FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SAMAWA
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang
sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya.
Pemberian score pada (EWS) sangat penting dalam penilaian dan tingkat penyakit
akut dan membantu intervensi yang lebih tepat pada pasien, dan penilaian EWS ini tidak
dilakukan untuk pasien anak-anak atau pasien kandungan, karena kedua kelompok
tersebut memiliki parameter fisologis yang berbeda dengan pasien dewasa (National
Clinical Effectiveness Committee, 2013).
Dalam pengamatan, EWS menampilkan score yang dapat dilihat dari satu set
pengamatan lengkap yang digunakan sebelum pasien di pindahkan ke ruang perawat yang
lain, pemeriksaan diagnostic atau procedure intasive. Hasil pengukuran tersebut harus
dipantau, diukur dan dievaluasi kembali oleh tim medis salah satunya perawat yang
bertanggungjawab atas pasien tersebut (Natinal Health Service Foundation Trust, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian early warning score system
2. Kapan waktu penggunaan early warning score system
3. Apa variasi serta unsur dari early warning score system
4. Manfaat dari kegunaan early warning score system
C. Tujuan
1. Dapat mengatahui apa itu early warning score system.
2. Mengetahui kapan ews digunakan/dilakukan.
3. Tau variasi dari early warning system.
4. Tau manfaat penggunaan early warning score system.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Definisi EWS Sistem ini dirancang untuk identifikasi tepat waktu terhadap resiko
perburukan suatu penyakit. Early Warning Score didefinisikan sebagai proses sistematik
untuk mengevaluasi dan mengukur resiko awal untuk mengambil langkah-langkah
preventif untuk meminimalkan dampak pada sistem tubuh (Georgaka & Vitis, 2012).
Early Warning Score (EWS) sebagai prosedur tertentu untuk deteksi dini dari setiap
yang berpatokan pada frekuensi normal klinis atau reaktor penyakit tertentu memantau
sampel dari populasi yang beresiko ( Georgaka & Vitos, 2012). Kyariaco & Jordan
(2011), medefenisikan Early Warning Score (EWS) adalah sebuah sistem penilaian
sederhana yang bergunakan di berbagai tingkat rumah sakit berdasarkan pengukuran
fisiologis yang rutin dilaksanakan seperti denyut jantung, tekanan darah, laju pernapasan,
suhu dan tingkat kesadaran dengan masing-masing skor atas dan bawah dari 0-3 poin dan
dihitung nilai totalnya.
National Cilincial Effectiveness Committee (2013), mendefinisikan Early Warning
Score (EWS) adalah sebuah sistem skoring fisiologis (tanda-tanda vital) yang umumnya
digunakan di unit 1tatist bedah sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan. Skoring
EWS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari pengkajian
pasien. EWS melengkapi sistem Tim Medik Reaksi Cepat dalam menangani kondisi
kegawatan pada pasien serta berfokus ke mendeteksi kegawatan sebelum hal tersebut
terjadi.
6
4. Suhu Tubuh
Suhu tubuh dihasilkan oleh reaksi kimia akibat metabolisme sel. Peningkatan
suhu tubuh ditimbulkan oleh peningkatan produksi panas tubuh akibat peningkatan
metabolisme sel seperti pada aktifitas fisik, tirotoksikosis, trauma, peradangan, dan
infeksi.
5. Tingkat Kesadaraan, yang dilakukan saat pasien dilakukan pemantauan.
Menurut penelitian (So et al., 2015). Bahwa parameter kuat dalam EWS adalah
frekuensi pernapasan, Frekuensi pernapasan dapat membedakan pasien yang stabil dan
pasien yang beresiko adanya perburukan.
7
intervensi yang sesuai. Bila dalam penilaian didapatkan skor 3 pada salah satu
9tatistic parameter fisiologis, maka penderita diperlakukan dalam kategori merah.
1. Nilai Score EWS pasien pada assesmen awal dengan kondisi penyulit akut dan
pemantauan secara berkala pada semua pasien resiko tinggi yang akan
berkembang menjadi kritis
2. Pemantauan rutin pada semua pasien, minimal 1 kali dalam selama berada di
rumah sakit. satu shift dinas perawat.
3. Ukur score EWS sesuai dengan parameter
4. Laporkan skor EWS ke dokter DPJP sesuai skor
5. Dokumentasikan hasil perhitungan EWS
6. Parameter Early Warning System
1. Perawat melakukan pengkajian EWS pada semua pasien IGD dan rawat inap
didokumentasikan pada form EWS.
