Anda di halaman 1dari 24

DEPARTEMEN ILMU ANESTESI, PERAWATAN TRANSLATE TEXTBOOK

INTENSIF DAN MANAJEMEN NYERI DESEMBER 2019

PEDOMAN SINGKAT ANALGETIK PASCAOPERASI


PADA ANAK

OLEH:
Sri Rahma Dani
C014172024

RESIDEN PEMBIMBING:
dr. A. Wija Pangeran

SUPERVISOR PEMBIMBING :
Prof. Dr. dr. Muh. Ramli Ahmad, Sp.An-KAP-KMN

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ILMU ANESTESI, PERAWATAN INTENSIF DAN
MANAJEMEN NYERI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Sri Rahma Dani


NIM : C014172024
Judul : Pedoman Singkat Analgetik Pascaoperasi pada Anak

Telah menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik Departemen Ilmu Anestesi,


Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas
Hasanuddin.

Makassar, Desember 2019

Supervisor Pembimbing Residen Pembimbing

Prof. Dr. dr. Muh. Ramli Ahmad, Sp.A-KAP-KMN dr. A. Wija Pangeran
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini, menerangkan bahwa Textbook Reading dengan


judul ” Brief Guideline for the Postoperative Analgesia in Children” yang
disusun oleh:

Nama : Sri Rahma Dani

NIM : C014172024

Asal Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Telah diperiksa dan dikoreksi, untuk selanjutnya dibawakan sebagai tugas pada
Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin pada waktu yang telah ditentukan.

Makassar, Desember 2019

Konsulen Pembimbing Residen Pembimbing

Prof. Dr. dr. Muh. Ramli Ahmad, Sp.An-KAP-KMN dr. A.Wija Pangeran

Mengetahui,
Kordinator Pendidikan Mahasiswa
Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin

dr. Haizah Nurdin, Sp.An-KIC


BAB 30

Pedoman Singkat Analgetik Pasca Operasi pada Anak

30.1 Penilaian nyeri pada anak

30.1.1 Penilaian diri

Penilaian diri merupakan standar baku untuk menilai derajat nyeri dan
diterapkan sama seperti orang dewasa untuk anak di atas 8 tahun.

1) Visual Analogue Scale (VAS)


2) Numerical Rating Scale (NRS)

Skala bervariasi dari 0 hingga 10 menandakan derajat nyeri yang berbeda.


Nilai 0 berarti tidak nyeri, nilai 10 berarti nyeri paling berat, nilai kurang dari 4
berarti nyeri ringan, nilai 4-7 adalah nyeri sedang dan nilai lebih dari 7 adalah
nyeri berat.

30.1.2 Penilaian ekspresi wajah

1) Wong-Baker Rating Scale (FACES)

Skala ini digunakan pada anak berumur 3 hingga 18 tahun, dan juga cocok untuk
anak dengan masalah komunikasi. Nilainya memiliki rentang dari 0 hingga 10.
2) Skor ekspresi wajah modifikasi Bieri

Skor ini digunakan untuk anak umur 4 hingga 12 tahun. Nilainya memiliki
rentang dari 0 hingga 10.

30.1.3 Skor perilaku

1) Skor CRIES

Menilai tangisan, napas, sirkulasi, ekspresi wajah dan tidur. Digunakan


pada bayi dan neonatus. Nilainya memiliki rentang dari 0 hingga 10.

Tabel 30 – 1 Skala penilaian skor CRIES

0 1 2

Menangis Tidak Menangis keras dengan Susah untuk ditenangkan


nada tinggi

Membutuhkan oksigen
(SPO2>95%) Tidak Konsentrasi Konsentrasi
oksigen < 30%
Kenaikan tanda-tanda HR dan HR dan BP lebih tinggi HR dan BP lebih tinggi
vital BP < atau = dari level sebelum operasi dari level sebelum operasi
level sebelum < 20% l< 20%
operasi

Ekspresi Tidak ada Kesakitan Sangat kesakitan


perubahan atau mengerang

Tidak bisa tidur Tidak ada Sering terbangun Selalu terbangun


2) Skor FLACC (Face, Legs, Activity, Crying, Consolable)

Digunakan pada anak berumur 1 hingga 18 tahun. Nilainya bervariasi


antara 0 hingga 10.

