PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Staf yang tidak bekerja di daerah pelayanan kritis/ intensif mungkin tidak
mempunyai pengetahuan dan pelatihan yang cukup untuk melakukan asesmen
serta mengetahui pasien yang akan masuk dalam kondisi kritis. Padahal, banyak
pasien di luar daerah pelayanan kritis mengalami keadaan kritis selama dirawat
inap. Sering kali pasien memperlihatkan tanda bahaya dini (contoh, tanda-tanda
vital yang memburuk dan perubahan kecil status neurologisnya) sebelum
mengalami penurunan kondisi klinis yang meluas sehingga mengalami kejadian
yang tidak diharapkan.
Ada kriteria fisiologis yang dapat membantu staf untuk mengenali sedini-
dininya pasien yang kondisinya memburuk. Sebagian besar pasien yang
mengalami gagal jantung atau gagal paru sebelumnya memperlihatkan tanda-
tanda fisiologis di luar kisaran normal yang merupakan indikasi keadaan pasien
memburuk. Hal ini dapat diketahui dengan early warning system (EWS).
Penerapan early warning system (EWS) membuat staf mampu
mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini-dininya dan bila perlu
mencari bantuan staf yang kompeten. Dengan demikian, hasil asuhan akan lebih
baik.
B. Pengertian
1. Early Warning Scoring System adalah sebuah sistem skoring fisiologis yang
umumnya digunakan di unit medikal bedah sebelum pasien mengalami
kondisi kegawatan. Skoring EWSS disertai dengan algoritme tindakan
berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien. (Duncan & McMullan,
2012).
2. Early Warning System (EWS) adalah sistem peringatan dini yang dapat
diartikan sebagai rangkaian sistem komunikasi informasi yang dimulai dari
deteksi awal, dan pengambilan keputusan selanjutnya. Deteksi dini
merupakan gambaran dan isyarat terjadinya gangguan fungsi tubuh yang
buruk atau ketidakstabilitas fisik pasien sehingga dapat menjadi kode dan
atau mempersiapkan kejadian buruk dan meminimalkan dampaknya,
1
penilaian untuk mengukur peringatan dini ini menggunakan Early Warning
Score.
3. Early Warning Score (EWS) adalah sebuah pendekatan sistematis yang
menggunakan skoring untuk mengidentifikasi perubahan kondisi seseorang
sekaligus menentukan langkah selanjutnya yang harus dikerjakan. Penilaian
ini dilakukan pada orang dewasa (berusia lebih dari 16 tahun), tidak untuk
anak-anak dan ibu hamil. Sistem ini dikembangkan oleh Royal College of
Physicians, the Royal College of Nursing, the National Outreach Forum and
NHS Training for Innovatio, London tahun 2012.
4. Sistem skoring EWS menggunakan pengkajian yang menggunakan 7 (tujuh)
parameter fisiologis yaitu:
1) Frekuensi pernapasan/respiratory rate
2) saturasi oksigen,
3) kebutuhan alat bantu O2
4) tekanan darah sistolik,
5) frekuensi nadi,
6) suhu tubuh, dan
7) tingkat kesadaran
untuk mendeteksi terjadinya perburukan/ kegawatan kondisi pasien yang
tujuannya adalah mencegah hilangya nyawa seseorang dan mengurangi
dampak yang lebih parah dari sebelumnya.
5. Pediatric Early Warning System (PEWS) adalah penggunaan skor
peringatan dini dan penerapan perubahan kompleks yang diperlukan untuk
pengenalan dini terhadap pasien anak di rumah sakit.
6. Sistem skoring PEWS menggunakan pengkajian yang menggunakan 10
(sepuluh) parameter fisiologis, yaitu:
1) respirasi,
2) saturasi oksigen,
3) kebutuhan alat bantu O2
4) tekanan darah sistolik,
5) frekuensi nadi,
6) suhu tubuh, dan
7) tingkat kesadaran
8) warna kulit
9) nyeri
2
10) urine
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Sasaran
1. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa mekanisme/protokol yang dijelaskan dalam
panduan ini dan dokumen yang terkait tersedia untuk implementasi,
monitoring dan revisi kebijakan ini secara keseluruhan serta dapat diakses
dan dimengerti oleh semua staf terkait.
2. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi dalam ruang lingkup
panduan ini bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua Kepala
Unit/Instalasi,
a. Menyebarkan panduan ini di wilayah yang menjadi tanggung jawab
mereka.
a. Mengimplementasikan panduan ini di dalam wilayah yang menjadi
tanggung jawab mereka.
b. Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk
terpenuhinya panduan ini.
c. Memastikan bahwa semua staf dibawah pengawasan mereka mengetahui
panduan ini dan mengikuti pelatihan untuk kebijakan ini.
