Contoh Laporan Pabrik Gula
Contoh Laporan Pabrik Gula
Pembangunan Pabrik Gula Kwala Madu dimulai dari proyek gula PT.
penelitian yang dilakukan, Balai penelitian ini memiliki harapan besar untuk
memulai suatu proyek gula. Hal ini dikarenakan output yang diperoleh setiap
hektarnya sangat tinggi. Maka studi kelayakan pendirian pabrik pada bulan
Februari tahun 1978 oleh Philpine Consurtium of Consultan, dan pada bulan
Agustus 1978 izin prinsip pengembangan proyek gula PTP II dikeluarkan oleh
Pabrik Gula Kwala Madu adalah suatu perusahaan penghasil gula kedua yang
didirikan diluar pulau Jawa yang mempunyai kantor besar dijalan Tembakau Deli
No.4 Medan.
1981 dan mulai dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982. Dengan demikian
penyelesaian Pabrik Gula Kwala Madu dapat diselesaikan dalam waktu kurang
24 jam sehari dalam masa gilingan selama ± 7 bulan yang dibagi menjadi 3 shift
kerja, dimana 1 shift adalah 8 jam. Pabrik Gula Kwala Madu beroperasi dengan
kapasitas produksi 4000 ton tebu sehari (4000 TCD). Pada tahun 1997 PT.
sekarang.
Pabrik Gula Kwala Madu menghasilkan gula tebu ataupun gula pasir dari
tebu, dimana dalam penanaman tebu PTPN II memiliki perkebunan sendiri, yang
pabrik gula yang lain yaitu Pabrik Gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000
ton/hari.
Pabrik Gula Kwala Madu jauh dari keramaian penduduk dan lokasi bahan baku
yaitu perkebunan tebu yang berada cukup dekat disekitar pabrik, dengan luas areal
4. Tandem : 96,60 Ha
6. T. Jati : 424,16 Ha
Di lain sisi pabrik juga mengolah tebu dari hasil rakyat di sekitar
pemasaran yang dimulai dari proses pemesanan. Pesanan ini diterima oleh pihak
perusahaan melalui bagian pemasaran berdasarkan sistem tender, dimana
pabrik untuk di proses. Setelah pemesanan selesai di proses, maka konsumen akan
mengambil langsung ke Pabrik Gula Kwala Madu sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
gambaran secara skematis tentang penetapan dan pembagian pekerjaan yang harus
dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta
1. Pembagian kerja
struktur organisasi yang dapat mempersatukan seluruh sumber daya dengan cara
yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang
sasaran perusahaan.
Adapun struktur yang berlaku di Pabrik Gula Kwala Madu adalah organisasi
fungsional, dimana organisasi ini disusun atas dasar fungsi yang harus
fungsi yang harus dilakukannya. Struktur organisasi Pabrik Gula Kwala Madu
dapat dilihat pada Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pabrik gula Kwala Madu
MANAGER PABRIK
KA. DINAS TEKNIK KA. DINAS TATA USAHA KA. DINAS LABORATORIUM KA. DINAS PENGOLAHAN
berdirinya pabrik pada tahun 1983 sampai saat ini, dan telah mengalami
Yogyakarta maupun Job Training di Pabrik Gula yang ada di pulau Jawa, Pabrik
Gula Cot Girek di Aceh maupun Pabrik Gula yang ada di luar negeri seperti di
Filipina.
a. Pimpinan = 13 orang
Adapun komposisi susunan tenaga kerja di Pabrik Gula Kwala Madu dapat
dilihat pada Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu
1 Kantor Manager
Manager 1 - - 1
TUK/Umum/G.Material - 44 8 52
Gudang Hasil 1 12 41 54
2 Dinas Teknik
Boiler 1 57 6 64
Mill 1 53 6 60
Instrument - 17 - 17
Workshop 1 48 8 57
Cane yard - 40 - 40
Keamanan - 28 - 28
3 Dinas Pengolahan
Kantor Dinas 1 5 - 6
Pemurnian 1 50 8 59
Penguapan 1 49 8 58
Masakan 1 24 9 34
Putaran 1 24 11 36
Pengarungan 1 2 18 21
Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu (Lanjutan)
Laboratorium
Laboratorium Pabrik 1 25 15 41
Water Treatment - 3 3 6
4
Instalasi Limbah - 3 3 6
Timbangan - 9 6 15
mencapai tujuannya, maka jam kerja diatur menjadi tiga shift, yaitu:
pimpinan terdiri dari golongan III-A sampai IV-D, karyawan pelaksana terdiri dari
bulan Januari sampai bulan Juli dalam 1 tahun, akan tetapi seluruh karyawan tetap
dan pimpinan tetap aktif bekerja walaupun pada saat itu diluar jam kerja yang
Upah/gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah standar,
ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan akan
menerima :
b. Pembagian keuntungan
Untuk mendorong pimpinan dan karyawan agar bekerja lebih giat dan
1. Pemberian Cuti
2. Perumahan
3. Perawatan Kesehatan
4. Sarana Pendidikan
6. Koperasi Karyawan
7. Transportasi
2.4. Proses Produksi
mulai dari pengolahan bahan baku menjadi suatu produk jadi. Proses produksi di
1. Bahan Baku
utama dalam proses produksi, ikut dalam proses produksi dan memiliki
baku yang digunakan untuk proses produksi yang terdapat di Pabrik gula
batang tebu secara acak sebagai contoh. Tebu yang baik untuk dijadikan
bahan baku pembuatan gula adalah tebu yang matang, dimana kandungan
kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor intern yaitu varietas
iklim, karena itu panen dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu pada bulan
yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang
produk tersebut
a. Air
dibuat dengan proses pembakaran batu kapur dan disiram dengan air.
