Anda di halaman 1dari 16

Manajamen Nyeri

Silvi Mutiara Yurizky, S.Kep


 NYERI Menurut The International Association for
the Study of Pain (IASP), nyeri merupakan
pengalaman sensoris dan emosional tidak
menyenangkan yang disertai oleh kerusakan
jaringan secara potensial dan aktual

 Nyeri adalah suatu mekanisme pertahanan bagi


tubuh yang timbul bila mana jaringan sedang
dirusak yang menyebabkan individu tersebut
bereaksi dengan cara memindahkan stimulus
nyeri (Guyton & Hall, 2008 dalam Saifullah,
2015).
Klasifikasi Nyeri
 Pheriperal pain
Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh. Nyeri
ini termasuk nyeri pada kulit dan permukaan kulit. Stimulus yang
efektif untuk menimbulkan nyeri dikulit dapat berupa rangsangan
mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. Apabila hanya kulit yang
terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai menyengat, tajam,
meringis, atau seperti terbakar.
 Deep pain
Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang
lebih dalam (nyeri somatik) atau pada organ tubuh visceral. Nyeri
somatis mengacu pada nyeri yang berasal dari otot, tendon,
ligament, tulang, sendi dan arteri. Struktur-struktur ini memiliki
lebih sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi sering tidal jelas
 Reffered pain
Merupakan nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organ/ struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian
tubuh didaerah yang berbeda bukan dari daerah asalnya
misalnya, nyeri pada lengan kiri atau rahang berkaitan
dengan iskemia jantung atau serangan jantung.

 Central pain
Merupakan nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi
atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat seperti
spinal cord,batang otak, thalamus, dan lain-lain.
Nyeri berdasarkan waktu serangan

 Nyeri akut
Merupakan nyeri yang mereda setelah dilakukan intervensi
dan penyembuhan. Awitan nyeri akut biasanya mendadak dan
berkaitan dengan masalah spesifik yang memicu individu untuk
segera bertindak menghilangkan nyeri. Nyeri berlangsung singkat
(kurang dari 6 bulan) dan menghilang apabila faktor internal dan
eksternal yang merangsang reseptor nyeri dihilangkan. Durasi nyeri
akut berkaitan dengan faktor penyebabnya dan umumnya
dapatdiperkirakan
 Nyeri kronis
Merupakan nyeri yang berlangsung terus menerus selama 6
bulan atau lebih. Nyeri ini berlangsung diluar waktu
penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat
dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis
ini berbeda dengan nyeri akut dan menunjukkan masalah
baru, nyeri ini sering mempengaruhi semua aspek kehidupan
penderitanya dan menimbulkan distress, kegalauan emosi
dan mengganggu fungsi fisik dan sosial
• Saraf aferen
menerjemahkan • Proses mengubah
stimulus ke impuls transmisi
nosiseptif nyeri/proses
amplifikasi sinyal
• Nosiseptor adalah neural
reseptor/serabut
penghantar nyeri

Transduksi Transmisi Modulasi Persepsi

• Proses penyaluran
impuls syaraf
• Kesadaran akan
menuju kornu
nyeri yang sampai
dorsalis dan traktus
menuju ke
sensorik menuju
nosiseptor
otak

Fisiologi Nyeri
Pengukuran skala Nyeri

 Faces Analog Scale


Skala ini digunakan untuk mengetahui tingkat nyeri pada
anak usia dibawah 12tahun , terdiri dari enam wajah
kartun yang diurutkan dari seorang yang tersenyum (tidak
ada rasasakit), meningkat wajah yang kurang bahagia
hingga ke wajah yang sedih,wajah penuh airmata (rasa
sakit yang paling buruk
 NRS (Numeric Rating Scale)
Merupakan alat penunjuk laporan nyeri untuk
mengidentifikasi tingkatnyeri yang sedang terjadi dan
menentukan tujuan untuk fungsi kenyamanan bagi klien
dengan kemampuan kognitif yang mampu berkomunikasi
atau melaporkan informasi tentang nyeri.
 VAS (Visual Analog Scale)
Cara lain untuk menilai intensitas nyeri yaitu dengan
menggunakan VisualAnalog Scale (VAS). Skala berupa suatu garis
lurus yang panjangnyabiasanya 10 cm (atau 100 mm), dengan
penggambaran verbal pada masing–masingujungnya, seperti
angka 0 (tanpa nyeri) sampai angka 10 (nyeriterberat). Nilai VAS
0 - <4 = nyeri ringan, 4 - <7 = nyeri sedang dan 7-10 =nyeri
berat.
Manajemen Nyeri

