Analisis pada penelitian ini dilakukan
Pengumpulan data mencakup semua
dengan menginterpretasikan hasil
data yang dikumpulkan pada penelitian.
pengolahan data. Analisis terdiri dari analisis
Data yang dibutuhkan dalam penentuan nilai
pengukuran beban kerja fisiologis dan
beban kerja psikologis dengan menggunakan
psikologis. Hasil pengolahan data
metode NASA-TLXsebagai berikut:
dibandingkan dengan kondisi nyata yang
1. Rating indikator beban kerja psikologis
ada proses pemetikan teh dan proses
diperoleh dari kuesioner NASA – TLX
produksi teh hijau PT Mitra Kerinci, serta
yang diisi oleh operator.
membandingkan dengan teori yang ada.
2. Perbandingan berpasangan indikator
Dengan demikian diketahui bagaimana
beban kerja psikologis diperoleh dari
kondisi beban kerja psikologis dan fisiologis
kuesioner NASA – TLX yang diisi oleh
yang dialami oleh operator.
operator.

510 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:503-517


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Mulai

Studi literatur : Survei Pendahuluan :


Mencari referensi-referensi yang berhubungan Melakukan pengamatan di PT Mitra Kerinci khususnya tentang keadaab
dengan pengukuran beban kerja fisiologis dan beban kerja yang dialami oleh operator mesin produksi teh hijau dan
psikologis pemetikan teh

Identifikasi dan Perumusan Masalah :


Setelah dilakuakan identifikasi maka masalah dapat
dirumuskan, yaitu bagaimana tingkat beban kerja
fisiologis dan psikologis pada operator pemetikan
tehdan operator produksi teh hijau

Pengumpulan Data Operator Pemetikan Pengumpulan Data Operator Produksi Teh


Teh Hijau
1. Data umum operator (umur, jenis kelamin, 1. Data umum operator (umur, jenis kelamin,
berat badan, lama bekerja) berat badan, lama bekerja)
2. Rating indikator dan perbandingan 2. Rating indikator dan perbandingan
berpasangan indikator beban kerja psikologis berpasangan indikator beban kerja psikologis
pada kuesioner NASA TLX pada kuesioner NASA TLX
3. Data fisiologis operator, yaitu: Jumlah 10 3. Data fisiologis operator, yaitu: Jumlah 10
denyut nadi kerja danistirahat serta suhu tubuh denyut nadi kerja danistirahat serta suhu tubuh
awal dan suhu tubuh akhir masing – awal dan suhu tubuh akhir masing –
masing operator masing operator

Pengolahan Data
1. Perhitungan beban kerja psikologis dengan perhitungan WWL pada operator
pemetikan teh dan operator produksi teh hijau
2. Perhitungan beban kerja fisiologis dengan perhitungan
konsumsi energi, dan %CVL. pada operator pemetikan teh dan operator
produksi teh hijau

Analisis

Penutup :
Berisikan
Kesimpulan dan
saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

Pengukuran Beban Kerja....(Mutia) 511


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN aman dan tidak terganggu dengan pekerjaan


