Anda di halaman 1dari 17

Bina Hukum Lingkungan

P-ISSN 2541-2353, E-ISSN 2541-531X


Volume 2, Nomor 2, April 2018
PERKUMPULAN
PEMBINA HUKUM LINGKUNGAN INDONESIA DOI: 10.24970/jbhl.v2n2.16
Indonesian Environmental Law Lecturer Association

KONSEP HUKUM PENGELOLAAN TAMBANG BATUBARA BERKELANJUTAN


BERDASARKAN PENDEKATAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
DI PROVINSI BENGKULU
LE AL CONCEPT OF SUSTAINABLE COAL MININ MANAGEMENT BASED ON
WATERSHED APPROACH IN BEN KULU PROVINCE
Edra Satmaidi*, Arini Azka Muthia**, Wulandari***

ABSTRAK

P engelolaan tambang batubara di wilayah hulu DAS Bengkulu (Kabupaten Bengkulu


Tengah) telah menyebabkan terjadinya alih fungsi hutan, lahan kritis, terjadinya
pendangkalan dan penyempitan DAS Bengkulu, buruknya kualitas air, serta potensi
terjadinya banjir di wilayah hilir DAS Bengkulu (Kota Bengkulu) pada musim hujan. Kegiatan
pengambilan batubara dilakukan secara terbuka (open pit mining) merambah masuk pada
kawasan hutan yang dilindungi dan kawasan yang belum berstatus Clear and Clean (CnC)
serta mengabaikan aspek perlindungan DAS Bengkulu sebagai kawasan perlindungan sistem
penyangga kehidupan. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) kerusakan DAS Bengkulu semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
kegiatan pengambilan batubara secara terbuka pada wilayah hulu DAS Bengkulu dan pada
kawasan Hutan Lindung Rindu Hati yang sudah diubah statusnya menjadi Hutan Produksi
Tetap. Kondisi ini juga disebabkan tidak sinkronnya beberapa peraturan perundang-undangan
terkait, dan implementasi otonomi daerah yang menekankan pada peningkatan PAD dan
mengabaikan aspek keberlanjutan lingkungan; (2) konsep hukum pengelolaan tambang
batubara berkelanjutan berdasarkan pendekatan DAS Bengkulu harus dibangun melalui
Rencana Pengelolaan DAS Bengkulu, yang menetapkan zona hulu dan tengah DAS Bengkulu
dengan sistem pertambangan tertutup (underground mining), sementara sistem pertambangan
terbuka secara ketat dapat dilakukan di zona hilir DAS Bengkulu.
Kata kunci: konsep hukum; pengelolaan; tambang batubara; pendekatan DAS.

ABSTRACT

C oal mining activities in upstream of Bengkulu River Basin (Central Bengkulu Regency) have resulted
in the conversion of forests, critical lands, the occurrence of silting and narrowing of Bengkulu River
Basin, poor water quality, and the potential for flooding in downstream areas of Bengkulu River Basin
(Bengkulu City) during the rainy season. Coal mining activities are openly exploited in protected forest
areas and areas that are not Clear and Clean (CnC) areas status and ignore the protection aspects of the
Bengkulu River Basin as a buffer zone for life support systems. his is a normative legal research. he

*
Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, Jl. Wr. Supratman Kandang Limun 38371, email: edra_fhunib@yahoo.com.
**
Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, Jl. Wr. Supratman Kandang Limun 38371, email: aazkamuthia@gmail.com.
***
Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, Jl. Wr. Supratman Kandang Limun 38371, email: wulandariswan@gmail.
com.
199 Bina Hukum Ligkungan
Volume 2, Nomor 2, April 2018

results show: (1) Bengkulu River Basin damage is increasing along with the increasing of coal exploiting
activity in upstream of Bengkulu River Basin and in Protected Forest Area of Rindu Hati that has been
changed its status to Permanent Production Forest. his condition is also due to diss-synchronization of
some related legislations, including the implementation of local autonomy that is more oriented towards
increasing of local original income and neglecting aspects of environmental sustainability; (2) the legal
concept for sustainable coal mining management based on the Bengkulu River Basin Approach, which
establishes the upstream zone of Bengkulu River Basin with underground mining system, while a tightly
open pit mining system can be conducted in the middle and downstream zone of Bengkulu River Basin.
Keywords: legal concept; management; coal mining; watershed approach.

