Anda di halaman 1dari 98

PENANGANAN NYERI DI RUMAH

SAKIT : PHYSIOLOGI NYERI,


ASSESMENT DAN TERAPI
dr. Tjahya Aryasa SpAn
Departemen Anestesi dan Terapi Intensive
FK UNUD/RSUP Sanglah
PREVALENSI NYERI DI BEBERAPA RS
• Donovan et al., 1987 79%
• Abbott et al., 1992 50-67%
• Visentin et al., 1999 44%
• Costantini et al., 2000 43-56%
• Gruppo italiano, 2001 46-91%
• RS Sanglah Denpasar (2012) : 24 jam pascaop
60% nyeri ringan, nyeri sedang berat (12-20%)
the tragedy of need less pain !

2
14/9/2012
1.Pulse Pain:
2.Blood pressure The Fifth
3.Temperature Vital
4.Respiratory rate Sign™

Semua petugas medis harus mampu


menilai nyeri setiap saat

14/9/2012
3/14/16 3
Pengalaman Negara Lain Menuju Penanganan
Nyeri Yang Baik
• Tahun 1998 : italia, spanyol, swiss, begia, USA
mulai menggalakkan penanganan nyeri
• Jerman : semenjak 2003, penghargaan untuk
pain free hospital
• Khas : dimulai dari satu rumah sakit

4
14/9/2012
Apakah Nyeri?
IASP : Nyeri merupakan
pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak
menyenangkan
●akibat adanya kerusakan atau
ancaman kerusakan jaringan,
●atau keadaan yang
menggambarkan kerusakan
jaringan tersebut

Nyeri selalu bersifat subjektif

International Association for the Study of Pain (1986)


Pain and Consequences….
• TERAPI NYERI YANG ADEKUAT (BEBAS DARI RASA
NYERI) MERUPAKAN HAK ASASI MANUSIA, Tahun
2004 oleh International Association for the
Study of Pain (IASP) dan World Health
Organization (WHO)
🡪 “Global Day Against Pain”

• Faktor utama agar dokter dapat memberikan


terapi nyeri yang adekuat untuk setiap pasien
yang mengalami nyeri : pemahaman
mengenai patofisiologi nyeri , penilaian
nyeri dan konsep terapi nyeri.
BASIC of PAIN PHYSIOLOGY
Pain Physiology

8
Stage of Nociception

9
Mechanism of nociception

10
Peripheral Chemical Mediators of Pain

11
Dampak Nyeri

12
A.M.A.D.E.U.S. Study Group Basic Course in the Therapy of Chronic Pain. Cologne 2003
Memutus Dampak Negatif Nyeri

13
A.M.A.D.E.U.S. Study Group Basic Course in the Therapy of Chronic Pain. Cologne 2003
Consequences of Unrelieved Pain
Acute Pain

Increased Increased Peripheral/


shallow Anxiety
sympathetic GI effects catabolic central
breathing and fear
activity demands sensitization

Myocardial Atelectasis, Poor wound


Sleeplessness,
O2 GI motility↓ hypoxemia, healing/muscle
helplessness
consumption↑ hypercarbia breakdown

Weakness
Myocardial Delayed Psycho-
Pneumonia and impaired
ischemia recovery rehabilitation
logical

Chronic
pain
Pengukuran Nyeri
• Skala satu dimensi
– FPS (Faces of Pain Scale)
– VRS (Verbal Rating Scale)
– NRS (Numerical Rating Scales)
– VAS (Visual Analogue Scales)

• Skala Multi Dimensi


– Initial pain assessment tool
– Brief pain inventory (BPI)
– McGill pain questionnaire
Pilihan Alat untuk Assessment
Face Pain Assessment Scale
(Faces of Pain Scale )

• FPS menggunakan 6 (enam) ekpresi wajah dari mulai tersenyum


sampai dengan menangis
• Di bawah masing-masing ekpresi wajah, terdapat skala numerik
(NRS).
• Pasien diminta memilih ekspresi wajah yang mewakili nyeri yang
dialami pasien.