yang diberikan karena pada pekerjaan ini
4.1. Pengukuran Beban Kerja Psikologis
lebih membutuhkan tenaga atau fisik.
Penentuan beban kerja psikologis dengan Jika dilakukan perbandingan beban kerja
menggunakan metode NASA-TLX didapatkan pada masing-masing operator pemetikan teh
dengan menghitung rata-rata WWL dengan mesin, gunting dan tangan maka
(Weighted Workload). Nilai WWL didapatkan dapat disimpulkan bahwa operator
dengan mengalikan rating dan bobot pada pemetikan teh dengan gunting memiliki
kuesioner NASA – TLX yang telah diisi oleh indikator Mental Demand (MD) yang paling
masing-masing operator. Bobot nilai besar, yaitu pada operator pemetikan teh
didapatkan dari perbandingan berpasangan dengan gunting 2 dengan nilai MD sebesar
pada kuesioner. Pengukuran beban kerja 60. Rating nilai yang diberikan untuk
psikologis pada operator pemetikan teh dan indikator MD ini oleh operator pemetikan teh
produksi teh hijau dapat dilakukan dengan dengan tangan, gunting, dan mesin dapat
cara sebagai berikut. dikategorikan tidak begitu besar dan tidak
mempengaruhi aktivitasnya, karena menurut
Tabel 1. Perhitungan Weighted workload (WWL) operator aktivitas fisik lah yang paling
Operator Pemetikan Teh dengan Mesin dominan dalam pekerjaan ini.
1 Indikator Frustation (FR) memiliki nilai
No Kategori Rating Bobot Nilai yang rendah di semua operator. Nilai FR
Mental Demand disetiap operator pemetikan teh adalah 0,
1 25 1 25
(MD)
Physical Demand
kecuali operator pemetikan teh dengan
2 90 5 450 gunting 2 yang memiliki nilai FR 30.
(PD)
3
Temporal Demand
50 2 100
Operator pemetikan teh dengan gunting 2
(TD) adalah operator baru dipemetikan teh
4 Performance (OP) 60 3 180 dengan gunting, sehingga dia belum begitu
Frustation Level
5 30 0 0 nyaman menggunakan gunting tersebut.
(FR)
6 40 4 160
Frustation menunjukkan seberapa besar
Effort (EF)
tingkat putus asa, perasaan tidak aman,
WWL 915
tersinggung, terganggu dibandingkan
Rata-Rata WWL 61.0
perasaan aman, puas, nyaman, dan
kepuasan diri yang dirasakan dalam
Perhitungan: melakukan pekerjaan. Berdasarkan hasil
Mental demand (MD) yang didapat, disimpulkan bahwa operator
Nilai = Rating x Bobot merasa nyaman dan aman dalam melakukan
= 25 x 1 kerja mereka disamping itu hubungan antara
= 25 para operator pemetikan teh juga bagus dan
WWL 915
Rata - rata WWL    61,00 saling membantu.
15 15 Pengukuran beban kerja psikologis pada
Hasil perhitungan ini menunjukan bahwa operator produksi teh hijau, berdasarkan
rata-rata WWL dapat dikategorikan bahwa kuesinoner NASA-TLX yang telah diisi oleh
pekerjaan ini memiliki beban kerja yang operator, didapatkan total rating masing-
tinggi. masing indikator beban kerja psikologis yang
Dengan cara yang sama, dilakukan berbeda-beda. Hal ini menunjukan bahwa
pengukuran beban kerja psikologis pada adanya perbedaan beban kerja psikologis
masing-masing operator. Berdasarkan yang dialami operator pada masing-masing
kuesinoner NASA-TLX yang telah diisi oleh indikator. Berdasarkan nilai yang diberikan
operator pemetikan teh, didapatkan total oleh masing-masing operator, indikator
rating masing-masing indikator beban kerja Physical Demand (PD) mendapat nilai yang
psikologis yang berbeda-beda. Hal ini paling besar dan indikator Mental Demand
menunjukan bahwa adanya perbedaan (MD) dan Frustation Level (FR)mendapat
beban kerja psikologis yang dialami operator nilai yang paling rendah. Hal ini
pada masing-masing indikator. Berdasarkan menunjukkan bahwa pada proses pemetikan
nilai yang diberikan oleh masing-masing produksi teh hijau ini hanya sedikit
operator indikator Physical Demand (PD) mengalami beban psikologis sehingga
mendapat nilai yang paling besar dan operator masih merasa aman dan tidak
indikator Mental Demand (MD) mendapat terganggu dengan pekerjaan yang diberikan
nilai yang paling rendah. Hal ini karena pada pekerjaan ini lebih
menunjukkan bahwa pada proses pemetikan membutuhkan tenaga atau fisik.
teh ini hanya sedikit mengalami beban Indikator Mental Demand (MD) tertinggi
psikologis sehingga operator masih merasa adalah operator sortasi dan yang terendah