PENDAHULUAN lahan kritis dan 99.000 hektar lahan sangat


Latar Belakang kritis, terjadinya alih fungsi kawasan hutan

P rovinsi Bengkulu terletak di sebelah barat utk kegiatan pertambangan dan perkebunan,
pegunungan Bukit Barisan, ± 20.030,4 konflik lahan dan pemanfaatan SDA. Dari
Km² (daratan) dan ± 2.335,2 Km² (perairan sisi ekonomi aktivitas pemanfaatan sumber
laut), dengan panjang garis pantai ± 525 km daya alam belum memberikan kontribusi
yang seluruhnya terletak di bagian barat bagi kesejahteraan masyarakat Bengkulu.
Provinsi Bengkulu. Provinsi Bengkulu Berdasarkan data BPS 2015 diketahui bahwa
mempunyai sumber daya alam baik berupa penduduk Provinsi Bengkulu pada tahun
lahan untuk pertanian dan perkebunan, 2015 berjumlah 1.874.900 jiwa dengan jumlah
kawasan hutan dengan luas 1.030.492,5 penduduk miskin per September 2016
(315.800 Hektar merupakan Hutan Produksi berjumlah 437.180 jiwa atau ± 20 % dari total
dan selebihnya merupakan Hutan Konservasi jumlah penduduk Provinsi Bengkulu.
dan Hutan Lindung), bahan tambang, gas Aktivitas penambangan batubara
alam dan sumber daya perikanan. Khusus di Kabupaten Bengkulu Tengah telah
bahan tambang batubara Provinsi Bengkulu menimbulkan kerusakan dan pencemaran
mempunyai sumber daya batubara 198,65 juta DAS Bengkulu. Hulu DAS Bengkulu sebagai
ton dengan cadangan 21,12 juta ton.1 wilayah tangkapan air tidak lagi berfungsi
Pengelolaan sumber daya alam, sebagaimana mestinya. Degradasi ekosistem
termasuk pengelolaan tambang batubara di DAS Air Bengkulu juga terlihat dari semakin
Provinsi Bengkulu menimbulkan persoalan buruknya kualitas air sungai.2 Kegiatan
lingkungan berupa terjadinya kerusakan penambangan berada di bagian hulu sungai
dan pencemaran lingkungan hidup. Statistik Bengkulu yang membentang dan mengalir
KLHK 2014 menyatakan bahwa deforestasidi sepanjang 48 km ke bagian hilir pesisir
Provinsi Bengkulu pada angka 13.551 Ha per Kota Bengkulu. Akibatnya kerusakan dan
tahun. Sementara, berdasarkan data BPDAS- pencemaran yang terjadi di DAS bagian hulu
HL Ketahun tahun 2013 mengungkapkan juga terjadi di bagian hilir sungai yang berada
bahwa terjadi kerusakan DAS, 626.000 hektar di wilayah pesisir dan laut. Pencemaran DAS

1
Pusat Sumber Daya Geologi 2006, http://www.tekmira.esdm.go.id/data/files/Batubara%20Indonesia.pdf,
diakses 5 Juli 2017.
2
DAS Bengkulu, http://www.ulayat.or.id/das-bengkulu/, diakses 20 Agustus 2017, pukul 22:24.
Edra Satmaidi, Arini Azka Muthia, Wulandari 200
Konsep Hukum Pengelolaan Tambang Batubara Berkelanjutan Berdasarkan Pendekatan DAS

tersebut disebabkan oleh limbah pencucian pendekatan DAS yang mengintegrasikan


batu bara yang mengandung belerang dan pertimbangan keberlanjutan lingkungan,
merkuri. Timbunan limbah batu bara mengalir ekonomi dan sosial budaya masyarakat dari
di sepanjang sungai sehingga menyebabkan hulu, tengah hingga hilir DAS Bengkulu.
pendangkalan sungai bahkan sampai
terbawa ke laut. Pencemaran dan kerusakan
3

lingkungan yang terjadi di wilayah pesisir IDENTIFIKASI MASALAH


dan laut dapat mempengaruhi lingkungan
dan kehidupan biota laut terutama perikanan
yang menjadi sumber mata pencaharian
B erdasarkan uraian latar belakang di
atas, bagaimanakah persoalan hukum
pengelolaan tambang batubara terhadap
nelayan. Demikian pula adanya timbunan kondisi DAS Bengkulu dan bagaimanakah
limbah batu bara di sungai maupun di laut konsep hukum pengelolaan tambang batubara
menyebabkan terjadinya perubahan sosial berkelanjutan berdasarkan pendekatan DAS
ekonomi masyarakat nelayan, yang semula Bengkulu di Provinsi Bengkulu?
mencari ikan di laut beralih memulung limbah
batu bara yang menumpuk di dasar DAS TUJUAN

T
Bengkulu.4 ujuan penelitian ini adalah untuk
Wilayah DAS Bengkulu memiliki mengungkap dan memahami persoalan
nilai konservasi yang sangat penting bagi hukum pengelolaan tambang batubara
keberlanjutan lingkungan hidup di antaranya terhadap kondisi DAS Bengkulu dan
sebagai penyangga kehidupan masyarakat merumuskan konsep hukum pengelolaan
di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota tambang batubara berkelanjutan berdasarkan
Bengkulu. Kondisi ekositem DAS Bengkulu pendekatan DAS di Provinsi Bengkulu.
saat ini mengalami degradasi dan tidak lagi
berfungsi sebagaimana mestinya sebagai METODE PENELITIAN

