DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TALISAYAN
Jalan. Soekarno Hatta RT. 10 Talisayan Kode Pos. 77372
Email : pkmtalisayan@gmail.com, www.facebook.com/puskesmastalisayan
TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN MANUAL MUTU UPT PUSKESMAS TALISAYAN
TAHUN 2020
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Talisayan
Pada tanggal 03 Februari 2020
H. MAINAL
Penata Tk. I / III.d
NIP. 19800520 200904 1 001
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TALISAYAN
NOMOR : 002 TAHUN 2020
TANGGAL : 03 FEBRUARI 2020
TENTANG : PENETAPAN PEDOMAN MANUAL MUTU
UPT PUSKESMAS TALISAYAN TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan di satu wilayah tertentu. Upaya
kesehatan yang diselenggarakan termasuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu demi
terlaksananya pembangunan berwawasan kesehatan, puskesmas harus dapat
meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan dengan efektif dan efisien. Hal itu
tentunya tidak lepas dari berbagai kendala yang muncul dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada masyarakat baik dari segi internal maupun eksternal
puskesmas. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
mengutamakan kepuasan pelanggan. Untuk itu puskesmas harus dapat
meningkatkan standard mutu pelayanan yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan. Dengan adanya Akreditasi, Puskesmas Talisayan diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan
terstandar yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Manual mutu puskesmas merupakan pedoman bagi UPT Puskesmas
Talisayan yang menjelaskan secara garis besar Sistem Manajemen Mutu di
Puskesmas. Manual mutu adalah suatu dokumen yang digunakan untuk :
a. Mengkomunikasikan kebijakan dan sasaran mutu kepada seluruh personel
puskesmas.
b. Menggambarkan keterkaitannya dengan prosedur sistem mutu yang
terdokumentasi.
c. Memberikan gambaran bahwa puskesmas memiliki kebijakan dalam
mengelola organisasi untuk mencapai target mutu yang telah ditentukan.
1. Profil Organisasi
a. Gambaran Umum Organisasi
1) Kondisi Geografis
UPT Puskesmas Talisayan berada di Jalan. Soekarno Hatta RT. 10
Kecamatan Talisayan. Merupakan salah satu dari 21 Puskesmas di
Kabupaten Berau. Secara umum Puskesmas merupakan satuan
organisasi yang diberikan kewenangan dan kemandirian oleh dinas
kesehatan kabupaten Berau untuk melaksanakan satuan tugas
operasional pembangunan kesehatan di wilayah kerja kecamatan
Talisayan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada pasal
4 disebutkan bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada pasal 5
Permenkes RI No 75/2014, meliputi :
1. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
tingkat pertama di wilayah kerjanya
2. Penyelengaraan UKP ( Upaya Kesehatan Perorangan)
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5 tersebut, selanjutnya
pada pasal 8 menyebutkan bahwa puskesmas juga dapat berfungsi
sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
UPT Puskesmas Talisayan memiliki luas wilayah 1.798 km2 yang terdiri
dari luas daratan 1.026,44 km 2 serta luas lautan 771,56 km2 terdiri dari 10
kelurahan yaitu kelurahan Talisayan, kelurahan Dumaring, kelurahan
Capuak, kelurahan Bumi Jaya, kelurahan Tunggal Bumi, kelurahan
Campur Sari, kelurahan Suka Murya, kelurahan Purnasari Jaya, kelurahan
Eka Sapta,dan kelurahan Sumber Mulya.
Jika ditinjau dari luas wilayah Kabupaten Berau, luas UPT Puskesmas
Talisayan adalah 5,27% dengan presentase luas perairan 6,45%, dengan
batas wilayah UPT Puskesmas Talisayan adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : berbatasan dengan kec Biatan Lempake
2. Sebelah Timur : berbatasan dengan kec Batu Putih
3. Sebelah Selatan : berbatasan dengan selat Makassar
4. Sebelah Barat : berbatasan dengan kab Kutai Timur
Batas wilayah administratif UPT Puskesmas Talisayan yang terdiri dari
10 kelurahan, 9 puskesmas pembantu dan 8 poskesdes yaitu puskesmas
pembantu Dumaring, puskesmas pembantu dan poskesdes Capuak,
puskesmas pembantu dan poskesdes Bumi Jaya,puskesmas pembantu
dan poskesdes Tunggal Bumi, puskesmas pembantu dan poskesdes
Campur Sari, puskesmas pembantu dan poskesdes Suka Murya,
puskesmas pembantu dan poskesdes Purnasari Jaya, puskesmas
pembantu dan pokesdes Eka Sapta, puskesmas pembantu dan poskesdes
Sumber Mulya serta 13 posyandu.
Tersedianya informasi tentang kondisi wilayah kerja UPT Puskesmas
Talisayan dalam Manual Mutu ini diharapkan akan menjadi tolak ukur
tercapainya pembangunan kesehatan yang menyeluruh baik secara
individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat ditinjau dari segi
pelayanan maupun dari segi pelaksanaan program pembangunan
kesehatan itu sendiri.
2) Data Demografi
Jumlah Penduduk di wilayah UPT Puskesmas Talisayan pada tahun
2019 sebanyak 13.275 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak
7.081 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 6.194 jiwa, dengan wilayah
kelurahan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah kelurahan
Talisayan dengan jumlah jiwa sebesar 3.483 jiwa. Sedangkan kelurahan
dengan jumlah penduduk terendah yaitu kelurahan Tunggal Bumi dengan
jumlah jiwa sebanyak 733 jiwa.
Peta wilayah kerja puskesmas Talisayan
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Laki-laki & Perempuan Tahun 2019
Status Kepegawaian
No Pendidikan L P Kontrak Jumlah
PNS Magang
Daerah
1. S1. Kedokteran 0 3 1 2 0 3
2. S1 Keperawatan 1 0 0 1 0 1
S1 Kesehatan 4
3. 0 4 1 1 2
Masyarakat
4. S1 Farmasi 0 1 0 1 0 1
5. S1 Adm. Negara 2 0 2 0 0 2
6. S 1 Sospol 1 0 0 1 0 1
7. D-III Keperawatan 16 15 23 7 1 31
8. D-III Kebidanan 0 20 8 7 5 20
9. D-III Analis 0 1 1 0 0 1
10. D-III AKL 0 2 1 1 0 2
11. D-III GIZI 1 0 1 0 0 1
12. D-III Perawat Gigi 0 1 0 1 0 1
13. Pekarya Kesehatan 1 0 1 0 0 1
14. SPK 1 0 1 0 0 1
15. SLTA 3 2 0 5 0 6
Jumlah 26 48 40 27 8 74
Sumber : UPT Puskesmas Talisayan Tahun 2019
b. Visi Organisasi
Visi UPT Puskesmas Talisayan :
“ Terwujudnya masyarakat Talisayan yang sehat, mandiri dan sejahtera”
c. Misi Organisasi
Misi UPT Puskesmas Talisayan :
1. Meningkatkan sumber daya manusia yang sehat dan sejahtera
2. Meningkatkan upaya penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan
3. Meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas dan terjangkau bagi
masyarakat
4. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan
UKBM
d. Motto UPT Puskesmas Talisayan
“Kepuasan Anda adalah Kebanggaan Kami”
e. e. Struktur Organisasi
f.
g. Kebijakan Mutu UPT Puskesmas Talisayan
1. Kepala UPT Puskesmas Talisayan dan seluruh penanggung jawab
UKM dan penanggung jawab UKP wajib berpartisipasi dalam program
mutu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan
program mutu yang diselenggarakan di seluruh jajaran puskesmas.