512 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:503-517


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

adalah operator pengepakan. Mental dengan pekerjaan yang telah mereka


Demand (MD) menunjukkan seberapa besar lakukan.
aktivitas mental dan perceptual yang Indikator Frustation (FR) memiliki nilai
dibutuhkan untuk melakukan suatu yang cukup rendah di semua operator.
pekerjaan. Dimana para operator sortasi Frustation menunjukkan seberapa besar
harus cermat mengamati dan melekukan tingkat putus asa, perasaan tidak aman,
proses sortasi teh hijau yang akan dipacking tersinggung, terganggu dibandingkan
dan hasil sortasi inilah nantinya yang akan perasaan aman, puas, nyaman, dan
menentukan apakah teh yang dihasilkan kepuasan diri yang dirasakan dalam
baik. Sedangkan bagian pengepakan melakukan pekerjaan. Berdasarkan hasil
memiliki indikator MD paling kecil. Indikator yang didapat, disimpulkan bahwa para
MD untuk operator rotary panner, boll tea, operator merasa nyaman dan aman dalam
OTR dan ECP memberikan rating MD yang melakukan kerja mereka disamping itu
cukup kecil karena pekerjaan mereka lebih hubungan antara para operator pemetikan
banyak yang menggunakan tenaga dan tidak teh juga bagus dan saling membantu.
begitu rumit. Indikator Effort (EF) menunjukkan
Indikator Physical Demand (PD) yang seberapa besar gabungan dari usaha mental
cukup tinggi terjadi pada operator rotary dan fisik yang dilakukan untuk
panner, OTR dan ECP. Physical Demand menyelesaikan suatu pekerjaan. Dari hasil
menunjukkan seberapa besar aktivitas fisik yang didapat, dapat dilihat bahwa tiap
yang dibutuhkan dalam melakukan operator produksi teh hijau ini memberikan
pekerjaan. Pekerjaan operator rotary panner nilai yang hampir sama, dimana mereka
yang umumnya dilakukan oleh operator memberikan nilai bahwa gabungan antara
perempuan, pekerjaa operator ini yaitu kerja mental dan fisik untuk melakukan
memasukan teh kedalam mesin rotary pekerjaan mereka masing-masing dapat
panner, para operator ini melakukan diseimbangkan. Pekerjaan operator produksi
pekerjaan sambil berdiri selama berjam-jam teh hijau dominan menggunakan aktivitas
dan mengangkat daun teh segar dalam fisik dari pada aktivitas mental, sehingga
jumlah yang besar. Operator OTR bekerja operator merasa beban fisik maupun mental
mengoperasika mesin OTR dan memasukan dapat diseimbangkan.
teh dan mengangkut hasil gilingan teh hijau
dalam waktu yang cukup lama. Sementara 4.2 Pengukuran Beban Kerja Fisiologis
operator ECP bekerja memasukan teh dari
Penentuan beban kerja fisiologis dengan
OTR ke mesin ECP secara manual dan
mengukur jumlah denyut nadi dan suhu
memastikan apakah semua teh masuk dan
tubuh sehingga didapatkan tingkat energi,
tidak tumpah, bila ada yang tercecer maka
beban kerja, persentasi CVL dan konsumsi
mereka bertugas untuk memasukan teh itu
energi masing-masing operator.
kembali.
Pengukuran beban kerja fisiologis
Indikator Temporal Demand (TD), yaitu
operator pada bagian pemetikan teh adalah
berhubungan dengan jumlah tekanan yang
sebagai berikut.
dialami operator terkait dengan waktu yang
1. Perhitungan Konsumsi Energi Operator
dirasakan selama pekerjaan berlangsung,
Pemetikan Teh
apakah pekerjaan tersebut perlahan atau
Pengukuran beban kerja fisiologis yang
cepat dan melelahkan. Pada masing-masing
dilakukan pada operator pemetikan teh di
operator nilainya hampir sama, dimana
PT Mitra Kerinci adalah untuk mengetahui
mereka tidak begitu mengalami tekanan
keadaan beban fisik yang diterima oleh
waktu karena telah ada shift kerja yang
operator. Berat ringannya beban kerja
ditetapkan PT Mitra Kerinci. Operator masih
yang diterima oleh operator dapat
merasa bahwa pekerjaan yang dilakukan
digunakan untuk menentukan berapa
tidak beitu cepat dan juga tidak lambat atau
lama seorang tenaga kerja dapat
membosankan.
melakukan aktivitas kerjanya sesuai
Sementara itu Indikator Performance
dengan kemampuan atau kapasitas kerja
(OP) menunjukan seberapa besar tingkat
yang bersangkutan. Dimana semakin
keberhasilan operator dalam pekerjaannya
berat beban kerja, maka akan semakin
dan seberapa besar kepuasan operator
pendek waktu seseorang untuk bekerja
tersebut atas pekerjaan yang telah
tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis
dilakukannya. Rata-rata tiap operator
yang berarti atau sebaliknya. Suhu tubuh
merasa cukup puas dengan hasil
yang didapatkan untuk masing-masing
pekerjaannya. Operator boll tea dan sortasi
aktivitas pada pemetikan teh di PT Mitra
memberikan nilai OP yang paling tinggi,
Kerinci didapatkan bahwa beban kerja
dimana para operator merasa puas sekali