 Tujuan dari penatalaksanaan nyeri adalah


menurunkan nyeri sampai tingkat yang dapat
ditoleransi. Baik menngunakan Upaya secara
farmakologis dan non-
farmakologis
Intervensi Farmakologis
 Analgesik narkotik
Opiote merupakan obat yang paling umum digunakan untuk
mengatasi nyeri pada klien, untuk nyeri sedang hingga nyeri berat.
 Analgesik local
Analgesik lokal bekerja dengan memblokade konduksi saraf saat
diberikan langsut ke serabut saraf.
 Analgesik yang dikontrol klien
Sistem analgesik yang dikontrol klien terdiri dari infus yang diisi
narkotik menurut resep, dipasang dengan pengatur pada lubang injeksi
intravena. Penggunakan narkotik yang dikendalikan klien dipakai pada
klien dengan nyeri pascabedah , nyeri kanker, krisis sel
 Obat-obat Nonsteroid (NSAIDs)
Obat-obat yang termaksud dalam kelompok ini menghambat
agresasi platelet, kontraindikasi meliputi klien dengan gangguan
koagulasi atau klien dengan terapi antikoagulan. Contohnya :
Ibuprofen, Naprosen, Indometasin, Tolmetin, pirocixam, serta
keterolac (toradol). Selain itu terdapat pula golongan NSAIDs yang
lain seperti asam mefenamat, meclofenomate, serta phenlybutazone,
dll.
Intervensi Non Farmakologis
 Relaksasi
Metode ini menggunakan pendidikan dan latihan pernafasan dengan prinsip
dapat mengurangi nyeri dengan cara mengurangi sensasi nyeri dan
mengontrol intensitas reaksi terhadap nyeri, relaksasi dapat dilakukan
dengan cara ciptakan lingkungan yang tenang, tentukan posisi yang
nyaman, konsentrasi pada suatu obyek atau bayangan visual, dan
melepaskan ketegangan.
 Distraksi
merupakan tindakan yang memfokuskan perhatian pada sesuatu
selain pada nyeri misalnya menonton film. Menyanyi berirama dan
menghitung ketukannya, mendengarkan musik mendorong klien untuk
menghayal (guided imagery) tekniknya sebagai berikut, atur posisi
nyaman pada klien, dengan suara yang lembut mintakan klien untuk
memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau pengalaman yang membantu
semua indra, minta klien untuk tetap fokus pada bayangan yang
menyenangkan sambil merelaksasikan tubuhnya, bila klien tampak relaks
perawat tidak perlu berbicara lagi
 Massage (pijatan)
Ada beberapa teknik pijatan yang dapat dilakukan yaitu,
remasan pada otot bahu, selang seling tangan memijat
punggung dengan tekanan pendek, cepat dan bergantian
tangan, petriasi dengan menekan punggung secara horizontal
kemudian pindah tangan dengan arah yang berlawanan dengan
mengguakan gerakan meremas, tekanan menyikat secara halus
tekan punggung dengan menggunakan ujung-ujung jari untuk
mengakhiri pijatan
 Aromaterapi (Lavender)
Aromaterapi lavender memiliki aroma yang menyegarkan yang
memiliki manfaat meredakan stress, mengurangi sakit kepala,
migrain, juga mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi
tingkat kecemasan dan kesakitan. Aromaterapi lavender bekerja
dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga tingkat
emosi. Aromaterapi lavender sendiri memiliki kandungan linalool
dan linalyl acetat yang berefek sebagai analgetik yang dapat
mengubah seseorang menjadi tenang.
Menurut penelitian Aromaterapi lavender lebih efektif
menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif dibandingkan
dengan aromaterapi lemon (Annida, Siswi, & Sulistyaningsih,
2019).
Terimakasih..

Anda mungkin juga menyukai