D5 - Skenario 4
D5 - Skenario 4
PENGATURAN PANAS
D5
Kenny wongkar 102019034
Jessica Lauw 102019115
Dyah Ayu Adella Putri 102019009
Byanca Lauwardi 102019061
Arya Neill 102019112
Dwi Vernia S Paranna 102016221
Jessica Angela Tungadi 102019037
Alfanda H. Mamuaja 102019016
Abstrak
Dalam kehidupan sehari-hari, makhluk hidup pasti melakukan aktifitas. Aktifitas pada makhluk
hidup, khususnya yang merupakan kingdom animalia, dilakukan oleh otot dan syaraf yang
nantinya akan menghasilkan suatu gerakan. Gerakan-gerakan pada otot manusia memerlukan
suatu sumber energi yang dinamakan dengan ATP (Adenosine Tri-Phosphate). ATP dibentuk
dalam tubuh melalui berbagai mekanisme yang nantinya akan dikelompokan menjadi aerob dan
anaerob. Akibat dari aktivitas pada otot ini, tubuh menghasilkan energi panas. Energi panas pada
tubuh ini akan dideteksi oleh reseptor pendeteksi suhu yang tersebar pada tubuh manusia. Yang
kemudian akan mengirim informasi suhu kepada hipothalamus di otak. Setelah mencapai
hipothalamus, barulah suhu tubuh akan diregulasi. Apakah panas tubuh harus ditingkatkan atau
dilepaskan. Mekanisme ini sering disebut sebagai mekanisme thermoregulasi. Sedangkan
mekanisme pembentukan panas sering disebut sebagai mekanisme thermogenesis.
Kata kunci: Hipothalamus, Pembentukan ATP, Thermogenesis, Thermoregulasi
Abstact
In daily life, living things are sure to carry out activities. Activities in living things, especially
those in the animal kingdom, are carried out by muscles and nerves which will cause a
movement. The movements in human muscles require an energy source called ATP (Adenosine
Tri-Phosphate). ATP is formed in the body through various mechanisms which will later be
classified into aerobic and anaerobic. As a result of the activity on these muscles, the body
produces heat energy. The heat energy in the body will be detected by temperature-sensing
receptors that are spread throughout the human body. Which then sends temperature
information to the hypothalamus in the brain. After reaching the hypothalamus, then body
temperature will be regulated. Whether body heat should be increased or released. This
mechanism is called the thermoregulation mechanism. While the heat generation mechanism is
called the thermogenesis mechanism.
Sehari-hari, tubuh kita pasti melakukan suatu gerakan. Gerakan pada tubuh dikerjakan sebagian
besar oleh otot. Otot pada tubuh kita memerlukan “bahan bakar” untuk melakukan suatu
gerakan. Substansi pada tubuh yang kita sebut sebagai “bahan bakar” itu merupakan ATP. ATP
dihasilkan oleh tubuh dengan dua mekanisme utama. Mekanisme Aerob dan mekanisme
Anaerob. Setelah ATP terbentuk dan digunakan, suhu tubuh akan naik. Kenaikan suhu tubuh ini
akan dideteksi oleh thermoreseptor pada tubuh yang kemudian akan mengirimkan informasi
suhu ke pusat pengaturan suhu tubuh pada hipothalamus. Kemudian hipothalamus akan
menentukan langkah berikutnya. Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai pusat
pengaturan suhu pada tubuh, dan juga bagaimana mekanisme penghasilan dan pengaturan suhu
tubuh berlangsung.
Skenario
Seorang mahasiswa berusia 18 tahun merasakan badannya terasa hangat dan lapar setelah
berenang bersama temannya di waterboom selama 2 jam. Walau makannya lebih banyak
dibanding teman sebayanya, ia tetap tidak lebih gemuk dibanding teman sebayanya.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang didapatkan dari skenario ini adalah bahwa seorang mahasiswa
yang berusia 18 tahun merasa badannya terasa hangat dan lapar walaupun ia makan lebih
banyak daripada teman sebayanya.
Hipotesis
Hipotesis yang dapat diambil dari rumusan masalah yang ada diatas adalah bahwa atp
yang dibentuk oleh tubuh digunakan untuk aktivitas anak tersebut (Thermogenesis) dan
pengaturan suhu oleh hipotalamus terganggu.
Isi
ATP merukan salah-satu bahan bakar pada tubuh yang nantinya akan dirombak dan
menghasilkan energi. Perombakan energi ini kemudian akan menghasilkan panas yang jika
berlebih dapat mengakibatkan kerusakan beberapa sel tubuh. Karena hal itu, maka perubahan
panas dalam tubuh harus diatur sehingga panas tubuh menjadi stabil. Suhu tubuh akan diregulasi
oleh pusat pengaturan suhu yang terdapat di otak, lebih spesifiknya pada bagian hipothalamus.
Pada sub-bab ini kita akan memantau secara lebih lanjut tentang pengaturan dan penghasilan
suhu pada tubuh.
Hipothalamus
Hipothalamus merupakan suatu bagian kecil dari otak yang diyakini mengatur banyak
regulasi yang terjadi pada tubuh kita. Salah satu mekanismenya adalah mekanisme
pengaturan suhu oleh hipothalamus yang akan kita bahas lebih lanjut pada mekalah ini.
