Anda di halaman 1dari 63

MANAGEMEN NYERI PADA

PASIEN FRAKTUR
Walter, Ns., M.Kep., Sp.Kep.J
Walter_ph@yahoo.com
Wakil Ketua Bid. Pendidikan dan Pelatihan DPD Kota Medan
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara
Kenapa Nyeri kok menjadi perhatian
sekali 5-10 tahun ini?
1. Hak pasien untuk terbebas dari rasa nyeri
2. Merupakan vital sign yang kelima
3. KARS
4. UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB III;pasal 5 ayat 2

 Setiap orang mempunyai hak dalam


memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau.
Apa definisi nyeri?
 Nyeri tidak sama dengan sakit

Nyeri adalah Recognized by IASP


(International Association for Study of
Pain) 1979
 “Pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan
dengan adanya atau potensi
rusaknya jaringan atau keadaan
yang menggambarkan kerusakan
jaringan tersebut”
Nyeri

Nyeri akut adalah


nyeri dengan onset
segera dan durasi
yang terbatas,
memiliki hubungan
temporal dan kausal
dengan adanya cidera
atau penyakit.
Gagal Mendarat Sempurna, Suara Tulang Patah Atlet
Senam Perancis Ini Pun Terdengar Penonton
Editor: Malvyandie Haryadi
Nyeri

Nyeri kronik adalah


nyeri yang bertahan
untuk periode waktu
yang lama, yang terus
ada meskipun telah
terjadi proses
penyembuhan dan
sering sekali tidak
diketahui penyebabnya
yang pasti.
Keruskan jaringan sedang berlangsung,
nyeri?
Kerusakan jaringan sudah tidak ada,
nyeri?
Apa saja komponen agar pelayanan nyeri
di rumah sakit berjalan dengan baik
Rumah
sakit

Tenaga
Pasien
Kesehatan
Kenapa bisa terjadi nyeri, bagaimana
prosesnya????

Pain

Modulation
Descending
modulation Dorsal

Ascending
Horn
Dorsal root
Conduction
input ganglion

Transduction
Spinothala Peripheral
mic nerve
tract
Trauma
Peripheral
nociceptors
Adapted from Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1981, and Kehlet H et al. Anesth Analg.
1993;77:1049.
Modified by AHT
Bagaimana alur manajemen nyeri??

Good Pain
Pain Assesment
Relief

FLACC dan
Visual
Wong Backer Numeric CRIES,
Analouge
Faces Scale Rating Sclae COMFORT,
scale
CPOT
Penatalaksanaan pain

 Tata cara penatalaksanaan nyeri

 sesuai WHO Step Ladder yang telah dituangkan dalam SOP yang telah ditetapkan

 Dilakukan penilaian ulang kembali setelah penatalaksanaan pain pada pasien


yang diterapi,

 apakah memerlukan intervensi selain farmakologi (teknik Management pain lain


seperti epidural,PCA, dll)
Pharma
cotherapy

Interventional
Physical Rehab
Approach

The Pain
Patients

Alternative Pshycological
medicine:
massgage, approach

Life style
Change
Principles of Analgesic Prescribing
WHO Analgesic Ladder
Strong opioid
± NSAID ±
adjuvant analgesic
NSAID ±
adjuvant analgesic
± weak opioid
(codeine)
paracetamol
or NSAID ±
adjuvant analgesic

Pain threshold Pain tolerance

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
mild moderate severe
Kapan-kapan saja nyeri dinilai

1. Follow up rutin pasien


2. Sebelum dan sesudah melakukan prosedur
3. Sebelum dan sesudah transfer
4. Seketika pasien mengeluhkan nyeri
5. Setelah pemberian obat nyeri
Kapan penilaian ulang nyeri dilakukan?

 Dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri, sebagai berikut:


 Setiap 8 jam pada pasien dengan nyeri ringan
 Setiap 4 jam pada pasien dengan nyeri sedang
 Setiap 1 jam pada pasien dengan nyeri berat
 Setengah jam setelah pemberian obat analgetik intravena
 1 jam setelah pemberian obat analgetik oral
 Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan asesmen ulang setiap
5 menit setelah pemberian nitrat atau obat-obat intravena
Yang Berkewajiban menilai nyeri

 Perawat atau dokter melakukan asesmen awal mengenai nyeri terhadap


semua pasien yang datang ke bagian IGD, poliklinik, ataupun pasien rawat
inap.
Bagaimana model pengkajian nyeri?