d. Floculant
sebagai pengikat partikel halus yang tidak baik dalam nira 9larutan
untuk membentuk gumpalan partikel yang lebih besar dan lebih mudah
3. Bahan Penolong
bahan baku dalam suatu proses produksi untuk mendapatkan produk yang
adalah :
Standar mutu produk yang digunakan pihak perusahaan Pbrik Gula Kwala
Indonesia (P3GI) yang ada di Yogyakarta. adapun standar mutu produk yang
Gula yang diproduksi oleh Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II
adalah gula tebu yang berbentuk sakarosa dengan rumus kimia sebagai berikut :
Proses pembuatan gula dari tebu pada Pabrik Gula Kwala Madu dibagi
dalam beberapa stasiun. Adapun tahapan proses produksi dari awal sampai akhir
pengolahan tebu menjadi Kristal gula dapat dilihat pada Blok Diagram Gambar.
2.2.
1. Stasiun Penimbangan
Truk yang berisi tebu dengan kapasitas 5-6 ton naik ke tripper dan
pembawa tebu (cane carrier). Truk dengan 10 – 12 ton yang dilengkapi dengan
leveler (bagian pengaturan tebu) guna mengatur pemasukan tebu menuju cane
cutter I. Pada cane cutter I tebu dipotong-potong secara horizontal, dicacah dan
a. Cane cutter I
b. Cane cutter II
sebagai alat pemecah tebu yang telah dipotong-potong oleh cutter I supaya
3. Stasiun Gilingan
lima kali dengan unit gilingan (Five Set Three Roller Mill) yang disusun seri
dengan memakai tekanan hidrolik yang berbeda-beda. Alat ini terdiri dari tiga
buah roll yang terbuat dari (satu set) yang mempunyai permukaan yang beralur
berbentuk V dengan sudut 300 yang gunanya untuk memperlancar aliran nira
dengan mengurangi terjadinya slip. Jarak antara roll atas (Top Roll) dengan roll
belakang (bagasse roll) lebih kecil daripada jarak antara roll atas dan roll
depan (feed roll). Besarnya daya yang digunakan untuk menggerakkan alat
antara gilingan I dengan gilingan yang lain dimana gilingan I sekitar 5,3 rpm,
gilingan II 5,0 rpm, gilingan III 5,0 rpm, gilingan IV 5,2 rpm dan gilingan ke V
a. Tebu pada cane cutter I dibawa elevator ke mesin gilingan I. Air perasan
(nira) dari gilingan I ditampung pada bak penampung I. Ampas dari mesin
pemurnian.
d. Ampas tebu dari penggilingan III dibawa ke penggilingan IV. Air perasan
ditampung pada bak penampung III dan digunakan untuk menyiram ampas
Air dari gilingan IV ditampung pada bak IV dan gunanya untuk menyiram
ampas pada gilingan IV.Ampas dari gilingan IV diberi air imbibisi dengan
dan V.
stasiun pemurnian.
semakin sedikit. Ampas tebu dari gilingan V diangkut dengan satu unit
conveyor melalui satu plat saringan dimana ampas kasar dibawa menuju
gudang ampas sebagai cadangan bahan bakar dan sebagian dibawa menuju
gudang ampas sebagai cadangan bakar. Ampas yang sudah halus dihisap
dengan bagasse fan yang terdapat dibawa saringan dan dikirim lagi ke
bagacillo tank untuk digunakan sebagai pencampur pada rotary vacuum filter.
