1
Syarat umum penyelam militer :
1. Bersifat sukarela
2. Umur antara 18–30 tahun, untuk clearence diver umur yang tertua adalah 25 tahun.
3. Memenuhi tes aerobik dari Cooper
4. Lulus Psikotest kategori I
5. Terjun ke air dari ketinggian 4,5–6 meter (15-20 feet) dengan sirip kaki.
6. Berenang di permukaan tanpa alat sejauh 400 yard (360 m), berenang di bawah air
sejauh 25 m dan mengapung selama 5 menit.
7. Tes tahan nafas selama 1 menit
8. Mengambil benda tanpa alat pada kedalaman 3 m (mengetahui adanya
claustrophobia)
9. Tidak menunjukkan gejala-gejala kegemukan (obesitas). Harus di perhitungkan
hubungan antara umur, tinggi dan berat badan sesuai indeks Kaup Devenport 2.00–
2.39 (dimodifikasi oleh Riyadi dan Tumonggor, Lakesla).
Bagi mereka yang overweight (lebih 20% dari standar) masih dipertimbangkan jika
struktur tulang besar ataupun karena kekekaran otot-otot tubuh.
10. Lulus test kesehatan
Syarat Kesehatan
1. Kontra indikasi absolut
a. Mudah terserang pneumotoraks spontan
b. Mudah sinkop atau mengidap penyakit epilepsi
c. Pada foto toraks terlihat kista paru atau lesi dengan udara terperangkap (air
trapping lessions)
d. Gendang telinga berlubang
e. Asma aktif
f. Ketagihan obat (drug addiction)
g. Penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang memerlukan insulin
h. Semua gangguan saraf pusat
i. Otitis media
j. Operasi telinga tengah dengan prothese
k. Sinusitis kronis
l. Angina pektoris atau infark miokard
m. Anemia
n. Kesulitan berbicara
o. Aritmia jantung kecuali kontraksi vertikel prematur yang kadang-kadang terjadi
p. Buta warna
q. Klaustrofobia atau tedensi bunuh diri
r. Arthritis kronis
s. Vertigo
t. Penyakit ginjal kronis
u. Ulkus peptikum yang aktif
v. Hipertensi
2. Kontra indikasi relatif
a. Penurunan fungsi paru
b. Deformitas ortopedi seperti skoliosis
c. Torakotomi
d. Kelainan EKG
e. Kelainan gigi yang menyebabkan kesulitan mengigit mouthpiece
f. Perokok berat
g. Migren
h. Hernia
2
3. Kontra indikasi sementara
a. ISPA, sinusitis, alergi sinus musiman atau keadaan lain yang mengganggu
ekualisasi
b. Bronkitis akut
c. Gastroenteritis akut
d. Trauma ortopedi yang memudahkan terjadinya penyakit dekompresi
e. Alkoholik dan pengobatan atau intoksikasi obat sedatif hipnotik
f. Kehamilan
4. Pemeriksaan fisik
Formulir riwayat kesehatan diiisi oleh calon penyelam.
Formulir pemeriksaan fisik diisi oleh dokter pemeriksa.
a. Visus / ketajaman penglihatan
1) Tidak buta warna
2) Jarak penglihatan minimum 6/9 untuk kedua mata
3) Tidak myopia / myopic astigmat
4) Hipermetrop tidak melebihi 2 dioptri
5) Lapang penglihatan tidak terganggu
6) Tidak strabismus
b. Ketajaman pendengaran dan telinga
1) Tidak kehilangan ketajaman pendengaran pada frekuensi tertentu
2) Jumlah desibel maksimum yang hilang adalah :
3
1) Tidak ada kelainan bibir sehingga mengganggu bicara
2) Tidak ada deformitas lidah
3) Mulut harus dapat dibuka dengan jarak gigi incisivus atas bawah minimum 3
cm
4) Tidak ada kelainan bawaan palatum
f. Gigi
1) Gigi incisivus dan caninus harus lengkap
2) Defisiensi gigi tidak mengganggu daya mengunyah dan menggigit sampai
lebih dari 30%
3) Tidak ada prothese lepas
4) Tidak menderita periodontitis kronis
5) Tidak menderita karies, abses ataupun osteomielitis tulang rahang
6) Gigi tongos (protrusif) dan gigi nyakil (progeni) yang ekstrim tidak dapat
diterima
g. Tenggorokan
1) Hipertrofi tonsil tidak lebih dari 1 derajat
2) Tidak ada faringitis akut atau kronis
h. Paru
1) Paru harus sehat, terlihat dari foto roentgen toraks
2) Tidak ada penebalan pleura, fibrosis, kista atau bula
3) Tidak menderita asma bronkiale, TBC paru, bronkitis kronis, emfisema atau
penyakit kronis paru lainnya
4) Rasio FEV1 (Forced expiratory in one second) dengan FVC (Forced Vital
Capacity) minimal 75%
5) VC = (27.73 – 0.112 x umur) x tinggi, dimana syarat minimal tidak kurang
dari 10%
i. Kardiovaskuler
1) Tidak menderita cacat jantung
2) EKG istirahat dan exercise harus baik, pada exercise tidak didapatkan aritmia
dan ST depresi
3) Tekanan darah maksimal 140/80 mmHg
4) Hb tidak kurang dari 12 gr%
j. Gastrointestinal
1) Tidak menderita ulkus peptikum / gastritis
2) Tidak sedang pasca operasi intestinalis
3) Tidak menderita hernia
4) Tidak menderita pembesaran hepar atau lien
5) Tidak didapatkan tumor abdomen
k. Urogenital
1) Tidak menderita ptosis ginjal
2) Tidak menderita nefritis kronis, nefrosis atau nefrolithiasis