Tabel 30 – 2 Skala penilaian skor FLACC

0 1 2

Kadang terlihat kesakitan,


Sering atau terus
Tersenyum atau mengerutkan kening, menerus merapatkan
Wajah tidak ada ekspresi tidak mau untuk rahang dan gemetar
spesial berkomunikasi

Santai atau dalam Gelisah, gugup, dalam Menendang atau menyeret


Kaki postur normal. keadaan yang tidak kaki
posisi yang tidak nyaman

Berbaring tenang, Berputar, berbalik, Badan kejang dan kaku


Aktivitas posisi normal, gelisah menyerupai busur
atau gerakan santai

Tangisan Tidak menangis. Merintih, menagis terisak, Selalu menangis,


(sadar atau tidur) terkadang mengeluh menjerit, sering
kesakitan mengeluh kesakitan

Bisa ditenangkan dengan Susah untuk


Kenyamanan Merasa nyaman, sesekali dibelai, ditenangkan
rileks dipeluk dan kata-kata

30.1.4 Penilaian fisiologis

Parameter penilaian yaitu : denyut jantung, pernapasan, tekanan darah,


variasi denyut jantung, perubahan kortisol dan aktivitas kritis yang ditimbulkan.
Namun, parameter tersebut sangat dipengaruhi oleh etiologinya. Pada penilaian
nyeri, indikator fisiologis harus dikombinasikan dengan metode evaluasi lainnya.

30.1.5 Pemberitahuan :

1) Tahapan umur yang berbeda menggunakan metode evaluasi yang


berbeda akan menjamin penilaian yang akurat
2) Kombinasi dari evaluasi yang beragam akan meningkatkan keakuratan
dari penilaian nyeri.
3) Dibutuhkan komunikasi dengan anak, orang tua atau penjaga anak
serta kerabat yang akan memberikan manajemen nyeri. Jika diizinkan,
penilaian diri anak harus dilakukan terlebih dahulu dalam penilaian
nyeri.
4) Penilaian harus dilakukan secara teratur dengan pencatatan. Evaluasi
dari keefektifan dan efek samping harus dilakukan setelah perawatan.
5) Skor nyeri tidak dapat menjadi satu-satunya petunjuk dalam
penggunaan obat analgetik.

30.2 Penanganan nyeri pasca operasi pada anak.

30.2.1 Penggunaan obat analgetik

1) Obat anestetik lokal


I. Bupivacaine, Levobupivacaine dan Ropivacaine adalah obat yang sering
digunakan untuk anestetik lokal, yang mana rekomendasi konsentrasi dan
dosis maksimal dapat dilihat di Tabel 30-3.

Tabel 30 – 3 Rekomendasi dosis maksimum untul Bupivakain,


Levobupivakain and Ropivakain

Dosis maksimum Konsentrasi Dosis maksimum


dalam injeksi tunggal pada umumnya injeksi kontinu
post-operatif (blok regional)

Bayi 2 mg/kg 0.0625% - 0.15% 0.2 mg . kg-1 . h-1


Anak 2.5 mg/kg 0.15% - 0.25% 0.4 mg . kg-1 . h-1

II. Penggunaan obat anestetik lokal.


a) Infiltrasi lokal : agen anestetik lokal jangka panjang diinjeksi
subkutan untuk menginfiltrasi.
b) Blok saraf tepi : cocok untuk analgetik pasca operasi yang berada
pada area trunkus ata pleksus tertentu.
c) Blok epidural : infus epidural berkelanjutan melalui kateter.

Anestetik lokal dikombinasikan dengan opioid tidak hanya


memiliki efek sinergis dengan analgetik, tetapi juga mengurangi efek
samping dari kedua obat. Lihat Tabel 30-4.