P
dampak negatif kegiatan tambang batubara. enelitian ini merupakan penelitian
Kondisi ini tentunya belum sesuai dengan hukum normatif yang menggunakan
harapan Undang-Undang Nomor 4 Tahun pendekatan peraturan perundang-undangan
2009 tentang Pertambangan Mineral dan (statute approach), dan pendekatan konseptual
Batubara (selanjutnya disingkat dengan (conceptual approach) mengenai pengelolaan
UU Minerba) yang menekankan pertingnya tambang batubara berkelanjutan dalam
kegiatan pertambangan batubara secara kerangka perlindungan dan pengelolaan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. lingkungan hidup berbasiskan pendekatan
Keberlanjutan fungsi DAS Bengkulu akan DAS. Analisis terhadap bahan hukum dan
sangat dipertaruhkan dengan aktivitas data terkait kegiatan pertambangan batubara
pertambangan batubara di hulu DAS pada wilayah DAS Bengkulu dilakukan secara
Bengkulu, apabila pertambangan batubara yuridis kualitatif yang disusun dalam bentuk
tersebut belum dilakukan secara berkelanjutan uraian kalimat, dengan berdasarkan pada teori
dan berwawasan lingkungan berdasarkan

3
Nur Sulistyo Budi Ambarini, Pengaturan Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Pesisir erhadap Pencemaran Limbah
Batu Bara, Prosiding Seminar Nasional dan Kongres Pembina Hukum Lingkungan Se-Indonesia “Perkembangan
Hukum Lingkungan Kini dan Masa Depan”, Fakultas Hukum UNPAD, Bandung, 2013, hlm. 363-364.
4
Ibid., hlm. 364.
201 Bina Hukum Ligkungan
Volume 2, Nomor 2, April 2018

hukum, asas hukum, dan ketentuan peraturan


perundang-undangan terkait dengan
pengelolaan tambang batubara berdasarkan
pendekatan DAS, dengan melibatkan
penafsiran hukum gramatikal, sistematik, dan
futuristis.5 Kajian ini menganalisis persoalan
hukum pengelolaan tambang batubara dan
menawarkan konsep hukum pengelolaan
tambang batubara berkelanjutan berdasarkan
pendekatan DAS di Provinsi Bengkulu dengan
fokus kajian pada wilayah DAS Bengkulu.
DAS Bengkulu terbagi dalam 3 Sub-
PEMBAHASAN. DAS yaitu: 1) Sub-DAS Rindu Hati mencakup
Aktivitas Pertambangan Batubara di area seluas 19.207 ha; 2) Sub-DAS Susup
Wilayah DAS Bengkulu mencakup area seluas 9.890 ha; dan 3) Sub-
DAS Bengkulu Hilir mencakup area seluas

P rovinsi Bengkulu memiliki ± 90 satuan


DAS dengan luas cakupan wilayah yaitu
2.007.058,58 Ha yang menjadi wilayah kerja
22.402 ha. Terdapat 6 (enam) anak sungai
yang mengalir ke Sungai Bengkulu yaitu: 1)
Sungai Susup; 2) Sungai Rindu Hati; 3) Sungai
dari BPDAS Ketahun dan secara keseluruhan
Kemumu; 4) Sungai Pasemah; 5) Sungai
kawasan hutan yang ada di Provinsi
Sialang; dan 6) Sungai Muara Kurung.9 Berikut
Bengkulu masuk dalam wilayah DAS. Luas
dapat dikemukakan peta DAS Bengkulu yang
kawasan hutan di Provinsi Bengkulu sesuai
dibuat oleh Yayasan Ulayat Bengkulu sebagai
SK Menhut No. 643/Menhut-II/2001 tentang
berikut:10
Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan
Provinsi Bengkulu adalah seluas 923.96 Ha.6
DAS Bengkulu sebagai salah satu dari
satuan DAS memiliki luas ± 51,912 Ha.7 DAS
Bengkulu berada di wilayah administratif
Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota
Bengkulu sebagaimana dapat dikemukakan
pada tabel berikut.8

5
Bagir Manan, Hukum Positif Indonesia, FH UII Press, Yogyakarta, 2004, 73-77 dan Asosiasi Pengajar Hukum Acara
Mahkamah Konstitusi, Hukum Acara Mahkamah Konstitusi, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta, 2010, hlm. 74.
6
Profil Kehutanan Provinsi Bengkulu, hlm. 106, http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/9385,
diakses 20 Agustus 2017.
7
http://www.fordasbengkulu.org/release/kajian-praktik-empiris-pengelolaan-das-di-provinsi-bengkulu,
diakses 22 Agustus 2017.
8
Oka Andriansyah dan Rita Mustikasari, Gambaran Umum Permasalahan Pengelolaan Air DAS Air Bengkulu, Telapak,
2011, hlm. 4.
9
BPDAS Ketahun, 2006.
10
Oka Andriansyah dan Rita Mustikasari, Op.Cit, hlm. 3.
Edra Satmaidi, Arini Azka Muthia, Wulandari 202
Konsep Hukum Pengelolaan Tambang Batubara Berkelanjutan Berdasarkan Pendekatan DAS