Breivik H. Br J Anesth 2008;


Brown, DN. J Perioperative Practice, 2008
Visual Analogue Scale (VAS)

• Terdiri atas mistar garis sepanjang kurang lebih 10 cm dengan “Tidak nyeri”
pada ujung kiri dan “Nyeri Paling Berat” di ujung kanan
• Pasien diminta untuk menandai garis tsb di titik yang menggambarkan
intensitas nyeri yang dialaminya
• Dapat dilakukan dengan mistar plastik atau kertas, dengan penanda
• Biasanya bentuk mistar adalah horisontal, tetapi bisa juga dibuat vertikal
karena nyeri bisa divisualisasikan ‘bertingkat’
• Variasi penerapan VAS juga mencakup penggunaan angka atau kata-kata

Brown, DN. J Perioperative Practice, 2008


Assessment Nyeri pada Anak-anak
(Children and Infant Postoperative Scale - CHIPPS)

• Tangisan
• Ekspresi wajah
• Postur tubuh
• Postur kaki
• Kegelisahan motorik
Hasil Assessment Nyeri Akut
Hasil pengukuran satu dimensi:

INTENSITAS NYERI:
• Nyeri ringan
• Nyeri sedang
• Nyeri berat/hebat

Breivik H. Br J Anesth 2008, 101(1):17-24


Alat Assessment Nyeri Kronik
• The Brief Pain Inventory (BPI)

Breivik H. Br J Anesth 2008;


Alat Assessment Nyeri Kronik
• The McGill Pain Questionnaire dan versi
pendek McGill Pain Questionnaire

• The Massachusetts General Hospital Pain


Center’s Pain Assessment Form

• Neuropathic pain screening tools

Breivik H. Br J Anesth 2008;


Contoh Lembar Assessment Nyeri Kronik
McGill Pain Questionnaire
Lanjutan / Assessment Ulang (1)
• Assessment ulang adalah bagian integral dalam tatalaksana
nyeri yang efektif.
• Harus dilakukan dalam interval waktu yang reguler, setelah
intervensi apapun
• Assessment diulang seolah-olah dalam kondisi akut dengan
interval:
– 30 menit, jika menggunakan obat parenteral
– 1 jam jika menggunakan obat per oral
– melaporkan setiap nyeri yang baru dialami atau perubahan
nyeri

National Pharmaceutical Council. Section II:Assessment of pain


Lanjutan / Assessment Ulang (2)
• Rawat Jalan
– menginstruksikan pasien rawat jalan untuk menghubungi dokter
kembali jika ada perubahan dalam karakteristik nyeri, efek samping
pengobatan, hasil terapi dan sebagainya.

• Penilaian ulang yang periodik direkomendasikan untuk


pasien nyeri kronik untuk mengevaluasi perbaikan,
perburukan atau komplikasi yang terkait terapi.

National Pharmaceutical Council. Section II:Assessment of pain


Prinsip Keberhasilan Assessment
Nyeri
Prinsip-prinsip Keberhasilan Assessment Nyeri
(1)

• Lakukan assessment nyeri pada kondisi istirahat dan kondisi


bergerak untuk mengevaluasi status fungsi pasien

• Lakukan assessment nyeri sebelum dan sesudah intervensi


terapi nyeri untuk mengevaluasi efektivitas terapi nyeri

• Di ruangan operasi : Lakukan evaluasi, berikan terapi, lalu


evaluasi kembali secara berkala, baik intensitas nyerinya
maupun respon pasien terhadap terapi nyeri

Postoperative Pain Management-GCP. Eur Soc of Reg Anesth and Pain Ther 2007
Prinsip-prinsip Keberhasilan Assessment Nyeri
(2)
• Intensitas nyeri, respon pasien terhadap terapi, dan efek
samping sebaiknya didokumentasikan dengan jelas dalam
format yang mudah diakses kembali
• Pasien dengan kesulitan untuk mengkomunikasikan nyerinya
memerlukan perhatian lebih.
• Apabila terjadi nyeri dengan intensitas ‘tidak terduga’ (mungkin
terkait dengan perubahan tanda vital) 🡪 lakukan evaluasi
secepatnya
• Jika memungkinkan, libatkan keluarga pasien