Tabel 30 – 4 Formulasi farmasi anestesi lokal dan opioid dalam anastesi epidural
yang dikendalikan oleh pasien (PCEA)

Ropivakain
0.1% - 0.2% Sufentanil 0.5 μ
Bupivakain g / ml atau
Anastesi Lokal/ 0.1% - 0.125% Fentanil 2 μg / ml
Opioid Levobupivakain atau
0.1% - 0.2% Morfin 10 μg / ml
Chloroprokain
0.8% - 1.4%
Dosis awal 0.1 ml / kg - 0.3 ml / kg
Dosis pemeliharaan
.
Skema PCEA 0.1 mg kg-1 .
h-1 -0.3 mg .
kg-1 .
h-1
Dosis bolus 0.1 ml / kg - 0.3 ml / kg
Waktu penguncian 20 menit – 30 menit

2) Obat opioid dan tramadol


Efektifitas dan dosis bolus atau infus berkelanjutan dapat dilihat
pada Tabel 30-5.
Dosis dari patient-controlled intravenous analgesia (PCIA) untuk
anak dapat dilihat pada tabel 30-6.

Tabel 30 – 5 Efikasi dan dosis bolus atau infus kontinu

Obat Rasio potentsi Cara Dosis Tunggal Infus kontinu


terhadap morfin pemberian ( μg / kg ) intravena
( μg / (kg . jam) )

Morfin 1 Oral 200 – 400 10 - 40


Intravena. 15 - 50

Tramadol 0.1 Oral 1000 - 2000 100 - 400


Intrvena

Kodein 0.1 – 0.12 Oral 500 - 1000


Intravena

Hidromorfon. 5 Oral 40 - 80 2-8

Fentanil 50 - 100 Intravena 0.5 - 1 0.1 – 0.2

Sufentanil 700 - 1000 Intravena. 0.05 – 0.1 0.02 – 0.05


Tabel 30 – 6 Rekomendasi Skema PCIA untuk anak-anak

Obat Dosis awal. Dosis bolus Waktu penguncian Infus kontinu


( μg / kg ) tunggal ( μg / kg ) ( menit) background
( μg / (kg . jam ) )

Morfin 50 10 – 20 5 – 15 0-4

Fentanil 0.5 0.1 – 0.2 5 – 10 0.3 – 0.8

Sufentanil 0.05 0.01 – 0.02 5 – 10 0.02 – 0.05

Tramadol 500 100 - 200 0.5 - 10 100 - 400

3) Obat anti inflamasi non steroid (NSAIDS)


NSAIDS merupakan obat yang efektif untuk menangani nyeri yang
ringan hingga sedang. Efek analgetik dari kombinasi antara NSAID dan
asetaminofen lebih baik daripada obat tunggal, lihat Tabel 30-7.

Tabel 30 – 7 Rekomendasi dosis NSAIDS yang digunakan pada anak-anak

NSAID Dosis Waktu selang Dosis maksimal Umur yang


( mg / kg . oral ) ( jam ) untuk satu hari cocok
( mg / ( kg . jam) )

Ibuprofen 5 – 10 6–8 30 > 3 bulan

Diklofenak 1 8 3 > 6 bulan

Celexoxib 1.5 – 3 12 6 > 1 tahun


Dari semua NSAID yang digunakan sekarang, Ibuprofen memiliki
efek samping yang paling sedikit dan yang terbukti paling aman, diikuti
oleh celecoxib dan diklofenak. Sebagai tambahan, Flurbiprofen Axetil dan
Parecoxib Sodium juga dilaporkan penggunaannya dalam analgetik pasca
operasi pada anak
Kemungkinan efek samping dan perhatian untuk NSAIDS :
(1) Dilarang penggunaannya pada anak yang menderita penyakit
perdarahan dan dalam terapi antikoagulan.
(2) NSAIDS tidak bisa dikombinasikan dengan obat nefrotoksik.
(3) NSAIDS dapat mengakibatkan iritasi lambung dan perdarahan
saluran cerna.
(4) Riwayat penggunaan NSAIDS pada anak dengan asma harus
hati-hati. NSAIDS dikontraindikasikan pada anak dengan asma
berat.
(5) Tidak untuk bayi baru lahir. Tidak untuk penggunaan jangka
waktu lama pada anak.
(6) Dilarang digunakan pada anak yang alergi NSAIDS atau dengan
gagal hati. Hati-hati penggunaannya pada anak dengan eksim
berat dan alergi.

