Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EARLY WARNING SCORE SYSTEM (EWSS)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 (TIGA)

 NURAULIA MARINI PUTRI


 NURUL FADHILA
 PUTRI DEVANI
 RAHAYU LUTFIANA
 RIVAL EFENDI

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SAMAWA
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang Maha


Pengasih lagi maha penyayang. Kita panjatkan puja puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah keperawatan.
Gawat darurat l tentang ”Early Warning Score System” makalah ini telah
disusun dengan memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat dilakukan perbaikan pada
makalah.

Dengan demikian makalah Keperawatan. Gawat darurat l tentang “Early


Warning Score System” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Sumbawa, 7 maret 2023

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................... .......................

DAFTAR ISI.................................................................. .......................

BAB I PENDAHULUAN.............................................. .......................

A. Latar Belakang ........................................................ .......................


B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan ...................................................................... .......................

BAB II TINJAUAN TEORI......................................... .......................

A. Pengertian ............................................................... .......................


B. Waktu Kegunaan EWS .......................................... .......................
C. Variasi Beserta Unsur............................................. .......................
D. Manfaat EWS .......................................................... .......................

BAB III PENUTUP ....................................................... .......................

A. Kesimpulan ............................................................. .......................

DAFTAR PUSAKA....................................................... .......................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang
sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya.
Pemberian score pada (EWS) sangat penting dalam penilaian dan tingkat penyakit
akut dan membantu intervensi yang lebih tepat pada pasien, dan penilaian EWS ini tidak
dilakukan untuk pasien anak-anak atau pasien kandungan, karena kedua kelompok
tersebut memiliki parameter fisologis yang berbeda dengan pasien dewasa (National
Clinical Effectiveness Committee, 2013).

Dalam pengamatan, EWS menampilkan score yang dapat dilihat dari satu set
pengamatan lengkap yang digunakan sebelum pasien di pindahkan ke ruang perawat yang
lain, pemeriksaan diagnostic atau procedure intasive. Hasil pengukuran tersebut harus
dipantau, diukur dan dievaluasi kembali oleh tim medis salah satunya perawat yang
bertanggungjawab atas pasien tersebut (Natinal Health Service Foundation Trust, 2013).

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian early warning score system
2. Kapan waktu penggunaan early warning score system
3. Apa variasi serta unsur dari early warning score system
4. Manfaat dari kegunaan early warning score system

C. Tujuan
1. Dapat mengatahui apa itu early warning score system.
2. Mengetahui kapan ews digunakan/dilakukan.
3. Tau variasi dari early warning system.
4. Tau manfaat penggunaan early warning score system.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Early Warning Score System

Definisi EWS Sistem ini dirancang untuk identifikasi tepat waktu terhadap resiko
perburukan suatu penyakit. Early Warning Score didefinisikan sebagai proses sistematik
untuk mengevaluasi dan mengukur resiko awal untuk mengambil langkah-langkah
preventif untuk meminimalkan dampak pada sistem tubuh (Georgaka & Vitis, 2012).
Early Warning Score (EWS) sebagai prosedur tertentu untuk deteksi dini dari setiap
yang berpatokan pada frekuensi normal klinis atau reaktor penyakit tertentu memantau
sampel dari populasi yang beresiko ( Georgaka & Vitos, 2012). Kyariaco & Jordan
(2011), medefenisikan Early Warning Score (EWS) adalah sebuah sistem penilaian
sederhana yang bergunakan di berbagai tingkat rumah sakit berdasarkan pengukuran
fisiologis yang rutin dilaksanakan seperti denyut jantung, tekanan darah, laju pernapasan,
suhu dan tingkat kesadaran dengan masing-masing skor atas dan bawah dari 0-3 poin dan
dihitung nilai totalnya.
National Cilincial Effectiveness Committee (2013), mendefinisikan Early Warning
Score (EWS) adalah sebuah sistem skoring fisiologis (tanda-tanda vital) yang umumnya
digunakan di unit 1tatist bedah sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan. Skoring
EWS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari pengkajian
pasien. EWS melengkapi sistem Tim Medik Reaksi Cepat dalam menangani kondisi
kegawatan pada pasien serta berfokus ke mendeteksi kegawatan sebelum hal tersebut
terjadi.

B. Kapan EWS harus dilakukan


5
EWS dilakukan terhadap semua pasien pada asesmen awal dengan kondisi penyakit
akut dan pemantauan secara berkala pada semua pasien yang mempunyai risiko tinggi
berkembang menjasi sakit kritis selama berada di rumah sakit. Pasien-pasien tersebut
adalah:
a. Pasien yang keadaan umumnya dinilai tidak nyaman (uneasy feeling).
b. Pasien yang datang ke instalasi gawat darurat.
c. Pasien dengan keadaan hemodinamik tidak stabil.
d. Pasien yang baru dipindahkan dari ruang rawat insentif ke bangsal rawat inap.
e. Pasien yang akan di pindahkan dari ruangan rawat le ruang rawat lainnya.
f. Pasien paska operasi dalam 24 jam pertama seseuai dengan ketentuan
penatalaksanaan pasien paska operasi.
g. Pasien dengan penyakit kronis.
h. Pasien yang perkembangan penyakitnya tidak menunjukkan perbaikan.
i. Pemantauan rutin pada semua pasien, minimal 1 kali dalam satu shift dinas
perawat.
j. Pada pasien di Unit Hemodialisa dan rawat jalan lainnya yang akan di rawat
untuk menentukan ruang perawatan.
k. Pasien yang akan di pindahkan ke rumah sakit lainnya.