Pengukuran Beban Kerja....(Mutia) 513


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

yang dialami oleh masing-masing operator untuk aktivitas proses


operator adalah cukup berat. Hal ini pemetikan teh bersuhu hampir mendekati
dapat dilihat bahwa suhu tubuh akhir dari 37,5o C.
setelah beraktivitas pada masing-masing

Tabel 2. Perhitungan Konsumsi Energi Operator Pemetikan Teh


Beban Kerja Beban Kerja
Konsumsi Energi
Operator Aktivitas Istirahat Aktivitas
(Kilokalori/jam)
(Kilokalori/jam) (kilokalori/jam)
Memetik teh
1 52.254 183.727 131.473
dengan mesin
Memetik teh
2 40.252 163.980 123.728
dengan mesin
Memetik teh
3 23.775 88.466 64.690
dengan gunting
Memetik teh
4 33.470 93.826 60.356
dengan gunting
Memetik teh
5 40.170 110.085 69.915
dengan tangan
Memetik teh
6 69.089 161.571 92.482
dengan tangan

2. Perhitungan %CVL (Cardiovascular Load) denyut nadi istirahat dikalikan dengan


Persentase CVL dapat dihitung dengan 100. Untuk perhitungan persentase CVL
hasil bagi selisih dari jumlah denyut nadi dapat dilihat pada Tabel 3.
kerja dan denyut nadi istirahat dengan
selisih denyut nadi maksimum dan

Tabel 3. Perhitungan Persentase CVL masin- masing Operator Pemetikan Teh


Rata-Rata Rata-Rata
Operator Aktivitas Denyut Nadi Denyut Nadi %CVL
Istirahat/Menit Aktivitas/Menit
Memetik teh dengan
1 77.720 109.091 35.138
mesin
Memetik teh dengan
2 79.576 118.577 36.647
mesin
Memetik teh dengan
3 68.886 93.897 23.349
gunting
Memetik teh dengan
4 78.637 103.270 34.518
gunting
Memetik teh dengan
5 79.156 103.448 31.613
tangan
Memetik teh dengan
6 79.893 99.834 20.748
tangan

Pada perhitungan %CVL di atas operator tersebut terjadi kelelahan dalam


didapatkan bahwa terdapat 4 operator yang melakukan pekerjaannya dan harus
nilai %CVL-nya besar dari 30% yaitu dilakukan perbaikan kerja pada aktivitas dan
aktivitas pemetikan teh tengan mesin1, operator tersebut. Sementara pada operator
pemetikan mesin 2, pemetikan teh dengan pemetikan teh dengan gunting1 dan
gunting 2 dan pemetikan teh dengan tangan pemetikan teh dengan tangan2 mendapat
1 sehingga aktivitas ini diperlukan perbaikan nilai %CVL dibawah 30 %. Hal ini dapat
sistem kerja, sedangkan untuk operator terjadi karena pada operator pemetikan teh
lainnya mempunyai nilai %CVL kurang dari dengan gunting1 tidak melakukan kerja
30, yang artinya operator tersebut tidak seberat operator pemetikan dengan gunting
mengalami kelelahan. lainnya dikarenakan operator menderita
Persentase CVL yang didapat pada penyakit jantung sementara operator
pengolahan untuk operator pemetikan teh pemetikan teh dengan tangan2 dapat
yaitu pada operator pemetikan teh dengan ditambah lagi beban kerjanya.
mesin1, pemetikan teh dengan mesin2, Pengukuran beban kerja fisiologis
pemetikan teh dengan gunting2, dan operator pada bagian produksi teh hijau
pemetikan teh dengan tangan1 adalah besar adalah sebagai berikut.
dari 30%. Hal ini menunjukan bahwa pada