3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran UPTD Puskemas
Talisayan dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh
Wakil Manajemen Mutu
4. Perencanaan mutu berisi paling tidak :
a) Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil
monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan
pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangkan kekritisan, resiko
tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah
b) Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c) Kegiatan – kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan
keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan
unit pelayanan
d) Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan
pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis
dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
e) Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan
indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan
outcome
f) Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui
standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk
peningkatan mutu
g) Penerapan manajemen resiko pada semua lini pelayanan baik
penyelenggaraan UKM maupun pelayanan UKP
h) Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu dan kinerja
Puskesmas
i) Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk
menyampaikan untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut,
dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan
j) Recana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan
pasien
5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatika butir-butir di
bawah ini :
a) Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan
Perencanaan Puskesmas
b) Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga dan staf
c) Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik
klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai
panduan dari profesi maupun panduan dari Kementrian Kesehatan
d) Sesuai dengan praktik bisnis yang hebat
e) Mempertimbangkan informasi dari manajemen resiko
f) Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada
di Puskesmas
g) Dibangun berbasis praktik klinis yang baik
h) Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait
i) Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan
sistem pelayanan
6. Seluruh kegiatan mutu dan kinerja Puskesmas harus
didokumentasikan
7. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu
dan Kinerja kepada Kepada UPT Puskesmas Talisayan tiap triwulan
h. Tata Nilai
Tata Nilai Puskesmas Talisayan
T = Tanggap dalam memberikan pelayanan
E = Edukatif disemua lapisan masyarakat
N = Nyaman dalam pelayanan terhadap klien
S = Sehat jasmani dan rohani adalah tujuan kami
I = Indah lingkungan dan tata ruang
2. Proses Pelayanan
a. Pelayanan medis rawat jalan
1). Pelayanan Poli Umum
2). Pelayanan Poli Gigi
3). Pelayanan Poli KI/KB
4). Pelayanan Poli Anak
5). Pelayanan Poli gizi
6). Pelayanan Klinik Sanitasi
b. Pelayanan Penunjang Medis
1). Pelayanan Unit Pendaftaran
2). Pelayanan Unit Laboratorium
3). Pelayanan Unit Obat
c. Penyelenggaraan Program Kesehatan
1). Program Pokok
a). Upaya Promosi Kesehatan
b). Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana
c). Upaya Gizi Masyarakat
d). Upaya pencegahan dan Pengendalian Penyakit
e). Upaya Kesehatan Lingkungan
2). Program Pengembangan
a). Upaya Kesehatan Lanjut Usia
b). Upaya Kesehatan Jiwa
c). Upaya Kesehatan Peduli Remaja
d). Upaya Penyehat Tradisional
e). Upaya Kesehatan Indera
f). Upaya Kesehatan Olahraga
B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini di susun berdasarkan persyaratan ISO
9001:2008 dan standar akreditasi Puskesmas, yang meliputi : persyaratan
umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen
sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Masyarakat yang meliputi : Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Upaya Kesehatan Perorangan.
Dalam penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis
memperhatikan keselamatan pasien/pelanggan.
Pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi pukesmas dan
persyaratan ISO 9001:2008, yang meliputi : persyaratan umum, sistem
manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya,
proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya Puskesmas yang
meliputi : upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Dalam penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis
memperhatikan keselamatan pasien/pelanggan. Ruang Lingkup penerapan
Sistem Manajemen Mutu di UPT Puskesmas Talisayan mencakup:
1. Jenis layanan UKM UPT Puskesmas Talisayan meliputi:
a. Kesehatan Ibu, Anak dan KB
b. Promosi Kesehatan
c. Kesehatan Lingkungan
d. Konsultasi Gizi
e. P2P
f. Kesehatan Jiwa
g. Kesehatan Peduli Remaja
h. Lansia
i. Kesehatan Tradisional
j. Kesehatan Olah Raga
2. Jenis Layanan UKP UPT Puskesmas Talisayan meliputi:
a. Pelayanan Poli Umum
b. Pelayanan Poli Anak, MTBS dan DDTK
c. Pelayanan Poli Gigi
d. Pelayanan Poli KI/KB
e. Pelayanan Imunisasi
f. Konsultasi Gizi
g. Klinik Sanitasi
h. Pelayanan Obat
i. Laboratorium
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai pedoman bagi UPT Puskesmas Talisayan
dalam membangun sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM
maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis.
D. Landasan Hukum dan Acuan
Landasan Hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini
adalah :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116 tambahan lembaran Negara Nomor 4431);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140 tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 112);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Tenaga Kesehatan
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional,Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2012 nomor 193;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia 12 tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan Nasional;
8. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2015
tentang Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, klinik Pratama, tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 7 tahun 2012
tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Pada Dinas Kesehatan Berau;
14. Peraturan Bupati Berau Nomor 13 tahun 2011 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten Berau.
Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah : Standar
Akreditasi Puskesmas dan Persyaratan ISO 9001:2008
E. Istilah dan Defenisi
a. Pelanggan
Pelanggan adalah seseorang atau sekelompok orang yang menggunakan
jasa tertentu pada periode tertentu secara tetap dan berkala.
b. Kepuasan pelanggan
Menurut Pasuraman, Zeithaml, dan Berry, mengemukakan bahwa
kepuasan pelanggan adalah perasaan pelanggan terhadap satu jenis
pelayanan.
c. Pasien
Menurut Kamus kesehatan, pasien adalah seorang individu yang mencari
atau menerima perawatan medis.