Berdasarkan wilayah administratif Banyaknya aktivitas penambangan batubara


pemerintahan, Sub-Das Susup dan Sub-Das di wilayah hulu DAS Bengkulu menjadi
Rindu hati yang terdapat di daerah hulu persoalan yang perlu ditangani secara serius
DAS masuk dalam wilayah administratif mengingat dampak negatif dari kegiatan
Kabupaten Bengkulu Tengah. Sementara, tersebut telah dirasakan oleh masyarakat baik
Sub-Das Bengkulu Hilir dan Cagar Alam di wilayah hulu, tengah maupun hilir DAS
Danau Dusun Besar yang dikenal dengan Bengkulu.
Danau Dendam Tak Sudah yang bermuara ke Berdasarkan data Dirjen Perlindungan
Sungai Bengkulu hingga ke laut (Samudera Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian
Hindia) merupakan daerah hilir DAS yang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2014),
masuk dalam wilayah administratif Kota hutan lindung dan hutan konservasi di
Bengkulu. Provinsi Bengkulu yang luasnya mencapai
Karakteristik DAS Bengkulu memiliki 713.715 hektar, sebanyak 118.699,72 hektar
jarak antara hulu dan hilir relatif pendek atau 17%-nya telah diterbitkan 41 Izin Usaha
dan lebar tiap DAS relatif sempit. Bagian Pertambangan (IUP).13 Sebagian besar dari
hulunya berada pada pengunungan Bukit IUP tersebut belum mendapatkan status
Barisan, sedangkan hilirnya langsung ke Clean and Clear (CnC) karena dianggap
Samudera Indonesia. Kondisi demikian masuk dalam atau tumpang tindih dengan
mengindikasikan bahwa kelerengan kawasan kawasan hutan, belum sesuai dengan Perda
termasuk relatif curam hingga sangat RTRW dan peraturan perundang-undangan
curam. Pendeknya jarak dari hulu-hillir dan yang mengatur kehutanan. Apalagi IUP
curamnya kelerengan pada bagian hulu serta tersebut banyak berada dalam kawasan hulu
sempitnya DAS menyebabkan cepatnya air DAS. Khusus IUP batubara yang berstatus
hujan yang turun di bagian hulu akan cepat non CnC di Provinsi Bengkulu berdasarkan
sampai pada hilir DAS.11 Kondisi ini tentunya data Kementerian ESDM tahun 2013 adalah 32
menuntut agar pemanfaatan sumber daya IUP. Walaupun berdasarkan rekap sertifikat
alam di hulu DAS Bengkulu (yang masuk terbit per-21 Februari 2018 yang dikeluarkan
wilayah administratif Kabupaten Bengkulu Kementerian ESDM mengemukakan
Tengah) mempertimbangkan dampaknya beberapa IUP Batubara di Provinsi Bengkulu
yang mungkin terjadi di hilir DAS Bengkulu yang semula berstatus non CnC kemudian
(yang masuk dalam wilayah administratif mendapatkan status CnC. Laporan kasus
Kota Bengkulu). Mengingat DAS bagian pertambangan 2017 yang disusun Walhi
hulu mempunyai keterbatasan kemampuan, Bengkulu mengemukakan bahwa sejumlah
maka setiap kesalahan pemanfaatan akan IUP batubara yang beroperasi di wilayah DAS
berdampak negatif pada bagian hilirnya.12 Bengkulu bermasalah secara administratif dan

11
Sodikin, Kinerja DAS Berdasarkan Indikator Penggunaan Lahan pada DAS Padang Guci Bengkulu, Naturalis-Jurnal
Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Vo. 1, No. 2, ISSN: 2302-6715, September 2012, hlm.
106.
12
Chay Asdak dalam Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air, Kajian Model Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai (DAS) erpadu, www.bappenas.go.id/.../17kajian-model-pengelolaan-daerah-aliran-sungai, hlm.,
8, diakses 22 Agustus 2017.
13
Koalisi Anti Mafia Hutan dan Tambang, Untuk Wilayah Bengkulu, Lampung dan Banten, Sengkarut Tambang
Mendulang Malam, Jakarta, 22 April 2015, hlm. 2-3.
203 Bina Hukum Ligkungan
Volume 2, Nomor 2, April 2018