4) Asetaminofen
Asetaminofen adalah obat dasar untuk semua jenis nyeri pasca operasi.
Toksisitas hepar mungkin dapat muncul pada penggunaan yang melebihi
dosis maksimal harian. Utamanya, pada anak dengan malnutrisi dan
dehidrasi dapat mengakibatkan akumulasi obat. Acetyl cysteine dan
methionine dapat mengisi kembali glutation tubuh sehingga dapat
digunakan untuk penanganan toksisitas asetaminofen. Dosis asetaminofen
oral dan rektal ada pada Tabel 30-8, injeksi intravena pada Tabel 30-9.

Tabel 30 – 8 Rekomendasi dosis untuk administrasi asetaminofen secara oral dan


rektal
Umur Cara Dosis Dosis Waktu Dosis maksimal
pemberian awal perawatan ( mg / selang untuk satu hari
(mg/ kg ) kg ) (jam) ( mg / kg )

28 – 32 Oral 20 10 – 15 8 – 12 30
minggu* Rektal 20 15 12 30
32 – 52 Oral 20 10 – 15 6–8 60
minggu* Rektal 30 20 8 60
Lebih besar Oral 20 15 4 90
dari 3 bulan Rektal 40 20 6 90

*melambangkan minggu gestasi

Tabel 30 – 9 Rekomendasi dosis asetaminofen untuk administrasi secara intravena

Berat Badan ( kg ) Dosis Tunggal ( mg / kg ) Waktu Selang (jam) Dosis maksimal untuk satu hari
( mg / kg )

<5 7.5 4–6 30


5 – 10 7.5 4–6 30
> 50 15 4–6 60

30.2.2 Terapi selain obat

Sebagai tambahan dari yang telah disebutkan sebelumnya, dukungan


emosional, kenyamanan spiritual, intervensi psikologis dan penanganan selain
obat lainnya juga memiliki efek terapeutik yang baik. Penanganan yang efektif
untuk anak salah satunya yaitu hipnotis distraksi. Larutan sukrosa dianggap
merupakan metode obat non-analgetik yang paling penting pada periode neonatus.
Konsentrasi dari larutan sukrosa berkisar antara 12%-24%, dan efeknya dapat
diamati dalam 2 menit setelah pemberian oral 0,05-2 ml. Batas atas untuk
kapasitasnya ditentukan dengan usia kehamilan : 27-31 minggu : 0,5 ml; 32
hingga 36 minggu 1 ml; lebih dari 37 minggu : 2 ml.

Terapi selain selain obat yang sering digunakan diantaranya : 1. intervensi


perilaku; 2. intervensi kognitif : mengganti mode pemikiran relatif dari kecemasan
dan nyeri dengan sikap positif; 3. Distraksi, seperti menghitung angka,
mendengarkan musik, bermain permainan, mendiskusikan topik yang tidak
berkaitan dengan nyeri atau operasi medis dll; 4. Hipnosis; 5. Persiapan dan
adaptasi psikologis.

30.2.3 Analgetik multi-mode

Analgetik multi-mode juga dikenal sebagai analgetik seimbang. Kombinasi


dari obat dengan jalur nyeri yang berbeda digunakan untuk mendapatkan efek
terapi terbaik dan mengurangi insidensi dari efek samping. Analgetik multimodal
perioperatif dianggap sebagai jalur cepat untuk rehabilitasi yang efektif.

Analgetik multimodal yang sering digunakan pada anak diantaranya : 1.


Kombinasi antara NSAID dan obat lain seperti opioid; 2. Kombinasi anestetik
lokal dan opioid atau analgetik lainnya; 3 Kombinasi dari obat sistem sarraf
perifer dan sentral; 4. Kombinasi dari metode analgetik yang berbeda; 5.
Kombinasi analgetik preemptive dan analgetik pascaoperatif.