Pengertian Pasien sebagai Konsumen Jasa Pelayanan kesehatan adalah
seorang yang menerima perawatan medis
Dari beberapa kesimpulan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pasien
adalah setiap orang yang menerima/memperoleh pelayanan kesehatan
yang secara langsung maupun tidak dari tenaga kesehatan.
d. Tindakan Koreksi
Tindakan menghilangkan ketidak sesuaian yang ditemukan (klausul 3.6.6
SNI ISO 9000:2008)
e. Tindakan Korektif
Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan
atau situasi yang tidak dikehendaki. (klausul 3.6.5 SNI ISO 9000:2008)
f. Tindakan Preventif
Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang potensial
atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki (klausul 3.6.4 SNI ISO
9000:2008)
g. Pedoman Mutu
Kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-langkah yang
harus dilakukan. Merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan
kegiatan.
h. Dokumen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dokumen merupakan :
1. Surat yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti
keterangan (seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian.
2. Barang cetakan atau naskah karangan yang dikirim melalui pos
3. Rekaman suara, gambar dalam film, dan sebagainya yang dapat
dijadikan bukti keterangan
4. Dokumen medis merupakan arsip data keadaan perkembangan
kesehatan pasien.
Sedangkan dalam arti sempit dokumen dapat diartikan sebagai catatan
tertulis atau tercetak yang dapat memberikan penjelasan bukti dan petunjuk
dan mempunyai makna yang tersirat tentang suatu hal yang terkait dengan
aktifitas yang dilakukan di lingkungan kerja, sehingga dokumen dapat
disimpulkan sebagai sebuah data yang tertulis maupun tercetak yang dapat
memberikan penjelasan, bukti dan petunjuk penting yang dimiliki secara
pribadi maupun dilingkungan kantor.
i. Rekaman
Rekaman atau record adalah jenis dokumen khusus. Menurut ISO
9000:2005 yang dimaksud dengan rekaman adalah suatu dokumen yang
menyatakan bahwa sesuatu hasil telah dicapai atau suatu bukti kegiatan
telah dilaksanakan.
Rekaman dapat digunakan misalnya untuk mendokumentasikan
penelusuran dan sebagai bukti verifikasi tindakan pencegahan dan
tindakan koreksi.
Secara umum rekaman tidak memerlukan pengendalian revisi. Contoh
rekaman adalah sepeti spesifikasi, dokumen prosedur, gambar, laporan,
standar.
j. Efektivitas
Efektifitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, sering
atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya
ada perbedaan diantara keduanya. Efektifitas menekankan pada hasil yang
dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai
hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya.
(Siagian, 2001 : 24)
Berdasarkan uraian diatas, dapat diartikan bila efektifitas adalah suatu
keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai. Semakin
banyak rencana yang dapat tercapai, semakin efektif pula kegiatan
tersebut.
Menurut Sondang dalam Othenk (2008:4) efektifitas adalah pemanfaatan
sumber daya sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara
sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau
jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektifitas menunjukkan keberhasilan
dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil
kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti semakin tinggi efektifitasnya.
k. Efisiensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efisiensi adalah :
1. Ketepatan cara (usaha atau kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan
tidak membuang waktu, tenaga dan biaya), kedayagunaan,
ketepatgunaan
2. Kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak
membuang waktu, tenaga dan biaya)
Menurut Lubis efesiensi adalah suatu proses internal atau sumber daya
yang diperlukan oleh suatu organisasi untuk menghasilkan suatu satuan
output. Oleh sebab itu efisiensi dapat diukur sebagai ratio output terhadap
input (Raharjo Adisasmita 2011, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran
Daerah, Graha Ilmu, Yogyakarta)
l. Proses
Proses adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi,
yang mengubah input menjadi output. Kegiatan ini memerlukan alokasi
sumber daya seperti orang dan materi. Input maupun output yang dimaksud
mungkin tangible, seperti peralatan, bahan atau komponen, atau yang tidak
berwujud seperti energi atau informasi. ( Hysooc, wikipedia org, 2014)
m. Sasaran Mutu
Sasaran Mutu dalam ISO 9001:2015 merupakan salah satu persyaratan
dalam ISO 9001. Sasaran mutu adalah goal atau target dari suatu
organisasi dalam melakukan suatu proses yang ingin dicapai dalam jangka
waktu tertentu dengan metoda penyusunan sasaran mutu adalah prinsip
SMART,yaitu Spesific (spesifik),Measurable (terukur),Achievable (dapat
dicapai),Relevan (Relevan) dan Time-Bound (Batas Waktu).
n. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu ( Quality Policy) dalam ISO 9001:2008 merupakan salah
satu dokumen yang wajib dimiliki oleh setiap organisasi yang menerapkan
Sistem Manajemen Mutu.
Definisi dari kebijakan mutu berdasarkan ISO 9001:2008, dimana pada
klausul 3.2.4 kebijakan mutu berarti tujuan dan arahan sebuah organisasi
secara menyeluruh yang terkait dengan mutu yang dinyatakan secara resmi
oleh pimpinan.
Kebijakan merupakan Peraturan/surat keputusan yang ditetapkan oleh
kepala Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan
wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana.
Tujuan dari kebijakan mutu ini adalah sebagai bentuk komitmen kepada
kualitas, komitmen untuk perbaikan berkesinambungan, konteks untuk
sasaran mutu, dan bagaimana tujuan organisasi berhubungan dengan
kebutuhan pelanggan.
o. Sarana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sarana adalah segala sesuatu
yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan.
Sedangkan pengertian sarana menurut Moenir (1992:119), adalah segala
jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai
alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam
rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja.
p. Prasarana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prasarana adalah segala sesuatu
yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses.
Prasarana lebih ditujukan kepada benda-benda tidak bergerak seperti
gedung, garasi dan lain sebagainya.
q. Referensi
Berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan dokumen akreditasi,
bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain
sebagai bahan pustaka.
r. Standar operasional Prosedur
Serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
s. Kerangka Acuan Kegiatan
Suatu dokumen yang menginformasikan gambaran pendahuluan, latar
belakang, tujuan umum dan tujuan khusus, kegiatan pokok dan rincian
kegiatan, sasaran, jadwal pelaksanaan kegiatan, evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan pelaporan serta pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan.
A. Persyaratan Umum
UPT Puskesmas Talisayan menetapkan, mendokumentasikan, memelihara
sistem manajemen mutu sesuai dengan Standar Akreditasi Puskesmas dan
Standar ISO 9001:2008. Sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya
persyaratan pengendalian terhadap proses-proses penyelenggaraan pelayanan
kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya puskesmas maupun pelayananan
klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam
penyelenggaraan pelayananan, kejelasan penanggung jawab, penyediaan sumber
daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang
berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang
disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan
hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang
berkesinambungan. Manajemen memantau / mengukur / menganalisa setiap
proses / kegiatan dan melakukan tindakan perbaikan. Kegiatan sistem manajemen
mutu menerapkan prinsip manajemen: PDCA (Plan – Do – Check – Action) dan
pengendalian proses dilakukan sejak awal. Manajemen mutu PDCA merupakan
sistem manajemen mutu yang berupa siklus dinamis dalam standar ISO 9001.