Postoperative Pain Management-GCP. Eur Soc of Reg Anesth and Pain Ther 2007
Mitos Salah Kebenaran
• Penilaian Nyeri terbaik • Indikator penilaian nyeri terbaik
dilakukan oleh petugas medis adalah keluhan pasien itu
sendiri
• Setiap jenis nyeri menghasilkan
intensitas nyeri yang sama • Nyeri yang sejenis dapat
pada semua pasien menghasilkan intensitas nyeri
yang berbeda
• Semua dokter dan perawat
mampu menangani nyeri
• Pelatihan penanganan nyeri
untuk dokter dan perawat
masih minimal sehingga
sebagian besar penanganan
nyeri belum adekuat
3/14/16 30
PENATALAKSANAAN NYERI AKUT
1. Identifikasi penyebab nyeri
2. Evaluasi dan Nilai Intensitas Nyeri
3. Diagnosis ditegakkan
4. Mengatasi penyebab nyeri
🡪 Pendekatan MULTIMODAL
COST
RISKS
SIDE-EFFECTS ANALGESIA

3/14/16 31
KEUNIKAN PENANGANAN NYERI PADA PASIEN
TRAUMA :

1. Penanganan nyeri harus tetap dilakukan


selama evaluasi diagnostik dan terapi
intervensi
2. Preemptive analgesia tidak mungkin
dilakukan
3. Pasien trauma biasanya sangat cemas dan
gelisah
Tujuan Penanganan Nyeri Akut
Nyeri Akut
• Menghilangkan Penyebab Nyeri
• Memberikan Analgesia yang efektif secepatnya
• Menurunkan Intensitas Nyeri sampai level yang
dapat ditolerir oleh pasien, dan bila
memungkinkan “bebas nyeri” sehingga pasien
merasa nyaman

3/14/16 33
Pada Pasien Trauma……….
Tujuan Penanganan Nyeri :
• Membuat pasien dalam kondisi senyaman
mungkin sehingga:
– Dapat bekerjasama selama evaluasi diagnostik
dan usaha rehabilitasi
– Mempertahankan kestabilan hemodinamik
secara fisiologis
– Meminimalkan efek samping terhadap CNS
Standar Penanganan Nyeri
Mengetahui dan menerima keluhan nyeri pasien

Identifikasi penyebab nyeri pasien

Menilai nyeri secara teratur pada interval tertentu

Melaporkan level nyeri pasien

Membuat rencana penanganan nyeri pasien

Melaksanakan strategi penanganan nyeri

Evaluasi efektivitas strategi penanganan nyeri

Membuat dokumentasi intervensi yang telah dilakukan dan response serta


hasil akhirnya
WHO Analgesics Ladder
WFSA Analgesic Ladder
ASA Guidelines Penanganan Nyeri Perioperative

Perioperative techniques
Technique of choice 🡪Multimodal :
• Epidural/intrathecal opioids
• PCA Opioid IV
• Regional Analgesia / Blok Saraf Perifer
Obat-Obatan Penanganan Nyeri Akut
OPIOID

PERCEPTION
- Systemic
- Epidural
Multimodal Analgesia
- Subarach
Pain Ketamin, Tramadol

COX-2, COX-3 LOCAL ANESTHETIC


- Epidural
MODULATION -Subarachnoid
Descending
modulation Dorsal Horn -Peripheral nerve block
Ascending Dorsal root ganglion
input

TRANSMISSION LA
COX-1
Spinothalamic
COX-2
Peripheral
tract TRANSDUCTION
nerve

Trauma
Peripheral
nociceptors

Tidak ada obat tunggal yang dapat menghasilkan analgesia yang optimal tanpa
menimbulkan efek samping
1
Benefits of Multimodal Pain Therapy