Air imbibisi yang diberikan pada ampas gilingan IV berfungsi
melarutkan nira yang masih ada tertinggal pada ampas tersebut. Debit alir air
dari berat tebu untuk kapasitas tebu per hari. Bila air imbibisi yang diberikan
terlalu banyak, maka akan gula yang dilarutkan semakin banyak, akan tetapi
diperlukan waktu yang terlalu lama untuk menguapkannya. Jika nilai imbibisi
kurang maka kadar gula akan tertinggal pada ampas yang cukup tinggi, karena
itu perlu ditentukan jumlah air imbibisi yang optimum ditambahkan selama
penggilingan terhenti maka roll mill harus disemprot dengan larutan kapur
4. Stasiun
Nira yang diperoleh dari stasiun gilingan yang ditampung dalam bak
kotoran disamping gula, dapat dikatakan nira mentah imi hamper masih semua
nira sehingga nira dihasilkan lebih murni mengandung sakarosa. Tujuan utama
dalam nira mentah. Ada beberapa tahap yang dilakukan didalam proses
pemurnian yaitu :
a. Timbangan Nira Mentah (Juice Weighting Scale)
timbangan Maxwelt Bolougne. Prinsip kerja dari alat ini adalah atas dasar
system kesetimbangan gaya berat bejana dan bandul, dimana akan berhenti
merupakan uap bekas yang dihasilkan oleh evaporator I dan II, dengan
tangki defekasi dan diberikan susu kapur dengan fungsi untuk mengubah
pH nira 5,6 menjadi 8,0 – 8,5. Tujuan dari penambahan nira menjadi basa
karena gula akan rusak bila gula dalam keadaan basa. Pemasukan susu
controller.
d. Tangki Sulfitasi
defekasi dengan gas SO2 dari tabung belerang. Sedangkan sekat para bolis
dengan waktu lima (5) menit. Pada tangki sulfitasi ini diharapkan pada
e. Tangki Tunggu
terbentukl dari tangki sulfilator, dimana nira mentah dari tangki sulfitasi
mengalir secara over flow ke tangki tunggu dengan waktu 5 (lima) menit.
f. Tangki netralisasi
Nira yang berasal dari tangki tunggu mengalir ke tangki netralisasi. Fungsi
dari tangki netralisasi adalah mengatur pH nira yang keluar dari tangki
sulfitator. Didalam tangki netralisasi nira diaduk dengan alat pengaduk
mekanis. pH yang diharapkan adalah 7,0 – 7,2. Jika pH kurang dari 7,0
Pemanas nira II ini prinsip kerjanya sama dengan pemanas nira I. Nira dari
nira II yang juga memiliki dua unit badan pemanas dengan temperature
100 0C.
yang terlarut dalam nira. Bila udara dan gas-gas terlarut dalam nira tidak
pengendapan.
Didalam tangki pengendapan ini nira jernih dan nira kotor dipisahkan.
Nira yang jernih (bagian atas) dan nira kotor (bagian bawah). Nira yang
nira atau nira kotor di bagian bawah dibawa ke Mud Feed Mixer untuk
ke Mud Feed Mixer, sedangkan nira jernih keluar secara over flow melalui
yang selanjutnya dibuang atau dijadikan pupuk. Jadi dapat kita ketahui
endapan yang terbentuk dari hasil reaksi dengan larutan yang jernih.
dalam nira encer, sehingga nira akan lebih mudah dikristalkan dalam proses
dan memakai cara Forward Feed yang bertujuan untuk menguapkan air dan
titik didih nira turun. Evaporator yang tersedia ada lima unit yaitu empat unit
beroperasi dan satu unit sebagai cadangan bila ada pembersihan. Selama proses
digunakan uap bekas yang berasal dari Pressure vessel, sedangkan media
pemanas evaporator yang lain memanfaatkan kembali uap yang terbentuk dari
pada evaporator IV. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menurunkan tekanan
terjadinya penurunan tekanan dalam shell sehingga uap air nira evaporator I
akan bersirkulasi sampai mencapai titik tertentu dan secara otomatis valve akan
terebuka sehingga nira mengalir menuju evaporator selanjutnya, begitu
6. Stasiun Masakan
yang memiliki kemurnian yang tinggi dengan kristal gula yang sesuai dengan
hasil akhir dari proses produksi yaitu tetes yang mengandung gula sangat
Pada stasiun masakan di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II ada tiga
a. Masakan A
masakan yang dapat mengkristalkan 68% dari nira kental yang masuk.
menghasilkan gula B.