PDCA adalah proses yang berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan dan memungkinkan perbaikan yang berkelanjutan.
B. Pengendalian Dokumen
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu disusun meliputi:
1. Kebijakan/SK
2. Pedoman/Manual Mutu
3. Standard Operasional Prosedur/SOP
4. Kerangka Acuan Kerja
5. Rekaman-rekaman sebagai catatan akibat pelaksanaan kebijakan,
pedoman, dan prosedur.
6. Dokumen pendukung/dokumen eksternal
Pengendalian dokumen di Puskesmas meliputi proses penyusunan dokumen,
pengesahan, penomoran, pemberlakuan, distribusi, penyimpanan, pencarian
kembali, proses penarikan dokumen yang kadaluarsa, perubahan/revisi dan
pemusnahan dokumen.
1. Proses Penyusunan Dokumen
a. Pemegang dokumen bersama koordinator administrasi manajemen/upaya
kesehatan/klinis :
A. Komitmen Manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab
upaya, penanggung jawab klinis, dan seluruh karyawan UPT Puskesmas Talisayan
bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual
mutu ini.
Manajemen UPT Puskesmas Talisayan bertekad untuk mengembangkan dan
meningkatkan kinerja manajemen mutu, menjalankan sistem manajemen mutu
secara konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran
yang diinginkan serta berusaha untuk memperbaiki kinerja Manajemen Mutu
dengan cara :
1. Mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai pentingnya
memenuhi kebutuhan pelanggan, termasuk regulasi dan prosedur yang terkait
dengan fungsi pelayanan melalui pengarahan, rapat, apel, papan informasi
ataupun media yang lainnya.
2. Menetapkan pernyataan kebijakan mutu yang dijabarkan dari visi dan misi
Puskesmas Talisayan serta sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
3. Menetapkan sasaran mutu, di masing-masing unit yang selaras dengan
pernyataan kebijakan mutu.
Kepala UPT Puskesmas Talisayan mewajibkan semua koordinator unit untuk :
1. Memahami sistem
manajemen mutu dan menjalankannya secara konsisten.
2. Mengkomunikasikan
kepada karyawan (pelaksana) tentang pentingnya mutu dan kepuasan pasien.
3. Mensosialisasikan
kebijakan mutu dan sasaran – sasaran yang ingin dicapai
4. Melakukan evaluasi
untuk melihat efektifitas sistem manajemen mutu.
5. Memastikan tersedianya
sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan sistem
6. Memastikan perbaikan
terus menerus dilakukan pada semua aspek kegiatan
C. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi puskesmas yang sejalan dengan visi
misi atau tujuan puskesmas yang memuat komitmen mutu dan kepedulian terhadap
kepuasan pelanggan.
1. Isi kebijakan Mutu sejalan dengan Visi, Misi atau Tujuan Puskesmas Talisayan
2. Kebijakan mutu menjadi acuan untuk menetapkan sasaran mutu, mengevaluasi
pencapaian sasaran serta acuan perbaikan
3. Kebijakan mutu disosialisasikan dan dipastikan dipahami oleh seluruh personil
Puskesmas.
Dalam hal ini maka kebijakan mutu dari UPT Puskesmas Talisayan
menyatakan bahwa
1. Kepala UPT Puskesmas Talisayan dan seluruh penanggung jawab UKM dan
penanggung jawab UKP wajib berpartisipasi dalam program mutu mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program mutu
yang diselenggarakan di seluruh jajaran puskesmas.
3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran UPT Puskemas Talisayan
dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen
Mutu
4. Perencanaan mutu berisi paling tidak :
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangkan kekritisan, resiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan – kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan
pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti
dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator
klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu
g. Penerapan manajemen resiko pada semua lini pelayanan baik
penyelenggaraan UKM maupun pelayanan UKP
h. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas
i. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan untuk
menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang
dilakukan
j. Recana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien
5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatiakambutir-butir di bawah ini :
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan
Perencanaan Puskesmas
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga dan staf
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis,
standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari
profesi maupun panduan dari Kementrian Kesehatan
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang hebat
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen resiko
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanan
6. Seluruh kegiatan mutu dan kinerja Puskesmas harus didokumentasikan
7. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan
Kinerja kepada Kepada UPT Puskesmas Talisayan tiap triwulan.
Kebijakan mutu dituangkan dalam surat keputusan Kepala UPT Puskesmas
Talisayan yang meliputi kebijakan mutu pelayanan UKM dan kebijakan mutu
pelayanan klinis.
d. Tugas Tambahan
Melaksanakan perintah lain yang diberikan oleh kepala puskesmas
8. Uraian Tugas Tim Survey Kepuasan Pelanggan
a. Wewenang
Memiliki wewenang untuk melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab
sebagai surveyor di Puskesmas Tanjung Redeb
b. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab penuh terhadap kepala puskesmas atas pelaksanaan
dan hasil survey yang telah dilakukannya
c. Tugas
1) Merencanakan pelaksanaan survey Puskesmas
2) Melaksanakan seluruh kegiatan survey Puskesmas
3) Mengolah, menganalisa, dan melaporkan hasil survey kepada ketua tim
akreditasi.
4) Merencanakan pelaksanaan survey selanjutnya
9. Uraian Tugas Penanggung Jawab/Koordinator Unit :
a. Wewenang :
1) Menetapkan sasaran mutu setiap unit yang harus sesuai dengan
kebijakan mutu dan dipastikan terdokumentasi.
2) Merencanakan Sistem Manajemen Mutu untuk unit kerjanya.
b. Tanggung Jawab :
1) Mengkomunikasikan kepada seluruh staf unit mengenai target-
target/ persyaratan pasien dan memastikan semua terpenuhi.
2) Memastikan unit yang dipimpinnya membuat perencanaan
pencapaian sasaran mutu, untuk memastikan tercapainya target
sasaran mutu masing-masing unit.
3) Melakukan evaluasi untuk melihat efektifitas Sistem Manajemen
Mutu.
4) Menindaklanjuti temuan Audit pada unitnya.
c. Tugas :
1) Bersama pelaksana di unit membuat Standar Operasional
Prosedur dan dipastikan terdokumentasi.
2) Meningkatkan kesadaran karyawan unit mengenai pentingnya
peranan setiap karyawan dalam pekerjaan mereka untuk mencapai
sasaran mutu dan kepuasan pasien.
3) Mengupayakan dan menjaga agar lingkungan kerjanya terkendali
yaitu agar lingkungan kerja dalam keadaan rapi, bersih, aman dan
nyaman.
4) Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang terkait termasuk
Kepala Puskesmas untuk pembahasan semua persyaratan pasien.
