Makalah Kesehatan Penyelaman
Makalah Kesehatan Penyelaman
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
tahun 2000, 10% kematian di seluruh dunia adalah akibat kecelakaan, dan
8% akibat tenggelam tidak disengaja yang sebagian besar terjadi di negara
berkembang.3
Sebuah penelitian di Eropa di dapatkan dari 142 penyelam 64%
melaporkan gejala barotrauma, tuli sementara akibat tinitus 27,5% dan
mengalami vertigo 9,9%. Beberapa penelitian di luar Indonesia
menunjukkan bahwa penyelam paling sering mengalami gangguan
pendengaran. Sebuah studi pada 429 penyelam professional di Iran
menunjukkan gangguan yang paling sering otitis eksternal 43,6. Dari hasil
penelitian terhadap 100 Navy diver Pakistan ditemukan 54% mengalami
gangguan pendengaran, antara lain infeksi, barotrauma dan tuli.
Mawle S.E & Jackson C.A telah melakukan sebuah penelitian tentang
trauma telinga pada penyelaman. Sampel terdiri dari 142 penyelaman
termaksud teknisi, penyelam amatir, dan instruktur diperiksa dengan
kuesioner untuk menentukan prevalensi telinga, nyeri (47,9%), ketulian
sementara dengan tinnitus (berdenging) (27,5%) dan vertigo (9,9%).
Prevalensi infeksi telinga tengah terjadi pada lebih dari 1/3 sampel
(37,3%).
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum : Untuk mengetahui telaah kesehatan penyelaman
1.2.2 Khusus :
1. Untuk mengetahui perubahan fisiologi selama penyelaman
2. Untuk mengetahui penyakit yang terjadi akibat penyelaman
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi penulis
Penulis dapat memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat
mengenai kesehatan penyelaman
1.3.2 Manfaat bagi pembaca
Pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai kesehatan
penyelaman
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
gas tersebut di atas cairan.5 Pada kondisi di atas permukaan laut gas nitrogen
terdapat dalam udara pernapasan sebesar 79%. Nitrogen tidak mempengaruhi
fungsi tubuh karena sangat kecil yang larut dalam plasma darah, sebab rendahnya
koefisien kelarutan pada tekanan di atas permukaan laut. Tetapi bagi seorang
penyelam Scuba atau pekerja Caisson (pekerja pembangun saluran di bawah air)
yang berada pada kondisi udara pernapasan di bawah tekanan tinggi, jumlah
nitrogen yang terlarut dalam plasma darah dan cairan interstitial sangat besar. Hal
tersebut mengakibatkan pusing atau mabuk, yang disebut dengan gejala nitrogen
narcosis.6
Risiko yang bisa terjadi akibat menyelam dengan cara tahan nafas antara lain:
1. Sakit kepala
2. Pecahnya gendang telinga keluar darah dari telinga kalau
menyelam lagi bisa mengakibatkan disorientasi (pusing berputar,
kehilangan arah tenggelam)
3. Pendengaran berkurang
4. Mimisan di dalam air. 6
Apa yang dilakukan bila terasa sakit pada telinga, gigi geligi, dan daerah
sekitar wajah, ataupun timbul mimisan segera naik ke permukaan, meminta
pertolongan ke sarana pelayanan kesehatan terdekat.
Pencegahan supaya tidak terjadi penyakit tersebut :
1. Jangan menyelam bila kondisi badan tidak sehat
2. Tidak boleh minum obat sebelum menyelam
3. Pada saat turun menyelam (kepala di bawah) tidak vertikal, namun
membentuk sudut.
4. Ketika turun menyelam melakukan penyesuaian tekanan udara di dalam
rongga telinga tengah dengan tekanan lingkungan di dalam air dengan cara
valsava dengan cara :
a. Menelan ludah
b. Memencet hidung dan menutup mulut, sambil meniup sampai terasa
udara menekan telinga (sampai merasakan sensasi ‘klek’). Equalisasi
dapat dilakukan berulang. 7
BAB III
11
PEMBAHASAN
11
12
cukup besar dari jaringan ke rongga udara bila udara tidak dapat masuk
ke rongga udara untuk menyamakan tekanan jaringan dipaksa masuk
ke rongga udara akan terjadi barotrauma pembengkakan jaringan
yang melapisi rongga udara tersebut dan nyeri yang hebat perdarahan
dan berkurangnya rasa sakit.10
c. Gejala klinis
- Dahulu, dibagi menjadi 2 tipe :
- Dekompresi ringan (tipe I) yang ditandai dengan gatal-gatal, nyeri
sendi/otot, pusing/sakit kepala, muntah
16
- Dekompresi berat (tipe II) yang ditandai dengan kram dari perut
turun hingga kaki sampai mengalami kelumpuhan dan kematian.3
- Sekarang
o Persendian awalnya rasa tidak enak dan kaku, rasa nyeri
hebat.
o Susunan Saraf Pusat tergantung daerah yang terkena
(cerebrum, cerebellum, tulang belakang) hemiplegic,
hilangnya koordinasi, sakit pinggang, penglihatan kabur, dll.
o Gastro Intestinal mual, nafsu makan menurun, muntah, diare,
kejang usus, BAB berdarah (berat).
o Jantung dan paru sesak nafas, nyeri dada, batuk.
o Kulit gatal-gatal, bercak kebiruan.
o Darah hiperkoagulasi, hemokonsentrasi, hiperagregasi
trombosit.
d. Tatalaksana
Tindakan pertama
o Oksigenasi untuk pasien tidak sadar
17
3.2.4 Intoksikasi CO
a. Definisi: biasanya terjadi pada peselam dengan kompresor konvensional
pengikatan Hb dengan CO 200 x lebih besar daripada O2 hipoksia
jaringan.