• Reduced doses of
OPIOIDS
each analgesic
• Improved pain relief

+ Potentiation due to synergistic or


additive effects
• May reduce severity
NSAIDs, of side effects of
acetaminophen,
Anesthetic local each drug
nerve blocks

1
Kehlet H et al. Anesth Analog. 1993;77:1048-1056.
Terapi Multimodal Analgesia Akan Meningkatkan
Efek Analgesia

1
Crews JC. JAMA. 2002;288:629-632.
2
Samad TA et al. Trends Mol Med. 2002;8:390-396.
3
Atcheson R et al. Management of Acute and Chronic Pain. London, England: BMJ Books; 1998:23-50.
NSAID

PGI2 PGI2

PGE2

TXA2

Side effects Therapeutic effects


NSAIDs
• Efektif untuk nyeri akut ringan-sedang
• Menghambat sintesa prostaglandin,
prostacyclin, dan thromboxane.
• Kombinasi 2 agen NSAIDs yang berbeda 🡪
Tidak Dianjurkan
• COX-1 diekspresikan oleh jaringan fisiologis
• COX-2 diinduksi oleh mediator inflamasi
(komplikasi cerebrocardiovaskuler >>)
• Pemberian dalam interval waktu tertentu

3/14/16 43 BKFK 2012


NSAIDs/Coxibs…
• COX inhibitor non selektif : diclofenac, ibuprofen
• COX2 selektif inhibitor: celecoxib
• NSAIDs tidak cukup efektif sebagai anti nyeri tunggal
setelah tindakan operasi mayor.

3
National Pharmaceutical Council. Section III:Types of Treatment
NSAIDs/Coxibs…
• Efek samping utama:
– Iritasi lambung, pembentukan ulkus dan perdarahan, dispepsia, perfora
– Gangguan ginjal
– Perburukan kondisi asma
– Efek antiplatelet sehingga dapat menyebabkan perdarahan
– Meningkatnya resiko penyakit kardiovaskuler

• COX2 inhibitor dapat memperlambat penyembuhan fraktur


tulang.

4
Guideline Urology 2007
3
National Pharmaceutical Council. Section III:Types of Treatment 7
Endo K et al. J Physiol Anthropol 2002; 21(5):235-8
Less GI side effects
Company name
More GI side effects
Diclofenac Celecoxib
Acetosal Indomethacin Ibuprofen
Ketorolac Piroxicam Ketoprofen
Meloxicam COXIB
Rofecoxib
Nimesulide Valdecoxib

preferentially non- preferentially


COX-1 COX-1 COX-2 COX-2
selective
selective selective selective selective
COX
inhibitor inhibitor inhibitor inhibitor
inhibitor

anti-inflammatory
3/14/16
analgesic 46
Parasetamol / Acetaminophen
• Golongan COX-3 ?
• Mekanisme kerja obat masih menjadi
kontroversi, namun saat ini terdapat
kesepakatan bahwa acetaminophen:
– Bekerja terutama pada mekanisme sentral
– Memiliki beberapa mekanisme kerja, termasuk:
• Inhibisi pelepasan prostaglandin E2 di gerbang spinal
• Inhibisi sintesa nitrik oksid yang dimediasi
N-methyl-D-aspartate (NMDA ) atau substansi P.

