Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR TUGAS MAHASISWA

TOPIK EWS DAN CODE BLUE


SUB TOPIK TUJUAN EWS DAN CODE BLUE

Nama : M. Irsyad Mustofa


NPM ; 2206102570
Kelas :A
MK : Keperawatan Gawat Darurat

A. PENDAHULUAN
Keperawatan merupakan salah satu bagian penting di rumah sakit dalam bidang
pelayanan khususnya untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
Perawat dalam memberikan pelayanan dituntut untuk cepat dalam melakukan pelayanan
dengan prinsip waktu adalah nyawa (Time saving is life sparing). Perawat dalam
menjalankan peran utamanya yakni memberikan asuhan keperawatan diharuskan
melakukan pengkajian dengan focus dan melakukan observasi tanda-tanda imperative
agar dapat menilai dan mengetahui resiko pada pasien baik itu mengenai penurunan
kondisi, mendeteksi dan memberikan respon dengan mengaktifkan code blue.

Kejadian henti jantung merupakan kondisi akhir terburuk dari semua penyakit yang
dapat terjadi di luar rumah sakit (out-of-hospital cardiac arrest/ OHCA) maupun di dalam
ruang perawatan rumah sakit (in-hospital cardiac arrest/ IHCA). (Buane dan Heltne,
2014). Angka kejadian henti jantung di rumah sakit sangat bervariasi di dunia, berkisar
antara 0,5 hingga 2%. Studi yang dilakukan di Australia dan New Zealand menunjukkan
angka kejadian henti jantung di rumah sakit berkisar 2–6 kasus per 1.000 admisi.
(Fennessy et al., 2016) Angka kejadian henti jantung di rumah sakit pada populasi Asia
belum banyak dipublikasikan. Salah satu penelitian yang dilakukan pada populasi
Taiwan melaporkan bahwa insidens henti jantung di rumah sakit adalah sebesar 3,25 per
1.000 pasien yang masuk perawatan di rumah sakit. Pada penelitian tersebut, sebagian
besar kasus dialami oleh wanita dengan rerata usia 67,2 tahun. (Chen et al., 2016)

Di dalam dunia medis untuk mencegah dan menangani kegawatdaruratan medis telah
diperkenalkan suatu system scoring yang dilakukan untuk deteksi dini atau memberikan
peringatan untuk meneteksi adanya perburukan keadaan pasien yang dikenal dengan

MK Keperawatan Gawat Darurat, FIK UI 2024


Early Warning Score (EWS) dan code blue sebagai sistem respons cepat yang
dikembangkan untuk resusitasi darurat dan stabilisasi serangan jantung mendadak (SCA)
di rumah sakit. (Harza, et al., 2021). Berdasarkan hal tersebut, dalam LTM ini dijelaskan
tujuan dari penerapan EWS dan code blue sistem dalam pelayanan kesehatan di
lingkungan rumah sakit.

B. TINJAUAN LITERATUR
1. Tujuan EWS
Early Warning System (EWS) adalah sistem penilaian peringatan dini yang
digunakan untuk mengenali dan merespons kemunduran pasien. Sistem ini
memberikan poin pada tanda-tanda vital berdasarkan derajat kelainannya (Marik,
2015)
Berdasarkan penelitian Smith et al. (2013), EWS memiliki bertujuan untuk:
a. Deteksi Dini Perburukan Klinis
Tujuan utama dari EWS adalah untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko
mengalami perburukan klinis atau mengalami kejadian medis yang mendesak
secara dini. Dengan memonitor parameter vital dan skor EWS secara teratur,
petugas kesehatan dapat mendeteksi perubahan dalam kondisi pasien sebelum
mereka menjadi serius atau mengancam nyawa.
b. Pengurangan Kejadian Tak Terduga
Dengan memungkinkan deteksi dini perburukan klinis, EWS membantu
mengurangi risiko kejadian tak terduga, seperti henti jantung atau pernapasan, di
antara pasien. Tindakan intervensi dapat diambil lebih awal, sehingga
mengurangi kemungkinan kejadian medis yang berbahaya.
c. Meningkatkan Kualitas Perawatan
Dengan memberikan petugas kesehatan informasi yang lebih dini tentang
perburukan klinis pasien, EWS membantu meningkatkan kualitas perawatan
yang diberikan. Tindakan dapat diambil lebih cepat dan sesuai dengan
kebutuhan pasien, yang dapat mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan
hasil klinis.
d. Meningkatkan Keselamatan Pasien
Dengan membantu mendeteksi dini tanda-tanda perburukan klinis, EWS
membantu meningkatkan keselamatan pasien secara keseluruhan. Tindakan

MK Keperawatan Gawat Darurat, FIK UI 2024


dapat diambil lebih awal untuk mencegah komplikasi serius atau bahkan
menyelamatkan nyawa pasien yang berisiko.

