Anda di halaman 1dari 20

2.

1 ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Di sini semua data di
kumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini. Pengkajian harus
di lakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial maupun
spiritual klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat data
dasar klien (Asmadi, 2008)

Menurut Wahid (2013), pengkajian pada fraktur meliputi:

1) Identitas klien berupa nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
status perkawinan, suku bangsa, tanggal masuk, nomor registrasi dan diagnosa
keperawatan
2) Keluhan utama, pada umumnya keluhan pada fraktur adalah rasa nyeri
3) Riwayat penyakit sekarang, berupa kronologi kejadian terjadinya penyakit sehingga bisa
terjadi penyakit seperti sekarang.
4) Riwayat penyakit dahulu,ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan petunjuk berapa
lama tulang tersebut akan menyambung.
5) Riwayat penyakit keluarga merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur
6) Riwayat psikososial merupakan respon emosi klien terhadap penyakit yang di derita dan
peran klien dalam keluarga dan masyarakat yang mempengaruhi dalam kehidupan sehari-
hari
7) Pola-pola fungsi kesehatan
a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada fraktur biasanya klien merasa takut akan mengalami kecacatan, maka klien
harus menjalani penatalaksanaan untuk membantu penyembuhan tulangnya. Selain itu
diperlukan pengkajian yang meliputi kebiasaan hidup klien, seperti penggunaan obat
steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium, penggunaan alkohol, klien
melakukan olahraga atau tidak.
b) Pola nutrisi dan metabolisme
Klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi yang lebih dari kebutuhan sehari-hari
sepertikalsium, zat besi, protein, vitamin C untuk membantu proses penyembuhan.
c) Pola eliminasi
Perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau dan jumlah dari alvi maupun feses
untuk mengetahui adanya kesulitan atau tidak. Hal yang perlu dikaji dalam eliminasi
berupa BAB dan BAK
d) Pola tidur dan istirahat
Klien biasanya merasa nyeri dan gerakannya terbatas sehingga dapat mengganggu
pola dan kebutuhan tidur klien
e) Pola aktifitas
Adanya nyeri dan gerak yang terbatas, aktifitas klien menjadi berkurang dan
butuh bantuan dari orang lain.
f) Pola hubungan dan peran
Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan masyarakat karena menjalani
rawat inap di Rumah Sakit.
g) Pola persepsi dan konsep diri
Klien fraktur akan timbul ketakutan akan kecacatan akibat fraktur, rasa cemas,
rasa ketidakmampuan melakukan aktifitas secara optimal dan gangguan citra tubuh.
h) Pola sensori dan kognitif
Berkurangnya daya raba terutama pada bagian distal fraktur
i) Pola reproduksi seksual
Klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus menjalani rawat inap
dan keterbatasan gerak serta nyeri
j) Pola penanggulangan stress
Pada klien fraktur timbul rasa cemas akan keadaan dirinya, takut mengalami
kecacatan dan fungsi tubuh.
k) Pola tata nilai dan keyakinan
Klien tidak bisa melaksanakan ibadah dengan baik karena rasa nyeri dan
keterbatasan fisik
Pemeriksaan fisik menurut Helmi (2012) menyampaikan bahwa terdapat dua
pemeriksaan umum pada fraktur yaitu gambaran umum dan keadalan lokal berupa:
1) Gambaran umum
Pemeriksa perlu memperhatikan pemeriksaan secara umum, meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a) Keadaan umum: baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda seperti
berikut ini:
(1). Kesadaran klien : apatis, sopor, koma, gelisah dan komposmentis.
(2). Kesakitan, keadaan penyakit : akut, kronik, ringan, sedang, berat, dan pada
kasus fraktur biasanya akut.
b) Tanda- tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun bentuk.
Pemeriksaan dari kepala ke ujung jari kaki atau tangan harus diperhitungkan
keadaan proksimal serta bagian distal terutama mengenai status neurovaskuler.
c) Keadaan lokal
a) Look : adanya suatu deformitas (angulasi atau membentuk sudut, rotasi atau
pemutaran dan pemendekan), jejas, tulang yang keluar dari jaringan lunak,
sikatrik (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas operasi),
warna kulit, benjolan, pembengkakan atau cekungan dengan hal-hal yang tidak
biasa (abnormal) serta posisi dan bentuk dari ekstremitas (deformitas). Adanya
luka kulit, laserasi atau abrasi, dan perubahan warna dibagian distal luka
meningkatkan kecurigaan adanya fraktur terbuka
b) Feel : adanya respon nyeri atau ketidaknyamanan, suhu disekitar trauma,
fluktuasi pada pembengkakan, nyeri tekan (tenderness), krepitasi, letak
kelainan (⅓ proksimal, tengah atau distal).
c) Move:adanya gerakan abnormal ketika menggerakkan bagian yang cedera dan
kemampuan rentang gerak sendi (ROM) mengalami gangguan.

