Suriani - I011181031 - KLP 1 A2 RR - Laporan Lengkapp PDF
Suriani - I011181031 - KLP 1 A2 RR - Laporan Lengkapp PDF
RANSUM RUMINANSIA
(221 I 1103)
OLEH :
SURIANI
I011 18 1031
i
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
RANSUM RUMINANSIA
(221I1103)
Oleh :
SURIANI
I011 18 1031
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Suriani
Kelompok : I (SATU)
Mengetahui :
Koordinator Mata Kuliah
Ransum Ruminansia
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis
Terselesainya laporan ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah
memberikan kepada penulis berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena
itu, penulis bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
tak dapat saya sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya
laporan ini.
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis
Suriani
iv
DAFTAR ISI
Halaman
PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................. 7
Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8
LAMPIRAN .................................................................................................... 9
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................ 12
Tujuan dan Manfaat ................................................................................ 13
PEMBAHASAN
v
PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................. 20
Saran........................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
LAPORAN INDIVIDU
RANSUM RUMINANSIA
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
OLEH
NAMA : SURIANI
NIM : I011 18 1031
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : FARLIANSYAH
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah,yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup,
berproduksi dan berkembang biak. Pakan ternak ruminansia terdiri dari pakan hijauan
dan pakan penguat (konsentrat). Pakan hijauan adalah semua bahan pakan yang
Kambing biasanya membutuhkan hijauan sekitar 10% dari berat hidupnya. Beberapa
hijauan yang bisa diberikan untuk pakan kambing adalah daun Gliricidea, turi,
nangka, kaliandra, mahoni, singkong (Manihot utilisima), ubi jalar (Ipomea batatas),
mangga (Mangifera indica), durian (Durio zibhetinus), dan rumput gajah. Hijauan
yang diberikan sebaiknya tidak hanya satu jenis, tetapi dicampur (Kusuma dan
Irmansah, 2009).
gizi tinggi. Bahan pakan konsentrat ini umumnya berasal dari hasil ikutan pengolahan
produk pertanian, misalnya dedak padi, dedak jagung, bungkil kelapa, ampas kecap,
tetes tebu, dll. Konsentrat diberikan pada kambing apabila hijauan yang diberikan
hanya berupa rumput. Pemberian konsentrat ini dapat dilakukan terpisah dari hijauan
2
Tujuan dan Manfaat
ternak serta mengetahui cara menghitung Konsumsi bahan kering (BK) yang dimakan
oleh ternak
3
PEMBAHASAN
yang lebih kecil dengan menggunakan parang agar mudah dikonsumsi oleh ternak
kambing. setelah itu menimbang pakan konsentrat, silase dan hijauan segar dengan
ternak setiap pagi dan sore lalu memberikan pakan pada ternak secara bergantian
pada jam 07.00 WITA (pagi) dan 16.00 WITA (sore). Ternak diberi pakan (BK)
3,5% dari berat badan terdiri dari hijauan 70% dan konsentrat 30%. Keesokan harinya
Tujuan dari manajemen pemeliharaan ternak ini agar kita dapat mengetahui
konsumsi bahan kering (BK) pakan pada ternak ruminansia. Konsumsi bahan kering
(BK) pakan per-ekor/hari adalah jumlah bahan kering pakan yang dimakan oleh
seekor ternak selama 24 jam (1 hari). Konsumsi dipengaruhi beberapa faktor antara
lain: umur, bangsa, kondisi lingkungan, kondisi fisiologi, dan kalori protein pakan.
Adapun alat yang digunakan dalam manajemen pemeliharaan ternak kambing yaitu
kandang individu yang dilengkapi tempat pakan dan air minum, timbangan ternak
dan pakan, parang, ember/ baskom. Bahan yang digunakan yaitu pakan konsentrat,
4
Hasil Perhitungan Bahan Kering
H K H K H K H K H K
(gr) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr)
2800 612,5 262,5 3062,5 289,2 1800 170 1700 130 3369 197 847,16
Sumber : Praktikum Ransum Ruminansia, Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin 2020.