 P: Provokatif/Paliatif:
 Apa kira-kita penyebab timbulnya nyeri?
 Q: Qualitas :
 Bagaimana anda menggambarkan rasa nyeri tersebut?, bagaimana
rasanya?, Seberapa sering terjadinya? contoh: seperti tertusuk,
tertimpa dan lain lain.
 R: Radiasi :
 Lokasi nyeri dimana?apakah ada penyebaran ke tempat lain?area
penyebarannya dimana?
 S: Skala severitas :
 Skala kegawatan, dapat menggunakan skala nyeri yang telah
ditetapkan
 T: Timing
Bagaimana cara menghitung ringat
beratnya nyeri?
 Visual Analoge Scale ( 7 tahun-dewasa)
 Numeric Rating pain Scale ( Anak > 9th dan
dewasa ).
 Wong Baker Pain Rating Scale ( Anak > 3th dan
dewasa)
 Flacc behavioral pain scale ( 2bln-7 th)
 Cries Pain Score ( Bayi 0-6 bln )
 Comfort pain scale (bayi, anak, dewasa dan
tidak sadar)
 CPOT
Visual Analoge Scale (cm/mm)
Numeric Rating pain Scale
( Anak > 9th dan dewasa ).
Wong Baker Pain Rating Scale
( Anak > 3th dan dewasa)
VAS-NUMERIC-WONGBACKER
CRIES
KATEGORI SKOR
Crying; tangisan melengking (high 0-tidak menangis atau tangisan tidak melengking
pitched)
1-tangisan melengking tetapi mudah dihibur

2-tangisan melengking dan tidak mudah dihibur.

Requiring; kebutuhan oksigen< 95% 0-tidak membutuhkan oksigen

1-membutuhkan oksigen < 30%

2-membutuhkan oksigen > 30%

Increased; peningkatan tanda-tanda vital 0-denyut jantung dan TD tidak mengalami perubahan

1-denyut jantung atau TD meningkat < 20% dari baseline

2-denyut jantung atau TD meningkat > 20% dari baseline.

Expression; ekspresi wajah berupa 0-tidak ada seringai


seringai seperti: penurunan kening, mata
memejam, kerutan pada garis nasolabial, 1-seringai ada
bibir dan mulut terbuka.
2-seringai ada dan tidak ada tangisan dengkur.

Nyeri ringan skala 1-


Sleepless; Sulit tidur 0-terus menerus tidur
3
1-terbangun pada interval berulang
Nyeri sedang skala 4-
2-terjaga/ terbangun terus menerus. 7.
Nyeri berat 8-10.
Skor Total
FLACC

KATEGORI SKOR
Face / Wajah: 0-tidak ada ekspresi tertentu atau senyuman

1-seringai sesekali, muram

2-dagu bergetar, rahang diketap berulang

Legs/Kaki 0-posisi normal atau santai

1-Gelisah, resah, tegang

2-kaki menendang atau terangkat keatas

Activity/Aktivitas; 0-rebahan tenang, posisi normal bergerak dengan mudah

1-menggeliat, maju mundur, tegang

2-menekuk, kaku atau menghentak-hentak

Cry/Tangisan 0-tidak ada tangisan

1-mengerang atau merengek

2-menangis, menjerit

Consolability/kemampua 0-konten, santai Nyeri ringan skala 1-3


n konsolidasi
1-dengan sentuhan, pelukan atau diajak berbicara (rangsangan) Nyeri sedang skala 4-7
2-sulit melakukan konsol atau nyaman
Nyeri berat 8-10

Skor Total
Perangkat observasi nyeri perawatan
kritikal atau Critical Care Pain
Observation
 Tool
Perangkat observasi nyeri (CPOT)
perawatan kritikal (CPOT)
 Skala dari 0 sampai 8
 Nilai CPOT 3 atau lebih menunjukkan adanya nyeri
 Tujuan : dibawah atau sama dengan 2
 CPOT tidak mengukur beratnya nyeri melainkan adanya nyeri atau tidak
 Penurunan nilai CPOT hingga 2 kebawah menunjukkan intervensi yang
berhasil
Indikator Skor Nilai Deskripsi
Ekspresi wajah Relaksasi, netral 0 Tegangan otot tidak ada saat diobservasi
Tegang 1 Adanya kerutan, alis mata turun, pengerutan mata dan kontraksi levator atau
perubahan lain (contoh membuka mata atau menangis saat prosedur nosiseptif)