3. Semua Kepala Unit/Instalasi juga bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa audit internal dilaksanakan.
4. Kepala Unit/Instalasi yang terlibat dalam ruang lingkup ini bertanggung jawab
untuk implementasi panduan ini di bagian yang mereka kelola dan harus
memastikan bahwa:
a. Semua staf lama dan baru mempunyai akses dan tahu mengenai
panduan ini serta kebijakan, SPO dan formulir lain yang terkait.
b. Adanya SPO tertulis yang mendukung dan patuh pada panduan ini dan
dipantau untuk kepatuhannya.
5. Semua staf yang terlibat dalam ruang lingkup panduan ini bertanggung jawab
untuk mengimplementasikan panduan ini dan harus memastikan bahwa:
a. Mereka mengerti dan mematuhi panduan ini.
3
b. Akan menggunakan panduan ini dalam hubungannya dengan semua
kebijakan dan SPO lainnya.
c. Ketidak patuhan pada panduan ini dapat mengakibatkan tindakan
indisiplin.
d. Setiap anggota staf dapat mengisi laporan kejadian bila ditemukan ketidak
patuhan.
B. Syarat EWS
EWS sistem menggunakan pendekatan sederhana berdasarkan dua persyaratan
utama yaitu:
1. Metode yang sistematis untuk mengukur parameter fisiologis sederhana
pada semua pasien untuk memungkinkan identifikasi awal pasien yang
mengalami penyakit akut atau kondisi perburukan.
2. Definisi yang jelas tentang ketepatan urgensi dan skala respon klinis yang
diperlukan, disesuaikan dengan beratnya penyakit.
C. Komponen EWS
1. Deteksi dini
2. Ketepatan waktu respon
3. Kompetensi
D. Manfaat EWS
1. Standarisasi teknik deteksi perburukan kondisi pasien
2. Standarisasi tingkat perburukan kondisi pasien
3. Membantu pengambilan keputusan klinis dengan cepat dan tepat
E. Instrumen EWS
1. MEWS (Modified Early Warning System)
2. NEWS (National Early Warning Score)
3. PEWS (Pediatric Early Warning Signs)
4. MEOS (Modified Early Obstetric Score)
F. Kapan EWS dilakukan?
EWS dilakukan terhadap semua pasien pada asesmen awal dengan kondisi
penyakit akut dan pemantauan secara berkala pada semua pasien yang
4
mempunyai risiko tinggi berkembang menjadi sakit kritis selama berada di rumah
sakit. Pasien-pasien tersebut adalah:
5
BAB III
TATALAKSANA
Seluruh Staf klinis Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi dilatih
menggunakan early warning system (EWS). Sehingga dengan kemampuannya untuk
melaksanakan early warning system (EWS), maka membuat staf mampu
mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini-dininya dan bila perlu mencari
bantuan staf yang kompeten. Dengan demikian, hasil asuhan akan lebih baik.
Early Warning System (EWS) dijalankan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Cek kesadaran dan tanda tanda vital pasien
2. Setiap parameter kemudian di berikan skor sesuai EWS
3. Jumlahkan semua skor kemudian tentukan kategori EWS
4. Lakukan tatalaksana pasien sesuai Algoritme EWS
6
1. Seluruh hasil pemeriksaan kesadaran dan tanda tanda vital pasien
diberikan skor EWS sesuai dengan NEWS. Berikut table skor NEWS yang
dimaksud.
Parameter 3 2 1 0 1 2 3 Nilai
7
Keterangan:
1 – 4 : rendah
5 – 6 : sedang
˃7 : tinggi.
3. Lakukan tatalaksana pasien sesuai Algoritme EWS
Skor NEWS Frek Monitoring Respon Klinis
Lanjutkan pemantauan NEWS rutin
0-1 Min 12 jam
dengan setiap rangkaian pengamatan
‒ Melakukan monitoring, menilai dan
mengevaluasi.
‒ Perawat terlatih akan memutuskan
Total 2 – 3 Min 2 – 4 jam
apakah dilakukan peningkatan
frekuensi pemantauan dan / atau
diperlukan eskalasi perawatan klinis
‒ Perawat memonitor dan menilai,
minimal 1 jam dan melapor dokter
jaga dan mempersiapkan pasien jika
Frekuensi mengalami perburukan kondisi.
Total:
meningkat ‒ Dokter jaga/ perawat melapor ke
4-6
minimal 1 jam DPJP.
‒ Penilaian cepat oleh klinisi dengan
kompetensi inti untuk menilai pasien
akut.
