LINGKUP KEWIRAUSAHAAN
KEWIRAUSAHAAN
OLEH:
KELOMPOK I
TANTY IRWANTI ()
REZA WAHYUDI ()
D3-PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018/2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................ii
1.1 Latar Belakang..........................................................................................ii
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................ii
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................1
2.1 PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN.....................................................1
2.2 RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN..............................................3
2.3 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN.................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................iii
3.1 Kesimpulan..............................................................................................iii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iv
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ii
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Saat ini Indonesia belum pulih benar dari krisis multidimensi sejak tahun
1997. Angka pengagguran masih relative tinggi, sementara angka kemiskinan
juga tidak kunjung menurun secara signifikan. Dalam situasi seperti ini semua
pihak ditantang untuk mengatasi permasalahan semacam ini. Salah satu
alternative yang paling popular adalah mengembangkan sikap dan prilaku
kewirausahaan masyarakat.
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti :pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak
agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuatsesuatu. Jadi wirausaha
adalah pejuang atau pahlawan yang berbuatsesuatu. Ini baru dari segi etimologi
(asal usul kata). Menurut KamusBesar Bahasa Indonesia,
1
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha /
kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan
kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha
dalam melaksanakan usaha atau kegiatan.
2
Tujuan Kewirausahaan:
Sasaran Kewirausahaan:
Manfaat Kewirausahan:
3
1. Lapangan agraris
1) Pertanian
2) Perkebunan dan kehutanan
2. Lapangan perikanan
1) Pemeliharaan ikan
2) Penetasan ikan
3) Makanan ikan
4) Pengangkutan ikan
3. Lapangan peternakan
1) Industry besar
2) Industry menengah
3) Industry kecil
4) Pengrajin
4
1) Sebagai pedangan besar
2) Sebagai pedagang menengah
3) Sebagai pedagang kecil
5
dilakukan di dalam mendefinisikan kewirausahaan, yaitu pendekatan fungsional
dan pendekatan kewirausahaan sisi penawaran.
Pendekatan fungsional menekankan peranan kewirausahaan dalam
perekonomian seperti mengemban suatu resiko karena melakukan pembelian pada
suatu tingkat harga tertentu dan menjualnya pada tingkat harga yang tidak
menentu, melakukan kegiatan-kegiatan produksi dan inovasi, serta menyebabkan
atau memberikan reaksi terhadap gejolak-gejolak ekonomi.
Pendekatan kewirausahaan sisi penawaran menekankan kepada sifat-sifat
individual yang dimiliki para pengusaha. Pendekatan ini mengatakan bahwa sifat-
sifat tertentu seperti keinginan untuk berprestasi dan kemampuan untuk
mengontrol serta menanggung resiko dari tindakan yang mereka lakukan sebagai
sifat-sifat dari wirausaha.
Entrepreneur dan fungsinya yang unik sebagai penanggung resiko,
pertama kali dikemukakan oleh Richard Cantillon, seorang Irlandia yang berdiam
di Perancis. Entrepreneur disini dimaksudkan sebagai upaya membeli barang dan
jasa-jasa dengan harga ”tertentu”, untuk dijual dengan harga ”yang tidak pasti” di
masa yang akan datang. Karena itu, pada awalnya, kewirausahaan diartikan
sebagai ”pengambil resiko” (risk taker). Di awal abad ke-18, Richard Cantillon
mengobservasi bahwa seorang wirausaha adalah orang yang menanggung resiko
pembelian dan penjualan. Beberapa ahli teori manajemen mengatakan bahwa
kewirahusahaan adalah kehebatan dalam pembentukan perusahaan baru yang di
dalamnya mengandung pemanfaatan peluang dan pengambilan resiko.
Peter F. Drucker mendefinisikan kewirausahaan dengan lebih optimis,
yakni sebagai seorang yang berfokus kepada peluang, bukan resiko. Bapak
manajemen yang terkenal ini juga menyebutkan bahwa kewirausahaan ini
bukanlah pengambil resiko melainkan penentu resiko.
Adam Simth dan Jean Baptisay (1803) mengatakan bahwa seorang
wirausaha adalah seorang yang menyatukan faktor-faktor produksi. Joseph
Schumpeter (1934) memberi makna kewirausahaan dengan kata inovator. Dalam
bukunya, The Management Challenge, James M.Higgins (1994) menguraikan
bahwa secara historis, kewirausahaan dianggap sebagai salah satu fungsi ekonomi.
6
Higgins mengatakan pula bahwa yang membedakan para wirausaha dengan para
manajer terletak pada pendekatan mereka terhadap pemecahan masalah. Para
wirausaha bukan hanya memecahkan masalah atau bereaksi terhadap masalah,
melainkan juga mencari peluang.