514 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:503-517


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

1. Perhitungan Konsumsi Energi Operator pendek waktu seseorang untuk bekerja


produksi teh hijau. tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis
Pengukuran beban kerja fisiologis yang yang berarti atau sebaliknya. Suhu tubuh
dilakukan pada operator produksi teh yang didapatkan untuk masing-masing
hijau di PT Mitra Kerinci adalah untuk aktivitas pada produksi teh hijau di PT
mengetahui keadaan beban fisik yang Mitra Kerinci didapatkan bahwa beban
diterima oleh operator. Berat ringannya kerja yang dialami oleh masing-masing
beban kerja yang diterima oleh operator operator adalah cukup ringan. Hal ini
dapat digunakan untuk menentukan dapat dilihat bahwa suhu tubuh akhir
berapa lama seorang tenaga kerja dapat setelah beraktivitas pada masing-masing
melakukan aktivitas kerjanya sesuai operator untuk aktivitas proses
dengan kemampuan atau kapasitas kerja pemetikan teh bersuhu tubuh kurang dari
yang bersangkutan. Dimana semakin 37,5o C.
berat beban kerja, maka akan semakin

Tabel 4. Perhitungan Konsumsi Energi Operator Pemetikan Teh


Beban Kerja Beban Kerja
Konsumsi Energi
Operator Aktivitas Istirahat Aktivitas
(Kilokalori/jam)
(Kilokalori/jam) (kilokalori/jam)
Memetik teh dengan
1 52.254 183.727 131.473
mesin
Memetik teh dengan
2 40.252 163.980 123.728
mesin
Memetik teh dengan
3 23.775 88.466 64.690
gunting
Memetik teh dengan
4 33.470 93.826 60.356
gunting
Memetik teh dengan
5 40.170 110.085 69.915
tangan
Memetik teh dengan
6 69.089 161.571 92.482
tangan

2. Perhitungan % CVL (Cardiovascular selisih denyut nadi maksimum dan


Load) denyut nadi istirahat dikalikan dengan
Persentase CVL dapat dihitung dengan 100. Untuk perhitungan persentase CVL
hasil bagi selisih dari jumlah denyut nadi dapat dilihat pada Tabel 5.
kerja dan denyut nadi istirahat dengan

Tabel 5. Perhitungan Persentase CVL masing-masing Operator Produksi Teh Hijau

Rata-Rata Denyut Rata-Rata Denyut Nadi


Operator Aktivitas %CVL
Nadi Istirahat/Menit Aktivitas/Menit

1 Operator rotari planner 76.336 104.348 54.106

2 Operator OTR 85.227 115.163 30.917

3 Operator ECP 71.174 114.723 42.327

4 Operator boll tea 72.115 105.079 39.242

5 Operator Sortasi 80.000 109.290 42.982

6 Operator Pengepakan 71.856 99.668 19.865

Penilaian beban kerja berdasarkan sejumlah kecil otot relative terhadap


pengukuran denyut nadi/jantung selama sejumlah besar otot. Persentase CVL yang
bekerja merupakan metode untuk penilaian didapat pada pengolahan untuk operator
%CVL (cardiovasculair strain). Derajat produksi teh hijau yaitu pada operator rotary
beban kerja hanya tergantung pada jumlah panner, OTR, ECP, boll tea dan sortasi
kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga adalah besar dari 30%. Hal ini menunjukan
bergantung pada pembebanan otot statis. bahwa pada operator tersebut terjadi
Sejumlah konsumsi energi tertentu akan kelelahan dalam melakukan pekerjaannya
lebih berat jika hanya ditunjang oleh dan harus dilakukan perbaikan kerja pada

Pengukuran Beban Kerja....(Mutia) 515


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

aktivitas dan operator tersebut. Sementara peningkatan motivasi kerja pada


itu operator pengepakan mendapat %CVL operator, baik berupa pemberian bonus,
kecil dari 30%, hal ini bearti bahwa operator peningkatan gaji maupun motivasi
pengepakan tidak terjadi kelelahan dan langsung.
dapat ditambah lagi beban kerjanya.
5.2 Saran