Berdasarkan tabel 1 diatas didapatkan hasil total konsumsi bahan kering pada
kambing yaitu sebanyak 847,14 gr. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa total
konsumsi bahan kering kambing belum mencapai standar yang dapat mempengaruhi
penambahan bobot badan harian hal ini terjadi karena pengaruh berat badan
kambing. Hal ini sesuai dengan pendapat Mide (2017) yang menyatakan bahwa
Tinggi rendahnya konsumsi bahan kering dipengaruhi berat badan kambing, dan
makin tinggi berat badan konsumsi pakan makin tinggi, jenis dan bentuk fisik pakan,
dipengaruhi oleh kondisi tubuh ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusnawan
kering oleh ternak termasuk berat tubuh, kondisi tubuh, tingkat produksi. Faktor lain
seperti kualitas dan ketersediaan hijauan, jumlah dan jenis suplemen, termasuk
lingkungan.
5
Berdasarkan tabel 1 diatas bahwa pemberian pakan hijauan dan konsentrat
pada ternak secara teratur pagi dan sore agar dapat meningkatkan kecernaan
konsumsi bahan kering pada ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Suwigayo dkk
(2016) yang menyatakan bahwa konsumsi bahan kering merupakan salah satu faktor
yang sangat penting karena kapasitas mengkonsumsi pakan secara aktif merupakan
meningkat, kecernaan dan laju partikel makanan dari rumen bertambah, sehingga
6
PENUTUP
Kesimpulan
konsentrat dapat meningkatkan kecernaan pada ternak. Pakan ternak dapat berupa
salah satu faktor penting yang diperhatikan, penentu keberhasilan usaha ternak
kambing tanpa manajemen pemeliharaan yang baik maka resiko peternak mengalami
Saran
praktikan hanya mendapatkan teori saja tanpa mengetahui secara langsung apa-apa
saja yang dilakukan ketika pemeliharaan serta adanya terkendala oleh jaringan
disetiap kampung.
7
DAFTAR PUSTAKA
Suwignyo, B., Wijaya, U. A., Indriani, R., Kurniawati, A., Widiyono, I., & Sarmin, S.
(2016). Konsumsi, kecernaan nutrien, perubahan berat badan dan status
fisiologis kambing Bligon jantan dengan pembatasan pakan. Jurnal Sain
Veteriner, 34(2): 210-219.
Syam. J., A.L. Tolleng., dan Umar. 2016. Pengaruh pemberian pakan konsentrat dan
urea molasses blok UMB terhadap hematocrit sapi potong. Jurnal ilmu dan
industri peternakan. 2 (3):1-6
8
LAMPIRAN
3,5/100 x 25 kg = 875 g BK
Jawab:
(103 g)
Konsentrat = 53 g
Konsentrat = 50 g
9
Hijauan diberikan 3000 g, Sisa pakan yaitu 131 g
Konsentrat Habis
Konsumsi BK
Jadi, total konsumsi BK yaitu 2959,84 g (sudah melebihi 3,5% kebutuhan pokok)
10
LAPORAN INDIVIDU
RANSUM RUMINANSIA
OLEH
NAMA : SURIANI
NIM : I011 18 1031
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : FARLIANSYAH
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
11
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dengan berbagai jenis pakan yang tersedia, karena mempunyai perut sejati yaitu
rumen yang bisa memfermentasi semua jenis bahan pakan memanfaatkan mikroba
yang terdapat di dalamnya. Peran mikroba pada ternak ruminansia sangat penting,
karena 65% pakan utama ruminansia adalah mikroba. Produktivitas ternak ditentukan
oleh kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi dan kandungan zatzat anti nutrisi
seperti tannin, lignin, saponin, dan tagitinin (Firsoni dan Lisanti, 2017).
terjadi di dalam rumen dan siklus utama motilitas rumen selalu dimulai dengan
lambungnya terdiri atas lambung depan dan lambung belakang sejati. Lambung
depan yaitu rumen (perut handuk), retikulum (perut jala), dan omasum (perut kitab)
serta lambung sejati adalah abomasum (perut kelenjar). Pencernaan pada ternak
fermentatif, dan pencernaan hidrolitik atau enzimatis (Risky dan Dewandi, 2017).