Dua pendekatan mengenai definisi dari kewirausahaan di atas dibantah
oleh Howard Stevenson. Menurutnya, tak satupun dari kedua pendekatan tersebut
yang cukup menjelaskan teori kewirausahaan. Menurut Stevenson, kewirausahaan
merupakan suatu pola tingkah laku manajerial yang terpadu. Kewirausahaan
adalah upaya pemanfaatan peluang-peluang yang tersedia tanpa mengabaikan
sumber daya yang dimilikinya. Pola tingkah laku manajerial yang terpadu tersebut
bisa dilihat dalam enam dimensi praktek bisnis, yakni:
1) Orientasi strategis;
2) komitmen terhadap peluang yang ada
3) komitmen terhadap sumber daya
4) pengawasan sumber daya;
5) konsep manajemen; dan
6) kebijakan balas jasa.
Dari keenam ciri di atas, dihasilkan dua bentuk pelaku bisnis dengan corak
yang berbeda, yakni: Promotor dan Trustee.
Promotor, yaitu orang yang percaya akan kemampuan yang dimilikinya.
Trustee, yaitu orang yang lebih menekankan penggunaan sumber daya yang telah
dimilikinya secara efisien.
7
tingkah laku kewirausahaan mencakup kemampuan untuk menggunakan
sumberdaya yang dimiliki orang lain, seperti keahliannya, ide-idenya atau bakat-
bakatnya, serta memutuskan sumberdaya apa saja yang dibutuhkan perusahaan.
Terakhir, bahwa kebijakan balas jasa, sebagai faktor yang mendorong tingkah
laku kewirausahaan, merupakan harapan-harapan individu serta persaingan
kemampuan yang akhirnya menciptakan sistem balas jasa yang adil dalam
perusahaan. Dalam bukunya Entrepreneurship, Robert Hisrich dan Michael Peters
(1995), seperti dikutip Buchari Alma (2000), mengatakan bahwa kewirausahaan
adalah the process of creating something different with value by devoting the
necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychological,
and social risks and receiving the resulting rewards of monetary and personal
satisfaction (merupakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda, dengan
mengabdikan seluruh waktu dan tenaga, menanggung resiko keuangan, kejiwaan,
dan sosial, tetapi menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadi).
Dengan berpegang pada paparan Alma (2008), Sutrisno (2003), dan
Soemanto (2002) baik dilihat dari asa etimologis, sinonim maupun terminologi,
ada banyak makna tentang kewirausahaan. Makna ini dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni:
a. kewirausahaan sebagai etika (akhlak, moralitas) ekonomi modern (etika
kewirausahaan),
b. kewirausahaan sebagai etika (akhlak, moralitas) sosial modern (etika
Kewirausahaan sosial).
8
Kewirausahaan adalah semangat, pelaku dan kemapuan untuk memberikan
tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan diri sendiri dan
atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat, dengan selalu
berusahan mencari dan melayani lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan
dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang
lebih efisien, melalui keberanian mengambil risiko, kreativitas dan inovasi serta
kemampuan manajemen.
9
bagi dirinya sendiri-pekerjaan dan pendapatan secara mandiri, tetapi juga bagi
negara dan warga masyarakat dengan penciptaan lapangan kerja. Berbagai teori
pembangungan menyatakan, bahwa keberhasilan suatu negara dalam proses
percepatan pembangunan ekonomi sangat bergantung pada kuantitas dan kualitas
kewirausahaan yang dimiliki suatu negara.
Kewirausahaan sebagai Etika Sosial Modern, berkaitan dengan adanya
kenyataan, bahwa konsep-konsep, gagasan-gagasan, ide-ide atau dalil-dalil yang
tercantum di dalam kewirausahaan bisa diberlakukan sebagai resep bertindak yang
bersifat universal, yakni tidak saja dalam bidang bisnis, tetapi juga dalam bidang
kemasyarakatan guna mewujudkan kehidupan suatu masyarakat modern
(kewirausahaan sosial). Hal ini tercermin pada pendapat McClelland (1987:86)
yang menyatakan sebagai berikut:
1) Perilaku Kewiraswastaan:
a. memikul risiko-risiko yang tidak terlalu besar sebagai suatu akibat dari
keahlian dan bukan karena kebetulan.
b. kegiatan yang penuh semangat dan/atau yang berdaya cipta;
c. tanggung jawab pribadi;
d. pengetahuan tentang hasil-hasil keputusan, uang sebagai ukuran atas
hasil.
2) Minat terhadap peerjaan kewiraswastaan sebagai suatu akibat dari martabat
dan “sikap berisiko: mereka.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usaha berarti perbutan amal, berupa sesuatu, bekerja atau berusaha. Jadi
wira usaha secara etimologi berarti pejuang yang berbuat sesuatu.
Instruksi Presiden No.4/1995, kewirausahaan adalah semangat, sikap,
perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya cara kerja tekhnologi, dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang baik dan
keuntungan yang lebih besar.
Kata inovasi pertama kali diperkenalkan oleh Schumpeter 1953, inovasi
dipandang sebagai kreasi dan implementasi atau biasa juga disebut sebagai
koordinasi baru dalam inovasi itu juga dapat menciptakan nilai tambah, yang
berkaitan dengan oraganisasi. Pemegang saham maupun masyarakat luas. Jadi
inovasi adalah mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu
kombinasi. Kombinasi baru itu dapat merujuk pada produk jasa, proses kerja
pasar, kebijakan dan sistem baru.
iii
DAFTAR PUSTAKA
iv