Pemeriksaan diagnostik pada klien fraktur menurut Helmi (2012) dapat di


lakukan berbagai hal yaitu:

1) Pemeriksaan radiologi

Sebagai penunjang diagnosis fraktur, pemeriksaan yang penting adalah


menggunakan sinar rontgen (X-ray). Untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi
keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu AP
atau PA dan leteral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan
(khusus) adanya indikasi untuk memperlihatkan patologi yang dicari karena adanya
superposisi. Perlu disadari bahwa permintaan X-ray harus atas dasar indikasi
kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan.
CT scan biasanya hanya dilakukan pada beberapa kondisi fraktur yang mana
pemeriksaan radiografi tidak mencapai kebutuhan diagnosis.

2) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang lazim dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut
kelainan yang terjadi sebagai berikut:
a) Alkalin fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan
osteoblastik dalam membentuk tulang.
b) Kalsium serum dan fosfor serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang
c) Enzim otot seperti kretinin kinase, laktat dehidrogenase (LDH-5), aspartat
amino transferase (AST), aldolase meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
3) Pemeriksaan lainnya
a) Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan tes sensitivitas
Pemeriksaan dilakukan pada kondisi fraktur dengan komplikasi, pada
kondisi infeksi di dapatkan mikroorganisme penyebab infeksi
b) Biopsi tulang dan otot
Pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan di atas, tetapi
lebih diindikasikan bila terjadi infeksi.
c) Elektromyografi
Apabila terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan oleh fraktur.
d) Arthroscopy
Apabila didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma
yang berlebihan pada tulang sehingga terdapat tekanan dari luar.
e) Indium Imaging
Pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.
f) MRI
Menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur
Menurut Digiulio, dkk (2014), pemeriksaan diagnostik klien fraktur antara lain:

1) Sinar X : menunjukkan retak di mana dapat di pindah atau tidak dapat di


pindah
2) CT scan menunjukkan retak pada bagian klien yang tidak bisa di putar atau di
posisikan untuk di lihat misalnya leher
3) Bone scan berguna menunjukkan aktivitas seluler yang meningkat di dalam
area fraktur

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon klien, keluarga atau
komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial.
Tahap diagnosa keperawatan memungkinkan perawat untuk menganalisis data yang telah di
kelompokkan dan di cantumkan di bawah pola kesehatan dan divisi diagnosa disfungsional
(Asmadi, 2008)
Menurut Wahid (2013), diagnosa keperawatan pada kasus fraktur antara lain :

1) Nyeri akut berhubungan dengan spaseme otot, gerakan fragmen tulang, edem,

cedera jaringan lunak, pemasangan traksi, stree atau anisetas

2) Resiko disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah

(cedera vaskuler, edem, pembentukan trombus

3) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neurovaskuler,

nyeri, terapi restriktif (immobilisasi)

4) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka, pemasangan traksi

(pen, kawat, sekrup)

5) Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer

(kerusakan kulit, trauma jaringan lunak, prosedur invasif atau traksi tulang.
6) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurang pajanan atau salah satu interpretasi terhadap informasi,

keterbatasan kognitif, kurang akurat atau lengkapnya informasi yang ada.