Meringis 2 Semua pergerakan termasuk kelopak mata menutup dengan kuat (pasien mungkin akan
membuka mulut atau menggigit ETT)

Pergerakan tubuh Tidak ada 0 Tidak bergerak sama sekali (tidak berarti tidak ada nyeri) atau posisi normal
pergerakan atau (pergerakan tidak menuju temoat nyeri atau tidak dimaksudkan sebagai proteksi)
posisi normal
Proteksi 1 Pelan, pergerakan hati-hati, menyentuh atau menggosok tempat nyeri mencari
perhatian dengan pergerakan
Tidak berhenti 2 Menarik ETT, mencoba duduk, menggerakan tungkai/menggelepar, tidak mengikuti
bergerak perintah, memukul staf, mencoba turun dari tempat tidur

Komplians pada Toleransi terhadap 0 Alarm tidak teraktivasi, ventilasi mudah


pasien ventilator ventilator atau
(pasien terintubasi) pergerakan
atau
Batuk tapi 1 Batuk, alarm mungkin teraktivasi tapi berhenti spontan
toleransi
Melawan ventilator 2 Asinkroni : blok ventilasi, alarm sering muncul
Vokalisasi (pasien Berbicara dalam 0 Berbicara dalam irama normal atau tanpa suara
non intubasi) nada normal atau
tidak bersuara

Menghela nafas, 1 Menghela nafas, mengerang


mengerang
Teriak, meringis 2 Berteriak, menangis
Tegangan otot Relaks 0 Tanpa adanya resisten dari pergerakan pasif
Tegang, kaku 1 Resistensi terhadap pergerakan pasif
Sangat tegang atau 2 Resistensi kuat terhadap pergerakan pasif, ketidakmampuan untuk mengatasinya
kaku
Total /8
COMFORT SCALE

Kategori Skor
1 = Tidur Pulas
2 = Tidur Kurang Nyenyak
Kewaspadaa
3 = Gelisah
n
4 = Sadar Sepenuhnya dan Waspada
5 = Hiper Alert
1 = Tenang
2 = Agak Cemas
Ketenangan 3 = Cemas
4 = Sangat Cemas
5 = Panik
1 = Tidak ada respirasi spontan dan tidak batuk
2 = Respirasi spontan dengan sedikit/ tidak ada respon terhadap ventilasi
3 = Kadang - kadang batu atau terdapat tahanan/perlawanan terhadap
Distres
ventilator
Pernafasan
4 = Sering Batuk, Terdapat tahanan/perlawanan terhadap ventilator
5 = Melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk terus menerus/
tersedak
1 = bernafas dengan tenang
2 = Terisak - isak
Menangis 3 = meraung
4 = menangis
5 = berteriak
1 = Tidak ada Pergerakan
2 = Kadang bergerak perlahan
Pergerakan 3 = sering bergerak perlahan
4 = Gerak Aktif / gelisah
5 = Gerak Aktif termasuk badan dan kepala
1 = Otot rileks sepenuhnya, tidak ada tonus otot
2 = Penurunan Tonus otot
Tonus Otot 3 = Tonus otot normal
4 = peningkatan tonus otot dan refleksi jari tangan dan kaki
5 = Kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan dan kaki
1 = Otot Wajah rileks sepenuhnya
2 = Tonus otot wajah normal, tidak terlihat tegangan otot wajah yang nyata
Tegangan Wajah 3 = tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata
4 = Tegangan hampir di seluruh otot wajah
5 = seluruh otot wajah tegang, meringis
1 = Tekanan darah dibawah batas normal
2 = Tekanan darah dibatas normal secara konsisten

Tekanan Darah 3 = peningkatan tekanan darah sesekali lebih besar sama dengan 15% diatas batas normal (13 kali selama observasi 2
Basal menit)

4 = Seringnya peningkatan tekanan darah lebih besar sama dengan 15% diatas batas normal (13 kali selama observasi 2
menit)
5 = Peningkatan tekanan darah terus menerus lebih besar sama dengan 15%
1 = Denyut jantung dibawah batas normal
2 = denyut jantung berada dibatas normal secara konsisten