12
Tujuan dan Manfaat
13
PEMBAHASAN
pencernaan yang terdiri dari proses fisik, enzimatik, dan kimiawi. Keselurahan sistem
terdiri atas berbagai bentuk organ dan jaringan mulai dari rongga mulut yang
dilengkapi dengan gigi sebagai alat pengunyah atau pencacah makanan yang bekerja
secara mekanis dan seterusnya melalui peranan lidah makanan bisa dikunyah dengan
bantuan kelenjar ludah yang memproduksi air liur yang nantinya air liur ini juga
berperan dalam menjaga keseimbangan pH di dalam rumen, dari mulut ke perut yang
terdiri atas empat bagian atau ruang, yaitu rumen sebagai bagian dari perut yang
paling besar, serta retikulum, omasum, dan abomasum. Makanan dari perut
diteruskan ke usus halus yang secara berurutan terdiri atas duodenum, jejenum, dan
ileum. Organ-organ kelenjar seperti hati, kandung empedu, dan kelenjar pankreas
akan berperan dalam proses pencernaan lebih lanjut di dalam usus halus. Rangkaian
organ pencernaan terakhir adalah usus besar, yaitu sekum, kolon, dan rektum,
kemudian sisa makanan yang tidak tercerna berwujud tinja dikeluarkan melewati
anus sebagai pintu lintasan pencernaan terluar. Berbagai jaringan limfoid yaitu tonsil,
peyer’s patches dan bentuk jaringan limfoid lainnya menyebar sepanjang alat
kasar. Makanan yang berada dalam rumen dan retikulum akan dicerna oleh sejumlah
komponen hidup yang disebut mikroorganisme seperti bakteri, protozoa, khamir, dan
14
kapang yang secara normal ada dalam lambung sapi. Pakan yang telah ditelan
dicampur dengan ludah sewaktu sapi tersebut dalam keadaan istirahat. Makanan yang
telah dikunyah kembali secara fisik dan berubah kondisinya menjadi lebih lumat
Sapi disebut juga hewan ruminansia karena sapi bisa mengunyah kembali
makanannya hal ini karena sapi mempunyai lambung yang terbagi menjadi empat
ruang yaitu rumen, reticulum, omasum dan abomasum. Bolus yang masuk pertama
kali di rumen adapun sebagian mausk kedalam reticulum, didalam rumen maupun
Mikroorganisme ini bekerja mengolah bolus yang kaya akan selulosa. Sapi secara
periodic meregurgiitasi dan menguyah kembaloi bolus yang kemudian memecah serat
menyebabkan ;lebih mudah diolah. Sapi kemudia menelan kembali mamahan dan
selanjutnya akan memasuki omasum tempat air dihilangkan, mamahan yang banyak
dicerna oleh enzim-enzim milik sapi itu sendiri. Pencernaan selanjutnya berlangsung
di usus halus, usus besar dan kemudian rectum dan diekskresi melalui anus.
15
B. Bagian-Bagian Pencernaan Ruminansia
1. Rumen
Rumen adalah bagian yang mempunyai volume sekitar 70 – 75% dari total
saluran pencernaan, bentuk rumen ini menyerupai handuk. Peranan rumen sangat
penting karena 60-90% dari kecernaan total berlangsung di dalam organ tersebut.
sekitar 20 jam sejak pertama didegradasi, yang selanjutnya produk dari degradasi ini
antara mikroba tersebut dan dipengaruhi oleh struktur nutrien pakan dimana ini akan
berpengaruh terhadap populasi protozoa. Kondisi bagi mikroba rumen agar dapat
melakukan aktivitas secara optimal apabila pH rumen berada pada kondisi normal
yaitu 6-6,9. Mikroba di dalam rumen sangat penting dalam menentukan produksi
serat, pakan limbah yang tidak bermanfaat bagi manusia menjadi bahan makanan
yang bermutu tinggi. Amonia adalah sumber nitrogen utama dan sangat penting untuk
sintesis protein mikroba rumen. Amonia hasil perombakan protein pakan di dalam
rumen akan digunakan sebagai sumber nitrogen utama untuk sintesis protein
mikroba. Konsentrasi N-NH3 dalam rumen merupakan suatu hal yang perlu
diperhatikan. Kisaran konsentrasi NH3 yang optimal untuk sintesis protein mikroba
16
yang berfungsi sebagai sumber energy untuk pembentukan protein mikroba. Oleh
karena itu, untuk memperoleh efisiensi sintesis protein mikroba yang maksimal, maka
ketersediaan N dan energi di dalam rumen harus seimbang. Keseimbangan ini akan
2. Retikulum
sarang tawon, dengan struktur yang halus dan licin serta berhubungan langsung
tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa. Pada tunika
