Anda di halaman 1dari 7

PENILAIAN HARIAN NOVEL KELAS XII IPS TAHUN 2020

1. Cermati kutipan novel berikut!


Bagi nenek, wibawa harus terus dijaga agar orang di luar griya mau menghargainya.
Kenyataannya? Memang nenek bisa mengatur keluarga. Bahkan Ida Bagus Tugur,
suaminya, takkan berkutik hanya dengan batuk kecil. Anehnya, nenek hanya pandai
membaca kesalahan-kesalahan yang dibuat suaminya. Tapi dia tidak lihai membaca
kesalahan anak kesayangannya, anak lelaki satu-satunya yang teramat dia kagumi dan
terlalu sering membuat masalah itu.

Pendeskripsian watak tokoh nenek yang keras kepala dalam kutipan novel tersebut
disampaikan melalui ….
A. gambaran fisik tokoh
B. penjelasan pengarang
C. tanggapan tokoh lain
D. situasi sekitar tokoh
E. tingkah laku tokoh

2. Cermati kutipan novel berikut!


Bagi nenek, wibawa harus terus dijaga agar orang di luar griya mau menghargainya.
Kenyataannya? Memang nenek bisa mengatur keluarga. Bahkan Ida Bagus Tugur,
suaminya, takkan berkutik hanya dengan batuk kecil. Anehnya, nenek hanya pandai
membaca kesalahan-kesalahan yang dibuat suaminya. Tapi dia tidak lihai membaca
kesalahan anak kesayangannya, anak lelaki satu-satunya yang teramat dia kagumi dan
terlalu sering membuat masalah itu.

Makna kata bercetak miring dalam kutipan novel tersebut adalah ….


A. rumah
B. kompleks
C. perumahan
D. penginapan
E. permukiman

3. Cermati kutipan novel kerikut!


Bagi nenek, wibawa harus terus dijaga agar orang di luar griya mau menghargainya.
Kenyataannya? Memang nenek bisa mengatur keluarga. Bahkan Ida Bagus Tugur,
suaminya, takkan berkutik hanya dengan batuk kecil. Anehnya, nenek hanya pandai
membaca kesalahan-kesalahan yang dibuat suaminya. Tapi dia tidak lihai membaca
kesalahan anak kesayangannya, anak lelaki satu-satunya yang teramat dia kagumi dan
terlalu sering membuat masalah itu.

Pembuktian latar suasana tidak nyaman dalam kutipan novel tersebut adalah …
A. Nenek selalu menjaga wibawanya.
B. Nenek tidak bisa mengatur keluarga.
C. Cucu nenek sering membuat masalah.
D. Nenek selalu menyalahkan suaminya.
E. Suami nenek tidak berkutik hanya dengan batuk kecil.

4. Cermati kutipan novel berikut!


   Pagi subuh tadi,semua masih berjalan dengan wajar. Kegembiraan dan keceriaan
masih terdengar. Samar-samar beberapa gurauan dan bau lilin pembatikan terdengar keras.
Namun, ketika Bu Bei keluar dari kamar, segalanya berubah. Tiga becak yang telah
menunggu- ketiganya akan sarat dengan batik yang dibungkus kain berwarna gelap-
disingkirkan.
Bu Bei masih memberikan kesan muram. Matanya merah. Mata yang indah di
bawah sepasang alis tebal melengkung. Untuk usianya yang 32 tahun, Bu Bei masih
menampakkan kegesitan yang luar biasa, dan yang paling luar biasa adalah wajahnya yang
selalu tampak bercahaya. Rasanya tak ada masalah yang tak bisa dihadapi serta
diselesaikan dengan baik dan memuaskan. Cahaya wajah Bu bei adalah cahaya
kebahagiaan. Kebahagiaan wanita yang berhasil mengisi hidupnya dengan kerja yang
panjang dan bekti yang tulus kepada suami.
(Canting, Arswendo Atmowiloto)

Dari cerita tersebut, contoh yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah ...
A. Istri yang sukses dalam karier tetap mampu mengurus rumah tangga dengan baik.
B. Istri yang sukses dalam karier cenderung mengabaikan pekerjaan rumah tangga.
C. Istri yang sukses dalam karier tidak menghargai dan menghormati suami.
D. Suami yang berstatus sosial lebih tinggi, menuntut istri untuk mengabdi.
E. Suami yang terpandang di masyarakat, tidak menghargai ketulusan istri.

