Anda di halaman 1dari 2

Prosedur Visual Inspection

1. Cahaya atau Penerangan.


Sesuai dengan standard ISO 17637 minimal pencahayaan saat melakukan uji visual adalah 350
lux, namun yang direkomendasikan adalah 500 lux atau pencahayaan yang normal dalam sebuah
kantor dan workshop (bengkel). Untuk mengukur intensitas cahaya dapat menggunakan Lux
Meter.

2. Posisi saat melakukan Inspeksi.

Jarak mata dari permukaan lasan yang dilakukan inspeksi sejauh 600 mm dengan posisi sudut
minimal 30 derajat, untuk lebih jelasnya Anda dapat melihat gambar cara inspeksi Uji Visual di
atas.

3. PROSEDUR PENGUJIAN

Pengujian ini dilakukan dengan mempersiapkan test piece dan peralatan uji terlebih
dahulu. Setelah peralatan uji dan test piece telah siap maka pengujian dapat dilakukan. Dalam
melakukan pengujian ini, terdapat prosedur pengujian yang harus diperhatikan oleh praktikan
antara lain :

o Pengukuran dimensi material uji, untuk mengetahui dimensi material yang diuji.

o Persiapan alat uji, persiapan dilakukan dengan menyiapkan penggaris, kaca


pembesar, alat ukur kedalaman takik, dan peralatan lainnya.
o Persiapan pengujian, setelah alat uji siap maka pengujian visual dapat dilakukan
dengan memperhatikan cacat pada material dengan cermat dengan panduan dan
referensi yang ada.

4. Peralatan yang digunakan untuk Visual Inspection

 Dedicated Weld Gap Gauges.


Untuk mengukur gap atau jarak dari kedua pelat.
 Linier Misalignment atau Hi-Lo Gauges.
Berfungsi untuk mengetahui perbedaan tinggi rendah dari pelat yang disambung.
 Welding Gauges.
Digunakan untuk mengukur sudut bevel, permukaan las, akar las, ukuran fillet (throat, leg
length), kedalaman undercut, kedalaman underfill, ketinggian lasan dan yang lainnya.
 Jangka Sorong.
Jangka Sorong Digunakan untuk mengukur panjang dan lebar lasan.
 Lesa Pembesar.
Untuk melihat pembesaran ukuran cacat hingga 2x sampai 5x.

Anda mungkin juga menyukai