30.3 Kesimpulan

Analgetik pasca operasi pada anak harus berdasarkan umur, tipe operasi dan
kondisi klinis dan efek dari penanganan harus dievaluasi dengan penilaian nyeri.
Efek samping yang diakibatkan oleh obat analgetik harus dimonitor. Dan yang
lebih ditekankan lagi adalah penerapan dari skema analgetik yang aman, efektif
dan terkhusus untuk masing-masing individu.
Penanggung jawab : Yunxia Zuo

Penulis : Yunxia Zuo

Staf yang berpartisipasi : Yingwei Wang, Yunxia Zuo, Huaiqing Du, Shiyang Li,
Qingquan Lian, Xinmin Wu, Jianmin Zhang, Yu Chen
30. Brief Guideline for the Postoperative Analgesia in Children

30.1 Pain assessment in children

30.1.1 Self-assessment

Sel-assessment is the gold standard to assess the degree of pain, and


applied as same as adult for children over 8 years old.

1) Visual Analogue Scale (VAS)


2) Numerical Rating Scale (NRS)

Digital scale from 0 to 10 indicate different degree of pain intensity levels.


Score 0 means painless, score 10 means the most severe pain, less than 4 means
mild pain, 4 to 7 means moderate pain, and more than 7 means severe pain.

30.1.2 Facial expression evaluation

1) Wong-Baker Rating Scale (FACES)

This scale applies to children from 3 to 18 years, and is also suitable for
instants or children with communication problems. The score is from 0 to 10
point.
2) Bieri modified facial expression scoring

It applies to children from 4 to 12 years. The score is from 0 to 10 point.

30.1.3 Behavioral scoring

1) CRIES scoring

Assessed by crying, breathing, circulation, facial expression, and sleeping,


it applies to babies and infants. The score is from 0 to 10 point.

Tabel 30 – 1 CRIES scoring rating scales

0 1 2

Crying No Cry loudly with higth Hardly to be consoled


tone

Requires O2 saturation
(SPO2>95%) No Oxygen Oxygen
concentration < 30%

Increased vital signs HR and HR and BP are higher HR and BP are higher
BP < or = than preoperative than preoperative
preoperative level < 20% level < 20%
level

Expression No special Painful expression Extremely painful


expression / moaning

Sleeplessness No Often awake Always awake


2) FLACC (Face, Legs, Activity, Crying, Consolable) scoring

It applies to children from 1 to 18 years. The score is from 0 to 10 point.

Tabel 30 – 2 FLACC scoring rating scales

0 1 2

Occasinally appear in
Frequent or
Smile or no the expression of pain, persistently jaw
Face special expression frowning, unwilling to clenching and
communicate trembling

Relax or maintain Uneasy, nervous, remain Kick or drag the leg


Leg a normal posture in an uncomfortable
position

Lying quiet, Twisting, toss and turn, Body spasm into a


Activity normal position, nervous bow, body stiff
or relaxing move

Cry Don’t cry ( awake Groaning, sobbing, Always crying,


or sleeping ) occasionally screaming, often
complain pain complain pain

Can be consoled by Difficult to be


Consolability Satisfied, relax occasional caressing, consoled
hugging and words

30.1.4 Physiological assessment

The assessment parameters include heart rate, breathing, blood pressure,


heart rate variability, cortisol changes and cirtical evoked activity, etc. But these
parameters are largely affected by ethology. In pain assessment, physiological
indicators must be combined with other evaluation methods.

30.1.5 Notifications :

1) Different age stage using different evaluation methods is the guarantee


for accurate assessment.
2) Combination of diverse evaluation methods will improve the accuracy
of pain assessment.
3) It’s necessary to communicate with the child, parents or guardians and
the relevant person who carry out the analgesia management. If
permitted, children’s self assessment should be the first choice of pain
assessment.
4) Assessment should be done regularly with recording. Evaluation of
the effectiveness and adverse reactions should be done after each
treatment.
5) The scoring of pain cannot be the sole guide to the analgesic drugs.

30.2 Postoperative pain treatment for children

30.2.1 Application fo analgesic drugs

1) Local anesthetic drugs


I. Bupivacaine, Levobupivacaine and Ropivacaine are the commonly used
local ansethetic drugs, of which the recommended concentration adn
maximum dosage can be seen in Table 30-3.

