ID Model Person Organization Fit P o Fit Model Terhadap Kepuasan Kerja Komitmen Org PDF
ID Model Person Organization Fit P o Fit Model Terhadap Kepuasan Kerja Komitmen Org PDF
1 43
ISSN: 1412-3126
Universitas Stikubank
Abstract
lingkungan fisik kerja dan kesempatan untuk Banyak kendala yang dihadapi oleh
maju sangat diperlukan oleh karyawan. Di lain karoseri Laksana dalam upaya untuk dapat
pihak, organisasi membutuhkan kontribusi menciptakan kinerja yang efektif. Diantara
karyawan dalam bentuk komitmen, keahlian dan kendala yang dihadapi manajemen karoseri
kemampuan mereka. Person-Organization Fit Laksana adalah rendahnya tingkat pendidikan
(P-O fit) dihubungkan secara positif dengan rata-rata pegawai, yaitu yang berpendidikan SD
komitmen organisasi (Valentine, Godkin & (mencapai 23,22 %), SLTP jumlahnya sebanyak
Lucero, 2002; Kristof, 1996; Chatman, 1991; 20,38 % dan SLTA/SMK sebanyak 46,44 %
O’Reilly, 1991). sedangkan karyawan yang mengenyam
pendidikan tinggi hanya mencapai 5,22 %
Penelitian terdahulu mengindikasikan
bahwa P-O fit berhubungan dengan reaksi (sarjana muda) dan hanya 4,74 % yang
terhadap pekerjaan (Kristoff, 1996). Chadwell berpendidikan sarjana, dan rendahnya
kepedulian karyawan terhadap perusahaan hal ini
dan O’ Reilly (1990) menguji kesesuaian
(congruency) individu dan organisasi dengan terlihat minimnya masukan dan saran dari
karyawan untuk pengembangan perusahaan baik
kinerja, mereka menemukan bahwa P-O fit
berhubungan positif terhadap kepuasan kerja dan secara langsung maupun lewat kotak saran yang
ada.
kinerja.
Kinerja karyawan pada beberapa tahun
Penelitian ini mencoba mengkonfirmasi
penelitian yang dilakukan Tepeci (2001) dengan ini mengindikasikan adanya penurunan kualitas
dimana ditunjukkan dengan banyaknya
mencoba memasukkan variabel komitmen
organisasi dan kepuasan kerja seperti yang telah klaim/keluhan yang terjadi. Klaim pada Karoseri
disarankan penelitian terdahulu tentang Person- Laksana dibedakan menjadi 2 macam klaim
yaitu klaim internal dan klaim eksternal. Klaim
Organization Fit (P-O fit), yaitu bahwa Person-
Organization Fit (P-O fit) merupakan prediktor internal terjadi apabila ada suatu barang yang
cacat dalam proses produksi dari satu
kuat dari komitmen organisasi dan kepuasan
kerja yang selanjutnya akan berpengaruh departemen ke departemen lainnya dan klaim
eksternal datang dari pelanggan. Jumlah klaim
terhadap kinerja karyawan.
pada karoseri Laksana cukup besar, dimana rata-
Berangkat dari latar belakang diatas rata tiap bulannya mencapai lebih dari 10 jenis
untuk mengetahui kecocokan individu dengan klaim. Besarnya jumlah klaim tersebut dapat
organisasi (Person-Organization Fit) serta diindikasikan telah menurunnya kinerja
pengaruhnya terhadap komitmen, kepuasan kerja karyawan.
dan kinerja karyawan, maka penelitian ini
Salah satu faktor terpenting untuk
mengambil objek penelitian pada karyawan
Karoseri Laksana Ungaran sebagai objek memastikan bahwa SDM yang dimiliki dapat
menunjang kinerja perusahaan, maka tidak hanya
penelitian dengan pertimbangan bahwa produk
yang ditawarkan oleh perusahaan karoseri memperhatikan kecocokan antara individu
dengan pekerjaan yang ditawarkan (person-job
membutuhkan peran sumber daya manusia
(SDM) sebagai faktor yang sangat signifikan. fit) tetapi perlu mempertimbangkan pula
kecocokan antara nilai individu dengan
Agar dapat mempertahankan keberadaannya
maka perusahaan karoseri harus meningkatkan organisasi (person - organization fit) karena hal
ini akan berimplikasi pada meningkatnya
dan menjamin kualitas produk dan jasanya yang
komitmen dan outcomes individu sehingga akan
hal ini akan terwujud apabila ditunjang dengan
kualitas sumber daya yang dimilikinya terutama berujung pada keunggulan strategis yang
berkelanjutan bagi perusahaan.