2. Perawat menulis tanggal dan jam pengkajian EWS.
3. Hasil yang telah didapat di nilai sesuai dengan skor yang telah ditetapkan.
4. Tuliskan hasil yang didapat untuk parameter frekuensi nafas, saturasi oksigen, suhu,
tekanan darah sistolik dan denyut jantung.
5. Untuk parameter alat bantu nafas, jika pasien menggunakan alat bantu nafas ditulis “ya”
dan diberi skor 2, jika tidak memiliki alat bantu ditulis “tidak” dan diberi skor 0.
6. Untuk parameter kesadaran digunakan metode AVPU, pasien sadar (Awakeness) diberi
skor 0. Jika pasien mengalami penurunan kesadaran dan harus menggunakan rangsangan
suara (Verbal) atau nyeri (Pain). Jika pasien sama sekali tidak sadar (Unresponsive)
diberi skor 3.
Unsr-unsur ini menggambarkan fitur penting dari sistem perawat yang diperlukan
untuk melaksanakan sistem EWS untuk mengendali dan menanggapi kerusakan klinis.
Empat unsur berhubungan dengan proses klinik yang perlu disampaikan, dan didasarkan
pada keadaan rumah sakit akut dimana perawatan diberikan. Unsur lanjutan ada tiga
unsur lanjut berhubungan dengan persyaratan structural dan organisasi yang penting
untuk pengakuan dan respon sistem untuk beroperasi secara efektif. 7 unsur paremeter
tersebut dalam menilai EWS yaitu pernafasan, saturasi oksigen, tekanan darah saat
jantung
8
memompa darah ke seluruh tubuh, nadi, suhu tubuh, tingkat kesadaran, dan alat bantu
nafas yang digunakan pasien untuk mempertahankan saturasi oksigen. Ketujuh unsur inti
untuk melaksanakan EWS sebagai berikut :
1. Proses Klinis
2. Pengukuran dan dokumentasi pengamatan
3. Eskalasi Perawat
4. Sistem Tanggap Darurat
5. Komunikasi Klinis
6. Persyaratan organisasi untuk pelaksanan
7. Mendukung Organisasi
8. Pendidikan
9. Evaluasi, audit dan umpan balik
Sistem EWS untuk deteksi dini penyakit akut dengan mengukur parameter
fisiologis spesifik dengan format standar
Sistem penilaian standar untuk menentukan tingkat keparahan penyakit untuk
mendukung pengambilan keputusan klinis yang konsisten dan respons klinis yang
tepat
Standardisasi pelatihan dalam pendeteksian penyakit akut dan manajemen pasien
yang mengalami penurunan secara klinis
Adopsi sistem penilaian standar di seluruh rumah sakit, tidak hanya dalam
konteks perburukan klinis akut tetapi juga untuk pemantauan terus-menerus dari
semua pasien
EWS juga dapat digunakan pada pasien dewasa maupun pasien anak (bayi
sampai dengan remaja) dengan memasukkan anatomi dan fisiologi anak-anak kedalam
alat EWS tersebut.
BAB III
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Early Warning Score didefinisikan sebagai proses sistematik untuk mengevaluasi dan
mengukur resiko awal untuk mengambil langkah-langkah preventif untuk meminimalkan
dampak pada sistem tubuh, Early Warning Score telah menjadi alat ukur terbukti
menurunkan angka kejadian Code Blue dan meningkatkan penanganan dini bagi pasien
yang mengalami kondisi perburukan klinis. Penerapan Konsep EWS dimulai dari
perhitungan Skor (Skoring) parameter fisiologis, pelaporan hasil skoring, pelaksanaan
aktivitas rencana eskalasi sampai pada pendokumentasian skor EWS.
Skoring EWS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari
pengkajian pasien. EWS melengkapi sistem Tim Medik Reaksi Cepat dalam menangani
kondisi kegawatan pada pasien serta berfokus ke mendeteksi kegawatan sebelum hal
tersebut terjadi. Parameter dalam metode EWS yaitu tingkat kesadaran, respirasi atau
pernafasan, saturasi oksigen, oksigen tambahan, suhu, denyut nadi, dan tekanan darah
sistolik.
DAFTAR PUSAKA
1
Liao, X., Wang, B., & Kang, Y. (2020). Novel coronavirus infection during the
2019–2020 epidemic: preparing intensive care units—the experience in Sichuan
Province, China. Intensive care medicine, 46(2), 357-360.
1
1
1