wilayah. Terdapat sejumlah IUP batubara yang wilayah ini masuk kawasan Taman Buru
beroperasi di wilayah hulu DAS Bengkulu Semidang Bukit Kabu. Aktifitas PT. KRU
yaitu PT. BMQ, PT BSUP, PT. BBE, PT. BS, PT. juga diduga menyebabkan pendangkalan
CBS, PT. DMH, PT. FR, PT. IBP, dan PT. KRU. dan pencemaran di DAS Air Bengkulu.14
Berdasarkan loporan kasus pertambangan 2. IUP PT. CBS berlokasi di Desa Lubuk
2017 yang disusun Walhi Bengkulu Lokasi Unen, Taba Penanjung, Bengkulu Tengah,
IUP batubara dari perusahaan-perusahaan Bengkulu. Luas konsesi tambang PT.
tersebut di atas sebarannya pada wilayah CBS mencapai 2600 ha namun 1,67 ha
DAS Bengkulu dapat digambarkan pada peta berada di kawasan Hutan Lindung
di bawah ini. Bukit Daun Reg. 5 (Surat Dirjen Planologi
  Kementerian Kehutanan No: S. 706/
VII-PKH/2014 dan Dinas LHK Prov.
Bengkulu 2016). Aktifitas underground
yang dilakukan oleh perusahaan dituduh
telah berdampak pada rusaknya tempatan
sumber pencarian masyarakat dan daya
dukung lingkungan, berupa amblasnya
lahan perkebunan akibat aktifitas
Pertambangan Underground oleh PT
CBS.15
3. IUP PT. BMQ yang berlokasi di Desa
Rindu Hati, Kecamatan Taba Penanjung,
Kabupaten Bengkulu Tengah. Luas IUP
Loporan kasus pertambangan 2017 yang PT. BMQ 1998,07 Hektar. Menurut surat
disusun Walhi Bengkulu menunjukan bahwa: Dirjen Planologi Kementerian Kehutanan
No: S. 706/VII-PKH/2014) dan data
1. IUP PT. KRU yang berlokasi di Desa
Dinas LHK Prov. Bengkulu 2016, konsesi
Kota Niur, Kecamatan Taba Penanjung,
perusahaan ini sebagiannya masuk dalam
Kabupaten Bengkulu Tengah juga
kawasan Hutan Lindung Bukit Daun Reg.
beroperasi di kawasan Konservasi Taman
5 yang seluas 681,89 ha. dari luas Hutan
Buru Semindang Bukit Kabu. Terdapat
Lindung Bukit Daun 90.800 ha menurut
perbedaan lokasi IUP PT. KRU menurut
Pasal 35 ayat 1 Peraturan Daerah Nomor
Surat Persetujuan Sarana Penunjang di
2 Tahun 2012 tentang RTRW Provinsi
luar wilayah IUP yang diterbitkan Dinas
Bengkulu.16
ESDM Provinsi Bengkulu pada tanggal 5
agustus 2015 areal PT. KRU yang di luar 4. Aktivitas PT. FX yang diduga tidak
WIUP masuk kawasan hutan produksi. memiliki IUP batubara beroperasi di bekas
Sedangkan, menurut Amandemen konsesi PT. BS diduga mengakibatkan
Perjanjian Kerjasama antara BKSDAE pendangkalan dan pencemaran DAS air
Bengkulu-Lampung dengan PT KRU Bengkulu.17

14
Loporan kasus pertambangan 2017 yang disusun Walhi Bengkulu, Bengkulu, 2017, hlm. 2,5 dan 6.
15
Ibid., hlm. 8-9 dan hlm. 12.
16
Ibid., hlm. 13.
17
Ibid., hlm. 18.
Edra Satmaidi, Arini Azka Muthia, Wulandari 204
Konsep Hukum Pengelolaan Tambang Batubara Berkelanjutan Berdasarkan Pendekatan DAS

Persoalan masuknya wilayah konsesi tahun 2014 menyatakan bahwa sebanyak 3


pertambangan beberapa perusahaan tambang sungai sudah tercemar oleh proses pencucian
batubara dalam kawasan hutan lindung batubara di Desa Tanjung Raman Kecamatan
di wilayah kesatuan DAS Bengkulu besar Taba Penanjung yaitu Sungai Papan Penawai,
kemungkinan karena persoalan kepastian Sungai Kemumu (anak Sungai Bengkulu)
kawasan hutan. Dari kawasan hutan seluas dan Sungai Air Sambe. Batubara dan limbah
924.631 ha di Provinsi Bengkulu, baru sekitar batubara terbawa arus sungai hingga ke hilir
7,3 % atau 68.688 ha18 yang sudah memenuhi DAS Bengkulu (wilayah administratif Kota
semua proses dan tahapan sampai pada Bengkulu). Air sungai yang dulunya jernih,
tahapan penetapan kawasan hutan sesuai saat ini berwarna coklat lumpur. Beberapa
dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun warga yang mencari limbah batubara, mandi
1999 tentang Kehutanan. dan mencuci di sungai merasakan kulitnya
Aktivitas pertambangan batubara telah gatal-gatal.20 RMOL Bengkulu 24 Maret 2016
mengakibatkan kerusakan kawasan hutan. memberitakan bahwa limbah perusahaan
Sebagai gambaran, dari total kawasan hutan batubara masih bebas mengalir di Sungai DAS
yaitu 12.515 hektar di DAS Air Bengkulu Bengkulu.21 Demikian pula Mongabay 17 Mei
kawasan yang masih berhutan hanya 4.505,5 2017 memuat laporan kerusakan lingkungan
ha. Padahal, syarat DAS harus berhutan hidup terus berlanjut akibat limbah batubara
minimal 30%. Sementara DAS Bengkulu, di sepanjang DAS Bengkulu hingga pesisir
yang berhutan hanya sekitar 10% dari luas pantai Kota Bengkulu.22 Proses pencucian
totalnya. Luas DAS Air Bengkulu sekitar batubara tidak memenuhi standar yang
51.950 hekatare. DAS ini terdiri dari Sub-DAS ditentukan. Kolam penampungan air bekas
Susup seluas 10.040 hektar dengan panjang pencucian batubara terlalu dangkal, sehingga
sungai utama 15,76 km, Sub-DAS Rindu Hati air bekas pencucian batubara masuk ke sungai
seluas 19.357 ha dengan panjang sungai utama sehingga sungai menjadi tercemar tidak layak
19,4 km, dan sub-DAS Bengkulu Hilir seluas lagi untuk dikonsumsi.23 Kandungan Merkuri
22.552 ha dengan panjang sungai utamanya dan Arsenik kadarnya berada pada level
24,5 km. Selain Sub-DAS Bengkulu Hilir, mengkhawatirkan, yaitu mencapai 15 PPM
sub-DAS bagian hulu yang parah kondisinya (Part Per Million) dan 12 PPM. Golongan kelas
adalah Sub-DAS Rindu Hati. Di sana, banyak air sungai Bengkulu turun menjadi golongan
terdapat aktivitas pertambangan.19 kelas III dari sebelumnya golongan kelas I.
Dengan kata lain, air sungai Bengkulu hanya
Hasil survay Bidang Pengendalian layak untuk aktivitas budidaya ikan dan
Pencemaran BLH Kabupaten Bengkulu Tengah persawahan.24