C. Variasi early warning score (EWS)


a. early warning score (EWS)
1. Metode sistematis
Untuk mengukur parameter fisologis sederhana pada semua pasien untuk
memungkinkan identifikasi awal pasien yang mengalami penyakit akut atau kondisi
perburukan.
2. Tekanan Darah Sitolik
Sirkulasi yang tidak adekuat biasa disebabkan secara primer oleh adanya
gangguan sistem kardiovaskural, atau secara sekunder akibat adanya gangguan metabolic
seperti pada sepsis ataupun pengaruh obat-obatan.
3. Frekuensi pernapasan
Pola pernapasan akan sangat membantu dalam mengidentifikasi adanya
abnormalitas pada pasien. Pola pernapasan yang cepat dan dalam (Kusmaul) merupakan
gambaran pernapasan pada gangguan asidosis 7tatistic berat. Pola pernapasan 7tatistic
(Cheyene-Stokes) mengambarkan ada gangguan pada batang otak atau adannya gangguan
fungsi jantung.

6
4. Suhu Tubuh
Suhu tubuh dihasilkan oleh reaksi kimia akibat metabolisme sel. Peningkatan
suhu tubuh ditimbulkan oleh peningkatan produksi panas tubuh akibat peningkatan
metabolisme sel seperti pada aktifitas fisik, tirotoksikosis, trauma, peradangan, dan
infeksi.
5. Tingkat Kesadaraan, yang dilakukan saat pasien dilakukan pemantauan.
Menurut penelitian (So et al., 2015). Bahwa parameter kuat dalam EWS adalah
frekuensi pernapasan, Frekuensi pernapasan dapat membedakan pasien yang stabil dan
pasien yang beresiko adanya perburukan.

Pasien dilakukan pemeriksaan saat pertama kali statis atau saat


monitoring pasien sesuai statistic parameter fisiologis, hasil kemudian di
masukan dalam Statistic sesuai keadaan yang didapat, pada orang yang
menggunakan oksigen disesuaikan dengan apakah dia termasuk skala 1 atau skala
2. Untuk penilaian kesadaran yang sebelumnya normal tiba-tiba terjadi perubahan
dalam menanggapi pertanyaan dengan koheren (nyambung), tidak bingung atau
disorientasi. Kondisi ini akan mendapatkan skor 3 sebanding dengan penilaian
GCS yang mendapatkan skor 4 bukan 5 dalam respon verbal.

Penilaian dengan skor yang didapatkan dari masing-masing 9tatistic


dikumpulkan menjadi satu kemudian ditotal untuk menuntun ke respon atau

7
intervensi yang sesuai. Bila dalam penilaian didapatkan skor 3 pada salah satu
9tatistic parameter fisiologis, maka penderita diperlakukan dalam kategori merah.

b. Standar Prosedur Operasional Untuk Pelaksanaan EWS Yaitu :

1. Nilai Score EWS pasien pada assesmen awal dengan kondisi penyulit akut dan
pemantauan secara berkala pada semua pasien resiko tinggi yang akan
berkembang menjadi kritis
2. Pemantauan rutin pada semua pasien, minimal 1 kali dalam selama berada di
rumah sakit. satu shift dinas perawat.
3. Ukur score EWS sesuai dengan parameter
4. Laporkan skor EWS ke dokter DPJP sesuai skor
5. Dokumentasikan hasil perhitungan EWS
6. Parameter Early Warning System

c. Adapun prosedur pengkajian EWS sebagai berikut:

1. Perawat melakukan pengkajian EWS pada semua pasien IGD dan rawat inap
didokumentasikan pada form EWS.
2. Perawat menulis tanggal dan jam pengkajian EWS.
3. Hasil yang telah didapat di nilai sesuai dengan skor yang telah ditetapkan.
4. Tuliskan hasil yang didapat untuk parameter frekuensi nafas, saturasi oksigen, suhu,
tekanan darah sistolik dan denyut jantung.
5. Untuk parameter alat bantu nafas, jika pasien menggunakan alat bantu nafas ditulis “ya”
dan diberi skor 2, jika tidak memiliki alat bantu ditulis “tidak” dan diberi skor 0.
6. Untuk parameter kesadaran digunakan metode AVPU, pasien sadar (Awakeness) diberi
skor 0. Jika pasien mengalami penurunan kesadaran dan harus menggunakan rangsangan
suara (Verbal) atau nyeri (Pain). Jika pasien sama sekali tidak sadar (Unresponsive)
diberi skor 3.