Hipothalamus merupakan bagian diensephalon. Diensephalon sendiri terletak pada
bagian yang tertutup oleh hemisfer cerebri.1 Hipothalamus bersama dengan thalamus
akan membentuk bagian diencephalon. Hipothalamus terdiri dari banyak nukleus yang
berfungsi sebagai pusat pengaturan banyak metabolisme tubuh. Nukleus-nukleus yang
terdapat pada nukleus antara lain adalah:
Radiasi
Konduksi
Konveksi
Evaporasi
Thermoregulasi
Berkeringat
Menggigil
BMR
Laju metabolik merupakan laju pemakaian energi oleh tubuh selama kerja eksternal dan
internal. Laju metabolik dapat bervariasi karena jumlah panas yang diproduksi bervariasi
bergantung pada beragam faktor, seperti olahraga, rasa cemas, menggigil dan asupan
makanan. Berbagai tingkat aktivitas fisik secara mencolok mengubah pengeluaran energi
dan produksi panas. Oleh karena itu, laju metabolik seseorang ditentukan di bawah
kondisi basal terstandardisasi yang diciptakan untuk mengontrol sebanyak mungkin
variabel yang dapat mengubah laju metabolik.5,6
Laju metabolik basal (BMR) adalah cerminan laju pengeluaran energi internal minimal
pada keadaan sadar. BMR diukur di bawah kondisi khusus yang antara lain adalah orang
yang bersangkutan harus beristirahat secara fisik, tidak melakukan olahraga paling sedikit
30 menit untuk menghilangkan kontribusi kontraksi otot pada produksi panas, orang yang
bersangkutan harus beristirahat secara mental untuk memperkecil tonus otot rangka dan
mencegah peningkatan epinefrin, hormon yang dikeluarkan sebagai respons terhadap
stress yang dapat meingkatkan laju metabolik. Pengukuran harus dilakukan pada suhu
kamar yang nyaman, sehingga yang bersangkutan tidak menggigil. Orang yang
bersangkutan tidak boleh makan dalam 12 jam sebelum pengukuran BMR untuk
menghindari peningkatan laju metabolik karena asupan makanan.5,6
BMR dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Pada kalorimetri langsung, yang
bersangkutan duduk di dalam suatu kamar berinsulasi dengan air mengalir mengelilingi
dinding. Perbedaan suhu air yang masuk dan keluar kamar mencerminkan jumlah panas
yang dibebaskan oleh yang bersangkutan dan diserap oleh air sewaktu air mengalir
melewati kamar. Sedangkan pada kalorimetri tak langsung, hanya penyerapan oksigen
per satuan waktu yang diukur, yang merupakan tugas sederhana dengan peralatan
minimal.6
Salah satu cara menentukan BMR adalah dengan menggunakan rumus Read,
yaitu
Setelah ditentukan di bawah kondisi basal, laju produksi panas perlu dibandingkan
dengan nilai normal untuk orang dengan jenis kelamin, usia, berat, dan tinggi yang sama,
karena faktor-faktor ini mempengaruhi laju pengeluaran energi basal. BMR pada wanita
lebih rendah dibanding pria karena dengan berat badan yang sama, wanita biasanya
memiliki jaringan adiposa yang lebih banyak yang secara metaboilis kurang aktif
dibanding dengan jaringan non-adiposa. BMR juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan,
dimana BMR akan sedikit meningkat pada cuaca yang dingin. Hubungan BMR dan suhu
tubuh adalah setiap suhu tubuh meningkat 10C, maka BMR akan meningkat sebanyak
13%-14%. Sekresi berlebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) dan epinefrin juga
mempengaruhi BMR, menyebabkan peningkatan BMR, dan sebaliknya sekresi tiroid
yang kurang (hipotiroidisme) menyebabkan penurunan BMR.6
BMR juga meningkat selama kehamilan dan menyusui. Anak yang sedang tumbuh
memiliki BMR per kilogram berat badan yang lebih besar dari orang dewasa karena
proporsi otak, otot dan jaringan metabolik lainnya lebih besar. Sedangkan pada orang tua
BMR menurun karena jaringan metabolik aktifnya berkurang dan lemak tubuh
bertambah.
Penutup
Tubuh kita dengan berbagai metabolisme mengatur suhu tubuh agar suhu tubuh berada pada
ambang batas. Salah satunya adalah dengan proses thermoregulasi, yaitu hipothalamus memberi
sinyal pada saraf simpatis dan parasimpatis agar melakukan aktifitas seperti meningkatkan tonus
otot, melakukan vasokonstriksi dan vasodilatasi. Pada skenario, panas yang dirasakan oleh anak
tersebut merupakan panas yang dihasilkan dari pembentukan panas oleh metabolisme jaringan
lemak cokelat.
Daftar Pustaka
1. You H. NETTER :
2. افصحی مم, محبی ع,ستاری ح. No Title شبیه سازی فرآیند ذوب مواد تغییر فاز دهنده جهت ذخیره انرژی به
دومین کنفرانس بین المللی رویکرد نوین در نگهداشت انرژی.کمک دینامیک سیاالت محاسباتی.
4. Mescher AL. Junqueira’s Basic histology book & atlas 12th. 2012. 5–452 p.
5. Sherwood_s_Introduction_to_Human_Physiology_8th_Ed.pdf.