mukosa tedapat tiga lamina, yaitu lamina epitelia, lamina propria, dan lamina
retikulum berbentuk pipih berlapis yang mengalami keratinasi. Lamina propria juga
tersusun atas jaringan ikat longgar yang mengandung serat kolagen, pembuluh darah
dapat terlihat jelas pada lamina propria ini, akan tetapi pada lamina propria retikulum
tidak ditemukan adanya kelenjar. Ciri khas dari retikulum terdapat pada lamina
3. Omasum
17
terjadi penyerapan sari-sari makanan. Sistem pencernaan pada ruminansia yang
paling utama adalah pada saat terjadi di rumen dan retikulum dimana pada bagian ini
terjadi penyerapan barang-barang yang masuk ke dalam mulut ternak, sehingga tidak
Secara garis besar struktur histologi omasum hampir sama dengan struktur
histologi retikulum, yaitu terdiri dari tunika mukosa, tunika submukosa, tunika
muskularis, dan tunika serosa, dimana tunika mukosa ini terdiri dari tiga lamina yaitu
lamina epitelia, lamina propria, dan lamina muskularis mukosa. Bentuk epitel dari
tunika mukosa omasum adalah epitel pipih berlapis keratinasi. Lamina propria dari
mukosa omasum tersusun dari jaringan ikat longgar, sel plasma tersebar sepanjang
jaringan ikat longgar tersebut. Serabut otot polos dari muskularis mukosa membentuk
kumpulan dan lapisan sepanjang lamina propria. Tunika submukosa omasum sangat
tipis yang terdiri dari jaringan ikat longgar kolagen dan pembuluh darah. Selain itu,
pada serabut kolagen juga ditandai dengan adanya fibroblas, sel plasma, dan limfosit
4. Abomasum
Histologis abomasum pada sapi aceh terdiri dari empat lapisan yaitu, tunika
mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa. Mukosa abomasum
menyebar ke tiga wilayah yaitu daerah kardia, fundus, dan pilorus. Sel permukaan
mukosa abomasum adalah epitel silindris selapis dengan inti berbentuk oval yang
terletak bagian basal. Lamina propria dari mukosa abomasum banyak terdapat serat
kolagen, retikuler, dan nodulus limfoideus. Pada lamina propria juga terdapat kelenjar
18
kardia dengan ujung kelenjar membentuk gulungan dan lumen terlihat jelas dengan
Permukaan dalam dari jaringan abomasum sapi bali jantan dilapisi oleh
mukosa damana sel–selnya mengeluarkan berbagai jenis cairan seperti enzim, asam
lambung dan hormon, dengan rata–rata panjang 574,74±27,54μm yang tersusun oleh
sel epitel kolumnar simplex atau epitelium selapis dengan rata–rata panjang
lamina propria, di dalam lamina propria ditemukan jaringan ikat longgar dengan rata–
19
PENUTUP
Kesimpulan
pencernaan yang terdiri dari proses fisik, enzimatik, dan kimiawi. Sapi disebut juga
hewan ruminansia karena sapi bisa mengunyah kembali makanannya hal ini karena
sapi mempunyai lambung yang terbagi menjadi empat ruang yaitu rumen, reticulum,
omasum dan abomasum. Rumen pada ternak ruminansia hampir menyerupai handuk
sehingga rumen sering disebut sebagai perut handuk. Retikulum pada ternak
ruminansia menyerupai bentuk sarang tawon atau sering di sebut sebagai perut jala,
sebut juga dengan perut masam atau sebenarnya di sebut dengan lambung karena
Saran
praktikan hanya mendapatkan teori saja tanpa mengetahui secara langsung apa-apa
saja yang dilakukan ketika pemeliharaan serta adanya kendala jaringan di kampung.
20
DAFTAR PUSTAKA
Firsoni dan E. Lisanti. 2017. Potensi pakan ruminansia dengan penampilan produksi
gas secara in vitro. Jurnal Petenakan Indonesia. Universitas Negeri Jakarta.
19(3): 140-148.
Risky, Dan Deswandi .2017 Pengaruh Campuran Jerami Amoniasi Dan Limbah
Darah Rph Di Dalam Ransum Sapi Potong Terhadap Konsumsi Bahan
Kering, Bahan Organik, Dan Kecernaannya. Diss. Universitas Andalas.
Susilawati. 2016. Fisiologi nutrisi abomasum sapi bali jantan. Publikasi Ilmiah.
Fakultas Peternakan Universitas Mataram. Mataram : 1-11.
Usman, Y. 2017. Pemberian pakan serat sisa tanaman pertanian (jerami kacang tanah,
jerami jagung dan pucuk tebu) terhadap evolusi pH, N-NH3 dan VFA di
dalam rumen. Agripet. 13 (2) : 53-8.
21