5. Cermati kutipan novel berikut!


Pagi subuh tadi,semua masih berjalan dengan wajar. Kegembiraan dan keceriaan
masih terdengar. Samar-samar beberapa gurauan dan bau lilin pembatikan terdengar keras.
Namun, ketika Bu Bei keluar dari kamar, segalanya berubah. Tiga becak yang telah
menunggu- ketiganya akan sarat dengan batik yang dibungkus kain berwarna gelap-
disingkirkan.
Bu Bei masih memberikan kesan muram. Matanya merah. Mata yang indah di
bawah sepasang alis tebal melengkung. Untuk usianya yang 32 tahun, Bu Bei masih
menampakkan kegesitan yang luar biasa, dan yang paling luar biasa adalah wajahnya yang
selalu tampak bercahaya. Rasanya tak ada masalah yang tak bisa dihadapi serta
diselesaikan dengan baik dan memuaskan. Cahaya wajah Bu bei adalah cahaya
kebahagiaan. Kebahagiaan wanita yang berhasil mengisi hidupnya dengan kerja yang
panjang dan bekti yang tulus kepada suami.

(Canting, Arswendo Atmowiloto)

Amanat yang dapat kita petik dari cerita tersebut adalah ...
A. Tidak perlu bergurau dalam bekerja saat pimpinan tidak ada.
B. Bekerjalah sungguh-sungguh meskipun tidak ada pimpinan.
C. Selesaikan setiap masalah dengan sebaik-baiknya.
D. Tidak perlu putus asa dalam menjalankan pekerjaan apapun.
E. Tetaplah berbakti kepada suami meskipun telah menjadi wanita mandiri.

6. Cermati kutipan novel berikut!


Pagi subuh tadi,semua masih berjalan dengan wajar. Kegembiraan dan keceriaan
masih terdengar. Samar-samar beberapa gurauan dan bau lilin pembatikan terdengar keras.
Namun, ketika Bu Bei keluar dari kamar, segalanya berubah. Tiga becak yang telah
menunggu- ketiganya akan sarat dengan batik yang dibungkus kain berwarna gelap-
disingkirkan.
Bu Bei masih memberikan kesan muram. Matanya merah. Mata yang indah di
bawah sepasang alis tebal melengkung. Untuk usianya yang 32 tahun, Bu Bei masih
menampakkan kegesitan yang luar biasa, dan yang paling luar biasa adalah wajahnya yang
selalu tampak bercahaya. Rasanya tak ada masalah yang tak bisa dihadapi serta
diselesaikan dengan baik dan memuaskan. Cahaya wajah Bu bei adalah cahaya
kebahagiaan. Kebahagiaan wanita yang berhasil mengisi hidupnya dengan kerja yang
panjang dan bekti yang tulus kepada suami.
(Canting, Arswendo Atmowiloto)
Nilai moral yang kita peroleh dari cerita tersebut adalah ...
A. Wanita yang memimpin sebuah usaha tetap menunjukkan sikap bersahaja terhadap
karyawannya.
B. Istri yang mandiri dan mampu menyelesaikan masalah dengan baik tetapi tetap
berbakti kepada suami dengan tulus.
C. Wanita sukses dalam karir tidak perlu memikirkan lagi kehidupan rumah tangganya.
D. Suami yang selalu menuntut istri untuk berkarier demi status sosial suami yang
bangsawan.
E. Wanita yang baik tidak menunjukkan kesedihan dan kesusahan hatinya di depan orang
banyak.

