Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aras

NIM : 225070209111035
RESUME ANALISIS ARTIKEL JURNAL
PENERAPAN TRIASE

1. Efektifitas Penulisan Dokumentasi Triase Emergency Severity Index (ESI) dengan


Canada Triage Acuity Scale (CTAS) terhadap Ketepatan Prioritas Triase Pasien
oleh Mahasiswa Ners STIKES Cahaya Bangsa di IGD RSUD Ulin Banjarmasin
Instalasi gawat darurat memiliki peran dalam menyediakan akses cepat bagi pasien
dengan kondisi gawat darurat. Triase merupakan suatu proses penggolongan pasien
berdasarkan tipe dan tingkat kegawatan kondisinya, dimana pasien dalam kondisi gawat akan
ditempatkan di tempat yang tepat, dan sumber daya yang tepat sehingga manajemen kegawat
daruratan, dan kualitas hidup pasien tersebut akan lebih baik. Kunjungan pasien yang tidak
terjadwal dan tidak terduga baik pada pasien dengan kebutuhan tindakan life saving, high risk
situation, danger zone vital maupun non urgent, sehingga dalam kondisi tersebut triase akan
memprioritaskan pasien berdasarkan kegawatan klinis pasien dan memastikan bahwa
perawatan disediakan secara aman dan tepat waktu.
Keterlambatan pasien serta peningkatan biaya untuk Tindakan pasien di instalasi gawat
darurat bisa saja disebabkan oleh tindakan triase uang tidak tepat. Hal ini bisa terjadi karena
belum atau tidak adanya algoritma pemilahan atau triase yang jelas, sehingga pengambilan
keutusan untuk tindakn darurat sering tidak dilakukan dengan tepat Berdasarkan prioritas.
Hal ini tidak hanya dapat mengakibatkan penurunan kualitas manajemen pasien serta juga
dapat kualitas hidup pasien dan menurunkan angka kematian.
Pedoman triase serta format pendokumentasian yang ada selama ini telah dikembangkan
beberapa skala prioritas diantaranmya Australian Triage System (ATS), Canadian Triage
Acuity System (CTAS), Manchester Triage System (MTS), Emergency Severity Index (ESI),
South African Triage System (SATS) , dan Patient Acuity Categoriy Scale (PATS).
Berdasarkan penelitian ini yang dilakukan oleh (Wibowo, 2020), membahas terkait
perbandingan efektifitas dalam penulisan dokuemntasi pada sistem triase ESI dan CTAS
terhadap ketepatan prioritas pasien. Penelitian yang menggunakan metode quasi experiment
dimana didapatkan hasil yang menggambarkan bahwa penulisan dokumentasi menggunakan
sistem triase ESI lebih memiliki ketepatan prioritas lebih tinggi 92% dibandingkan dengan
sistem triase CTAS yaitu dengan 76%. Perbedaan keefektifan diantara dua sistem tersebut
yang paling mendasar ialah terkait ketersedian algoritma triase yang ada, dimana algoritme
sistem triase ESI sangat jelas, detail dan validitas yang tinggi dalam menentukan prioritas
pasien. selain itu jiga sistem triase juga memiliki keunggulan dimana terdapat standar
Nama : Aras
NIM : 225070209111035
klasifikasi sumber daya yang jelas tertulis dalam algoritme sehingga dapat meningkatkan
ketepatan memberikan prioritas pasien. Sedangkan pada sistem triase CTAS hanya memiliki
indicator indicator kondisis pasien pada tiap prioritas, serta pada sistem ini juga
membutuhkan waktu lebih lama bagi tenaga kesehatan dalam menentukan prioritas pasien.
Sehingga berdasarkan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa ketepatan dalam
menentukan prioritas pasien juga memerlukan pedoman serta format dokumentasi yang jelas,
detai serta membutuhkan waktu lebih cepat dan efektif selain itu juga kejelasan klasifikasi
prioritas pasien serta tenaga atau sumber daya juga menjadi penting yang sehingga dapat
meningkatkan ketepatan prioritas pasien dan menurunkan angka kejadian kematian. Namun,
dalam praktinya tentunya dikembalikan dengan keputusan manajemen masing-masing
fasilitas pelayanan kesehatan akan menggunkan sistem triase yang mana, yang tentunya
melalui pengkajian yang telah mereka lakukan.

2. Emergency Severity Index as a Predictor of In -Hospital Mortality in Suspected


Sepsis
Unit atau Instalasi Gawat Darurat tentunya merupakan pintu pertama masuknya semua
pasien yang mengalami kondisi kegawat daruratan termasuk sepsis. Pasien sepsis tentunya
memiliki resiko tinggi terkait mortalitas atau kematian. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengenalan dan manajemen triase yang cepat dan tepat.
Berdasarkan penelitian ini yang dilakukan oleh (Phungoen et al., 2020) yang
menggunakan studi Studi kohort retrospektif ini dilakukan di UGD di RS Tersier di Khin
Kaen Thailand menggambarkan bahwa sebanyak 169.578 kunjungan di UGD dimana
terdapat 12.556 pasien yang mengalami sepsis. Dalam penelitian ini didapatkan data bahwa
penerapan sistem triase sangat penting dalam menentukan atau menilai angka mortalitias
pada pasien sepsis. Sistem Triase ESI menunjukkan akurasi tertinggi dalam menilai
mortalitas pasien yang masuk ke rumah sakit sampai ke ICU. Sistem triase ESI ini juga dapat
memiliki akurasi tinggi dalam menilai atau memprediksi kemungkinan kerugian yang dapat
dialami oleh pasien yang diduga sepsis, karena sistem ini menunjukkan sensitivitas tertinggi
dibandingkan dengan sistem triase lainnya.
Sehingga Berdasarkan penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sistem Triase
ESI memiliki tingkat keakuratan yang tinggi dibandingkan dengan sistem lain dalam menilai
ketepatan atau memprediksi mortalitas pasien yang mengalami sepsis. Hal ini didasarkan
pada karena sistem ESI merupakan sistem all in one yang yang memiliki keunggulan dimana
Nama : Aras
NIM : 225070209111035
langkah penilaian evaluasi secara efektif dan efisien sesuai dengan algoritma yang sangat
jelas, detail.

Daftar Pustaka
Phungoen, P., Khemtong, S., Apiratwarakul, K., Ienghong, K., & Kotruchin, P. (2020).
Emergency Severity Index as a predictor of in-hospital mortality in suspected sepsis
patients in the emergency department. American Journal of Emergency Medicine, 38(9),
1854–1859. https://doi.org/10.1016/j.ajem.2020.06.005

Wibowo, D. (2020). Efektifitas Penulisan Dokumentasi Triase Emergency Severity Index


(ESI) dengan Canada Triage Acuity Scale (CTAS) terhadap Ketepatan Prioritas
Triase Pasien oleh Mahasiswa Ners STIKES Cahaya Bangsa di IGD RSUD Ulin
Banjarmasin. Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), 10,
60-65.

Anda mungkin juga menyukai