10. Karyawan / Karyawati Puskesmas :
a. Tanggung Jawab :
1) Memahami tentang pentingnya mutu dan kepuasan pasien.
2) Mengetahui target-target/ persyaratan pasien
b. Tugas :
1) Bersama koordinator unit membuat standar operasional prosedur dan
terdokumentasi.
2) Menambah pengetahuan dan ketrampilan guna peningkatan mutu
pelayanan.
3) Bekerja secara profesional untuk mencapai kepuasan pelanggan.
F. Komunikasi internal
Komunikasi internal antar pimpinan/karyawan merupakan kegiatan yang sangat
penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem komunikasi
dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sbb:
1. Kepala Puskesmas mengupayakan agar komunikasi dengan bawahannya
dipastikan berjalan lancar.
2. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahannya mengenai
sistem manajemen mutu.
3. Komunikasi diarahkan agar karyawan memahami target-target pekerjaan yang
ingin dicapai .
4. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah ditetapkan
dipenuhi.
5. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.
6. Komunikasi internal untuk menjelaskan sistem manajemen mutu kepada
karyawan
7. Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan pelanggan
8. Penyelenggaraan rapat terkoordinasi dan diatur dengan baik.
9. Kepala Puskesmas mengadakan komunikasi internal dengan seluruh karyawan
minimal 1 kali dalam sebulan.
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (minilokakarya), pertemuan,
diskusi, email, sms/WA, memo dan media lain untuk melakukan komunikasi
A. Umum
Tinjauan manajemen adalah kajian secara menyeluruh terhadap penerapan
sistem manajemen mutu ISO, serta rekomendasi perbaikan dan peningkatan yang
diperlukan untuk efektifitas dan efisiensi penerapan sistem tersebut. Rapat
tinjauan manajemen dilakukan minimal dua kali dalam setahun. Prosedur ini
mencakup mulai proses penentuan jadwal dan peserta, pembuatan undangan,
pelaksanaan, distribusi hasil rapat, tindak lanjut hasil rapat dan verifikasi hasil
pelaksanaan keputusan rapat.
Penyelenggaraan Tinjauan Manajemen meliputi :
1. Tinjauan manajemen dihadiri oleh Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab
Manajemen Mutu, Koordinator administrasi dan manajemen, koordinator
Upaya Puskesmas, Koordinator Klinis dan seluruh karyawan.
2. Tinjauan manajemen dilakukan untuk memastikan penerapan Sistem
Manajemen Mutu berjalan secara efektif dan efisien dan dilakukan sesuai
dokumentasi Sistem Manajemen Mutu sehingga dapat diketahui perlu
tidaknya mengadakan perubahan dalam Kebijakan Mutu dan dokumentasi
Sistem Manajemen Mutu.
3. Tinjauan manajemen dilaksanakan secara periodik sekurang-kurangnya setiap
6 (enam ) bulan sekali.
4. Dalam tinjauan manajemen, agenda yang dibahas mencakup :
a. Kebijakan Mutu dan pencapaian Sasaran Mutu setiap bagian
b. Hasil Pencapaian Rencana manajemen Mutu, termasuk kinerja poses dan
pelayanan
c. Hasil audit internal maupun eksternal
d. Umpan balik pelanggan, termasuk hasil pengukuran kepuasan pelanggan
serta keluhan pelanggan
e. Status tindakan perbaikan dan pencegahan
f. Hasil tindak lanjut dari Tinjauan Manajemen sebelumnya
g. Perubahan Sistem Manajemen Mutu
h. Rekomendasi untuk peningkatan
5. Tinjauan manajemen tidak terjadwal, dapat dilakukan bila dibutuhkan.
C. Luaran Tinjauan
1. Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen
adalah peningkatan efektivitas sistem manajemen mutu, peningkatan
pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan, dan identifikasi perubahan-
perubahan, termasuk Hasil tinjauan manajemen dan penyediaan sumber daya
yang diperlukan dibagikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
2. Hasil tinjauan manajemen memuat keputusan-
keputusan/kesimpulan mengenai tindakan-tindakan yang perlu diambil,
perbaikan produk yang terkait dengan persyaratan pelanggan.
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
D. Lingkungan Kerja
Pemeliharaan lingkungan setiap saat untuk mempertahankan kebersihan, keamanan
dan keasrian, yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Lingkungan tempat kerja dikendalikan kebersihan,
keasrian dan keamanannya
2. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan agar
lingkungan kerja senantiasa dalam keadaan rapi, bersih, aman dan nyaman.
3. Pimpinan dan karyawan berkewajiban mengupayakan
dan menjamin agar lingkungan kerjanya terkendali.
4. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mendukung komitmen mutu
dan kepuasan pelanggan dan untuk mencapai kesesuaian terhadap
persyaratan proses pelayanan yang telah ditetapkan.