Menurut NANDA (2015), diagnosa dari klien fraktur antara lain:

1) Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agens cedera biologis (misalnya infeksi,

iskemi, neoplasma), agens cedera fisik (mis abses, amputasi, luka bakar, terpotong,

mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga berlebihan), agens cedera

kimiawi (misal luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agens mustard)

2) Hambatan mobilitas fisik (00085) berhubungan dengan agens farmaseutikal, ansietas,

depresi, disuse, fisik tidak bugar, gangguan fungsi kognitif, gangguan metabolisme,

gangguan muskuloskeletal, gangguan neuromuskular, gangguan sensori perseptual,

gaya hidup kurang gerak, indeks masa tubuh di atas persentil ke 75 sesuai usia,

intoleran aktivitas, kaku sendi, keengganan memulai pergerakan, kepercayaan budaya

tentang aktivitas yang tepat, kerusakan integritas struktur tulang, keterlambatan

perkembangan, kontraktur, kurang dukungan lingkungan (misal fisik atau sosial),

kurang pengetahuan tentang nilai aktivitas fisik, malnutrisi, nyeri, penurunan

kekuatan otot, penurunan kendali.

3) Defisiensi pengetahuan (00126) berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif,

gangguan memori, kurang informasi, kurang minat untuk belajar, kurang sumber

pengetahuan, salah pengertian terhadap orang lain.

4) Ansietas (00146) berhubungan dengan ancaman kematian, ancaman pada status


terkini, hereditas, hubungan interpersonal, kebutuhan yang tidak di penuhi, konflik
nilai, konflik tentangtujuan hidup, krisis maturasi, krisis situasi, pajanan pada toksin,
penularan interpersonal, penyalahgunaan zat, perubahan besar (misalnya status
ekonomi, lingkungan, status kesehatan, fungsi peran, status peran), riwayat keluarga
tentang ansietas, stresor
5) Kerusakan integritas kulit (00046) berhubungan dengan agens farmaseutikal, cedera
kimiawi kulit (misalnya luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agens mustard), faktor
mekanik (misal daya gesek, tekanan, imobilitas fisik), hipertermia, hipotermia,
kelembapan, lembap, terapi radiasi, usia ekstrem, gangguan metabolisme, gangguan
pigmentasi, gangguan sensasi (akibat cedera medula spinalis, diabetes melitus),
gangguan sirkulasi, gangguan sirkulasi, gangguan turgor kulit, gangguan volume
cairan, imunodefisiensi, nutrisi tidak adekuat, perubahan hormonal, tekanan pada
tonjolan tulang.
6) Resiko Infeksi (00004) berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk menghindari
pemajanan patogen, malnutrisi, obesitas, penyakit kronis, prosedur invasif.
3. Intervensi
Intervensi atau rencana tindakan adalah desain spesifik yang membantu mencapai
kriteria hasil atau suatu aktifitas yang di perlukan untuk membatasi faktor-faktor pendukung
terhadap suatu permasalahan (Efendi & Makhfudli, 2009).
4. Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi di mulai setelah rencana tindakan di
susun dan di tujukan pada rencana strategi untuk membantu mencapai tujuan yang di
harapkan. Oleh sebab itu, rencana tindakan yang spesifik di laksanakan untuk memodifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan. Tujuan dari implementasi adalah
membantu dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan, yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Efendi &
makhfudli, 2009). Implementasi pada klien yang mengalami masalah fraktur di lakukan
sesuai dengan intervensi yang di tentukan oleh perawat.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan dan implementasinya
sudah berhasil di capai. Tujuan evaluasi adalah melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan. Hal ini bisa di laksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan
respon klien terhadap tindakan keperawatan yang di berikan, ehingga perawat dapat
mengambil keputusan. Proses evaluasi terdiri atas dua tahap yaitu mengukur pencapaian
tujuan klien yang baik kognitif,afektif, psikomotor dan perubahan fungsi tubuh serta
gejalanya serta membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan
( Efendi & Makhfudli, 2009). Menurut Wahid (2013) menyatakan evaluasi pada klien fraktur
meliputi:
1) Nyeri berkurang atau hilang
2) Tidak terjadi disfungsi neurovaskuler perifer
3) Tidak adanya hambatan dalam mobilisasi fisik
4) Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
5) Tidak muncul resiko infeksi
6) Peningkatan pengetahuan klien

2.2 Asuhan Keperawatan

1. Identitas Klien

Nama : Tn. Y
Alamat : Angkatan Kidul Rt 02/03 Pati
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Status perkawinan : Menikah