b. Masakan B
c. Masakan D
7. Stasiun Putaran
dan tetes yang terdapat dalam masakan. hasil pengkristalan dalam pemasakan
adalah campuran antara kristal gula, stroop dan tetes. Alat pemutar bekerja
sentrifugal. Sistem pemutaran yang digunakan di Pabrik Gula Kwala Madu ada
Nira kental yang berasal dari masakan dialirkan ke stasiun pemutaran dan
diputar untuk mendapatkan kristal gula, dimana pada putaran ini juga
terdapat saringan yang memisahkan antara stroop A dan kristal gula A pada
b. Putaran D1 dan D2
pada masakan A. dimana pada putaran ini juga terdapat saringan yang
c. Putaran SHS
Kristal gula yang dihasilkan dari putaran A dan B dibawa oleh screw
conveyor ke magma mingler. Larutan gula yang ada pada putaran tangki A
dan B akan terpisah tetapi masih ada larutan yang menempel pada kristal,
8. Stasiun Penyelesaian
Kristal gula yang berasal dari stasiun putaran dibawa ke sugar elevator
dimana kondisi gula SHS masih dalam keadaan basah. Oleh karena itu
standar. Gula SHS tersebut dimasukkan kedalam sugar dryer dan cooler
vibrating screen kristal gula SHS telah mencapai kekeringan dan pendinginan
yang cukup. Dalam sugar dryer dan cooler dilengkapi dengan suatu alat
pemompa yang berfungsi untuk menarik gula halus yang terkandung dalam
proses pembuatan gula SHS. Gula halus dialirkan melalui pipa rangkap dan
dua alat pengisi gula secara otomatis dimana setiap alat pengisi mempunyai
timbangan yang telah ditentukan oleh badan meteorologi dan bekerja sama
untuk penyimpanan sementara dimana gula produksi ini disimpan dengan suhu
Kapasitas desain gudang 12.740 ton, namun kapsitas optimum yang dipakai
adalah 10.056 ton. Untuk pendistribusian dan pemasaran gula produksi SHS
ketentuannya diatur oleh pihak direksi dan bagian pemasaran PTP. Nusantara
II.
Proses pengolahan tebu menjadi gula dapat dilihat pada pada Gambar
2.2. Blok Diagram Pengolahan Tebu menjadi Gula di Pabrik Gula Kwala Madu
Air imbibisi 20 - 24 %
Menggiling tebu di bagian Ampas 30 – 40 %
penggilingan
r
Susu kapu Memompa nira ke tangki defekasi
untuk menaikkan pH menjadi 8 0-
Tahapan Nama Mesin Fungsi Merk/ Kapasitas Dimensi Jumlah Elektromotor/non Power Tegangan
Tahapan Nama Mesin Fungsi Merk/ Kapasitas Dimensi Jumlah Elektromotor/non Power Tegangan
Stasiun Nama Mesin Fungsi Merk/ Dimensi Jumlah Elektromotor Power Tegangan
Kerja Buatan /non (volt)
elektromotor
2000 mm
kapur hingga kotoran nira
ke cane cutter
Tangki Mengendapkan kotoran Kawatetsu Dxt=
6000 mm
Mentah menggunakan SO2
Cylindrical 1800 mm
mentah
Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu (Lanjutan).
Stasiun Nama Mesin Fungsi Merk/ Dimensi Jumlah Elektromotor Power Tegangan
Kerja Buatan /non (volt)
elektromotor
Cylindrica mm
mencampurkan susu kapur
l
ke dalam larutan nira
no mesh = 8
Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu (Lanjutan).
Stasiun Nama Mesin Fungsi Merk/ Dimensi Jumlah Elektromotor Power Tegangan
elektromotor
mm
kering
Masakan Heater Memanaskan nira kental hingga 50 m2
Stasiun Nama Mesin Fungsi Merk/ Dimensi Jumlah Elektromotor/ Power Tegangan
elektromotor
Putaran Putaran AB Memisahkan kristal gula dan stroop 4 unit elektromotor 380 Volt
Saringan Memisahkan gula standart, kasar, 3,6 x 1,8 3 segmen elektromotor 220Volt 500
Stasiun Nama Fungsi Merk/ Berat Dimensi Jumlah Elektromotor Power Tegangan
masing elektromotor
Kwala Madu dapat dilihat pada Tabel 2.3. Spesifikasi Peralatan Produksi PTP.
Nama Peralatan Fungsi Merk/ Kapasitas Dimensi Jumlah Elektromotor/no Power Tegangan
mentah
Tank
gilingan
Saringan Gula Memisahkan gula normal dari gula 22 mesh, D = 3 unit elektromotor 10 HP 220 volt
1. Air
Dalam proses pembuatan gula, air merupakan utilitas yang sangat diperlukan.