BAB VI
PENYELENGGARAAN UPAYA PUSKESMAS
DAN PELAYANAN KLINIS
UKM WAJIB
I PROMOSI KESEHATAN
1. Melaksanakan SMD dan MMD di wilayah kerja
% 50,00
Puskesmas
2. Melaksanakan Penyuluhan PHBS pada wilayah
% 50,00
kerja
3. Melaksanakan pelayanan kesehatan remaja Puskesmas 1,00
4. Persentase Posyandu Minimal Purnama % 40,00
5. Persentase Posyandu Minimal Mandiri % 16,00
6. Kampung Siaga Aktif Kampung 1,00
Melaksanakan Perda KTR di tempat Layanan
7. % 50,00
Publik di seluruh wilayah kerja
8. Melaksanakan Survey PHBS Rumah Tangga % 30,00
9. Melaksanakan Pembinaan Posyandu Kali 12,00
10. Melaksanakan Penyuluhan Germas Penyuluhan 20,00
11. Melaksanakan Pembinaan Sekolah Sehat % 30,00
Melaksanakan Pengembangan Media promosi
12. kesehatan dan informasi sadar hidup sehat Media 5,00
II KESEHATAN LINGKUNGAN
Persentase TPM (Rumah Makan, Restoran,
1. Kantin Jasa Boga, DAM, yang memenuhi % 50,00
syarat Kesehatan (Laik Sehat)
Persentase Industri Rumah Tangga Pangan
2. % 75,00
(IRTP) memenuhi syarat kesehatan
Jumlah Laporan Bulanan Penyehatan Pangan
3. Laoran 36,00
(E-Monev HSP, E-Monev PKAM, E-SPP-PIRT)
Persentase TTU (Sekolah, Tempat Ibadah,
4. % 75,00
Hotel) yang memenuhi syarat kesehatan
5. Jumlah Laporan Triwulan TTU Laporan 12,00
Persentase Air Minum yang dilakukan
6. % 75,00
pengawasan
Jumlah Laporan Bulanan Pengawasan Kualitas
7. Laporan 12,00
Air Minum (PKAM)
8. Persentase Desa yang melaksanakan STBM % 100,00
Persentase Desa Stop Buang Air Besar
9. % 50,00
Sembarangan
10. Jumlah Laporan Bulanan E-Monev STBM Laporan 12,00
Persentase Puskesmas yang melaksanakan
11. % 100,00
Klinik Sanitasi
Persentase Pengelolaan Limbah Medis sesuai
12. % 50,00
standar
Jumlah Laporan Triwulanan Pengelolaan
13. Laporan 12,00
Limbah dan KlInik Sanitasi
14. Persentase Rumah Sehat % 75,00
15. Jumlah Laporan Pembinaan Rumah Sehat Laporan 12,00
III KESEHATAN IBU TERMASUK KB
1. Cakupan K-1 Ibu Hamil % 100,00
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil sesuai
2. % 100,00
Standar (Cakupan Kunjungan Bumil K-4)
3. Drop Out (DO) K1-K4 % 10,00
4. Cakupan Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi % 20,00
5. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani % 95,00
Cakupan Pertolongan persalinan oleh Tenaga
6. Kesehatan yang memiliki kompetensi % 95,00
Kebidanan
7. Cakupan pelayanan Nifas (KF Lengkap) % 75,00
8. Cakupan Kunjungan KB Aktif % 75,00
Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin (Cakupan
9. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan % 100,00
di fasilitas kesehatan)
IV KESEHATAN ANAK
1. Cakupan Kunjungan Neonatus % 100,00
2. Cakupan Penanganan neonatal kompilkasi % 100,00
3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita % 100,00
Cakupan Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh
4. % 100,00
Kembang Balita dan Anak Prasekolah
Pelayanan Kesehatan pada anak usi
5. % 100,00
Pendidikan Dasar
6. Pelayanan Kesehatan bayi baru lahir % 100,00
V PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1. Persentase Balita Underwight % 17,00
2.. Persentase Balita Stunting % 28,00
3. Persentase Balita Wasting % 9,50
4. Persentase Ibu Hamil Anemia % 28,00
Persentase Bayi dengan berat badan lahir
5. % 8,00
rendah (Berat badan <2500 gram)
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan
6. % 50,00
mendapatkan ASI Eksklusif
Persentase bayi usia 6 bulan mendapatkan ASI
7. % 50,00
Eksklusif
Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan
8. Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 Tablet % 98,00
selama masa kehamilan
Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik
9. % 95,00
(KEK) yang mendapatkan makanan tambahan
Persentase Balita Kurus yang mendapatkan
10. % 90,00
makanan tambahan
Persentase Remaja Putri yang mendapatkan
11. % 32,00
Tablet tambah Darah
12. Persentase Bayi yang baru lahir mendapat IMD % 50,00
Persentase Balita mempunyai Buku KIA/KMS
13. % 100,00
(K)
Persentase Balita yang ditimbang berat
14. % 80,00
badannya
Persentase Balita yang ditimbang yang naik
15. % 85,00
berat badannya
Persentase Balita ditimbang yang tidak naik
16. % 0,25
berat badannya dua kali nerturut-turut (2T)
Persentase balita 6-59 Bulan mendapat kapsul
17. % 85,00
Vit. A
Persentase Rumah tangga mengkonsumsi
18. % 95,00
garam beriodium
Persentase kasus Balita gizi buruk yang
19. % 100,00
mendapatkan perawatan
Persentase balita ditimbang yang tidak naik
20. % 15,00
berat badannya (T)
21. Persentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) % 1,00
22. Persentase ibu nifas mendapat kapsul Vit. A % 80,00
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
VI
PENYAKIT (P2P)
A. TB PARU
1. Penemuan penderita TBC % 74,00
Pengobatan penderita TB Paru (DOTS) BTA
2. % 100,00
Positif
Pengobatan penderita TB Paru terdiagnosis
3. % 100,00
klinis (BTA (-), Rontgen (+), dan TB Anak
4. Angka Konversi bulan kedua % 80,00
Success Rate (Sembuh dan Pengobatan
5. % 85,00
Lengkap) TB Paru
6. Pelayanan Kesehatan orang dengan TB Paru % 100,00
7. Pengobatan Penderita TB Ekstra Paru % 100,00
B. MALARIA
Penderita (Positif) malaria diobati sesuai
1. % 100,00
standar
2. Penyelidikan Epidemiologi kasus Malaria % 100,00
Pemeriksaan Mikroskopis pada penderita
3. % 100,00
positif malaria
C. KUSTA
1. Pengobatan Penderita Kusta ditemukan % 100,00
2. Pemeriksaan Kontak Penderita % 100,00
D. DIARE
1. Penanganan Kasus Diare ditemukan % 100,00
2. Penanganan Kasus Diare dengan oral rehidrasi % 90,00
3. Penderita diare mendapatkan Zinc % 90,00
E. IMUNISASI
Cakupan Imunisasi HB-0 Bayi baru lahir < 7
1. % 95,00
Hari
2. Cakupan Imunisasi BCG % 95,00
3. Cakupan Imunisasi DPT HB Hib 1 % 95,00
4. Cakupan Imunisasi DPT HB Hib 2 % 95,00
5. Cakupan Imunisasi DPT HB Hib 3 % 95,00
6. Cakupan Imunisasi Polio 4 % 95,00
7. Imunisasi MR, DPT HB Hib pada Baduta % 95,00
8. Cakupan Imunisasi Campak % 95,00
9. DO DPT HB Hib - Campak % 5,00
10. Status T5 Bumil % 70,00
11. Cakupan Bias Campak Kelas 1 SD % 98,00
Cakupan Bias DT Kelas 1 dan Td Kelas II - V
12. % 98,00
SD
13. Cakupan Angka Kejadian KIPI yang ditangani % 100,00
F. ISPA
Cakupan Penemuan balita dengan Pneumonia
1. (Perkiraan Pneumonia Balita adalah 10% dari % 90,00
Jumlah Balita)
Cakupan Balita dengan Pneumonia yang
2. % 100,00
ditangani
Kasus Pneumonia Berat dengan tanda bahaya
3. % 100,00
yang dirujuk
G. DBD
1. Angka Bebas Jentik (ABJ) % 95,00
Cakupan Penyelidikan Epidemiologi (PE)
2. % 100,00
penyakit DBD
3. Penangana Penderita DBD % 100,00
H. HIV DAN PMS
Infeksi Seksual Menular (IMS) berkunjung ke
1. % 100,00
puskesmas yang diobati
2. Pengobatan HIV/AIDS yang ditemukan % 100,00
Pelayanan Kesehatan orang dengan Resiko
3. % 100,00
terinfeksi HIV (Rapid Test)
H. HEPATITIS
1. Skrining Hepatitis pada Bumil % 100,00
Vaksinasi HbIG pada bayi dengan Ibu reaktif
2. % 100,00
Hepatitis
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
I.