2. Riwayat Penyakit

Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri saat paha kanan mengalami pergerakan, nyeri seperti
tertusuk-tusuk nyeri dengan skala 4 hilang timbul, saat nyeri muncul sekitar 10 menit. Klien
tampak meringis kesakitan dan memegangi daerah paha kanan saat nyeri muncul.
Riwayat Penyakit Sekarang : Klien datang dari IGD diantar oleh keluarganya pada tanggal 22
Mei 2017 di karenakan klien mengalami kecelakaan lalu lintas sekitar jam 07.00 pagi. Klien
mengendarai motor dan menabrak mobil yang ada di depannya. Pada saat pengkajian tanggal 27
Mei 2017, klien mengatakan cemas karena akan dilakukan operasi pada hari Senin tanggal 29
Mei 2017. Klien mengeluh nyeri di paha kanan.
Pengkajian nyeri di dapatkan:
P: Klien mengatakan nyeri saat paha kanan mengalami pergerakan
Q: Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
R:Klien mengatakan nyeri di bagian paha kiri
S:Klien menunjukkan nyeri dengan skala 4
T: Klien mengatakan nyeri hilang timbul, saat nyeri muncul sekitar 10 menit.
Klien tampak meringis kesakitan dan memegangi daerah paha kanan saat nyeri muncul. Hasil
tanda-tanda vital TD 140/90 mmHg, nadi 82x/menit, irama cepat, RR 21x/menit, irama normal,
suhu 37.1ºC. Klien terpasang bidai di kaki kiri, terpasang infus NaCl 0,9% di tangan kiri, klien
tampak bedrest total dan ADL di bantu oleh keluarga, kekuatan otot ekstremitas bawah 5/2,
pengaman tempat tidur dinaikkan.

Riwayat Penyakit Dahulu : Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah mengalami
kecelakaan motor tapi hanya lecet-lecet saja tidak sampai masuk Rumah Sakit seperti sekarang
dan harus di rawat karena patah tulang. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi,
penyakit menular seperti AIDS, hepatitis ataupun penyakit menurun seperti DM, paru dan
hipertensi Keluarga klien mengtakan dikeluarganya tidak ada yang memiliki penyakit keturunan
seperti diabetes militus, hipertensi, jantung, paru.
A. Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah
Waktu pengkajian : Waktu MRS :
Ruang/ kelas : No RM :
Diagnosa Medis :

1. Identitas
Nama : (inisial) Suku Bangsa :
Jenis Kelamin : Pendidikan :
Umur : Pekerjaan :
Agama : Pgg jwb :
Status :
Alamat :

2. Keluhan Utama : Klien mengeluh nyeri di paha kanan

Riwayat Penyakit Sekarang :


Klien datang dari IGD diantar oleh keluarganya pada tanggal 22 Mei 2017 di karenakan
klien mengalami kecelakaan lalu lintas sekitar jam 07.00 pagi. Klien mengendarai motor dan
menabrak mobil yang ada di depannya. Pada saat pengkajian tanggal 27 Mei 2017, klien
mengatakan cemas karena akan dilakukan operasi pada hari Senin tanggal 29 Mei 2017.
Klien mengeluh nyeri di paha kanan.
Pengkajian nyeri di dapatkan:
P: Klien mengatakan nyeri saat paha kanan mengalami pergerakan
Q: Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
R:Klien mengatakan nyeri di bagian paha kiri
S:Klien menunjukkan nyeri dengan skala 4
T: Klien mengatakan nyeri hilang timbul, saat nyeri muncul sekitar 10 menit.
Klien tampak meringis kesakitan dan memegangi daerah paha kanan saat nyeri muncul. Hasil
tanda-tanda vital TD 140/90 mmHg, nadi 82x/menit, irama cepat, RR 21x/menit, irama
normal, suhu 37.1ºC. Klien terpasang bidai di kaki kiri, terpasang infus NaCl 0,9% di tangan
kiri, klien tampak bedrest total dan ADL di bantu oleh keluarga, kekuatan otot ekstremitas
bawah 5/2, pengaman tempat tidur dinaikkan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah mengalami kecelakaan motor tapi hanya
lecet-lecet saja tidak sampai masuk Rumah Sakit seperti sekarang dan harus di rawat karena
patah tulang. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi, penyakit menular seperti
AIDS, hepatitis ataupun penyakit menurun seperti DM, paru dan hipertensi.

