Anda di halaman 1dari 28

Pelatihan Internal RSUD K.H.

Hayyung

Manajemen Nyeri
Muhammad Yunus
Perception 5 Mekanisme Nyeri
Pain 3

Medulation
Descending
modulation Dorsal Horn 2
Conduction
Ascending Dorsal root
input ganglion

Transduction 1
Spinothalamic Peripheral
tract nerve

Transmission 4 Trauma
Peripheral
nociceptors

Adapted from Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1981, and Kehlet H et al. Anesth Analg. 1993;77:1049.
Pembagian Nyeri
Nyeri somatik

 Nyerinya konstan
 Tajam
 Lokasinya jelas
(bisa ditunjuk dgn telunjuk)
 Nyeri bertambah jika
digerakkan digerakan

Contoh
Tulang, otot, jaringan lunak
Nyeri viseral
 Nyeri yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan, infiltrasi, atau
distensi terhadap organ vicseralis.
 Nyeri bersifat tersebar dan sulit
dilokalisasikan

Contoh:
Appendicitis, CA pancreas, Liver
capsule distension, Bowel
obstruction
Nyeri Neuropatik

 nyeri yang berasal dari saraf perifer


ataupun sentral
 Rasa terbakar atau tertusuk

Misalnya :
Neuralgia trigeminal, postherpetic
neuralgia (PHN) dan diabetic
neuropathy
Manajemen Nyeri

Suatu rangkaian kegiatan untuk pengelolaan rasa nyeri:


 Skrining
 Assesment awal
 Pengklasifikasian berdasarkan skala nyeri
 Tatalaksana nyeri
 Assesment lanjutan
 Edukasi tentang nyeri kepada pasien dan keluarga
Skrining Nyeri
Melakukan penapisan/pemilahan adanya nyeri atau tidak pada setiap
pasien saat pertama kali datang ke rumah sakit.

Bertanya
pasien
penjaga pasien

Melihat tanda
Kerutan kening
Raut Wajah
Sulit bergerak
Berkeringat
Assesment Awal dan pengklasifikasian nyeri
Melakukan penilaian derajat nyeri pasien pada saat pertamal kali masuk baik
di rawat jalan maupun di rawat inap menggunakan skala nyeri yang sesuai
dengan golongan umur atau kondisi pasien.

P = Provokatif
yang memprovokasi nyeri  apa yang menjadi penyebab
Q = Quality/Kualitas
seperti apa rasanya, Seperti tertusuk benda tajam, tumpul,kesemutan, ngilu, di
iris-iris, terbakar, tertekan/tertimpa benda berat, berdenyut, dll
R = Regio/Radiasi
Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada, Penjalarannya
S = Severity
seberapa berat  pakai skala 0 – 10
T = Tempo/timing
Hilang timbul atau terus menerus
1. Numeric Rating Scale (NRS)
2. Wong Baker Pain Rating Scale

Anak umur 3 - 8 thn


3. FLACC (Face, Legs, Activity,Cry,Consolability)

Anak umur < 3 thn

0 = Tidak nyeri
1-3 = Nyeri Ringan
4-6 = Nyeri Sedang
7-10 = Nyeri berat
4. NIPS (Nenatus infant pain scale)

Anak umur < 1 thn

0 = Tidak nyeri
1-2 = Nyeri Ringan
3-4 = Nyeri Sedang
>4 = Nyeri berat
5. BPS (Behaviour pain scale)

3 = Tidak nyeri
4-5 = Nyeri Ringan
> 5 = Nyeri yang membutuhkan
tambahan sedasi dan atau
analgesia
Tatalaksana nyeri
a. Non farmakologik
Untuk nyeri ringan, tanpa pemberian obat
 Berikan heat/cold pack
 Lakukan reposisi, mobilisasi yang dapat ditoleransi
oleh pasien
 Latihan relaksasi dapat mengurangi ketegangan otot
dan kecemasan seperti: tarik napas dalam, bernapas
dengan pola yang teratur, dan atau meditasi
pernapasan yang menenangkan
Tatalaksana nyeri
a. Non farmakologik
 Distraksi adalah metode pengalihan perhatian dari
“persepsi” rasa nyeri. Bisa diterapkan pada nyeri
ringan dan sedang. Contoh melakukan kegiatan
ringan untuk mengalihkan “persepsi” rasa nyeri
seperti mengobrol, menonton TV
Tatalaksana nyeri
b. Farmakologik
 Dengan pemberian obat pengurang rasa sakit
 Terapi yang direkomendasikan oleh WHO
berdasarkan konsep WHO analgesic ladder
 Prinsip terapi: by the mouth, by the clock, by the
ladder, individualized for the patient, attention to
detail
WHO Three Step Ladder of WHO.

2 3
1
Nyeri Berat
VAS 8-10
Nyeri Sedang
VAS 4-7 Strong Opioid
Nyeri ringan ± nonopioid
VAS 1-3 ± adjuvant
Mild Opioid
Nonopioid ± nonopioid  Morphine
± adjuvant ± adjuvant - Rapid relies; tab or
 Codein or Tramadol liquid
 Acetaminophen ± Paracetamol - Slow relies MST
 Ibuprofen or
 Celecoxibe
 Fentanyl Patch
± NSAID or Coxib

Modify AHT
Assesment lanjutan
a. Lakukan assesment ulang nyeri yang komprehensif setiap shift
sesuai dengan kondisi pasien, yaitu pada:
 Pasein yang mengeluh nyeri
 Satu jam setelah tatalaksana nyeri, kemudian dilanjutkan
setiap 8 jam atau setiap shift minimal sekali ( pada pasien yang
sadar/ bangun)
 Pasien yang menjalani prosedur kedokteran yang menyakitkan
 Sebelum transfer pasien
 Sebelum pasien pulang dari rumah sakit
 Saat pasien kontrol ulang di instalasi rawat jalan
Assesment lanjutan
b. Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan
assesment ulang nyeri setiap 5 menit setelah pemberian nitrat
atau obat-obat intravena.
c. Pada nyeri akut/kronik lakukan assesment ulang nyeri setiap
30-60 menit setelah pemberian terapi dilakukan sebagai
berikut:
 Pemberian terapi parenteral dilakukan 15-30 menit
 Pemberian terapi oral dan supositoria dilakukan 60 menit
 Pemberian terapi secara maintenance melalui epidural/infus
minimal kontrol setiap 2 jam sekali atau jika ada perubahan
sewaktu-waktu
Assesment lanjutan
d. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau
dalam kondisi sedasi sedang, assesment dan
penanganan nyeri dilakukan pada saat pasien
menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau
verbal akan rasa nyeri
Edukasi nyeri
Salah satu intervensi untuk mengurangi nyeri adalah
dengan melibatkan pasien dalam suatu tindakan yang
akan dilakukan. Agar pasien dapat bekerja sama
dengan tenaga kesehatan, maka dibutuhkan edukasi
kepada pasien dan keluarganya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai