Oleh :
Anisa Syarifah (1601103010036)
Nabila (1601103010055)
Ruri Erina Soeseny (1601103010072)
PENDAHULUAN
Sesuai dengan namanya, sejarah PT Tiga Pilar Sejahtera Food juga dimulai
dari pokok pikiran tiga orang, yaitu Bapak Joko Mogoginta, Bapak Budhi Istanto, dan
Bapak Priyo Hadisutanto (Almarhum) pada tahun 1992. Pada awal pendiriannya,
produk utama Perseroan adalah bihun kering dan mie kering. Kemudian perusahaan
semakin berkembang pesat pada tahun 1995 dan akhirnya membuat Perseroan
membangun pabrik baru di Karanganyar, Jawa Tengah. Pada tahun 2000, Perseroan
berlokasi di Sragen, Jawa Tengah. Pabrik makanan terintegrasi ini, tidak hanya
memproduksi bihun dan mie kering, tetapi juga mie instan, biskuit, dan makanan
ringan. Pada tahun 2003, visi Perseroan untuk menjadi sebuah perusahaan
dan menentukan unit usaha mana yang tidak berjalan secara efisien.
Akuntansi pertanggungjawaban sebenarnya timbul sebagai akibat adanya
penerapannya harus menetapkan atau memberi wewenang secara tegas, karena dari
yang terjadi.
ini bertujuan untuk menentukan peran setiap manajer dalam melaksanakan program
berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi
mereka. Menurut sistem ini, tiap bagian yang ada dalam bagian organisasi dibagi
siapa saja orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas kinerja yang
Pada Pusat pendapatan, output diukur dalam satuan moneter, pada pusat biaya
input yang diukur dalam satuan moneter, pada pusat laba input dan outputnya diukur
dalam satuan moneter dan pada pusat investasi, pengukuran dilakukan pada hubungan
antara laba dan investasi yang digunakan. Setiap jenis pusat pertanggungjawaban
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1.1Stuktur Organisasi
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food telah menyusun struktur organisasi dengan
cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari penggambaran secara jelas pembagian
wewenang dan tanggungjawab untuk untuk tiap tingkatan manajemen dan hubungan
kerja antar bagian-bagian dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi
2.1.2Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food dengan menggunakan
pendekatan top down bertujuan untuk menggetahui jumlah dana yang dibutuhkan
yang akan dilaksanakan dan sebagai alat bantu bagi manajemen dalam mencegah
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food belum melakukan pemisahan biaya terkendali
dan biaya tidak terkendali dengan cukup memadai, tidak ada pemisahan antara biaya
terkendali dan biaya tidak terkendali yang dilakukan pada anggaran yang dibuat PT.
Klasifikasian kode rekening juga telah ditetapkan oleh PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food. Biaya-biaya yang terjadi dicatat untuk setiap tingkat manajemen,
kemudian digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkat manajemen yang
2.1.5Laporan Pertanggungjawaban
Unit-Unit Pusat
Anggaran Realisasi Variansi Keterangan
Pertanggungjawaban
Pusat Pendapatan:
Penerimaan dari pelanggan Favorable
4.706.966 5.410.473 703.507
Penerimaan dari pendapatan bunga Favorable
11.238 13.428 2.190
Penerimaan Pajak Non Favorable
774 - -774
Total Pendapataan Favorable
4.718.978 5.423.901 704.923
Pusat Beban:
Beban penjualan Favorable
(4.099.240) (4.737.175) 637.935
Pendapatan lainnya Non Favorable
40.307 8.455 (31.850)
Beban lain-lain Favorable
(7.702) (2.942) 4.760
Total Beban Favorable
(4.066.635) (4.731.662) 610.845
Pusat Investasi:
Penarikan investasi jangka pendek Non Favorable
(14.450) - (14.450)
Penerimaan dividen kas
- - -
Hasil dari penjualan saham Favorable
110,57 100,49 10,08
Total Investasi Non Favorable
(1.334,43) 100,49 (14.439,92)
Pusat Laba: Favorable
377.911 373.750 4.161
Tabel Laporan Pertanggungjawaban 2016
Unit-Unit Pusat
Anggaran Realisasi Varians Keterangan
Pertanggungjawaban
Pusat Pendapatan:
Penerimaan dari pelanggan 5.410.473 6.041.521 6.041.521 Favorable
Penerimaan dari pendapatan bunga 13.428 14.976 1.548 Favorable
Penerimaan Pajak - - -
Total Pendapataan 5.423.901 6.056.497 6.043.069 Favorable
Pusat Beban:
Beban penjualan (4.737.175) (4.862.377) 125.202 Favorable
Pendapatan lainnya 8.455 295.490 287.035 Favorable
Beban lain-lain (2.942) (29.512) 26.570 Favorable
Total Beban (4.731.662) (4.596.399) 438.807 Favorable
Pusat Investasi:
Penarikan investasi jangka pendek - (405.400) (405.400) Non Favorable
Penerimaan dividen kas - - -
Hasil dari penjualan saham 100,49 184,39 7,9 Favorable
Total Investasi 100,49 (405.215,61) (405.392,1) Non Favorable
Unit-Unit Pusat
Anggaran Realisasi Varians Keterangan
Pertanggungjawaban
Pusat Pendapatan:
Penerimaan dari pelanggan 6.041.521 5.051.839 (989.682) Non Favorable
Penerimaan dari pendapatan bunga 14.976 20.258 5.282 Favorable
Total Pendapataan 6.056.497 5.072.097 (984.400) Non Favorable
Pusat Beban:
Beban penjualan (4.862.377) (4.294.396) (567.981) Non Favorable
Pendapatan lainnya 295.490 56.238 (239.252) Non Favorable
Beban lain-lain (29.512) (314.482) 284.970 Favorable
Total Beban (4.596.399) (4.552.640) (522.263) Non Favorable
Pusat Investasi:
Penarikan investasi jangka pendek (405.400) 200.400 (205.000) Non Favorable
Penerimaan dividen kas - - -
Hasil dari penjualan saham 184,39 (171,47) (355,86) Non Favorable
Total Investasi (405.215,61) 200.228,53 (205.355,86) Non Favorable
Pusat Laba: 706.681 (859.521) (1.566.202) Non Favorable
yang merupakan hal penting bagi perusahaan sebagai proses perencanaan dan
realisasinya.
Pada standar pengukuran kinerja, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food sudah
perbandingan antara biaya realisasi dengan biaya anggaran yang terdapat pada
laporan pertanggungjawaban.
3. Pengukuran Kinerja Manajer Pusat Pertanggungjawaban
tiga kriteria yang digunakan yaitu efisiensi, efektivitas, dan ekonomis. Manajer
tolak ukur keuangan tetapi juga melalui tolak ukur nonkeuangan yang digunakan
Pilar Sejahtera Food menggunakan Key Performance Indicator (PKI) setiap enam
bulan sekali. Hasil penilaian tersebut akan mempengaruhi karier yang dilalui. Dan
manajer juga diberikan hukuman atas penyimpangan yang dilakukan baik dalam
laporan tersebut terdapat biaya-biaya yang terbagi dalam empat pusat yaitu pusat
pendapatan, pusat beban, pusat investasi, dan pusat laba. Pada karakteristik