Air yang digunakan untuk Pabrik Gula Kwala Madu adalah berasal dari
sungai, yang berjarak 4 Km dari lokasi Pabrik Air tersebut tidak langsung
digunakan untuk proses produksi maupun air umpan ketel, sebab air sungai
itu belum memenuhi persyaratan untuk digunakan. Oleh karena itu diperlukan
perlakuan tertentu agar air memenuhi syarat untuk digunakan. Air yang telah
diproses diantaranya adalah air bersih yang masuk ke dalam storage tank.
2. Tenaga Listrik
perumahan. Fungsi utama tenaga listrik ini adalah untuk menggerakkan alat-
mesin diesel dan listrik yang dihasilkan untuk keperluan penerangan work shop,
listrik, penggerak turbin gilingan, penggerak turbin uap cane cutter dan
diperoleh dari dua unit boiler jenis ketel pipa air dengan kapasitas masing-
2. Work Shop
Work Shop berfungsi untuk pelayanan teknis, produksi dan pelayanan jasa.
Work Shop PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu digunakan untuk
diperbaiki di Work Shop yang ada antara lain BPT (bagian pelayanan teknis).
kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan
kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi
kerugian baik secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja,
terhentinya proses produksi untuk beberapa saat. Hal ini akan mengakibatkan
tingginya biaya produksi. Jadi salah satu usaha untuk menekan biaya produksi
adalah dengan menggunakan mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat pelindung
yang aman guna memperkecil akibat yang ditimbulkan mesin tersebut jika terjadi
pelindung telinga.
c. Untuk melindungi pekerja dari kecelakaan yang disebabkan oleh benda berat
yang menimpa kaki, benda tajam yang mungkin terinjak oleh kaki pekerja
d. Untuk melindungi kepala pekerja dari benda yang jatuh dari atas
menggunakan topi/helm.
posisi yang mudah dijangkau dan tertutup, sekring-sekring harus pada panel
tertutup, kabel listrik harus terpasang bagus agar tidak terjadi aliran listrik bila
terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan pekerja. Disamping alat
Limbah merupakan hal yang tidak dapat dihindari dari setiap proses
Pabrik Gula Kwala Madu memiliki limbah berupa air yang berasal dari
hasil proses produksi. Air limbah ini terjadi akibat kebocoran pompa dan
tumpahan nira pada saat proses. Air limbah ini bersifat asam sehingga dapat
merusak lingkungan. Air limbah pada Pabrik Gula Kwala Madu berasal dari
1. Kolam Penampungan/Pengendapan
Limbah cair dari proses pengolahan dan utilitas dialirkan dengan
penampungan ini terdiri dari penampungan soda, kolam kotoran nira, kolam
air cucian dan kolam air pendingin. Fungsi dari kolam penampungan ini
2. Kolam Anaerob
Limbah cair yang masuk pada kolam ini berasal dari stasiun gilingan,
3. Kolam Vakultatif
Limbah yang berasal dari kolam anaerob dialirkan ke kolam vakultatif dan
4. Kolam Aerob
Penurunan aktifitas bakteri aerob dilakukan di kolam aerob yaitu dengan
5. Kolam Sedimentasi
sedimentasi yang akan diikuti dengan mulai beningnya warna air. Pada kolam
limbah dilakukan pada pH 6,0 – 9,0 dengan debit air 24 jam 950 – 1000 m 3.
6. Kolam Aerasi
oxygen) yang dilakukan dengan mengikat oksigen dari udara melalui curahan
air oleh aerator. Aerator juga dapat difungsikan untuk member makan bakteri
mereduksi COD, BOD dan TSS hingga berada pada baku mutu limbah yang
ditetapkan.
Dalam kolam lumpur aktif akan terjadi pengikatan ion dan selanjutnya
menggunakan pasir dan ijuk. Selanjutnya air dari kola mini dialirkan sebagai
effluent dan kontrol hasil akhir pengolahan. Adapun pengolahan dan
penanganan air limbah ini dapat dilihat pada Gambar 2. Diagram Pengolahan
2. Pemanfaatan ampas tebu untuk bahan bakar di boiler dan pupuk kompos
KOLAM FAKULTATIF
K
O
L
A
M
P
E
N KOLAM AEROB
G
E
N
D
A
P
A TANGKI SUSU
N KAPUR
KOLAM
SEDIMENTASI
BAK SUSU
KAPUR
SALURAN
LIMBAH
BELAKANG
SALURAN
AIR, ABU
& BOILER
Gambar 2.3. Diagram Pengolahan Air Limbah Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II