SDM.
Karoseri Laksana adalah sebuah
perusahaan karoseri yang memproduksi body
bus. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Raya
Ungaran Km. 24,9 Ungaran, dengan tingkat
output produksi sekitar 400 unit bus/tahun.
Vol. 17 No. 1, Maret 2010 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 45
Telaah Pustaka dan Pengembangan Model organisasi dalam hal ini adalah pemimpin
dan rekan sekerja
Person-Organization Fit (P-O fit)
3. Pemenuhan kebutuhan karyawan (employee
Person organization Fit (P-O fit) secara
umum didefinisikan sebagai kesesuaian antara need fulfillment) adalah kesesuaian antara
kebutuhan-kebutuhan karyawan dan
nilai-nilai organisasi dengan nilai-nilai individu
(Kristof, 1996). Sementara Donald dan Pandey kekuatan yang terdapat dalam lingkungan
kerja dengan sistem dan struktur organisasi
(2007) mendefinisikan person-organization fit
adalah adanya kesesuaian/kecocokan antara (Cable & Judge, 1994; Turban & Keon,
1994)
individu dengan organisasi, ketika: a) setidak-
tidaknya ada kesungguhan untuk memenuhi 4. Kesesuaian karakteristik kultur-kepribadian
kebutuhan pihak lain, atau b) mereka memiliki (culture personality congruence) adalah
karakteristik dasar yang serupa. Dalam kesesuaian antara kepribadian (non nilai)
melakukan perekrutan karyawan, perusahaan dari setiap individu dan iklim atau kultur
sering menggunakan pendekatan kesesuaian organisasi (Bowen, Ledrof & Nathan, 1991).
antara individu dengan pekerjaan yang
Sedangkan menurut Autry & Daugherty
ditawarkan (Person-Job Fit). Kristof (1996) (2003) dimensionalitas dari Person-Organization
berpendapat bahwa pendekatan person job fit ini
Fit (P-O Fit) adalah adanya kesesuaian dengan
kurang baik dalam proses seleksi karyawan, tujuan perusahaan, kesesuaian dengan rekan
mereka berpendapat bahwa efektivitas organisasi
kerja, dan kesesuaian dengan supervisor), berikut
tidak hanya didukung oleh kesuksesan tugas gambar 2.1 tentang dimensi Person-
pekerjaan karyawan saja tetapi perlu
Organization Fit (P-O Fit) dari Autry &
memperhatikan perilaku karyawan secara luas.
Daugherty (2003).
Beberapa peneliti berpendapat bahwa
Tabel 1
individu dan organisasi saling tertarik manakala Dimensi-Dimensi Person-Organization Fit
terdapat kesesuaian antara satu dengan yang lain,
(P-O Fit)
hal ini sangat berpengaruh terhadap organisasi
Elemen –Elemen Organisasi
dalam merekrut karyawan dan juga sikap
karyawan untuk memilih pekerjaan tersebut. Komponen Kebijakan Supervisor Rekan
Beberapa bukti empiris mendukung pernyataan Sikap dan atau Kerja
ini (Chatman, 1989; O’ Reilly, Chatman & Individual Prosedur Manager
Caldwell, 1991). Perusahaan
Berdasar pengertian Person-Organization Cognition Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian
Fit (P-O Fit) tersebut, maka para peneliti Cognitive Cognitive Cognitive
menggunakan kesesuaian nilai-nilai sebagai Perusahaan Supervisor rekan kerja
operasional dari P-O Fit karena nilai-nilai adalah Affect Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian
fundamental dan mempertahankan karakteristik Affective Affective Affective
dari individual dan organisasi (Chatman, 1991) Perusahaan Supervisor rekan kerja
Menurut Kristof (1996), Person- Sumber : Aurty, C. W., and Daugherty P. J., 2003.
Organization Fit (P-O Fit) dapat diartikan dalam
empat konsep yaitu :
1. Kesesuaian nilai (value congruence), adalah Kepuasan Kerja (Job Satisfaction)
kesesuaian antara nilai instrinsik individu Konsep utama dari kepuasan kerja
dengan organisasi (Chatman, 1989; Judge & mengadopsi Locke (1976) yang mengatakan
Bretz, 1992). bahwa perasaan-perasaan yang berhubungan
2. Kesesuaian tujuan (goal congruence), adalah dengan kepuasan dan ketidakpuasan kerja
kesesuaian antara tujuan individu dengan cenderung mencerminkan penaksiran dari tenaga
kerja tentang pengalaman-pengalaman kerja
46 Sih Darmi Astuti Jurnal Bisnis dan Ekonomi
pada waktu sekarang dan masa lalu untuk serta pekerjaan tertentu yang bermakna
harapan-harapan di masa depan. Hal ini dapat dalam organisasi dan lain-lain.
disimpulkan bahwa terdapat dua unsure penting 3. Organisasional
dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan
dan kebutuhan-kebutuhan dasar. Nilai-nilai Kepuasan kerja dipengaruhi oleh skala usaha,
pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin kompleksitas organisasi, formalisasi,
dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan, yaitu sentralisasi, jumlah anggota kelompok,
nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh lamanya beroperasi, usia kelompok kerja,
individu. Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai kepemimpinan.
pekerjaan harus sesuai atau membantu Ada lima faktor yang dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. kepuasan kerja (Kreitner dan Kinicki, 2007),
Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi yaitu:
seseorang adalah jumlah dari kepuasan kerja a. Pemenuhan kebutuhan (Need Fulfillment)
(dari setiap aspek pekerjaan) dikalikan dengan
derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi individu Kepuasan kerja ditentukan oleh tingkatan
tersebut. Menurut Locke, seorang individu akan karakteristik pekerjaan dalam memberikan
merasa puas atau tidak puas terhadap kesempatan pada individu untuk memenuhi
pekerjaannya merupakan sesuatu yang bersifat kebutuhannya.
pribadi, yaitu tergantung bagaimana ia b. Perbedaan (Discrepancies)
mempersepsikan adanya kesesuaian atau
pertentangan antara keinginan-keinginannya Kepuasan kerja merupakan suatu hasil dalam
dengan hasil keluarannya (yang didapatnya). memenuhi harapan. Pemenuhan harapan
mencerminkan perbedaan antara apa yang
Kepuasan kerja merupakan orientasi diharapkan dengan apa yang diperoleh
individu yang berpengaruh terhadap peran dalam individu dari pekerjaannya. Bila harapan
bekerja dan karakteristik dari pekerjaanya. Davis lebih besar dari apa yang diterimanya, maka
dan Newton (1996), mendefinisikan bahwa orang tidak akan puas, sebaliknya individu
kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang akan puas bila menerima manfaat melebihi
menyenangkan atau tidak menyenangkan dari harapannya.
para karyawan dalam memandang pekerjaan
mereka. Kepuasan kerja merupakan cermin c. Pencapaian Nilai (Value Attainment)
perasaan seseorang terhadap pekerjaanya. Kepuasan kerja merupakan hasil dari
Kepuasan kerja menunjukkan kesesuaian persepsi individu terhadap pekerjaan dalam
antara harapan seseorang yang timbul berkaitan memberikan pemenuhan nilai kerja secara
dengan pekerjaan, sebagai sekumpulan perasaan, individual yang penting.
maka kepuasan kerja bersifat dinamik. d. Keadilan (Equity)
Smith et al., (1995), menyatakan ada tiga Kepuasan kerja merupakan fungsi dari
dimensi yang utama dimana akan memberikan seberapa adil individu diperlakukan di
respon terhadap kepuasan kerja, yaitu: tempat kerja.