7. Cermati kutipan novel berikut!


(1) Rupanya, Atma benar-benar berharap Zad bisa bermain bersama mereka. (2) Ia
berdiri persis di depan Zad dengan mimik wajah serius dan meyakinkan. (3) “Kita bisa
main kasti, kalau nggak, ya main dam-daman, engklek, nekeran, atau gobak sodor. (4)
Hmm, main bentengan atau dakon juga bisa. (5) Pokoknya banyak yang bisa kita
mainkan,” seru Atma makin semangat.
(6) Zad terbengong beberapa saat. (7) Nama-nama permainan itu begitu asing di
telinganya. (8) Benar-benar baru kali ini ia mendengarnya. (9) Mengapa sangat jauh dari
permainan online yang sering ia mainkan bersama Rhean dan Yod?
(Karena Aku Tak Buta, Redy Kuswanto)

Penyataan yang membuktikan latar suasana terdapat pada kalimat nomor…


A. (2)
B. (4)
C. (6)
D. (8)
E. (9)

8. Cermati kutipan novel berikut!


(1) Rupanya, Atma benar-benar berharap Zad bisa bermain bersama mereka. (2) Ia
berdiri persis di depan Zad dengan mimik wajah serius dan meyakinkan. (3) “Kita bisa
main kasti, kalau nggak, ya main dam-daman, engklek, nekeran, atau gobak sodor. (4)
Hmm, main bentengan atau dakon juga bisa. (5) Pokoknya banyak yang bisa kita
mainkan,” seru Atma makin semangat.

(6) Zad terbengong beberapa saat. (7) Nama-nama permainan itu begitu asing di
telinganya. (8) Benar-benar baru kali ini ia mendengarnya. (9) Mengapa sangat jauh dari
permainan online yang sering ia mainkan bersama Rhean dan Yod?
(Karena Aku Tak Buta, Redy Kuswanto)

Pendeskripsian watak tokoh ”Zad” sebagai seseorang yang tidak tahu apa-apa melalui ....
A. ucapan dan perilaku tokoh
B. pikiran dan perilaku tokoh
C. ucapan dan pandangan tokoh
D. lingkungan dan ucapan tokoh
E. langsung dan dialog antartokoh

9. Cermati kutipan novel berikut!


Pengembara merenung. Dalam keheningannya ia mencoba memahami segala yang terjadi,
. . . Ya, perulangan yang kadang menjemukan. Akan tetapi, dalam perulangan itu banyak
sekali terjadi peristiwa dan hal-hal tak terduga yang datangnya sering mengejutkan.
Karena itu, begitu perempuan tua itu menyuruhnya naik ke sampan, ia tak lagi bertanya-
tanya.
(Mencari Buah Khuldi, Bambang Joko Susilo)
Kalimat dengan sudut pandang orang ketiga yang tepat untuk melengkapi yang rumpang
tersebut adalah ....
A. dan akhirnya ia sadar bahwa hidup ini ternyata memang cuma perulangan belaka
B. pengembara pun tidak ingin bertanya, percuma, tidak menemukan jawaban
C. perempuan itu seperti jelmaan makhluk purba yang telah lebur kesemestaan alam
D. pengembara termenung lama dan berdiam diri di tepi danau yang sunyi itu
E. akan tetapi segera ia berpikir, barangkali ia memang ditakdirkan melihat keanehan

10. Cermati kutipan novel berikut!


Hanafi, mudah-mudahan Tuhan mengampuni dosamu. Sebagai ibu yang engkau
durhakai dengan lillaahitaala sudah rela mengampuni akan dikau.” Hanafi tergelak
tertawa seolah mencemooh pula, “Hai Ibu, mengucap Ibu dengan tulusnya barangkali
Ibu akan mendapatkan ilham, lalu dapat berkata dengan benar. Pada hematku Ibulah
juga yang banyak bersalah atas diriku.”
( Sumber : Salah Asuhan, Abdul Muis)

Keterkaitan kutipan novel dalam kehidupan nyata adalah…


A. seorang ibu banyak berbuat salah pada anaknya
B. seorang ibu mengampuni kesalahan anaknya
C. seorang ibu selalu didurhakai anaknya
D. seorang ibu selalu membimbing anaknya
E. seorang ibu yang mendoakan anaknya

11. Cermati kutipan novel berikut !

“Kapan ulang tahunmu, Roh ?”