4
Guideline Urology 2007
5
3
National Pharmaceutical Council. Section III:Types of Treatment Smith AB. Am J Surg 2004; 187: 521-7
Parasetamol/Acetaminophen…

• Memiliki efek antipiretik dan analgesik


• Untuk nyeri sedang sampai berat, perlu
dikombinasikan dengan NSAID dan/atau
opioid (memiliki opioid-sparing effect)
• Efek segera 🡪 berikan secara intravena
• Dosis maksimal 4 gr/hari (dewasa)
• Efek samping :
– Rasa tidak nyaman pada saluran
pencernaan
– berkeringat
– Hepatotoksik pada dosis besar
3 5
National Pharmaceutical Council. Section III:Types of Treatment Smith AB. Am J Surg 2004: 187:521-7
4 6
Guideline Urology 2007 White PF. Anesth Analg 2005: 101:5-22
Opioid
• Mengaktifkan reseptor opioid pada SSP : μ,δ,κ,
σ, dan e.
• Klasifikasi:

1. Alamiah (morfin)
2. Semisintetik (heroin)
3. Sintetik (pethidin, fentanyl)

3/14/16 49 BKFK 2012


Analgesik Opioid–
Mekanisme Kerja
• Berikatan dengan reseptor opioid di CNS untuk:
– Menghambat transmisi input nosiseptif dari perifer ke gerbang spinal
– Mengaktivasi jalur inhibisi desenden yang memodulasi transmisi nyeri
di gerbang spinal

– Mempengaruhi aktivitas sistem limbik 🡪 mempengaruhi aspek


sensorik & afektif nyeri

• Hampir semua tipe nyeri dapat menggunakan opioid,


terutama nyeri nosiseptik

3
National Pharmaceutical Council. Section III:Types of Treatment
Analgesik Opioid

• Obat-obatan opioid diklasifikasikan sebagai:


– Agonis
– Agonis parsial
– Campuran agonis-antagonis
– Antagonis total

4
3
National Pharmaceutical Council. Section III:Types of Treatment Guideline Urology 2007
Opioidphobia… (1)
• Semua opioid dapat menghasilkan
ketergantungan fisik maupun psikologis, dan
‘withdrawal symptom’ dapat terjadi bila opioid
dihentikan secara tiba-tiba

• Efek tersebut jarang terjadi apabila opioid


digunakan secara apropriat dalam jangka waktu
pendek (beberapa hari) untuk pengobatan nyeri
akut paska operasi.
9
Beattie J. Pharm J 2005; 275:145-7
0
Apfelbaum JL et al. Anesth Analg 2003; 97:534-40
Opioidhobia… (2)
• Opioid memiliki efek samping yang tidak diinginkan:
– Mual, muntah, pruritus, sedasi, dizziness, konstipasi, dsb

• Oleh karena itu, efek samping dapat diminimalkan


dengan :
– Menggunakan kombinasi/tambahan analgesik yang
memberikan opioid-sparing effects
• multimodal analgesia

1
Sun Y. Br J Anaesth 2008; 101:151-60
Klasifikasi Analgesik Opioid
• Berdasarkan afinitas terhadap reseptor μ dan potensi analgesik
Opioid Kuat Opioid Lemah • Perbedaan antara
kelompok disamping tidak
selalu jelas, dan dapat
tergantung dosis yang
diberikan

3
National Pharmaceutical Council. Section III:Types of Treatment
2
Pain Soc, the Royal Coll of Anesth 2004. Recommendations for the Appropriate Use of Opioids
Analgesik Opioid
Efek Samping Umum

• Mual & Muntah


• Dizziness & Sedasi
• Konstipasi
• Depresi nafas
• Toleransi
Analgesik Opioid
Efek Samping Umum

• Pasien yang mengalami nyeri terus-menerus dapat


memperlihatkan anxietas dan perilaku
membutuhkan obat. Perilaku ini seharusnya hilang
apabila nyeri tertangani dengan baik.
• Efek samping opioid harus ditangani, dan
sebaiknya tidak menghentikan pemberian
analgesik opioid pada pasien dengan nyeri sedang
sampai berat
Ketakutan menggunakan opioid 🡪 Depresi
nafas, oversedasi

Pasien yang masih kesakitan tidak akan


depresi nafas

3/14/16 57 BKFK 2012


Oral dan parenteral opioid ekuivalensi
dan potensi obat relatif
Opioid agonis Dosis parenteral Dosis oral Faktor (IV ke po) Durasi aksi (jam)