1. Individu e. Komponen Genetik (Genetic Components)
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh usia, jenis Kepuasan kerja merupakan fungsi dari sifat
kelamin, pengalaman dan sebagainya. pribadi dan factor genetic. Hal ini
2. Pekerjaan menyiratkan bahwa perbedaan sifat individu
mempunyai arti penting untuk menjelaskan
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh otonomi kepuasan kerja disamping karakteristik
pekerjaan, kreatifitas yang beragam identitas lingkungan kerja.
tugas, keberartian tugas (task significancy),
rekan sekerja, gaji, dan kesempatan promosi
Vol. 17 No. 1, Maret 2010 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 47
karyawan sebagai derajat atau tingkat kinerja dengan reaksi terhadap pekerjaan (Kristoff,
pekerjaan (job performance) dan organizational 1996). Chadwell dan O’ Reilly (1990) menguji
citizienship behavior. kesesuaian (congruency) individu dan organisasi
dengan kinerja, mereka menemukan bahwa P-O
Robert, M.Raft dalam Temple (1999)
mengungkapkan ada tujuh faktor yang fit berhubungan positif terhadap kepuasan kerja
dan kinerja. Hal yang sama juga dikemukakan
mempengaruhi kinerja karyawan ,yaitu
oleh (Barrett, 1995; Tziner, 1987). Bowen et. al (
1. Sistem upah untuk memperbaiki motivasi 1991) yang berargumen bahwa memilih orang-
kerja dalam pelaksanaan tugas. orang yang kepribadian sama dengan nilai
2. Penetapan tujuan untuk menambah motivasi organisasi akan menciptakan suatu sikap pekerja
kerja. yang fleksibel. Di dalam tinjauan ulang fit,
Kristof (1996) membuktikan secara empiris
3. Program Manajemen by Objective (MBO) bahwa P-O Fit adalah prediktor kuat kepuasan
untuk menjelaskan dan membuat agar tujuan kerja dan komitmen organisasi.
individu sejalan dengan perusahaan.
Beberapa penelitian diatas
4. Berbagai prosedur seleksi karyawan untuk menyimpulkan bahwa Person-Organization Fit
mencari kemungkinan menyewa/mengontrak (P-O Fit) merupakan determinan yang potensial
individu yang berbobot dan berpengalaman. terhadap kepuasan kerja. Sehingga dapat
5. Program pengembangan untuk meningkatkan dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
pengetahuan dan ketrampilan karyawan, H1= Person-Organization Fit (P-O Fit)
sehingga dapat berfungsi dengan efektif. mempunyai pengaruh positif terhadap
6. Pergantian kepemimpinan dan program kepuasan kerja.
untuk memperbaiki efektifitas manajerial. Person-Organization Fit (P-O Fit) dengan
7. Mengubah struktur organisasi untuk Komitmen Organisasional
memperbaiki efektifitas organisasi. Person-Organization Fit (P-O fit)
Mc.Kenna dan Beach (1995) dihubungkan secara positif dengan komitmen
menyimpulkan bahwa faktor-faktor kinerja yang organisasional (Valentine, Godkin & Lucero,
paling sering digunakan sebagai indikator 2002; Kristof, 1996; Chatman, 1991; O’Reilly,
penelitian adalah pengetahuan, kemampuan, 1991). Komitmen organisasional didefinisikan
ketrampilan kerja, sikap terhadap pekerjaan dengan tingkat identifikasi dan keterikatan
(antusiasme, komitmen dan motivasi), kualitas individu terhadap organisasi yang dimasukinya,
kerja, volume hasil produksi dan interaksi dimana karakteristik komitmen organisasional
(komunikasi, hubungan dalam kelompok). antara lain adalah loyalitas seseorang terhadap
organisasi, kemauan untuk mempergunakan
Person Organization Fit (P-O Fit) dengan usaha atas nama organisasi, kesuaian antara
Kepuasan Kerja tujuan seseorang dengan tujuan organisasi.
Banyak sumber dari penelitian terdahulu telah (William dan Hazer,1986; Mowday,1987).
memberikan penilaian teoritis dan bukti empiris Komitmen karyawan terhadap organisasi akan
yang membuktikan bahwa Person-Organization meningkatkan perasaan karyawan akan
Fit (P-O Fit) memiliki pengaruh yang positif kesesuaiannya terhadap organisasi ( Herdorn et
terhadap kepuasan kerja (Kristoff, 1996; al., 2001).