Pertanyaan tersebut seperti membanting Roh. Ia gemetar dan air matanya makin ramai
keluar. Sambil sesenggukan ia berusaha menjawab.
“Itulah Nyonya, itulah. Itulah, saya tidak tahu, itulah kenapa saya tidak tahu, tidak ada
yang memberi tahu kapan ulang tahun saya. Tapi mestinya saya punya kan mestinya
saya juga punya Nyonya.”
“Umurmu berapa sekarang ?”
Roh seperti tak mendengar kata-kata majikannya, ia terus mengeluh.
“Nyonya tahu sendiri saya lahir di desa. Itulah tidak enaknya punya orang tua buta
huruf. Tidak ada yang mencatatkan ulang tahun saya. Mereka hanya mengatakan saya
lahir subuh, subuh, putri fajar katanya. Tapi kapan ? kapan ? Saya sendiri mana tahu
kapan, kalau orang tua saya tidak tahu ? Mereka hanya bilang sesudah Jepang pergi.
Kapan itu Jepang pergi Nyonya ? Mestinya Nyonya dan Tuan mengerti. Mungkin
Nyonya bisa tahu.
Sumber : Novel Roh, karya Putu Wijaya.
Ringkasan isi kutipan novel tersebut yang tepat adalah . . .
A. Diskusi antara majikan dengan pembantu mengenai kapan Jepang pergi dari
Indonesia.
B. Kegelisahan seseorang mengenai nasib kedua orangtuanya yang buta huruf.
C. Kesedihan Roh, yang tidak mengetahui usianya karena orang tuanya buta huruf.
D. Kepedulian majikan terhadap nasib seseorang yang sedang bersedih hati.
E. Kecemasan seorang anak desa karena di desa setiap anak lahir tidak di catatkan.
12. Cermati kutipan novel berikut!
Tak tahu aku membuntutinya, Srintil terus berjalan. Langkahnya berkelok ke kiri,
langkah Srintil lurus menuju cungkup makam Ki Secamanggala. Kulihat Srintil jongkok,
menaruh sesaji di depan pintu makam. Ketika bangkit dan berbalik, ronggeng itu
terperanjat. Aku berdiri hanya dua langkah di depannya.
“He, kau, Rasus?”
“Aku mengikutimu.”
“Aku disuruh Nyai Kertareja menaruh sesaji itu.”
“Ya, aku tahu.” Habis berkata demikian, aku melangkah pergi, tetapi Srintil menarik
bajuku.
‘Rasus, hendak ke mana kau?”
“Pulang.”
(Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari)

Nilai budaya yang terungkap dalam kutipan novel tersebut adalah ...
A. Membuntuti seseorang.
B. Berziarah ke pemakaman.
C. Menuruti perintah majikan.
D. Meletakkan sesaji di makam.
E. Melangkah hati-hati menuju pemakaman.

13. Cermati kutipan novel berikut!


(1) Ayah melepas kami seperti takkan melihat kami lagi. (2) Bagi beliau, Eropa tak
terbayangkan jauhnya. (3) Ayahku yang pendiam, tak pernah sekolah, puluhan tahun
menjadi kuli tambang. (4) Paru-parunya disesaki gas beracun, napasnya berat, tubuhnya
keras seperti kayu. (5) Ia menatap kami seakan kami hartanya yang paling berharga, seakan
Eropa merampas kami darinya. (6) Air matanya pelan, aku memeluk ayahku, ayah yang
aku cintai melebihi apa pun, tangannya yang kaku merengkuhku. (7) Pesawat kecil itu
terangkat, dari jendela kulihat ayah melambai-lambai dengan sapu tangan, sapu tangan
yang dulu dipakainya untuk mengikat kakiku pada tuas sepeda Forefernya, supaya kakiku
tak terjerat jari-jari ban. (8) Aku tahu aku akan merindukan laki-laki pendiam itu, kulihat
lambaiannya sampai jauh hingga tak tampak lagi, aku tersedu sedan.