Denyut Jantung
basal 3 = peningkatan denyut jantung lebih besar sama dengan 15% diatas batas normal (13 kali selama observasi 2 menit)

4 = seringnya peningkatan denyut jantung lebih besar sama dengan 15% diatas batas normal (>3 kali selama observasi 2
menit)
5 = Peningkatan denyut jantung terus menerus lebih besar sama dengan 15%
Total Skor Nyeri
9-18 Tidak nyeri
19 - 26 : Nyeri Ringan
27 - 35 : Nyeri Sedang
> 35 : Nyeri Berat
Alur Penanganan Nyeri IGD
Pasien Nyeri

Screening Triase

VAS <4 VAS ≥4

Terapi oleh dokter


Terapi oleh DPJP
IGD

VAS <4 VAS ≥4

Terapi oleh DPJP Tim Pain RS


Alur Penanganan Nyeri perawatan Intensif

Pasien tidak sadar

Comfort Scale

Terapi DPJP

TIDAK Efektif 9-26 YA

Tim Pain RS
RAWAT JALAN

Pasien Nyeri

Poli klinik bedah atau non bedah

VAS <4 VAS >=4

Terapi oleh DPJP di tempat pasien pertama


Evaluasi sekali masuk
penanganan
nyeri 1
VAS <4 VAS >=4

Terapi oleh DPJP di tempat pasien pertama


Evaluasi sekali masuk
penanganan
nyeri 2 VAS <4 VAS >=4

Terapi diteruskan oleh Konsultasi ke tim pain clinic


DPJP di tempat pasien
ALUR PENANGANAN NYERI RAWAT INAP

Pasien mengeluh nyeri

PPDS /perawat ruangan


mengeluh nyeri

VAS < 4 VAS >= 4

Melakukan terapi Melapor ke DPJP yang


non farmakologis bertugas

VAS < 4 Terapi

Evaluasi

VAS< 4 VAS >= 4

Konsultasi ke tim PAIN CLINIC


MANAJEMEN NYERI NON
FARMAKOLOGI
 Pertama-tama lakukan kajian terhadap tanda dan
gejala yang saudara alami.
Tahap berikut adalah memilih cara / teknik
penanganan ansietas. Sama seperti sumber stres
maka penanganannya juga dapat dibagi tiga :

1. Cara Fisik : relaksasi tubuh yang dapat Saudara lakukan


sendiri
2. Cara Pikiran : manajemen pikiran yang dapat Saudara
lakukan sendiri.
3. Cara Lingkungan : Ciptakan lingkungan terapeutik yang
nyaman. Hal ini banyak tergantung pada orang
BEBERAPA CARA PENANGGULANGAN
ANSIETAS
1. Cara Fisik
a. Relaksasi Progresif
b. Latihan Napas
2. Cara Pikiran
a. Hipnosis Lima Jari
b. “Stop Berpikir”
c. Berpikir Positif – Afirmasi
3. Cara Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
b. Lingkungan Sosial
1.Cara Fisik: Relaksasi Progresif
 Gejala yang dialami : lelah, kram otot, nyeri leher dan punggung, tegang,
sukar tidur, cemas
 Lama latihan 15 menit /hari
 Prinsip : Tegangkan dan lemaskan otot-otot tubuh, Fokuskan pikiran pada
perbedaan, tegang dan lemas.
 Langkah – langkah :
1. Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan lengan bawah dan atas, ….. lemaskan
2. Kerut dahi, tekan kepala sejauh mungkin ke belakang, putar searah jarum jam dan
sebaliknya
3. Kerutkan otot muka, pejamkan mata kencang, mulut monyong ke depan, lidah tekan
ke langit-langit …… lemaskan
4. Lengkungkan punggung ke belakang, nafas dalam dari hidung, tahan dan keluarkan
dari perut dan tiup dari mulut ….. lemaskan
5. Tarik ibu jari kaki, kencangkan betis, paha dan bokong …… lemaskan
1.Cara fisik: Latihan Napas Dalam

 Gejala yang dialami : cepat marah, cepat tersinggung,


tegang dan lelah
1. Nafas lega
 Duduk atau berdiri tegak
 Hela nafas dalam dan tahan ( sampai hitungan ke-3)
 Keluarkan nafas melalui mulut dengan suara kelegaan
 Ulangi 5 – 10 kali