Tabel 30 – 3 Recommended maximum dosage of Bupivacaine,


Levobupivacaine and Ropivacaine

The maximum dose Common Maximum dose of


of single injection concentration postoperative continuous
infusion ( regional block )

Infants 2 mg/kg 0.0625% - 0.15% 0.2 mg . kg-1 . h-1

Children 2.5 mg/kg 0.15% - 0.25% 0.4 mg . kg-1 . h-1

II. Application of local anesthetic drugs.


a) Local infiltration : Long-term local anesthetic agents subcutaneous
injection of the incision to infiltrate.
b) Peripheral nerve block : Suitable for postoperative analgesia in the
corresponding area of certain nerve plexus or trunk
c) Epidural block : Epidural infusion continuously via catheter.

Local anesthetics combined with opioids can not only reach the synergistic
effect of analgesic, but also reduce the side effects of both drugs, see Table
30-4

Tabel 30 – 4 Pharmaceutical formulation of local anesthetics and

opioids in patient-controlled epidural analgesia ( PCEA )

Ropivacaine
0.1% - 0.2% Sufentanil 0.5 μ
Bupivacaine g / ml or
Local anesthetics/ 0.1% - 0.125% Fentanyl 2 μg / ml
Opioids Levobupivacaine or
0.1% - 0.2% Morphine 10 μg / ml
Chloroprocaine
0.8% - 1.4%

Initial dose 0.1 ml / kg - 0.3 ml / kg


Maintain dose
PCEA scheme 0.1 mg . kg-1 . h-1 -0.3 mg . kg-1 . h-1
Bolus dose 0.1 ml / kg - 0.3 ml / kg
Lockout time 20 min – 30 min

2) Opioid drugs and tramadol


Efficacy and dosage of bolus or continuous infusion can be seen in
Table 30-5.
Dosage of patient-controlled intravenous analgesia (PCIA) for
children can be seen in Table 30-6.
Tabel 30 – 5 Efficacy and dosage of bolus or continuous infusion

Drugs Potency ratio Way of Single dosage Continuous


to morphine administration ( μg / kg ) intravenous infusion
( μg / (kg . h ) )

Morphine 1 Oral 200 – 400 10 - 40


Intravenous 15 - 50

Tramadol 0.1 Oral 1000 - 2000 100 - 400


Intravenous

Codeine 0.1 – 0.12 Oral 500 - 1000


Intravenous

Hydromorphone 5 Oral 40 - 80 2-8

Fentanyl 50 - 100 Intravenous 0.5 - 1 0.1 – 0.2

Sufentanil 700 - 1000 Intravenous 0.05 – 0.1 0.02 – 0.05

Tabel 30 – 6 Recommended Scheme for PCIA in children

Drugs Loading dose Single bolus Lockout time Continuous


( μg / kg ) dose ( μg / kg ) ( min ) background
infusion
( μg / (kg . h ) )

Morphine 50 10 – 20 5 – 15 0-4

Fentanil 0.5 0.1 – 0.2 5 – 10 0.3 – 0.8

Sufentanyl 0.05 0.01 – 0.02 5 – 10 0.02 – 0.05

Tramadol 500 100 - 200 0.5 - 10 100 - 400


3) Non-steroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAIDS)
NSAIDS are effective drugs for treating mild to moderate pain. The
analgesic effect of combined NSAIDS with acetaminophen is better than
any single agent, see Table 30-7.

Tabel 30 – 7 Recommended dosage of NSAIDS used in children

NSAID Dosage Interval time Maximal dose Suitable age


( mg / kg . oral ) (h) for single day
( mg / ( kg . h ) )

Ibuprofen 5 – 10 6–8 30 > 3 month

Diclofenac 1 8 3 > 6 month

Celexoxib 1.5 – 3 12 6 > 1 years

In all NSAIDS being used now, Ibuprofen has the least adverse
reactions and most safety evidence, followed by Celecovib and
Diclofenac. In addition, Flurbiprofen Axetil and Parecoxib Sodium also
have the reports for clinical use of postoperative analgesia in children.
Possible adverse reactions and notificatons of NSAIDS :
(1) Forbidden in children hemorrhagic disease and receiving
anticoagulant therapy.
(2) NSAIDS cannot be combined with nephrotoxic drug.
(3) NSAIDS can cause stomatch irritation and digestive bleeding.
(4) History of NSAIDS treatment in asthma children must be
cautiously noted. NSAIDS is contraindication in children with
severe asthma.
(5) Not for the newborn. Not for long time treatment in children.
(6) Forbidden in children allergic to NSAIDS or with liver failure,
Cautiously used in children suffering from severe eezema and
allergic constitution.