Chatman, 1991). Menurut Chatman (1991) Menurut Chatman (1991) dalam
dalam penelitiannya pada akuntan publik penelitiannya dengan sampel akuntan publik
menyimpulkan adanya pengaruh positif antara membuktikan kompatibilitas antara individu
Person-Organization Fit (P-O Fit) dengan dengan organisasi, menyebabkan komitmen
kepuasan kerja. karyawan terhadap organisasi terjaga serta
Beberapa penelitian terdahulu berkeinginan tetap melanjutkan aktivitas
mengindikasikan bahwa P-O fit berhubungan bersama dengan organisasi. Sedangkan Autry &
Vol. 17 No. 1, Maret 2010 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 49
Gambar 1
Model Pengaruh Person-Organization Fit terhadap kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional dan
Kinerja Karyawan
e5 e6 e7 e8
1 1 1 1
x5 x6 x7 x8
1
KEPUASAN 1
KERJA z1
1
( KP )
z2
e1 x1 1 1
1
1 x12 e12
e2 x2 PO FIT
KINERJA 1
1 ( Pof )
KARYAWAN
( KK )
x13 e13
e3 x3 1 1
1 x14 e14
e4 x4 KOMIT MEN
ORGANISASI 1
( KO )
z3
1
x9 x10 x11
1 1 1
e9 e10 e11
Gambar 2
Hasil Analisis Faktor Konfimatori Konstruk Eksogen
e4 x4
.71
.59
.77
e3 x3 PO Fit
Tabel 2
Goodness of Fit Index Faktor Konfimatori Konstruk Eksogen
e5 e6 e7 e8
.53 .52 .57 .52
x5 x6 x7 x8
.73 .72 .75 .72
.50
Confirmatory Factor Analysis
Endogen Kepuasan .48 x12 e12
Kerja .70
UJI MODEL
.71
kinerja .84
Chi Square = 45.376 x13 e13
df = 32 .35 Karyawan
Prob = .059
RMSEA = .052 .79
Chi square / df = 1.418 .63
GFI = .942
AGFI = .900 Komitmen .56
x14 e14
TLI = .968 Organisasi
CFI = .977
.75 .73
.75
.57 .56 .53
x9 x10 x11
e9 e10 e11
Tabel 3
Goodness of Fit Index Faktor Konfimatori Konstruk Endogen
54 Sih Darmi Astuti Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Uji Mahalanobis distance dengan 1,179 sampai dengan 1,350. hal ini berarti bahwa
menggunakan AMOS, berdasarkan nilai chi model terbukti tidak melebihi nilai cut of value
square pada derajat bebas 14 ( jumlah variabel ) yang ditentukan sebesar 2,58 (Hair, et al.,
pada tingkat signifikansi 0,01 = 29,141 2006). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
menunjukkan adanya outlier multivariate pada model yang dibangun tidak perlu untuk
sample nomor 38, untuk itu harus dikeluarkan dimodifikasi kembali atau dengan kata lain
dari pengujian. model yang dibangun dapat diterima.
Analisis terhadap Multicollinearity dan Analisis Full Model dengan Structural
Singularity Equation Modeling (SEM)
Dari text output yang dihasilkan oleh Setelah model dianalisis melalui analisis
AMOS untuk data ini adalah sebagai berikut : faktor konfirmatori, maka masing-masing
Determinant of sample covariance matrix = 2.0909e + 000 indikator dianalisis dengan full model SEM.
Hasil pengolahan full model SEM dapat dilihat
Angka tersebut diatas sangat jauh dari nol pada gambar 4 berikut:
dan karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinearitas dan singularitas dalam data
ini.