(Edensor, Andrea Hirata)


Majas dalam kalimat ke-7 kutipan novel tersebut adalah ….
A. asosiasi
B. metafora
C. hiperbola
D. eufimisme
E. metonimia

14. Cermati kutipan novel berikut!


(1) Ayah melepas kami seperti takkan melihat kami lagi. (2) Bagi beliau, Eropa tak
terbayangkan jauhnya. (3) Ayahku yang pendiam, tak pernah sekolah, puluhan tahun
menjadi kuli tambang. (4) Paru-parunya disesaki gas beracun, napasnya berat, tubuhnya
keras seperti kayu. (5) Ia menatap kami seakan kami hartanya yang paling berharga, seakan
Eropa merampas kami darinya. (6) Air matanya pelan, aku memeluk ayahku, ayah yang
aku cintai melebihi apa pun, tangannya yang kaku merengkuhku. (7) Pesawat kecil itu
terangkat, dari jendela kulihat ayah melambai-lambai dengan sapu tangan, sapu tangan
yang dulu dipakainya untuk mengikat kakiku pada tuas sepeda Forefernya, supaya kakiku
tak terjerat jari-jari ban. (8) Aku tahu aku akan merindukan laki-laki pendiam itu, kulihat
lambaiannya sampai jauh hingga tak tampak lagi, aku tersedu sedan.

(Edensor, Andrea Hirata)


Konflik dalam kutipan teks novel tersebut adalah ...
A. Seorang ayah yang kehilangan hartanya.
B. Kerinduan seorang anak kepada ayahnya.
C. Seorang ayah yang berat melepas kepergian anaknya.
D. Seorang anak yang enggan berpisah dengan ayahnya.
E. Kelelahan ayah bekerja sebagai kuli selama puluhan tahun.

15. Cermati kutipan novel berikut!


(1) Ayah melepas kami seperti takkan melihat kami lagi. (2) Bagi beliau, Eropa tak
terbayangkan jauhnya. (3) Ayahku yang pendiam, tak pernah sekolah, puluhan tahun
menjadi kuli tambang. (4) Paru-parunya disesaki gas beracun, napasnya berat, tubuhnya
keras seperti kayu. (5) Ia menatap kami seakan kami hartanya yang paling berharga, seakan
Eropa merampas kami darinya. (6) Air matanya pelan, aku memeluk ayahku, ayah yang
aku cintai melebihi apa pun, tangannya yang kaku merengkuhku. (7) Pesawat kecil itu
terangkat, dari jendela kulihat ayah melambai-lambai dengan sapu tangan, sapu tangan
yang dulu dipakainya untuk mengikat kakiku pada tuas sepeda Forefernya, supaya kakiku
tak terjerat jari-jari ban. (8) Aku tahu aku akan merindukan laki-laki pendiam itu, kulihat
lambaiannya sampai jauh hingga tak tampak lagi, aku tersedu sedan.

(Edensor, Andrea Hirata)


Penyebab konflik kutipan teks novel tersebut adalah ...
A. Si anak akan bekerja di Eropa.
B. Si anak akan berangkat ke Eropa.
C. Si anak lebih memilih tinggal di Eropa.
D. Si anak akan melanjutkan pendidikannya di Eropa.
E. Si anak akan pergi ke Eropa dan tidak kembali lagi.

JUJUR KUNCI KESUKSESAN


LEMBAR JAWABAN

NAMA : ..............................

KELAS : ..............................

TANGGAL : ..............................

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Anda mungkin juga menyukai