Total: Pemantauan ‒ Penilaian darurat oleh tim klinis
7 atau lebih terus menerus dengan kompetensi perawatan kritis,
tanda vital (TTV). yang juga mencakup seorang praktisi
Bedside monitor dengan keterampilan jalan napas
terpasang. yang canggih.
‒ Dokter jaga, perawat dan DPJP
intensif melakukan observasi terus
menerus
‒ Aktivasi Code Blue
‒ Dokter jaga, perawat, DPJP, harus
segera memberikan perawatan
darurat oleh tim emergency dan
persiapan transfer pasien ke ICU
dengan perawatan alat bantu.
8
‒ Pertimbangkan pengalihan perawatan
klinis ke fasilitas perawatan tingkat 2
atau 3, yaitu ketergantu-ngan yang
lebih tinggi
Parameter 3 2 1 0 1 2 3 Nilai
Pernapasan
Pernapasan
Umur:
Umur:
˂ 20 30-39 40-60 51-60 ˃ 60
0-3 bulan
≤ 20 20-29 30-40 41-50 51-60 ≥ 60
4-12 bulan
˂ 20 20-30 31-50 51-60 ˃ 60
1-5 tahun
˂ 20 20-30 31-50 31-40 ˃ 60
5-11 tahun
˂ 10 10-20 21-30 ˃ 40
12-16 tahun
9
Total
Keterangan :
0-2 : skor normal (hijau), penilaian setiap 4 jam.
3 : skor rendah (kuning), penilaian setiap 1-2 jam
4 : skor menengah (orange), penilaian setiap 1 jam
≥5 : skor tinggi (merah), penilaian setiap 30 menit.
2 .Setelah itu jumlahkan semua skor kemudian tentukan kategori EWS. Berikut
adalah kategori EWS.
10
• Tatalaksana:
1. Seluruh hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan parameter MEOWS
diberikan skor EWS. Berikut table skor MEOWS yang dimaksud.
Parameter 3 2 1 0 1 2 3 Nilai
Saturasi O2 ≤ 92 92-95 ˃ 95
Penggunaan
alat bantu Ya Tidak
O2
36.1- 37.5-
Suhu ˂ 36 ˃ 37.7
37.2 37.7
Tekanan
darah ˂ 90 90-140 141-150 151-160 ˃ 160
sistolik
Denyut
˂ 50 50-60 61-100 101-110 111-120 ˃ 120
jantung
Nyeri Normal Abnormal
Pengeluaran/
Normal Abnormal
Lochia
Protein urin + ≥ ++
Tingkat V,P,atau
A
kesadaran U
Total
Keterangan :
1-4 : Rendah
5-6 : Sedang
>7 : Tinggi
11
3. Lakukan tatalaksana pasien sesuai Algoritme EWS
Monitoring
Skor Petugas Tindakan
frekuensi
1-4 4 jam Perawat/ 1. Meningkatkan frekuensi
Bidan jaga, monitoring jika ada perubahan
Dokter jaga kondisi pasien
2. Jika perlu menghubungi
dokter jaga
Jika pasien mengalami pre
eklampsia (sakit kepala,
pandangan kabur, nyeri perut)
tingkatkan pengawasan.
5-6 1 jam Bidan/ 1. Lapor bidan/ perawat jaga
Perawat 2. Bidan/ perawat segera
jaga, monitoring ulang pasien
Dokter 3. Menghubung dokter spesialis
Sp.OG kandungan dan segera
konsultasikan
4. Meningkatkan frekuensi
monitoring
Jika pasien mengalami pre
eklampsia (sakit kepala,
pandangan kabur, nyeri perut)
tingkatkan pengawasan
7+ berlanjutan Panggilan 1. Menghubungi dokter Sp.OG
darurat 2. Menghubungi Tim emergency
3. Melanjutkan TTV secara
berkelanjutan
4. Mempertimbangan
pemindahan ke ruang ICU
12
Tersedia pencatatan hasil early warning system (EWS).
BAB 4
PENUTUP
Demikianlah panduan pelayanan EWS( Early Warning System) ini dibuat agar
dapat membantu staf untuk mengenali sedini dininya pasien yang kondisinya
memburuk sehingga Kematian di rumah sakit dapat diperkirakan dan dicegah.
Selain itu, Mengenali pasien dengan resiko perburukan adalah hal utama untuk
perawatan dirumah sakit.Pasien harus dipantau supaya kita dapat mengenali
yang kondisinya menurun atau yang beresiko mengalami penurunan kondisi,
khususnya yang ada dilingkungan Rumah Sakit Bhayangkara tk III Tebing
Tinggi
13