Kodein 130. Mg 200 mg 1,5 3-4

Fentanyl 100 ug - - 1-3


Hidrokodon - 30-200 mg - 3-5
Hidromorphone 1,5 mg 7,5 mg 5 2-3

Levofanol 2 mg 4mg 2 3-6


Metadon 10 mg 3-20 mg 2 4-8
Morfin 10 mg 30 mg 3 3-4
Oksikdone - 15-20 mg - 3-5
Toksimorfone 1 mg 10 mg 10 3-6

tramadol
3/14/16 - 50-100 mg - 58 3-7
Tabel Konversi Morfin Ke Fentanyl Patch

Morfin oral Morfin parenteral Ekuivalen fentanyl


(mg/24 jam) (mg/24 jam) transdermal
(mcg/jam)

25-65 8-22 25

65-115 23-37 50

116-150 38-52 75

151-200 53-67 100

201-225 68-82 125

226-300 83-100 150

3/14/16 59
ANESTESI LOKAL UNTUK PENANGANAN NYERI

Blok saraf / Regional analgesia 🡪 teknik


intervensional 🡪 Spesialis Anestesi

3/14/16 60 BKFK 2012


EPIDURAL ANALGESIA
• Anestesi lokal (bupivacain, ropivacaine,
lidocaine) dengan kombinasi obat tambahan, a.l :
– Morfin, fentanyl, pethidin
– Clonidin, adrenalin
– Neostigmin, ketamin
• Dapat diberikan secara intermitten setiap 6-12
jam atau secara infus kontinyu dan PCEA
(Patient Controlled Epidural Analgesia )

3/14/16 61 BROS
Warning…!

• Pada pasien trauma, semua obat analgesia


hanya boleh diberikan setelah dilakukan
resusitasi dan stabilisasi hemodinamik serta
respirasi.

• Semua vital sign harus dimonitor termasuk


“Nyeri”
PCA

PATIENT CONTROLLED
ANALGESIA

3/14/16 63
Apa Itu Patient Controlled Analgesia ?

PCA
• Semua jenis analgesia yang diberikan dengan rute
apapun yg diberikan segera sesuai kebutuhan pasien
🡪 PCA

PCA-IV
• Analgesia sesuai kebutuhan, intermitten, diberikan secara
intravena

PCEA ( Patient Controlled Epidural Analgesia)


• Diberikan via kateter epidural, obat anestesi lokal diberikan
secara kontinyu dosis kecil dan sesuai kebutuhan pasien

3/14/16 64
PCA Pumps…..(kakek buyut PCA)

3/14/16 65
PCA + TCI

3/14/16 66
PCA PORTABLE
3/14/16 68 BROS
Prinsip PCA IV
• Mencapai dan pemeliharaan konsentrasi
analgesia minimal 🡪 MEAC (minimum
effective analgesic concentration)

• MEAC dicapai dengan titrasi opioid, yang


membedakan antara nyeri dan tidak nyeri

3/14/16 69
3/14/16 70
Keuntungan PCA
Pasien dapat mentitrasi sendiri kebutuhan analgesianya

Pasien yg memegang kendali analgesia

Analgesia dapat segera diberikan

Dapat mengurangi kecemasan pasien dibandingkan teknik


analgesia lainnya

Komplikasi lebih sedikit

Meningkatkan kepuasan pasien

Mengurangi beban kerja perawat

3/14/16 71 BROS
Faktor Pengaman
• PCA lebih aman dibandingkan opioid bolus IV
atau IM
• Faktor yang mempengaruhi :
– Hanya pasien yg boleh menekan tombol PCA
– Mesin PCA harus diatur dan diawasi oleh staf yg
berpengalaman
– Program PCA harus sesuai dengan protokol yg
berlaku

3/14/16 72
Pengaturan Variabel PCA

Demand dose /
Initial loading
Konsentrasi Obat bolus dose / PCA
dose
dose

Background
Lockout interval
1-h and 4-h limits infusion / infus
time
kontinyu

3/14/16 73
Demand Dose/PCA Dose/Dosis Bolus
• Dosis obat yg diberikan ke pasien saat
tombol PCA ditekan