4) Acetaminophen
Acetaminophen is the basic drug for all kinds of postoperative pain.
The liver toxicity may be shown up when exceeding the maximum daily
dose. Particularly, in malnutrition and dehydration children cause drug
accumulation. Acetyl cysteine and methionine can replenish glutathione of
the body, so it can be used for the anti-toxicity treatment of
acetaminophen. The dosage of oral and rectal administration is shown in
Table 30-8, intravenous injectin in Table 30-9.

Tabel 30 – 8 Recommended dosage for oral and


rectal administration of acetaminophen

Age Administration Loading Maintain Interval Maximal dose


route dose ( mg / dose ( mg / time ( h ) for single day
kg ) kg ) ( mg / kg )

28 – 32 Oral 20 10 – 15 8 – 12 30
weeks* Rectal 20 15 12 30
32 – 52 Oral 20 10 – 15 6–8 60
weeks* Rectal 30 20 8 60
Elder than Oral 20 15 4 90
3 month Rectal 40 20 6 90

Tabel 30 – 9 Recommended dosage for intravenous administration of acetaminophen

Body weight ( kg ) Single dose ( mg / kg ) Interval time ( h ) Maximal dose for single day
( mg / kg )

<5 7.5 4–6 30


5 – 10 7.5 4–6 30
> 50 15 4–6 60

30.2.2 Non-drug therapy

In addition to the aforementioned, emotional support, spiritual comfort,


psychological intervention and other non-drug treatment also have a good
therapeutic effect, among which the most effective treatment for children is
distractionand hypnotizing. Sucrose solution is considered to be the most
important nondrug analgesic method in neonatal period. The concentration of
sucrose solution is 12%-24%, and the effect can be observed in 2 minutes after
oral administration for 0.005-2 ml. The upper limit of the capacity is determined
by the gestational age: 27 to 31 weeks: 0.5 ml; 32 to 36 weeks 1 ml; more than 37
weeks; 2 ml.

Commonly used non-drug therapies are as follows: ① behavior


intervention; ② cognition intervention: replacing the relative thinking mode of
anxiety and pain with a positive attitude; ③ distraction, such as counting digits,
listening to music, playing games, discussing topics irrespective with pain or
medical operating, etc.; ④ hypnosis; ⑤ psychological preparation and
psychological adaptation.

30.2.3 Multi-mode analgesia

Multi-mode analgesia is also known as balanced analgesia. The


combination of drugs for different parts of the pain pathway is used to achieve the
best therapeutic effect and reduce the incidence ofadversw reactions.
Perioperative multimodal analgesia is considered as a fast track for effective
rehabilitation.

Commonly used multimodal analgesia schemes in children include : ①


combination of NSAIDS and other drugs such as epioids; ② combination of local
anesthetics and opioid drugs or other analgesics; ③ combination of peripheral
and central nervous system drug; ④ combination of different analgesia methods;
⑤ combination of preemptive analgesia and postoperative analgesia.

30.3 Conclusions

Postoperative analgesia in children should be based on the age, type of


operating and clinical conditions, and the effect of the treatment should be
evaluated by pain assessment. And the adverse reactions caused by analgesic
drugs should be monitored. It is emphasized to the implementation of safe,
effective and individualized analgesia scheme.

Person in charge : Yunxia Zuo

Author : Yunxia Zuo

Participating staff : Yingwei Wang, Yunxia Zuo, Huaiqing Du, Shiyang Li,
Qingquan Lian, Xinmin Wu, Jianmin Zhang, Yu Chen

Anda mungkin juga menyukai