Pengujian terhadap Nilai Residual
Berdasarkan hasil pengujian standardized
residual covariance yang diperoleh dari
komputasi, menghasilkan nilai berkisar antara -
Gambar 4
Full Model dengan Structural Equation Model
e5 e6 e7 e8
.54 .53 .57 .51
x5 x6 x7 x8
.73 .72 .75 .72
.50
.12 z2 .51
e4 x4 z1
Kepuasan x12 e12
.71 .71
Kerja
.35 .28 .44
.60 .70
.77 .19 kinerja .84
e3 x3 PO Fit .26 Karyawan x13 e13
Tabel 6
Goodness of Fit Index Structural Equation Model
Goodness
Cut of value Hasil estimasi Keterangan
of Fit Index
2
Chi-Square < pada = 0,05 dengan Baik
78,957
df = 71 adalah 91,670
Probability 0.05 0,242 Baik
CMIN/DF 2.00 1,112 Baik
AGFI 0.90 0,894 Marjinal
GFI 0.90 0,928 Baik
CFI 0.95 0,990 Baik
TLI 0.95 0,988 Baik
RMSEA 0.08 0,027 Baik
Sumber : Data primer yang diolah
Structure Equation Model yang digunakan, Hipotesis ke dua didapatkan parameter
menunjukkan probabilitas sebesar 0,242. Hal ini estimasi antara variabel person-organization fit
menunjukkan bahwa hipotesa nol yang dengan variabel komitmen organisasional
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai
antara matriks kovarians sampel dan matriks C.R. sebesar 2,391 atau C.R. > 2 dengan taraf
kovarians populasi yang diestimasi tidak dapat signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa
ditolak. Indeks lainnya ternyata menunjukkan adanya peningkatan person-organization fit akan
pula tingkat penerimaan yang cukup baik. memberikan pengaruh pada komitmen
Dengan demikian Structure Equation Model organisasional.
pada pengukuran model diatas menunjukkan
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
bahwa model diatas dapat diterima. Dari hasil dilakukan oleh Chatman (1991), dalam
data diatas dapat disimpulkan bahwa model
penelitiannya dengan sampel akuntan publik
cukup baik untuk diterima menjadi pengukur membuktikan kompatibilitas antara individu
dimensi-dimensi faktor serta hubungan
dengan organisasi, menyebabkan komitmen
kausalitas.
karyawan terhadap organisasi terjaga serta
Pembahasan berkeinginan tetap melanjutkan aktivitas
Untuk menguji hipotesis pertama, bersama dengan organisasi.
berdasarkan parameter estimasi antara variabel Hipotesis ke tiga diperoleh parameter
person-organization fit dengan kepuasan kerja estimasi antara variabel person-organization fit
menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai dengan variabel kinerja karyawan menunjukkan
C.R. sebesar 3,562 atau C.R. > 2 dengan taraf hasil yang signifikan dengan nilai C.R. sebesar
signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa 2,057 atau C.R. > 2 dengan taraf signifikansi 5%.
adanya peningkatan person-organization fit akan Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan
memberikan pengaruh pada kepuasan kerja. Hal person-organization fit akan memberikan
ini sesuai dengan penelitian Chadwell dan O’ pengaruh pada kinerja karyawan. Temuan ini
Reilly (1990) yang menguji kesesuaian mendukung penelitian yang dilakukan oleh
(congruency) individu dan organisasi dengan (Tepeci, 2001) yang mengemukakan bahwa
kinerja, mereka menemukan bahwa P-O fit terdapat hubungan positif antara Person
berhubungan positif terhadap kepuasan kerja dan Organization Fit dengan kinerja yang
kinerja. merupakan employee outcomes dan Kristof
(1996) juga mengemukakan hasil empiris yang
58 Sih Darmi Astuti Jurnal Bisnis dan Ekonomi
mendukung bahwa ada pengaruh positif antara Secara keseluruhan hasil temuan
(P-O Fit) dengan kepuasan kerja, komitmen menunjukkan bahwa penelitian ini memberikan
organisasional, extra role behavior, kinerja dan adanya penguatan dan dukungan terhadap teori-
menurunkan stress dan turnover. teori sebelumnya, sehingga penelitian ini bisa
Untuk menguji hipotesis ke empat, dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian
dengan topik yang sama di masa yang akan
ditunjukkan dari parameter estimasi antara
variabel kepuasan kerja dengan variabel datang.
komitmen organisasional yang signifikan dengan Simpulan
nilai C.R. sebesar 2,485 atau C.R. > 2 dengan
Berdasarkan temuan-temuan dari hasil
taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa:
bahwa adanya peningkatan kepuasan kerja akan
memberikan pengaruh pada komitmen 1. Untuk mencapai kinerja karyawan akan lebih
organisasional. Studi ini sesuai dengan cepat/peka melalui menciptaan komitmen
Vanderberg dan Lance (1992) yang melakukan para karyawan terhadap perusahaan.
pengujian hubungan kausal antara kepuasan Komitmen yang dapat dibangun dalam
kerja dan komitmen organisasional yang menciptakan kinerja karyawan terutama
menemukan bukti empiris dalam mendukung komitmen afektif dan komitmen kontinuan.