• Pada kasus nyeri berat atau pasien dengan


kebutuhan opioid yg tinggi 🡪 demand dose
dapat ditingkatkan

3/14/16 74 BROS
Lockout Interval / Lockout Time
• Waktu dimana mesin PCA tidak akan
memberikan dosis obat meskipun tombol
PCA ditekan

• Berfungsi mengurangi resiko overdosis

• Biasanya diatur 5-10 menit

3/14/16 75 BROS
Background Infusion/ Infus Kontinyu

• Infus kontinyu opioid yang diberikan untuk


meningkatkan analgesia

• Biasanya diperlukan setelah operasi mayor


atau pada pasien dengan nyeri kanker
dengan kebutuhan opioid yang tinggi

3/14/16 76 BROS
Pilihan Opioid
• Morphine merupakan “gold standard” PCA IV

• Fentanyl pilihan berikutnya obat PCA

3/14/16 77 BROS
3/14/16 78 BROS
Kunci keberhasilan PCA adalah titrasi yang
tepat untuk mencapai efek analgesia awal dan
mempertahankannya selama terapi

3/14/16 79 BROS
Kontraindikasi PCA
• Pasien tidak kooperatif dan menolak

• Pasien tidak mengerti konsep PCA

• Pasien tidak mau mengontrol sendiri


analgesia yg dibutuhkan

3/14/16 80 BROS
Apakah Anak-anak dapat menggunakan PCA ?

• Sebagian besar anak-anak usia > 7 tahun


dapat menggunakan PCA

• Anak-anak harus diberi penjelasan konsep


PCA

3/14/16 81 BROS
Tombol PCA
• PCA biasanya dikontrol menggunakan suatu
tombol tangan / handset
• Terdapat beberapa alternatif jenis tombol
• Lengan, jari kaki, lutut, siku dapat digunakan
untuk mengontrol tombol PCA
• Bila seluruh anggota tubuh tidak dapat
digunakan 🡪 alternatif dengan kontrol
melalui tiupan nafas pasien

3/14/16 82 BROS
Perhatian Penggunaan PCA
• Tepat dosis opioid
• Tepat program PCA
• Dokumentasi konsumsi opioid yang akurat
• Observasi vital signs
• Dokumentasi intensitas nyeri dan efek
samping

3/14/16 83 BROS
Monitoring….
– Skala sedasi
– Frekuensi nafas, kedalaman nafas
– Saturasi oksigen
– Denyut jantung & tekanan darah
• Jumlah patient demand dan patient delivery
didokumentasikan
• Total konsumsi opioid dicatat

3/14/16 84 BROS
Informed Consent PCA Pra-operasi
• Dijelaskan prinsip PCA kepada pasien
sebelum operasi
• Informasi tentang cara kerja PCA
• Kapan saatnya menekan tombol PCA
• Penjelasan prinsip penanganan nyeri adalah
mengurangi nyeri sampai pada level pasien
merasa nyaman
• Bila ada keluhan segera melapor pada
petugas

3/14/16 85 BROS
PAIN IS A
CRIMINAL !!!!

BEBAS NYERI🡪 HAK ASASI MANUSIA

86
14/9/2012
PATIENT CONTROLLED ANALGESIA
CONTINOUS INFUSION
EPIDURAL ANALGESIA
CONTINUOUS SUPRACLAVICULAR BLOCK
CONTINUOUS SCIATIC BLOCK
“DUAL EPIDURAL THORAKAL-LUMBAL
CONTINUOUS
PATIENT CONTROLLED ANALGESIA
POST THORAKOTOMY +
FR CLAVICULA USING PCA
CONT. INFRACLAVICULAR BLOCK
CONTINUOUS FEMORAL BLOCK
CONTINUOUS INTERSCALENI BLOCK
3/14/16 98

Anda mungkin juga menyukai