RABIES *)
1. Penanganan Kasus gigitan hewan penular % 100,00
rabies ditemukan
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
J.
FILARIASIS DAN SCHISTOSOMIASIS
1. Penanganan Kasus Filariasi ditemukan % 100,00
Cakupan Penduduk minum obat BELKAGA dari
2. % 85,00
Jumlah sasaran
Cakupan Penduduk minum obat BELKAGA dari
3. % 65,00
Jumlah Penduduk
K. SURVEILLANS
Desa yang mengalami KLB yang ditangani <24
1. % 100,00
jam
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM
L.
(PENYAKIT TIDAK MENULAR
1. Pemeriksaan Deteksi Dini IVA test/SADARI % 80,00
2. Pelayanan Obesitas % 80,00
3. Pelayanan Hipertensi Sesuai Standar % 100,00
4. Pelayanan DM Sesuai Standar % 100,00
5. Skrining Usia 15-59 Tahun sesuai standar % 100,00
6. Cakupan pengobatan HT Rutin % 80,00
7. Cakupan Pengobatan Rutin penderita DM % 80,00
8. Pelaksanaan Pandu PTM di Puskesmas % 80,00
9. Pelaksanaan Posbindu PTM % 80,00
UKM PENGEMBANGAN
A. UPAYA KESEHATAN JIWA
Pelayanan Kesehatan Jiwa (ODGJ) berat
1. % 100,00
sesuai standar
2. ODGJ mendapat pengobatan % 100,00
3. Konseling keluarga tentang Bebas Pasung % 100,00
B. UPAYA KESEHATAN LANJUT USIA
Pelayanan kesehatan pada usia lanjut sesuai
1. % 100,00
standar
Cakupan pelayanan kesehatan pra lansia dan
2. % 70,00
lansia
Posyandu Lansia dilaksanakan minimal 10 kali
3. % 100,00
dalam 1 tahun
Cakupan Puskesmas melaksanakan Home
4. % 70,00
Care
Cakupan Puskesmas menyelenggarakan
5. % 40,00
pelayanan kesehatan santun lansia
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
C.
PENYAKIT GIGI
1. Cakupan UKGS % 50,00
2. Cakupan UKGM % 30,00
D. KESEHATAN OLAHRAGA
1. Pendataan Kelompok Olahraga % 100,00
Pembinaan Kelompok Olahraga melalui
2. % 50,00
penyuluhan
Pembinaan Kelompok Olahraga melalui
3. % 25,00
pemeriksaan
Persentase Pengukuran dan Pembinaan
4.
Kebugaran :
a. Anak Sekolah % 25,00
b. Jemaah Haji % 100,00
c. Pekerja/ASN % 25,00
5. Jumlah Laporan Bulanan Kesehatan Olahraga Laporan 12,00
E. UPAYA KESEHATAN KERJA
Persentase tempat kerja yang
1. % 25,00
menyelenggarakan Kesehatan Kerja
2. Jumlah Pos UKK yang terbentuk di Puskesmas Unit 1,00
3. Jumlah Pembinaan Pos UKK Kali 4,00
Persentase Perusahaan/tempat kerja
4. melaksanakan Gerakan Pekerja Perempuan % 50,00
Sehat Produktif (GP2SP)
Persentase Petugas Puskesmas yang
5. menggunakan APD (Masker dan atau % 100,00
Handskun) sesuai standar
6. Jumlah Laporan Bulanan Kesehatan Kerja Laporan 12,00
F. BINA KESEHATAN TRADISIONAL
Cakupan Pelaksanaan Pendataan dan
1. % 50,00
Pembinaan Hatra di wilayah kerja Puskesmas
Cakupan pelaksanaan Sosialisasi tentang
2. Yankestrad yang aman, bermutu dan % 50,00
memfasilitasi Perizinan STPT/SIPT
Cakupan pelaksanaan Pemberdayaan
3. % 50,00
masyarakat melalui Kelompok ASMAN
Tabel 6.2. Evaluasi Kinerja ukm UPT Puskesmas Talisayan Tahun 2019
No Program Satuan Target Capaian
I Promosi Kesehatan
Melaksanakan SMD dan MMD di wilayah
1 % 50,00 95,00
kerja Puskesmas
Melaksanakan Penyuluhan PHBS pada
2 % 50,00 96,67
wilayah kerja
Puskes
3 Melaksanakan pelayanan kesehatan remaja 1,00 0,00
mas
4 Persentase Posyandu Minimal Purnama % 40,00 61,54
5 Persentase Posyandu Minimal Mandiri % 16,00 15,38
Kampun
6 1,00 0,00
Kampung Siaga Aktif g
Melaksanakan Perda KTR di tempat Layanan
7 % 50,00 13,21
Publik di seluruh wilayah kerja
8 Melaksanakan Survey PHBS Rumah Tangga % 30,00 34,39
9 Melaksanakan Pembinaan Posyandu Kali 12,00 3,00
Penyulu
10 Melaksanakan Penyuluhan Germas 20,00 0,00
han
11 Melaksanakan Pembinaan Sekolah Sehat % 30,00 0,00
Melaksanakan Pengembangan Media
promosi kesehatan dan informasi sadar
12 Media 5,00 0,00
hidup sehat
II Kesehatan Lingkungan
Persentase TPM (Rumah Makan, Restoran,
1 Kantin Jasa Boga, DAM, yang memenuhi % 50,00 71,05
syarat Kesehatan (Laik Sehat)
Persentase Industri Rumah Tangga Pangan
2 % 75,00 27,59
(IRTP) memenuhi syarat kesehatan
Jumlah Laporan Bulanan Penyehatan
3 Pangan (E-Monev HSP, E-Monev PKAM, E- Laporan 36,00 2,00
SPP-PIRT)
Persentase TTU (Sekolah, Tempat Ibadah,
4 % 75,00 44,62
Hotel) yang memenuhi syarat kesehatan
5 Jumlah Laporan Triwulan TTU Laporan 12,00 4,00
Persentase Air Minum yang dilakukan
6 % 75,00 20,61
pengawasan
Jumlah Laporan Bulanan Pengawasan
7 Laporan 12,00 2,00
Kualitas Air Minum (PKAM)
8 Persentase Desa yang melaksanakan STBM % 100,00 100,00
9 Persentase Desa Stop Buang Air Besar % 50,00 10,00
Sembarangan
10 Jumlah Laporan Bulanan E-Monev STBM Laporan 12,00 4,00
Persentase Puskesmas yang melaksanakan
11 % 100,00 100,00
Klinik Sanitasi
Persentase Pengelolaan Limbah Medis
12 % 50,00 80,00
sesuai standar
Jumlah Laporan Triwulanan Pengelolaan
13 Laporan 12,00 2,00
Limbah dan Klinik Sanitasi
14 Persentase Rumah Sehat % 75,00 38,31
15 Jumlah Laporan Pembinaan Rumah Sehat Laporan 12,00 1,00
III Kesehatan Ibu Termasuk KB
1 Cakupan K-1 Ibu Hamil % 100,00 111,50
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil sesuai
2 % 100,00 73,91
Standar (Cakupan Kunjungan Bumil K-4)
3 Drop Out (DO) K1-K4 % 10,00 0,34
Cakupan Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko
4 % 20,00 33,85
Tinggi
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang
5 % 95,00 100,00
ditangani