secara konseptual bahwa antecendent kepuasan Komitmen afektif adalah komitmen yang
kerja adalah komitmen organisasional. berkaitan dengan emosional karyawan
terhadap perusahaannya, identifikasi dengan
Berdasarkan parameter estimasi untuk perusahaan, dan keterlibatan karyawan
menguji hipotesis ke lima, yaitu antara variabel
dengan kegiatan di perusahaan. Karyawan
kepuasan kerja dengan variabel kinerja karyawan
dengan komitmen afektif yang tinggi akan
menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai terus menjadi bagian dari perusahaan karena
C.R. sebesar 2,839 atau C.R. > 2 dengan taraf
memiliki keinginan untuk itu. Sedangkan
signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen kontinuan adalah komitmen yang
adanya peningkatan kepuasan kerja akan
berkaitan dengan kesadaran karyawan bahwa
memberikan pengaruh pada kinerja karyawan. mereka akan merasa rugi jika harus
Penelitian ini sesuai dengan studi yang dilakukan
meninggalkan perusahaan, karena sudah
Chruden (1988) bahwa dengan kinerja memperhitungkan untung dan ruginya.
yang baik karyawan akan mendapatkan
penghargaan seperti promosi, insentif dan 2. Faktor kedua yang akan meningkatkan
sebagainya sehingga hal tersebut menjadi kinerja adalah kepuasan kerja, dimana
pendorong terjadinya kepuasan kerja kepuasan kerja itu sendiri didapat dari
kecocokan individu dengan organisasi
Hipotesis ke enam diperoleh parameter
(person-organization fit). Kesesuaian yang
estimasi antara variabel komitmen organisasional dapat menciptakan kepuasan kerja terutama
dengan variabel kinerja karyawan menunjukkan
adalah kesesuaian tujuan dan pemenuhan
hasil yang signifikan dengan nilai C.R. sebesar kebutuhan karyawan, baru kemudian
3,841 atau C.R. > 2 dengan taraf signifikansi 5%.
kesesuaian budaya dengan kepribadian
Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan karyawan, serta kesesuaian nilai.
komitmen organisasional akan memberikan
pengaruh pada kinerja karyawan. Temuan ini Saran
sesuai dengan penelitian Mackenzie, Podzakoff Dari hasil analisa dan kesimpulan yang
dan Ahearne (1998) yang menyebutkan bahwa ada, peneliti berusaha mengajukan beberapa
komitmen organisasional merupakan masukan atau saran bagi perusahaan untuk
consequence dari in-role performance, namun menciptakan strategi yang cocok guna
demikian komitmen organisasional juga meningkatkan kinerja pada karyawan, khususnya
merupakan antecendent dari extra role yang berkaitan dengan Person-Organization Fit
performance. (P-O Fit) yang mempunyai pengaruh positif
terhadap kepuasan kerja, antara lain:
Vol. 17 No. 1, Maret 2010 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 59
a. Pada waktu melakukan proses rekrutmen Donald, P.M. and Sanjay, K.P. 2007. the Ties
karyawan, perusahaan perlu that Blind: Social Networks Person-
memperhatikan kesesuaian antara calon Organization Fit and Turnover Intention,
karyawan dengan perusahaan tidak hanya SSRN, New York, USA.
kesesuaian dengan pekerjaan saja. Ferdinand, A.T. 2005. Structural Equation
b. Pada waktu melakukan penempatan Modeling Dalam Penelitian Manajemen.
karyawan maupun rolling karyawan Badan Penerbit Universitas Diponegoro
perusahaan tidak hanya Semarang
mempertimbangkan kemampuannya saja
Hair, J. F., Jr., et. al. 2006, Multivariate Data
tetapi juga perlu memperhatikan Analysis with Reading, 4rd Edition,
kesesuain antara karyawan dan bagian
Prentice-Hall International Inc., New
yang akan ditempatinya.