3) Tidak menderita batu vesika urinaria
4) Bila belum punya anak, monotestis tidak diterima
5) Tidak menderita hidrokel testis atau epididimidis
6) Tidak menderita penyakit kelamin baik akut maupun kronis
l. Kulit
1) Tidak menderita penyakit kulit akut atau kronis meskipun tidak mengganggu
pekerjaan
2) Tidak menderita sikatriks yang keras atau mengganggu gerakan
3) Tumor jinak yang tidak mengganggu dapat dipertimbangkan
m. Susunan saraf
4
1) Tidak menderita kelainan saraf apapun
2) Tidak menderita migren kronis
3) Tidak menderita vertigo
n. Kelenjar
1) Tidak ada struma atau perubahan fungsi tiroid
2) Tidak ada diabetes mellitus
3) Tidak obesitas, berat badan tidak boleh melebihi 20% dari standar
o. Tulang
1) Kosta servikalis yang mengganggu gerakan toraks atau memberikan tanda-
tanda tekanan tidak dapat diterima
2) Deformasi tulang pelipis atau tulang pundak bila tidak mengganggu gerakan
dapat dipertimbangkan
3) Gerak persendian terbatas tidak diterima
4) Tidak didapatkan bekas fraktur tulang
5) Tidak menderita deformasi tulang belakang
6) Foto tulang panjang normal
a) Sendi bahu kanan kiri proyeksi AP
b) Sendi panggul (coxae) kanan kiri proyeksi AP
c) Sendi lutut (genu) kanan kiri projeksi AP dan lateral
p. Tes toleransi oksigen
Tidak ada kesulitan bernafas dengan oksigen pada kedalaman 18 m (66 feet) di
dalam RUBT selama 30 menit.
q. Tes rekompresi
Test rekompresi dengan tekanan 3 ATA di dalam RUBT.
r. Laboratorium
1) Darah lengkap dalam batas normal
2) Fungsi hepar normal
3) Tes VDRL / Kahn negatif
4) Hepatitis B (HBsAg) negatif
5) Urine lengkap dalam batas normal
6) Faeces normal
Syarat Psikologi
Pelaksanaan tes oleh Lembaga Psikologi.
1. Intelegensia / prestasi
a. Tamtama / Bintara : intelegensia normal
b. Perwira : intelegensia sedikit di atas normal
c. Kesanggupan ausdouer cukup
d. Daya tangkap baik dan cukup cepat
e. Reaksi cepat dan cukup adekuat
f. Dapat bekerja sama dengan baik
g. Tidak mudah gugup dan panik
h. Sikap kerja yang positif
i. Tanggung jawab yang baik
j. Trampil
k. Tidak irritable dan explosif
l. Kemampuan konsentrasi baik
2. Kepribadian
a. Kedewasaan dan kestabilan emosi
b. Keseimbangan antara rasio dan emosi
c. Penyesuaian diri yang baik
d. Tidak egosentris
5
e. Percaya pada diri sendiri dan tidak mudah putus asa
f. Inisiatif
g. Tak bersikap opsisional
h. Tidak ada tanda-tanda escaping reaction
i. Terutama untuk perwira :
1) Inisiatif dan inventif
2) Kelancaran berpikir, fleksibel dan dinamis
3) Tidak berpikir secara fixed pattern
4) Bukan details worker secara exclusive
5) Kemauan keras, steadiness dan emotional control
3. Hal-hal khusus
a. Tidak klaustrofobia atau agorafobia
b. Tidak mempunyai riwayat neurosis / psikosis
c. Bukan peminum alkohol dan pecandu obat-obatan
6
2. Apabila seorang penyelam mempunyai kelainan-kelainan seperti yang diuraikan di
atas atau ada gangguan khusus yang tidak memenuhi syarat-syarat kualifikasi,
maka penyelam tersebut dinyatakan tak cakap untuk menyelam secara permanen.
3. Barotrauma pulmoner
Semua penyelam dengan riwayat barotrauma pulmoner atau komplikasinya
(pneumotoraks, surgical emphysema atau emboli udara) dinyatakan tak cakap
untuk menyelam.
Apabila memungkinkan, penderita dikirim ke rumah sakit untuk diadakan
pemeriksaan fungsi paru atau bekerja sama dengan Lembaga Kesehatan Kelautan
TNI AL. Selesai pemeriksaan kesehatan penyelam tersebut dihadapkan ke panitia
kesehatan untuk menentukan cakap atau tidak cakap untuk menyelam, dimana
seorang dokter yang memiliki kualifikasi kesehatan penyelaman termasuk dalam
panitia tersebut.
7
Regional block, misal mandibular block yang bilateral, dapat menimbulkan
gangguan dalam menahan mouthpiece dari seorang penyelam atau
mengganggu komunikasi.
f. Hal-hal tersebut di atas berlaku juga untuk penugasan-penugasan dalam
recompression chamber (RUBT).
8
menghindari hal tersebut, aturan keselamatan di bawah ini sangat penting untuk
diperhatikan :
a. Setiap penyelam yang telah melakukan skin diving dengan kedalaman lebih dari
25 feet (7.6 m) dan menggunakan alat pernafasan perorangan, dilarang terbang
dengan ketinggian lebih dari 5000 feet (1525 m) dalam waktu 12 jam setelah
penyelaman.
b. Setiap penyelam dilarang melakukan penerbangan setelah kecelakaan yang
terjadi selama atau sesudah skin diving sampai dilaksanakan pemeriksaan
kesehatan yang memadai.