5. KESIMPULAN DAN SARAN Saran yang dapat diberikan sebagai


Kesimpulan dan saran diperoleh pengembangan penelitian selanjutnya
berdasarkan hasil pengolahan data dan adalah:
analisis yang dilakukan. 1. Fokus pengamatan tidak hanya pada
beban kerja operator, tetapi juga pada
5.1 Kesimpulan hal-hal yang mempengaruhi adanya
beban kerja pada operator.
Berdasarkan tujuan pada penelitian pada 2. Aktivitas yang dialami tidak hanya pada
Kerja Praktek ini dapat disimpulkan bahwa: operator pemetikan teh dan operator
1. Berdasarkan hasil penelitian dan produksi teh hijau tetapi juga pada
pembahasan beban kerja dengan operator produksi teh hitam dan bagian
menggunakan metode NASA-TLX, dapat menyediaan bahan bakar kayu untuk
disimpulkan bahwa beban kerja pada mengolah teh.
aktivitas pemetikan teh dan produksi teh
hijau tergolong kategori tinggi karena
berada pada range 50-79,99. Indikator DAFTAR PUSTAKA
yang mendapat nilai tertinggi adalah
Physical Demand (PD). [1] S.H. Tarwaka, A. Bakri dan L.
2. Untuk beban kerja fisiologis pada Sudiajeng, Ergonomi Untuk Kesehatan
pemetikan teh dan produksi teh hijau PT dan Keselamatan Kerja dan
Mitra Kerinci tergolong kategori beban Produktivitas, Surakarta: UNIBA Press,
kerja ringan, karena kebutuhan kalori 2004.
yang dihasilkan pada masing – masing [2] S.W. Utami, Pengkuran Beban Kerja
aktivitas berada dibawah 200 Kilo kalori / Psikologis dan Fisiologis yang Dialami
jam. Untuk persentase CVL didapatkan oleh Operator pada Produk Cup di PT
bahwa operator pemetikan teh dengan Indomex Dwijaya Lestari [Laporan Kerja
mesin1, pemetikan teh dengan mesin2, Praktek], Fakultas Teknik Universitas
pemetikan teh dengan gunting2, Andalas, Padang, 2012.
pemetikan teh dengan tangan1, rotary [3] E. Grandjean, Fitting the Task to the
panner, OTR, ECP, boll tea dan sortasi Man, 4th edt, London: Taylor & Francis
harus diperlukan perbaikan kerja, karena Inc., 1988.
persentase CVL yang didapatkan pada [4] F. Rauf, Analisis Beban Mental
aktivitas ini adalah besar dari 30%. Menggunakan Metode National
Sedangkan untuk aktivitas operator Aeronautics And Space Administration-
pemetikan teh dengan gunting1, Task Load Index (Nasa-Tlx) Di PPPPTK
pemetikan teh dengan tangan2, dan Bmti Di Departemen Mesin Bandung
operator pengepakan dikategorikan [Tugas Akhir], Universitas Komputer
operator tersebut tidak mengalami Indonesia, 2012.
kelelahan karena hasil persentase CVL [5] S. Wignjosoebroto, Ergonomi, Studi
yang didapatkan <30%. Gerak dan Waktu, Jakarta: Guna Widya,
3. Rekomendasi yang diberikan pada 2000.
perusahaan adalah perusahaan [6] R.A. Simanjuntak, Analisis Beban Kerja
melakukan perbaikan pada fasilitas Mental dengan Metoda NASA- Task Load
pabrik maupun pada lokasi pemetikan teh Index, Yogyakarta: AKPRIND, 2010.
tempat para pekerja melakukan [7] H.G. Sandra, Development of NASA
aktivitasnya, misal pada pabrik diberi TLX: Result of Empirical and Theoretical
penerangan ruangan yang cukup dan Research, California: San Jose State
pada tempat pemetikan teh disediakan University, 2006.
rumah hujan yang layak. Selain itu [8] P.K. Suma’mur, Ergonomi untuk
dilakukan perbaikan sistem kerja seperti Produktivitas. Jakarta: Yayasan
perbaikan shift kerja, dilakukan sistem Swabhawa Karya, 1982.
rotasi kerja agar operator tidak [9] S. Widodo, Penentuan Lama Waktu
mengalami beban kerja yang terlalu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja
tinggi. Rekomendasi yang terakhir yaitu Dengan Menggunakan Pendekatan

516 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:503-517


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Fisiologis. [Tugas Akhir], Universitas


Muhammadiyah Surakarta, 2008.
[10] E. Nurmianto, Ergonomi, Konsep Dasar
dan Aplikasinya, Surabaya: PT. Guna
Widya, 1996.

Pengukuran Beban Kerja....(Mutia) 517

Anda mungkin juga menyukai