Jersey
Referensi Hackett, R.D., Bycio ,P., & Hausdorf, P.A.,
Autry, C. W., Daugherty, P.J., 2003. Warehouse 1994. Further Assesment of Meyer and
operation employees: linking person- Allens (1991) Three-Component Model of
organization fit, job satisfaction and coping Organizational Commiment. Journal of
response. Journal of Business Logistic, Applied Phsychology. 79 (1):15-23
Vol. 24, 1, 171-197
Judge, T. A., & Bretz, R. D., Jr. 1992. Effects of
Arbuckle, J. L. 1997. Amos Users’ Guide. work values on job choicedecisions.
Version 3.6, Chicago : Smallwaters Journal of Applied Psychology, 77, 261-
Corporation. 271
Benkoff, Birgit. 1997. Ignoring Commitment is Judge, T. A., & Cable, D. M. 1997. Applicant
costly: new approaches establish the personality, organizational culture, and
missing link between commitment and organization attraction. Personnel
performance. Journal of Human Resource. Psychology, 50, 359-393.
Vol. 50 No. 6 Kristof, A. L. 1996. Person-organization fit: an
Bishop, W.J., 2000. Support, Commitment and integrative review of its
Kinerja karyawan in a Team Environment, conceptualizations, measurement, and
Journal of Management, 18 implications. Personnel Psychology 49, 1-
49.
Bowen D. E., Ledford, G. E., & Nathan, B. R.
(1991). Hiring for the organization, not the Locke, E.A. 1976. The Nature and causes of job
job. Academy of Management Executive, 5 satisfaction, in Dunnatte, M.D. (Ed).
(4), 35-49. Handbook of Industrial and Organizational
Psychology, Rand McNally College
Cable, D., & Judge, T. A. 1994. Pay preferences
and job search decisions: a person Publishing Company, Chicago.
organization fit perspective. Personnel Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis
Psychology, 47, 317-348. Organisasional: Konsep dan Aplikasi.
Chatman, J. A. 1989. Improving interactional Badan Penerbit Uniiversitas Diponegoro.
Semarang
organizational research: a model of person-
organization fit. Academy of Management McNeese-Smith, Donna, 1993, Increasing
Review, 14 (3), 333-349 Employee Productivity, Job Satisfaction
Cooper, Donald R. and Schindler, P.S. 2006. and Organizational Commitment, Hospital
& Health Service Administration, Vol.
Business Research Methods. 9 th Edition,
McGraw-Hill, New York. 41:2, Summer, 160-175.
Meyer, J.P., Allen, N.J., & Smith, C.A. 1993.
Commitment to organizations and
60 Sih Darmi Astuti Jurnal Bisnis dan Ekonomi
occupations: extension and test of a three- Tepeci, Mustapha. 2001. The Effect of Personal
component conceptualization. Journal of Values, Organizational Culture, Person
applied Psychology, 78 (4): 538-551. Organization Fit on Individual Outcomes
in Restaurant Industry. A Thesis in Man-
O’Reilly, C. A., Chatman, J. A., & Caldwell,
D.F.1991. People and organizational Environment Relations. The Pennsylvania
State University. The Graduate Schoolof
culture: a profile comparison approach to
assessing person-organization fit. Academy Hotel, Restaurant and Recreation
Management
of Management Journal, 34 (3), 487-516
Tella, A., et al. 2007. Work Motivation, Job
Ostroff, Cheri, 1992. The Realtionship Between
Satisfaction Attitudes and Performance: an Satisfaction, and Organisasional
Commitment of Library Personnel in
Organizational Level Analysis, Journal of
Academic and Research Libraries in Oyo
Applied Psychology, 77 (6), 63-74
State, Nigeria, Library Philosophy and
Shore, L.M., Barkdale, K.S. 1995. Managerial practice, 1-16
Perceptions of employee Commitment to
Turban, D. B., & Keon, T. L. 1993.
the Organization. Academy of
Management Journal. 38 Organizational attractiveness: an
interactionist perspective. Journal of
Socheat, Chea, 2002. Peranan Karakteristik Applied Psychology, 78, 184-193.
Kepribadian terhadap Isu Person-Job Fit
dan Person-Organization Fit dalam Proses Valentine, S., Godkin, L., Lucero, M., 2002.
Ethical Context, Organizational
Seleksi Karyawan, Jurnal Bisnis dan
Manajemen, 2 (2), 134-148 Commitment, and Person-Organization Fit.
Journal of Bussiness Ethics, 41, 349-360