18
Koalisi Anti Mafia Hutan dan Tambang, Ibid., hlm. 5.
19
Ibid,. hlm. 19.
20
http://bengkuluekspress.com/3-sungai-tercemar-batu-bara, diakses 15 Agustus 2017.
21
www.rmolbengkulu.com/read/2016/03/24/474/Limbah-Perusahaan-Batubara-Masih-Bebas-Mengalir-di-
Sungai-Bengkulu, diakses 12 Juli 2018.
22
www.mongabay.co.id/2017/05/17/kerusakan-lingkungan-akibat-tambang-batubara-terus-berlanjut-apa-
solusinya/, diakses 12 Juli 2018.
23
http://bengkuluekspress.com/pencucian-batu-bara-cemari-sungai/, diakses 16 Agustus 2017.
24
Jt. Pareke, Efektivitas Pelaksanaan Instrumen Dumping erhadap Pencemaran Limbah Batu Bara di DAS Bengkulu
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 ahun 2009 entang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Prosiding
205 Bina Hukum Ligkungan
Volume 2, Nomor 2, April 2018

Pada bagian hulu DAS Bengkulu tepatnya menjadi O2). Untuk menjaga agar fungsi
pada Sub-DAS Rindu Hati dalam wilayah perlindungan tersebut berjalan sebagaimana
administratif Kabupaten Bengkulu Tengah mestinya maka daerah hulu selayaknya tetap
terdapat kawasan hutan yang diperuntukkan dipertahankan sebagai kawasan lindung.
sebagai hutan produksi tetap (HP) yaitu HP
Rindu Hati seluas 1.046 Ha.25 Sebelumnya Konsep Hukum Pengelolaan Tambang
kawasan hutan yang ada di Desa Rindu Hati Batubara Berkelanjutan Berdasarkan
tersebut merupakan hutan lindung, namun Pendekatan DAS Bengkulu
kemudian diubah fungsinya menjadi hutan Pasal 2 UU Minerba menegaskan bahwa
produksi tetap (HP) berdasarkan Keputusan pertambangan batubara dikelola berdasarkan
Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor asas berkelanjutan dan berwawasan
243/KPTS-II/1999. Kepmenhutbun tersebut lingkungan dalam arti pertambangan
juga diperkuat dengan Nota Dinas Kepala batubara dilakukan secara terencana
Badan Planologi Kehutanan dan Perkebunan, dengan mengintegrasikan dimensi ekonomi,
No.372/C/VIII-4/1999 tanggal 8 Desember lingkungan dan sosial budaya dalam
1999 yang menyatakan bahwa kawasan yang keseluruhan usaha pertambangan batubara
digunakan sebagai lahan pertambangan untuk mewujudkan kesejahteraan masa kini
oleh PT DMH tidak punya nilai signifikan dan masa mendatang. Tujuan pengelolaan
sebagai kawasan hutan lindung. Inilah batubara menurut Pasal 3 UU Minerba adalah
sebabnya mengapa Hutan Lindung Rindu menjamin manfaat pertambangan batubara
Hati dapat dirubah fungsinya menjadi HP.26 secara berkelanjutan dan berwawasan
Menteri Kehutanan telah memberikan izin lingkungan. Untuk mewujudkan tujuan
pinjam pakai kawasan HP Rindu Hati kepada tersebut UU Minerba menentukan bahwa
PT. DMH seluas 370 Ha untuk kegiatan penetapan Wilayah Pertambangan (WP),
pertambangan batubara.27 Wilayah Usaha Pertambangan (WUP),
Perubahan status kawasan hutan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
Rindu Hati yang berada di daerah hulu dan pemberian dan pelaksanaan Izin Usaha
DAS Bengkulu dari hutan lindung menjadi Pertambangan harus mempertimbangkan
hutan produksi tetap menjadi suatu hal aspek keberlanjutan dan berwawasan
yang janggal dan tidak tepat karena daerah lingkungan. Pasal 9 UU Minerba menyatakan
hulu DAS mempunyai fungsi perlindungan bahwa Wilayah Pertambangan (WP) sebagai
terhadap seluruh bagian DAS seperti sebagai bagian dari tata ruang nasional ditetapkan
daerah tangkapan air (water cachtment area), secara terpadu dengan mempertimbangkan
pencegah banjir, sumber keanekaragaman aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya serta
hayati, penghasil oksigen dan pembersih berwawasan lingkungan. Sementara, Pasal 14
udara (menyerap CO2 untuk diolah kembali dan Pasal 18 UU Minerba menentukan bahwa