7 Cakupan pelayanan Nifas (KF Lengkap) % 75,00 110,56
8 Cakupan Kunjungan KB Aktif % 75,00 55,92
Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin (Cakupan
9 Pertolongan persalinan oleh tenaga % 100,00 100,00
kesehatan di fasilitas kesehatan)
IV Kesehatan Anak
1 Cakupan Kunjungan Neonatus % 100,00 135,00
2 Cakupan Penanganan neonatal kompilkasi % 100,00 42,00
3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita % 100,00 27,00
Cakupan Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh
4 % 100,00 78,00
Kembang Balita dan Anak Prasekolah
Pelayanan Kesehatan pada anak usi
5 % 100,00 87,50
Pendidikan Dasar
6 Pelayanan Kesehatan bayi baru lahir % 100,00 89,00
V Perbaikan Gizi Masyarakat
1 Persentase Balita Underwight % 17,00 0,84
2 Persentase Balita Stunting % 28,00 7,43
3 Persentase Balita Wasting % 9,50 2,62
4 Persentase Ibu Hamil Anemia % 28,00 18,18
Persentase Bayi dengan berat badan lahir
5 % 8,00 0,52
rendah (Berat badan <2500 gram)
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan
6 % 50,00 100,00
mendapatkan ASI Eksklusif
Persentase bayi usia 6 bulan mendapatkan
7 % 50,00 58,04
ASI Eksklusif
Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan
8 Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 % 98,00 62,42
Tablet selama masa kehamilan
Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik
9 (KEK) yang mendapatkan makanan % 95,00 100,00
tambahan
Persentase Balita Kurus yang mendapatkan
10 % 90,00 100,00
makanan tambahan
Persentase Remaja Putri yang mendapatkan
11 % 32,00 100,00
Tablet tambah Darah
Persentase Bayi yang baru lahir mendapat
12 % 50,00 95,59
IMD
Persentase Balita mempunyai Buku KIA/KMS
13 % 100,00 91,07
(K)
Persentase Balita yang ditimbang berat
14 % 80,00 34,79
badannya
15 Persentase Balita yang ditimbang yang naik % 85,00 45,97
berat badannya
Persentase Balita ditimbang yang tidak naik
16 % 0,25 0,01
berat badannya dua kali nerturut-turut (2T)
Persentase balita 6-59 Bulan mendapat
17 % 85,00 44,85
kapsul Vit. A
Persentase Rumah tangga mengkonsumsi
18 % 95,00 98,57
garam beriodium
Persentase kasus Balita gizi buruk yang
19 % 100,00 100,00
mendapatkan perawatan
Persentase balita ditimbang yang tidak naik
20 % 15,00 0,40
berat badannya (T)
Persentase Balita di Bawah Garis Merah
21 % 1,00 0,19
(BGM)
22 Persentase ibu nifas mendapat kapsul Vit. A % 80,00 99,67
V Program TB Paru
1 Penemuan penderita TBC % 74,00 43,40
Pengobatan penderita TB Paru (DOTS) BTA
2 % 100,00 30,19
Positif
Pengobatan penderita TB Paru terdiagnosis
3 % 100,00 43,75
klinis (BTA (-), Rontgen (+), dan TB Anak
4 Angka Konversi bulan kedua % 80,00 93,75
Success Rate (Sembuh dan Pengobatan
5 % 85,00 74,07
Lengkap) TB Paru
6 Pelayanan Kesehatan orang dengan TB Paru % 100,00 85,19
7 Pengobatan Penderita TB Ekstra Paru % 100,00 100,00
VI Program Malaria
Penderita (Positif) malaria diobati sesuai
1 % 100,00 100,00
standar
2 Penyelidikan Epidemiologi kasus Malaria % 100,00 100,00
Pemeriksaan Mikroskopis pada penderita
3 % 100,00 100,00
positif malaria
VII Program Kusta
1 Pengobatan Penderita Kusta ditemukan % 100,00 0,00
Pemeriksaan Kontak Penderita
2 % 100,00 0,00
3. Pembelian
Proses pengadaan barang dan jasa mengacu pada Perpres Nomor 16 tahun 2018
tentang pengadaan Barang dan Jasa. Proses pembelian barang mengacu pada
Perpres Nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan Barang dan Jasa. Sedangkan
pembelian barang dalam skala kecil dapat mempergunakan dana dari Dana
Operasional, Biaya Operasional Kesehatan dan JKN melalui perencanaan tingkat
puskesmas.
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan
upaya
1) Proses penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat
dipastikan dijalankan secara terkendali.
2) Kegiatan UKM dilakukan sesuai dengan POA masing
masing program
3) Pengendalian penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat dilaksanakan berdasarkan SOP dan dimonitor oleh
penanggung jawab program dan penanggung jawab UKM
4) Tiap penanggung jawab pogram membuat SOP untuk
setiap tindakan yang dikerjakan.
5) SOP dibuat untuk membimbing petugas pelaksana
agar dapat melaksanakan kegiatan sesuai prosedur.
6) Peralatan yang diperlukan untuk proses
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dipastikan tersedia dan
memenuhi persyaratan.
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
1) Validasi diarahkan untuk mengkonfirmasi dan
membuktikan bahwa proses yang akan dijalankan memiliki kemampuan
untuk mencapai hasil yang disyaratkan
2) Pelaksanaannya dikerjakan oleh personil yang
ditugaskan sebagai penanggung jawab program.
c. Identifikasi dan mampu telusur
1) Semua tahap – tahap penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat harus dipastikan diberikan identifikasi secara jelas.
2) Semua catatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat harus dipastikan diberikan identifikasi dan dapat
ditelusur secara jelas.
3) Identifikasi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau ketidak-
sesuaian yang tidak diinginkan.
BAB VII
PENUTUP
Ditetapkan di Talisayan
Pada tanggal 03 Februari 2020
H. MAINAL
Penata Tk. I / III.d
NIP. 19800520 200904 1 001