Riwayat Kesehatan Keluarga:

Keluarga klien mengtakan dikeluarganya tidak ada yang memiliki penyakit keturunan
seperti diabetes militus, hipertensi, jantung, paru.

Genogram : (minimal 3 generasi)

Riwayat alergi: Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi

3. Observasi dan Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum : lemah, lemas Kesadaran : composmetis
Tanda-Tanda vital
TD : 140/90 mmhg Nadi : 82x/menit RR: 21x/mnt Suhu: 37,1ºC
Antropometri
TB : 170 Kg BB SMRS : 55Kg BB Stlh MRS : 53Kg

4. B1 Pernafasan (Breath)
Bentuk Dada : normo chest Pergerakan : simetris
Otot bantu nafas tambahan : - Jika ada, jelaskan:
Irama nafas : normal Kelainan :-
Pola nafas : Taktil/ Vocal fremitus: normal
Suara nafas : Suara nafas tambahan: -
Sesak nafas : - Batuk : -
Sputum :- Warna: - Ekskresi: -
Sianosis :- jika ada, lokasi:
Kemampuan akativitas: lemah
Masalah Keperawatan: (Jika ada, sebutkan)
5. B2 Kardiovaskuler (Blood)
Ictus cordis : Irama jantung:
Nyeri dada : jika ya, jelaskan (PQRST):

Bunyi jantung: Bunyi jantung tambahan:


CRT : Akral:
Oedema : Jika ya, jelaskan:
Hepatomegali:
Perdarahan :
Masalah Keperawatan: (Jika ada, sebutkan)

6. B3 Persarafan (Brain)
GCS Eye : Verbal : Motorik: Total:
Refleks Fisiologis
Biceps: Triceps: Patella:
Refleks Patologis:
Kaku Kuduk : Bruzinski I: Bruzinski II: Kernig:

Nervus Kranial
NI : NVII :
NII : NVIII :
NIII : NIX :
NIV : NX :
NV : NXI :
NVI : NXII :
Nyeri Kepala : Jika ya, jelaskan:
Paralisis :

Penciuman
Bentuk Hidung
Septum :
Polip :
Kelainan :
Wajah & penglihatan
Mata : Kelainan :
Pupil : Refleks :
Konjungtiva : Gangguan :
Skelera : Gangguan :
Visus :
Pendengaran
Telinga : Kelainan :
Kebersihan :
Gangguan : Alat bantu :
Lidah
Kebersihan : uvula :
Palatum : kesulitan telan:
Afasia :
Masalah Keperawatan: (Jika ada, sebutkan)

7. B4 Perkemihan (Blader)
Kebersihan : Ekskresi :
Kandung Kemih: Nyeri Tekan :
Eliminasi uri SMRS frek: Jumlah : Warna:

Eliminasi uri MRS frek: jumlah : Wrana:


Alat bantu :
Gangguan:
Masalah Keperawatan: (Jika ada, sebutkan)

8. B5 Pencernaan (Bowel)
Mulut : Membra mukosa:
Gigi/ gigi palsu: Faring :
Diit (makan&minum) SMRS:

Diit di RS diit : Frekuensi:


Nafsu makan :
Muntah : Mual:
Jenis : NGT:
Porsi :
Frekuensi Minum: Jumlah: cc/hari Jenis:

Abdomen Bentuk perut : Peristaltik:


Kealianan Abd:
Hepar :
Lien :
Nyeri abdomen: (jika ya, jelaskan PQRST)
Rectum dan anus
Hemoroid:
Eliminasi alvi SMRS
Frekuensi: Warna:
Konsistensi:
Eliminasi alvi MRS
Frekuensi: Warna:
Konsistensi: Colostomi:
Masalah Keperawatan: (Jika ada, sebutkan)

9. B6 Muskuluskeletal & Integumen (Bone)


Rambut dan kulit kepala
Skabies:
Warna kulit: Kuku:
Turgor kulit:
ROM: Jika terbatas, pada sendi:

Kekuatan Otot:

Deformitas:
Fraktur: jika ya, sebutkan (close/open)
Lain-lain:
Masalah Keperawatan: (Jika ada, sebutkan)

10. Endokrin
Pembesaran KGB :
Hiperglikemia :
Hipoglikemia :
DM :
Masalah Keperawatan: (Jika ada, sebutkan)

11. Seksual Reproduksi


Menstruasi terakhir :
Masalah menstrusi :
Pap smear terakhir :
Pemeriksaan payudara/ testis sendiri tiap bulan :
Masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit :
Masalah Keperawatan: (Jika ada, sebutkan)

12. Kemampuan Perawatan Diri


Aktivitas SMRS MRS
Mandi
Berpakaian/ dandan
Toileting/ eliminasi
Mobilitas di tempat tidur
Alat bantu berupa
Berjalan
Niak Tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Berpindah

Keterangan
Skor 1: Mandiri
2: Alat bantu
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung/ tdk mampu
Masalah Keperawatan: (Jika ada, sebutkan)

13. Pemeriksaan Penunjang


Laboratorium
Tgl pemeriksaan:

No Jenis Pemeriksaan Hasil (satuan) Nilai Normal (satuan)


1
2 dst

Photo :

Lain-lain :
Terapi/ Tindakan Lain-lain:
Tgl:

No Nama Obat Dosis Rute Indikasi

Surabaya,
B. Analisa Data (Diagnosa Keperawatan)

No Data (Symptom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)


1. Ds :
P: Klien mengatakan nyeri saat Agen cedera fisik Nyeri Akut
paha kanan mengalami (Trauma)
pergerakan
Q: Klien mengatakan nyeri
seperti tertusuk-tusuk
R:Klien mengatakan nyeri di
bagian paha kiri
S:Klien menunjukkan nyeri
dengan skala 4
T: Klien mengatakan nyeri
hilang timbul, saat nyeri
muncul sekitar 10 menit.
Do :
Klien tampak meringis
kesakitan dan memegangi
daerah paha kiri saat nyeri
muncul. Hasil tanda-tanda
vital:
TD : 140/90 mmHg,
Nadi : 82x/menit, irama cepat,
RR : 21x/menit, irama normal
Suhu : 37.10C.
Klien terpasang bidai pada kaki kanan,
terpasang NaCl 0,9% di tangan kiri

2 Ds :
Klien mengatakan dalam
aktivitas selama di Rumah
Sakit makan atau minum,
mandi, berpakaian dan
ambulasi ROM di bantu oleh
orang lain. Sedangkan
toileting, mobilitas di tempat
tidur dan berpindah di bantu
orang lain dan alat
Do :
Klien tampak lemah,
kebutuhan ADL dibantu oleh
keluarga, klien bedrest total,
terpasang infus NaCl 0,9% di
tangan kanan, kekuatan otot
ekstremitas bawah 5/2, hasil
rontgen radiologi
menunjukkan fraktur di os
femur ⅓ tengah kiri,
terpasang bidai di kaki kiri

Ds :
Klien mengatakan cemas akan
operasi yang akan di
jalaninya, takut jika di tinggal
sendiri, tidak puas akan
tidurnya dan bangun terasa
lesu. Klien mengatakan tidak
ingat kronologi saat
kecelakaan terjadi sampai di
bawa ke Rumah Sakit, Klien
mengatakan sedih akan
kondisinya sekarang, Klien
mengatakan nyeri pada paha
kiri dan terasa tertusuk-tusuk
di daerah paha kiri
Do: Klien tampak lesu dan
gelisah, berkeringat dan mulut
kering, tidak tenang, klien
tampak pucat dan muka
tegang, skala HRS-A 20, Hasil
tanda-tanda vital:
TD : 140/90 mmHg,
Nadi : 82x/menit, irama cepat,
kekuatan atau isi kuat
RR : 21x/menit, irama normal

Prioritas Masalah

Tanggal
No Masalah Keperawatan Paraf
ditemukan teratasi
C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan


No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil

D. Implementasi Keperawatan

No Waktu Waktu
Tindakan TT
Dx (Tgl & jam) (Tgl & jam)

Anda mungkin juga menyukai