b. Gejala klinis
- Hipoksia progresif
- Pengaruh tergantung kadar, kecepatan nafas dan lamanya CO dihirup
sakit kepala, pusing, nafas pendek, mental kacau, muntah, penurunan
kesadaran, meninggal
c. Tatalaksana
- Singkirkan gas tercemar secepatnya
- Masker Oksigen 100%
- Hyperbaric chamber (3 ATA banyak Oksigen terlarut secara fisik)
memenuhi kebutuhan jaringan dan cepat menghilangkan ikatan HbCO
Hb normal yang mengikat Oksigen
d. Pencegahan
- Penggunaan kompresor yang aman.12
3.2.5 Hipoksia
22
- Nitrogen
- Hydrogen
d. Pencegahan
Pengaruh HPNS (High Pressure Neurology Syndrome) akan berkurang
dengan makin terbiasanya penyelaman dalam kedalaman tertentu.11
a b
c d
a b
24
c d
e f
Gambar 3.5 a) ikan pari (sting ray), b) ular laut (sea snake), c) ikan kalajengking (scorpion
fish), d) bulu babi (sea urchin), e) ubur-ubur (jelly fish), f) kerang lonjong (cone shell)
a. Pencegahan :
- Menghindar dari tempat yang terdapat binatang laut berbahaya tersebut
- Menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan, sepatu, baju yang
tertutup)2
b. Pertolongan pertama :
- Apabila tersengat ubur – ubur diberikan cuka
- Tertusuk bulu babi diberikan amoniak
- Tersengat ular laut diberikan anti bisa ular (ABU) 2
c. Pertolongan Pada Kondisi Bahaya Lainnya
- Tenggelam : Resusitasi Jantung Paru
- Penyakit dekompresi :
Banyak minum (rehidrasi)
Diberikan analgetik
Diberikan oksigen murni
Rekompresi basah
Untuk hasil maksimal, golden period (periode waktu terbaik)
penanganan dengan menggunakan chamber < 6 jam
25
3.5 Hipotermia
a. Definisi : kehilangan panas tubuh lebih besar dari yang dihasilkan.
b. Gejala klinis
- Gejala lokal
- Dingin pada ujung jari kaki dan tangan
- Kekuatan menggenggam menurun
- Timbul sakit dan baal dari tangan dan kaki
- Gejala sistemik
- Vasokonstriksi pembuluh darah
- Tekanan darah naik, peningkatan cardiac output
- Berlanjut metabolic rate menurun, cardiac output menurun
penurunan kesadaran
c.Tatalaksana
- Ganti pakaian kering
- Selimut dan minum hangat
- Tidak sadar? infus NaCl
d.Pencegahan
- Pakaian pelindung (wet/dry suit)
- Peningkatan jaringan lemak subkutan (makanan bergizi)
- Mengurangi latian dalam air
- Adaptasi
b. Gejala klinis
- Tergantung beratnya “nyaris tenggelam” tersebut
- Ringan : batuk
- Berat : buih keluar dari tenggorokan, sering tidak nafas, nadi tidak
teraba
c.Tatalaksana
- Secepatnya bawa korban ke permukaan dan lakukan resusitasi
d.Pencegahan
- Peningkatan teknik berenang dan menyelam
- Peningkatan pengetahuan cara resusitasi
- Jaket pelampung
27
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air, dengan
atau tanpa meenggunakan peralatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Perubahan fisiologis penyelam dikarenakan perbedaan tekanan. Tekanan
atmosfer akan menurun pada ketinggian karena atmosfir diatasnya berkurang,
sehingga udara pun berkurang. Demikian sebaliknya tekanan akan meningkat
bila seorang menyelam di bawah permukaan air.
3. Penyakit akibat penyelaman ada beberapa yaitu:
- Barotrauma ditunjukkan oleh adanya kerusakan berbagai jaringan tubuh.
- Penyakit dekompresi disebabkan oleh meningkatnya gelembung nitrogen
dalam tubuh
- Penyakit akibat gas pada penyelaman salah satunya adalah Narkosis
Nitrogen yaitu kenaikan tekanan parsial dari gas yang inaktif dalam
metabolisme.
- Penyakit akibat binatang laut berbahaya. Ada dua golongan binatang laut
berbahaya menurut jenisnya yaitu : 1) hewan laut mengigit: ikan hiu,
ikan baracuda, belut laut, groper. 2) hewan laut berbisa: ikan pari, ular
laut, ikan kalajengking, bulu babi, ubur-ubur, kerang lonjong.
4.2 Saran
- Penyelaman cukup mengandung resiko tinggi, oleh karenanya
diharapkan kepada semua penyelam, mematuhi prosedur penyelaman dan
menaati semua larangan yang telah ditentukan
- Rawatlah alat selam secara teratur sesuai ketentuan
- Pakailah alat selam yang bisa anda pakai
- Kenalilah alat selam anda dengan baik ciri-ciri khasnya
- Usahakan untuk mengikuti pendidikan mengenai penyelaman sampai
tahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh penyelam
27
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Arnold dan dkk .2002. A member of the holder headline group. Great
Britain : Diving Subaquatic Medicine.
2. Susan dan Supondha Erick.2012. Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Karena
Pajanan Hiperbarik dan Penyakit Lain Akibat Penyelaman.
http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2012/09/tatalaksana-
penyakit-akibat-kerja.html. (diakses pada tanggal 06 Oktober 2017)
3. Dinas Kesehatan Angkatan Laut. 2000 . Ilmu Kesehatan Penyelaman dan
Hiperbarik. Jakarta : Erlangga