Pemantauan EWS disertai dengan tatalaksana tindakan berdasarkan hasil skoring


pengkajian pasien akan mampu mendukung kemampuan perawat dalam mengenali dan
mengintervensi secara tepat waktu dalam mengatasi tanda-tanda perburukan kondisi
pasien. Dengan adanya EWS akan mampu mendukung perawat untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan. EWS juga dapat digunakan pada pasien dewasa maupun
pasien anak (bayi sampai dengan remaja) dengan memasukkan anatomi dan fisiologi
anak- anak kedalam alat EWS tersebut.

d. Unsur Penting EWS

Unsr-unsur ini menggambarkan fitur penting dari sistem perawat yang diperlukan
untuk melaksanakan sistem EWS untuk mengendali dan menanggapi kerusakan klinis.
Empat unsur berhubungan dengan proses klinik yang perlu disampaikan, dan didasarkan
pada keadaan rumah sakit akut dimana perawatan diberikan. Unsur lanjutan ada tiga
unsur lanjut berhubungan dengan persyaratan structural dan organisasi yang penting
untuk pengakuan dan respon sistem untuk beroperasi secara efektif. 7 unsur paremeter
tersebut dalam menilai EWS yaitu pernafasan, saturasi oksigen, tekanan darah saat
jantung
8
memompa darah ke seluruh tubuh, nadi, suhu tubuh, tingkat kesadaran, dan alat bantu
nafas yang digunakan pasien untuk mempertahankan saturasi oksigen. Ketujuh unsur inti
untuk melaksanakan EWS sebagai berikut :

1. Proses Klinis
2. Pengukuran dan dokumentasi pengamatan
3. Eskalasi Perawat
4. Sistem Tanggap Darurat
5. Komunikasi Klinis
6. Persyaratan organisasi untuk pelaksanan
7. Mendukung Organisasi
8. Pendidikan
9. Evaluasi, audit dan umpan balik

D. Manfaat EWS, yakni :

 Sistem EWS untuk deteksi dini penyakit akut dengan mengukur parameter
fisiologis spesifik dengan format standar
 Sistem penilaian standar untuk menentukan tingkat keparahan penyakit untuk
mendukung pengambilan keputusan klinis yang konsisten dan respons klinis yang
tepat
 Standardisasi pelatihan dalam pendeteksian penyakit akut dan manajemen pasien
yang mengalami penurunan secara klinis
 Adopsi sistem penilaian standar di seluruh rumah sakit, tidak hanya dalam
konteks perburukan klinis akut tetapi juga untuk pemantauan terus-menerus dari
semua pasien

Mengingat pentingnya mengenali kegawatan secara dini telah dikembangkan sistem


deteksi dini (Early Warning System) dan resusitasi yang optimal (aktivasi code blue)
yang terintegrasi dalam rantai keselamatan pasien “Chain of survival”

EWS digunakan pada pasien apa saja?

EWS juga dapat digunakan pada pasien dewasa maupun pasien anak (bayi
sampai dengan remaja) dengan memasukkan anatomi dan fisiologi anak-anak kedalam
alat EWS tersebut.

BAB III

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Early Warning Score didefinisikan sebagai proses sistematik untuk mengevaluasi dan
mengukur resiko awal untuk mengambil langkah-langkah preventif untuk meminimalkan
dampak pada sistem tubuh, Early Warning Score telah menjadi alat ukur terbukti
menurunkan angka kejadian Code Blue dan meningkatkan penanganan dini bagi pasien
yang mengalami kondisi perburukan klinis. Penerapan Konsep EWS dimulai dari
perhitungan Skor (Skoring) parameter fisiologis, pelaporan hasil skoring, pelaksanaan
aktivitas rencana eskalasi sampai pada pendokumentasian skor EWS.
Skoring EWS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari
pengkajian pasien. EWS melengkapi sistem Tim Medik Reaksi Cepat dalam menangani
kondisi kegawatan pada pasien serta berfokus ke mendeteksi kegawatan sebelum hal
tersebut terjadi. Parameter dalam metode EWS yaitu tingkat kesadaran, respirasi atau
pernafasan, saturasi oksigen, oksigen tambahan, suhu, denyut nadi, dan tekanan darah
sistolik.

DAFTAR PUSAKA

1
Liao, X., Wang, B., & Kang, Y. (2020). Novel coronavirus infection during the
2019–2020 epidemic: preparing intensive care units—the experience in Sichuan
Province, China. Intensive care medicine, 46(2), 357-360.

Duncan, K., & McMullan, C. (2012). Early Warning System. Philadelphia:


Lippincott Williams & Wilkins.

Monangi S, Setlur R, Ramanathan R, Bhasin S, Dhar M, (2018). Analysis of


functioning and efficiency of a code blue system in a tertiary care
hospital. SaudiJ Anaesth; 12:245-9.

National Cilincial Effectiveness Committee (2013)/ ( Georgaka & Vitos, 2012).


Kyariaco & Jordan (2011), Monitoring Early Warning Score (EWS) di RSUD Dr.H.
Soemarno sosroatmodjo Kuala Kapuas.

1
1
1

Anda mungkin juga menyukai