 Teruskan putaran 5 kali, lalu dapat ditambah secara


bertahap
1.Cara fisik: Latihan Napas Dalam
 Gejala yang dialami : cepat marah, cepat tersinggung, tegang dan lelah
2. Nafas Alternatif
 Duduk dengan sikap nyaman
 Letakkan jari telunjuk dan tengah tangan kanan di dahi
 Tutup lubang hidung kanan dan ibu jari
 Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kiri
 Tutup lubang hidung kiri dengan jari manis dan buka lubang hidung kanan bersamaan
 Hembuskan nafas melalui lubang hidung kanan pelan – pelan
 Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kanan
 Tutup lubang hidung kanan dan buka lubang hidung kiri bersamaan
 Hembuskan nafas melalui lubang hidung kiri

 Teruskan putaran 5 kali, lalu dapat ditambah secara bertahap


2.Cara Berpikir: Hipnotis Lima Jari

 Hafalkan langkah-langkah berikut :


1. Sentuh ibu jari dengan telunjuk. Kenang saat Anda sehat, fisik
menyenangkan, segar, habis olahraga, jalan-jalan (kenang semua
keadaan fisik yang menyenangkan)
2. Sentuh ibu jari dengan jari tengah. Kenang saat Anda jatuh cinta,
kasmaran, kehangatan, atau percakapan intim (kenangan manis dengan
orang yang dicintai)
3. Sentuh ibu jari dengan jari manis. Kenang saat Anda mendapat pujian,
penghargaan, prestasi dan Anda sangat berterima kasih (kenang semua
keberhasilan dan prestasi)
4. Sentuh ibu jari dengan kelingking. Kenang semua tempat terindah yang
pernah dikunjungi, bayangkan Anda di sana beberapa saat.
2.Cara Berpikir: Stop Berpikir

 Langkah – langkah:
1. Buat daftar pikiran yang menegangkan / dikhawatirkan
2. Nilai yang paling tidak menyenangkan
3. Tarik nafas dalam, kosongkan pikiran
4. Bayangkan pikiran yang paling tidak menyenangkan dan coba berpikir
yang rasional dan normal ( sambil pejam )
5. Putuskan dengan bantuan set alarm jam 3 menit, atau hitung 1 sd 5
atau 10. Pada saat alarm atau hitungan akhir katakan “STOP”
6. Putuskan tanpa bantuan. Pada saat membayangkan pikiran yang tidak
menyenangkan, katakan “STOP”
7. Ganti pikiran : pada saat muncul pikiran yang tidak menyenangkan,
lalu dilawan /diganti secara atentif/positif dan rasional. Misalnya :
saya selalu gagal ujian, langsung katakan pada diri , “ Tapi ada kok
yang saya lulus”
2.Cara Berpikir: Berpikir Positif/Afirmasi

 Langkah – langkah :
1. Buat daftar pengalaman, kemampuan dan semua hal positif yang dimiliki. ( Dapat
ditambah setiap hari )

Rasa syukur setiap hari, menghitung berkat,


kesaksian merupakan hal-hal positif yang perlu ditambahkan pada daftar
pengalaman positif
2. Lakukan afirmasi. Katakan pada diri sendiri aspek positif yang saudara miliki. “ Saya
mampu berkerja “. Afirmasi dapat diulang beberapa kali sehari
3.Cara Lingkungan: Lingkungan Fisik

1. Rumah yang rapi, bersih, tenang, dan nyaman akan membantu mengatasi situasi stres
2. Warna-warna yang sejuk dan indah juga dapat memberi ketenangan
3. Musik, suara, yang lembut akan juga memberi perasaan rileks
4. Pemandangan yang hijau, berbungan dan indah juga dapat memberi ketenangan
3.Cara Lingkungan: Lingkungan Sosial

1. Lingkungan sosial yang terdekat dengan kita adalah suami/istri, dan anak.
a. Untuk itu di dalam keluarga perlu saling mengenal satu dengan yang lain.
b. Jika istri melihat suami sedang stres maka sebaiknya tidak menambah stimulus yang
menambah stres tetapi mendorong untuk menggunakan cara penanggulangan stres.

