Anda di halaman 1dari 15

SINDROM METABOLIK

Definisi

Sindroma Metabolic  Suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan


langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik.

Etiologi

Etiologi SM belum dapat diketahui secara pasti (idiopatik).Suatu hipotesis


menyatakan bahwa penyebab primer dari SM adalah resistensi insulin. Etiologi
sekunder  Obesitas sentral, dyslipidemia, intoleransi glukosa, dan hipertensi

Faktor Risiko

1. Usia tua (> 60 tahun)


2. RPD DM-HT
3. Inaktivitas fisik
4. RPK sindrom metabolic
5. Pola hidup yang tidak sehat

Patomekanisme
Hipertensi

Peningkatan tekanan darah yang tinggi secara akut yang dapat dipicu oleh
beberapa faktor seperti kelainan hormonal tertentu, misalnya krisis tiroid, krisis
feokromositoma, kehamilan dengan preeclampsia/eklampsia, penyalah gunaan
obat – obat tertentu seperti cocaine dan amfetamin, luka bakar, trauma kepala,
glomerulonephritis akut, pembedahan dan lain – lain akan memicu terjadinya
peningkatan resistensi vascular sistemik yang selanjutnya bisa berdampak
terjadinya kerusakan organ target melalui dua jalur, yaitu peningkatan tekanan
darah yang demikian akan menimbulkan kerusakan sel – sel endotel pembuluh
darah yang akan diikuti dengan pengendapan sel – sel platelet dan fibrin sehingga
menyebabkan terjadinya nekrosis fibrinoid dan proliferasi intimal. Disisi lain
terjadi peningkatan sekresi zat – zat vasokontriktor ,seperti renninangiotensin dan
katekolamin,sebagai mekanisme kompensasi yang semakin mempertinggi
peningkatan tekanan darah sehingga terjadi pula natriuresis spontan yang
mengakibatkan penurunan volume intravascular.Kedua jalur mekanisme tersebut
akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah yang semakin tinggi sehingga
menimbulkan iskemia jaringan dan pada akhirnya menyebabkan disfungsi organ.
Gambar . Patofisiologi krisis hipertensi dan kerusakan organ target.

Diabetes Melitus

1) Resistensi insulin
2) Disfungsi sel B pancreas

Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,


namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin
secara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin”. Resistensi
insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurang nya aktivitas fisik serta
penuaan. Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat juga terjadi produksi
glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B
langerhans secara autoimun seperti diabetes melitus tipe 2. Defisiensi fungsi
insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif dan tidak
absolut.
Dislipidemia

a) Jalur eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolestrol.
Selain dari makanan di dalam usus terdapat pula kolestrol dari hati yang
dieksresi bersama empedu ke usus halus. Kedua lemak tersebut, yang berasal
dari makanan dan dari hati disebut lemak eksogen. Dalam usus trigilserid dan
kolestrol akan diserap oleh enterosit mukosa usus halus, trigliserid akan
diserap sebagai asam lemak bebas dan kolestrol sebagai kolestrol. Kemudian
masih di usus halus, asam lemak bebas diubah lagi menjadi trigliserid
sedangkan kolestrol akan mengalami esterifikasi menjadi kolestrol ester dan
keduanya bersama fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein
yang disebut kilomikron. Lalu kilomikron akan masuk ke saluran limfe dan
melalui duktus torasikus akan masuk aliran darah.
Trigliserid dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis karna enzim
lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas. Asam
lemak bebas tersebut akan disimpan dalam adipose (jaringan lemak) namun
bila terdapat dalam jumlah yang banyak maka sebagian akan diambil oleh hati
untuk bahan pembentukan trigilserid, kilomikron tanpa kandungan trigliserid
disebut kilomikron remnant dan akan dibawa di hati.

Gambar . Jalur Metabolism Eksogen.

b) Jalur endogen
Trigliserid dan kolestrol yang disintesis di hati akan disekresi ke dalam
sirkulasi sebagai VLDL, selanjutnya oleh enzim lipoprotein lipase VLDL akan
dihidrolisis menjadi IDL dan akhirnya akan dihidrolisis menjadi LDL. Ketiga
lipoprotein ini akan mengangkut kolestrol dari sirkulasi kembali ke hati, yang
paling banyak mengandung kolestrol adalah LDL. Selain hati, ada beberapa
lokasi yang memiliki reseptor LDL contohnya kelenjar adrenal, testis dan
ovarium. Sebagian LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh
makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar LDL
dalam plasma maka makin banyak jumlah sel busa. Beberapa kondisi yang
mmpengaruhi tingkat oksidasi adalah, bertambahnya jumlah LDL kecil padat
dan menurunnya kadar HDL yang mana HDL itu memiliki sifat protektif
terhadap oksdasi LDL.

Gambar . Jalur Metabolisme Endogen.


c) Jalur reverse cholesterol transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskon kolestrol yang mengandung
apolipoprotein A, C dan E dan disebut HDL nascent. HDL nascent akan
mendekati makrofag dan mengambil kolestrol nantinya akan berubah menjadi
HDL dewasa. Kolestrol bebas akan mengalami esterifikasi menjadi kolestrol
ester oleh enzim lecithin cholesterol aciltransferase (LCAT). Selanjutnya HDL
yang membawa kolestrol akan melalui 2 jalur untuk kembali ke hati, jalur
pertama jalur langsung ke hati dan jalur kedua yaitu jalur tidak langsung
melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolestrol ke hati.