2. Tujuan Code Blue


Code blue adalah sistem respons cepat yang dikembangkan untuk resusitasi darurat
dan stabilisasi serangan jantung mendadak (SCA) di rumah sakit. (Harza, et al.,
2021)
Berdasarkan penelitian Harza, et al. (2021), sistem code blue bertujuan untuk:
a. Menyelamatkan nyawa pasien
Memberikan respons cepat dan terkoordinasi terhadap keadaan darurat medis,
terutama kejadian seperti henti jantung, henti pernapasan, atau keadaan kritis
lainnya di lingkungan kesehatan untuk meningkatkan kemungkinan keselamatan
dan kelangsungan hidup pasien
b. Memberikan Perawatan Medis Segera
Sistem Code Blue memastikan bahwa tim resusitasi darurat yang terlatih siap
untuk merespons dengan cepat setiap kali ada panggilan keadaan darurat. Hal
ini memungkinkan pemberian perawatan medis yang segera dan efektif kepada
pasien yang membutuhkan, termasuk resusitasi jantung-paru, pengaturan
oksigen, dan tindakan medis lainnya.
c. Mengoptimalkan Tim Resusitasi Darurat
Sistem Code Blue membantu mengoptimalkan kinerja tim resusitasi darurat
dengan memberikan pelatihan yang berkala, latihan skenario, dan peninjauan
pasca-kejadian. Hal ini memastikan bahwa tim resusitasi darurat siap dan
mampu merespons dengan efektif dalam situasi keadaan darurat.
d. Meningkatkan Koordinasi antar Tim
Dengan mengoordinasikan respons antara berbagai departemen dan disiplin
medis, sistem Code Blue memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan
yang terkoordinasi dan terpadu. Hal ini melibatkan komunikasi yang efektif dan
kolaborasi antara dokter, perawat, ahli terapi, dan personel medis lainnya.
e. Melakukan Evaluasi Pasca-Kejadian
Setelah kejadian Code Blue, sistem ini memungkinkan untuk melakukan
evaluasi pasca-kejadian untuk mengevaluasi respons tim, mengidentifikasi area
untuk perbaikan, dan memperbaiki prosedur atau pelatihan jika diperlukan. Hal

MK Keperawatan Gawat Darurat, FIK UI 2024


ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas respons keadaan darurat di masa
mendatang.

Berdasarkan penelitian Fauziah dan Adiutama (2023), code blue sistem bertujuan
untuk mengurangi dampak perburukan klinis, dengan memberikan perawatan medis
yang cepat dan tepat, hal tersebut melibatkan deteksi dini dan intervensi yang segera
untuk mencegah kemungkinan komplikasi serius atau kematian pasien.

Berdasarkan penelitian Monangi et al. (2018), code blue sistem bertujuan untuk:
a. Menilai hasil aktivasi code blue dan CPR pada pasien serangan jantung dan
keadaan darurat lainnya dalam hal kelangsungan hidup.
b. Mengidentifikasi variabel pasien dan sistem yang terkait dengan hasil yang
diinginkan dan mengidentifikasi masalah praktis yang terkait dengan
pembentukan dan fungsi code blue sistem..

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Early Warning Score (EWS) adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dini
perburukan klinis pada pasien, sedangkan code blue adalah respons darurat yang
dipanggil ketika pasien mengalami keadaan medis yang mengancam jiwa seperti henti
jantung atau pernapasan. Keduanya merupakan bagian penting dari sistem
pengawasan dan respon cepat di rumah sakit untuk memastikan pasien mendapatkan
perawatan yang tepat dan segera sesuai dengan kebutuhan mereka.

MK Keperawatan Gawat Darurat, FIK UI 2024


DAFTAR PUSTAKA

Buanes, E.A. and Heltne, J.K. (2014). Comparison of in-hospital and out-of-hospital
cardiac arrest outcomes in a Scandinavian community. Acta Anaesthesiol Scand.
2014 Mar;58(3):316–22.

Chen, C.T., Chiu, P.C., Tang, C.Y., et al. (2016). Prognostic factors for survival outcome
after in-hospital cardiac arrest: an observational study of the oriental population
in Taiwan. J Chin Med Assoc. 2016;79(1):11–6

Fauziah, W. & Adiutama, N. M. (2023). Penerapan Early Warning Score (EWS) Sebagai
Deteksi Mortality : Journal Keperawatan, Volume 2, Issue 1, February 2023, Pages
18-25 http://jourkep.jurkep-poltekkesaceh.ac.id/index.php/jourkep

Fennessy, G., Hilton, A., Radford, S., et al. (2016). The epidemiology of in-hospital cardiac
arrests in Australia and New Zealand. Intern Med J. Okt;46(10):1172–81.

Hazra, D., Nekkanti, A. C., Anmol Jindal, A., et al. (2021). Code Blue: Predictor Of
Survival. Journal of Anaesthesiology Clinical Pharmacology 38(2)
DOI:10.4103/joacp.JOACP_327_20

Marik, P. E. (2015). Evidence-Based Critical Care 3rd Edition. Switzerland: Springer


International Publishing

Monangi, S., Setlur, R., Ramanathan, R., et al.(2018). Analysis Of Functioning And
Efficiency Of a Code Blue System In a Tertiary Care Hospital. Saudi Journal of
Anesthesia | Published by Wolters Kluwer - Medknow. DOI:
10.4103/sja.SJA_613_17

Smith, G. B., Prytherch, D. R., Meredith, P., et al. (2013). The ability of the National Early
Warning Score (NEWS) to discriminate patients at risk of early cardiac arrest,

MK Keperawatan Gawat Darurat, FIK UI 2024


unanticipated intensive care unit admission, and death. 84(4):465-70. DOI:
10.1016/j.resuscitation.2012.12.016. Epub 2013 Jan 4.

MK Keperawatan Gawat Darurat, FIK UI 2024

Anda mungkin juga menyukai