2. Berperan serta pada kegiatan lingkungan: ibadah bersama, kebersihan lingkungan,


pada pengungsian ikut membantu kegiatan dapur umum, kegiatan sosial juga
Semua cara di atas dapat membuat NYERI teratasi,
tetapi sumber masalah mungkin belum selesai.
Oleh karena itu dianjurkan menggunakan langkah-
langkah penyelesaian masalah :
1. Identifikasi masalah secara obyektif
2. Identifikasi beberapa alternatif penyelesaian
masalah
3. Pilih dan laksanakan satu alternatif
4. Evaluasi, jika belum berhasil coba cara-cara yang
lain. Alternatif tidak boleh satu, dan tidak boleh
habis. Prinsipnya : selalu ada harapan
Beberapa strategi atau tips menejemen NYERI yang bisa
dilakukan antara lain:
 Perhatikan lingkunga sekitar anda  Hindari reaksi yang berlebihan;
 Belajarlah cara terbaik untuk merelaksasikan diri  Lakukan sesuatu untuk orang lain
anda
 Tidur secukupnya
 Jauhkan diri anda dari situasi-situasi yang menekan
 Hindari stress
 Tentukan tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri
 Hindari pengobatan diri sendiri atau menghindar
 Jangan mempermasalahkan hal-hal yang sepele
 Tingkatkan ketahanan diri anda
 Jangan membebani diri anda secara berlebihan
 Cobalah untuk memanfaatkan stress
 Secara selektif ubahlah cara anda bereaksi
 Cobalah untuk menjadi seseorang yang positif
 Ubahlah cara pandang anda
TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA SAAT BERKOMUNIKASI
DENGAN KLIEN PERAWAT HARUS:
 Sadari dan kontrol perasaan diri  Bina hubungan saling percaya dan
perawat: terbuka:
 Bersikap tenang  Dengarkan keluhan
 Bersikap terbuka sesuai perasaan  Pertahankan kontak mata
 Memberikan unpan balik  Dukung untuk menceritakan perasaan
 Terima perasaan positif maupun  Jawab pertanyaan secara langsung
negatif termasuk perkembangan
 Menerima tanpa pamrih
ansietas
 Hargai pribadi klien.
 Menggali penyebab NYERI
 Tidak menentang klien
 Pahami perasaan diri secara
terapeutik.
TINDAKAN KEPERAWATAN

Tujuan :
1. Pasien mampu mengenal NYERI
2. Pasien mampu mengatasi NYERI melalui teknik relaksasi
3. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi NYERI
PRAKTIK TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
2. Beri waktu kepada klien untuk berespon
3. Dengarkan dengan sikap hangat dan responsif
4. Bina hubungan saling percaya
Tindakan yang harus dilakukan :
a. mengucapkan salam terapeutik
b. berjabat tangan
c. menjelaskan tujuan interaksi
d. membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
3. Berikan dukungan untuk mengekspresikan diri
4. Bantu pasien mengenal NYERI
a. bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b. bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan NYERI
c. bantu pasien mengenal penyebab NYERI
d. bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
e. Kaji kemungkinan adanya keinginan untuk bunuh diri
5. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri
a. pengalihan situasi
b. latihan relaksasi
- Tarik nafas dalam
- mengerutkan dan mengendurkan otot
c. teknik 5 jari
6. Membuat rencana latihan Teknik Relaksasi

7. Mempraktikkan teknik relaksasi dalam kehidupan sehari-hari

8. Rujuk Klien ke TIM Medis untuk mendapatkan terapi medis

9. Membuat catatan harian pasien


TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK KELUARGA

Tujuan :
1. Keluarga mampu mengenal masalah pada anggota keluarganya
2. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah NYERI
3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami NYERI
4. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan NYERI
5. Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami NYERI
TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien


2. Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala
3. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari NYERI
4. Diskusikan cara merawat pasien dengan NYERI dengan cara mengajarkan
teknik relaksasi
5. Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk pasien
TINDAKAN KEPERAWATAN SPESIALIS

 Psychotherapy- Cognitive Therapy


 Psychotherapy- Behavior Therapy
 Psychotherapy- Cognitive Behavior Therapy
 Sosial Skill Training
Stres/nyeri pasti ada selama
hidup Jangan menghindar
Tapi hadapi dan selesaikan
HATURNUHUN

BUJUR RAS MAULIATE

Anda mungkin juga menyukai