Seminar Nasional dan Kongres Pembina Hukum Lingkungan Se-Indonesia “Perkembangan Hukum Lingkungan
Kini dan Masa Depan”, Fakultas Hukum UNPAD, Bandung, 2013, hlm. 170.
25
Lihat Pasal 37 ayat (1) huruf b Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 02 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2032.
26
http://saverinduhati.blogspot.com/2009/05/kp-pt-bs-dan-pt-dmh-masuk-hutan.html, diakses 19 Agustus 2017
27
Profil Kehutanan Provinsi Bengkulu, hlm. 106, http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/9385,
diakses 20 Agustus 2017.
Edra Satmaidi, Arini Azka Muthia, Wulandari 206
Konsep Hukum Pengelolaan Tambang Batubara Berkelanjutan Berdasarkan Pendekatan DAS

penetapan Wilayah Usaha Pertambangan daerah mengelola sumber daya alam (SDA)
(WUP) dan Wilayah Izin Usaha Pertambangan secara parsial tidak mempertimbangkan
(WIUP) dalam 1 WUP mempertimbangkan dampak lintas wilayah administratif
kriteria letak geografis, kaidah konservasi (trans-administrative-boundary) yang timbul
dan daya dukung lingkungan. Pasal 39 UU akibat pengelolaan SDA tersebut.29 Konsep
Minerba juga menjamin bahwa pemberian pembangunan konvensional menjadi pilihan
dan pelaksanaan Izin Usaha Pertambangan utama dengan mengejar keuntungan jangka
batubara (baik eksplorasi maupun operasi pendek (pertumbuhan ekonomi) melalui
produksi) sesuai dengan rencana umum tata eksploitasi sumber daya alam secara intensif30
ruang, analisis dampak lingkungan hidup, namun kurang mempertimbangkan daya
melaksanakan reklamasi dan pasca tambang, dukung dan daya tampung lingkungan
menyediakan dana jaminan reklamasi dan hidup.
pasca tambang dan melakukan konservasi Pengelolaan dan pemanfaatan sumber
batubara. daya alam yang terkandung dalam wilayah
Pertimbangan keberlanjutan dan DAS dan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu
berwawasan lingkungan dalam pengelolaan belum dilakukan secara berkelanjutan.
tambang batubara sebagaimana dimaksud Padahal DAS dan hutan mempunyai dua
UU Minerba di wilayah DAS Bengkulu harus sisi yang tidak dapat dipisahkan, yakni DAS
mengacu pada karakter DAS yang tidak dan hutan sebagai sumber daya alam dan
terikat pada batas wilayah administratif. sebagai ekosistem. Sebagai sumber daya
Salah satu persoalan pengelolaan tambang alam menyimpan potensi pemanfaatan
batubara dalam wilayah DAS adalah letak yang digunakan untuk tujuan kepentingan
hulu sungai yang biasanya berada pada pembangunan. Sedangkan, sebagai ekosistem
suatu kabupaten tertentu dan melewati menjamin kelestarian sumber daya alam
beberapa kabupaten serta daerah hilirnya hayati, yang kehadirannya tidak dapat
berada di kabupaten lainnya. Daerah-daerah digantikan.31 Kerusakan di wilayah hulu
yang dilalui semestinya memandang DAS DAS (merupakan kawasan hutan) telah
sebagai suatu sistem terintegrasi, serta berdampak pada rusaknya dan terancamnya
menjadi tanggung jawab bersama.28 Namun, keanekaragaman hayati dan menurunnya
implementasi otonomi daerah cenderung kualitas kehidupan masyarakat tengah dan
terjebak pada upaya bagaimana meningkatkan hilir DAS yang berprofesi sebagai petani dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang nelayan tradisional.32
memberikan kecenderungan masing-masing