Gambar . Jalur Metabolisme reverse cholesterol transport.

Hiperurisemia

Dua pertiga total urat tubuh berasal dari pemecahan purin endogen, hanya
sepertiga yang berasal dari diet yang mengandung purin. Pada pH netral asam urat
dalam bentuk ion asam urat (kebanyakan dalam bentuk monosodium urat),
banyak terdapat di dalam darah. Konsentrasi normal kurang dari 420 μmol/L (7,0
md/dL). Kadar urat tergantung jenis kelamin, umur, berat badan, tekanan darah,
fungsi ginjal, status peminum alkohol dan kebiasaan memakan makanan yang
mengandung diet purin yang tinggi. Kadar Asam Urat mulai meninggi selama
pubertas pada laki-laki tetapi wanita tetap rendah sampai menopause akibat efek
urikosurik estrogen. Dalam tubuh manusia terdapat enzim asam urat oksidase atau
urikase yang akan mengoksidasi asam urat menjadi alantoin. Defisiensi urikase
pada manusiaakan mengakibatkan tingginya kadar asam urat dalam serum. Urat
dikeluarkan di ginjal (70%) dan traktus gastrointestinal (30%). Kadar asam urat di
darah tergantung pada keseimbangan produksi dan ekskresinya.15 Sintesis asam
urat dimulai dari terbentuknya basa purin dari gugus ribosa, yaitu 5-
phosphoribosyl-1- pirophosphat (PRPP) yang didapat dari ribose 5fosfat yang
disintesis dengan ATP (Adenosinetriphosphate) dan merupakan sumber gugus
ribosa. Reaksi pertama, PRPP bereaksi dengan glutamin membentuk
fosforibosilamin yang mempunyai sembilan cincin purin. Reaksi ini dikatalisis
oleh PRPP glutamil amidotranferase, suatu enzim yang dihambat oleh produk
nukleotida inosinemonophosphat (IMP), adenine monophosphat (AMP) dan
guanine monophosphat (GMP). Ketiga nukleotida ini juga menghambat sintesis
PRPP sehingga memperlambat produksi nukleotida purin dengan menurunkan
kadar substrat PRPP.16 Inosine monophosphat (IMP) merupakan nukleotida purin
pertama yang dibentuk dari gugus glisin dan mengandung basa hipoxanthine.
Inosinemonophosphat berfungsi sebagai titik cabang dari nukleotida adenin dan
guanin.

Adenosinemonophospat (AMP) berasal dari IMP melalui penambahan


sebuah gugus amino aspartat ke karbon enam cincin purin dalam reaksi yang
memerlukan GTP (Guanosine triphosphate). Guanosinemonophosphat (GMP)
berasal dari IMP melalui pemindahan satu gugus amino dari amino glutamin ke
karbon dua cincin purin, reaksi ini membutuhkan ATP.16 Adenosine
monophosphate mengalami deaminasi menjadi inosin, kemudian IMP dan GMP
mengalami defosforilasi menjadi inosin dan guanosin. Basa hipoxanthine
terbentuk dari IMP yang mengalami defosforilasi dan diubah oleh xhantine
oxsidase menjadi xhantine serta guanin akan mengalami deaminasi untuk
menghasilkan xhantine juga. Xhantine akan diubah oleh xhantine oxsidase
menjadi asam urat.
Gambar. Patofisiologi Hiperurisemia
Penegakan Diagnosis

Alogaritma Tatalaksana
Gambar . Algoritma Tatalaksana Krisis Hipertensi .
Gambar. Algoritma Tatalaksana DM tipe 2
Gambar . Algoritma Tatalaksana Dyslipidemia
Gambar . Algoritma Tatalaksana Hiperuresemia.
Daftar Pustaka

1. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Ke-6, Jilid II. Jakarta: Interna
Publishing. 2017
2. Purnamasari D, Arsana PM,. Dalam: (Setyohadi B, Arsana PM, Suryanto
P, Soeroto AY, Abdullah M ed) Buku VI EIMED PAPDI Metabolik
Endokrin. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2014
3. Jameson JL, Kasper DL, Longo DL, Fauci AS,Hauser SL,Loscalzo J.
Harrison’s Principles of Internal Medicine, 20th Ed Volume 2. New York:
Mc Graw Hill Education. 2018
4. Erwinanto. dkk. Panduan Tata Laksana Dislipidemia. Jakarta: Perhimpun
an Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2019
5. Kosasih, Adrianus. dkk. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019.
Jakarta: Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. 2019
6. Soelistijo, Soebagijo Adi dkk. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta: Pb.Perkeni. 2015
7. Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout. Rekomendasi Perhimpunan
Reumatologi Indonesia 2018.
8. Rini, Sandra. Sindrom Metabolik, vol 4 no 4. Lampung (Universitas
Lampung) : J Majority. 2015
9. Dianati Amalina N. Gout and Hyperuricemia vol 4 no 3. Lampung
(Universitas Lampung) : J Majority. 2015

Anda mungkin juga menyukai