28
Chay Asdak dalam Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air, Kajian Model Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai (DAS) Terpadu, www.bappenas.go.id/.../17kajian-model-pengelolaan-daerah-aliran-sungai, hlm.
9, diakses 22 Agustus 2017.
29
Chay Asdak, Kajian Lingkungan Hidup Strategis: Jalan Menuju Pembangunan Berkelanjutan, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta, 2012, hlm. 29.
30
Emil Salim, Paradigma Pembangunan Berkelanjutan dalam Iwan J. Aziz dkk (Editor,) Pembangunan Berkelanjutan
Peran dan Kontribusi Emil Salim,Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2010, hlm. 22-24.
31
Fatma Ulfatun Najicha dan I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, Politik Hukum Perundang-Undangan Kehutanan
dalam Pemberian Izin Pertambangan di Kawasan Hutan Ditinjau dari Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
Berkeadilan, Jurnal Pasca Sarjana Hukum UNS Vol IV No. 2 Juli-Desember 2017, hlm. 129.
32
http://sungai.ulayat.or.id/das/realitanya-hak-rakyat-atas-air-masih-terbaikan/, diakses 22 Agustus 2017.
207 Bina Hukum Ligkungan
Volume 2, Nomor 2, April 2018

Pengelolaan tambang batubara di wilayah Bila dicermati RTRW Provinsi Bengkulu


DAS Bengkulu seyogyanya diintegrasikan yang tertuang dalam Perda Provinsi
dengan pengelolaan DAS Bengkulu. Namun Bengkulu Nomor 02 Tahun 2012 tentang
pengelolaan DAS Bengkulu memiliki Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
permasalahan dasar yang relatif sama dengan Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2032 dapat
DAS-DAS lainnya di Indonesia, di antaranya dikemukakan beberapa catatan kritis:
adalah:33 (a) tidak ada master plan pengelolaan 1. Ketentuan Pasal 35 Ayat 3 yang
DAS terpadu yang jelas dan terukur. Masing- menyatakan bahwa kawasan sempadan
masing lembaga/institusi dan stake holders sungai, meliputi daratan sepanjang kiri
lainnya mempunyai program “sendiri- dan kanan sungai- sungai besar dan kecil
sendiri” dan tidak terkoordinasi dengan yang akan diatur oleh masing-masing
lembaga/intitusi lainnya; (b) sebagian besar kabupaten dan kota, tidak konsisten
program/aktivitas di wilayah DAS tidak dengan ketentuan Pasal 29 (1) yang
memiliki “nilai rehabilitasi” dan “nilai menegaskan perencanaan pengembangan
konservasi”, justru mengakibatkan disfungsi wilayah sungai secara terpadu oleh
DAS; dan (c) pertambangan batubara dengan Pemda Provinsi Bengkulu dalam rangka
sistem terbuka dengan metode teknis mendukung upaya konservasi sumber
pengendalian aliran permukaan dan erosi daya air, pendayagunaan sumber daya air
yang kurang baik serta reklamasi lahan paska dan pengendalian daya rusak air.
tambang yang sangat minimum.
2. Dalam Pasal 35 Ayat 4 meskipun
Tentunya dengan pendekatan DAS, ditentukan bahwa Danau Dusun Besar
pengelolaan sumber daya alam (termasuk dengan luas kurang lebih 577 ha sebagai
tambang batubara) tidak lagi dilakukan secara kawasan Cagar Alam (sebagai bagian
sektoral dan parsial dengan pendekatan kawasan lindung sepanjang DAS) tetapi
wilayah administratif kabupaten/kota. Perda dalam bagian arahan pemanfaatan
RTRW sebagai payung hukum pembangunan ruang tidak terlihat adanya program
di daerah bukan sebagai instrumen atau kegiatan pengembangan dan
hukum yang memotong-motong wilayah perlindungan kawasan ini.
DAS sebagai kesatuan ekosistem. Daerah
hulu DAS Bengkulu yang porsentasenya 3. Dalam Pasal 37 ayat (1) huruf b ditentukan
seharusnya lebih banyak menjadi kawasan pengembangan kawasan budidaya
lindung tetapi malah dijadikan kawasan yang diantaranya tetap memberikan
tempat beroperasinya perusahaan tambang peruntukkan bagi kawasan hutan di Desa
batubara. Kawasan Hutan Rindu Hati yang Rindu Hati sebagai Hutan Produksi Rindu
dulunya merupakan hutan lindung sekarang Hati dengan luas kurang lebih 1.046 ha.
menjadi hutan produksi tetap (HPT) di mana Dalam arahan pemanfaatan ruang tidak
sepertiga kawasan itu telah menjadi lokasi terdapat rencana pengelolaan Hutan
penambangan batubara. Produksi Rindu Hati yang mendukung
perlindungan bagian hulu DAS Bengkulu
seperti membangun pengelolaan hutan

33
http://www.fordasbengkulu.org/berita-das/permasalahan-dalam-pengelolaan-das-di-provinsi-bengkulu,
diakses 22 Agustus 2017.
Edra Satmaidi, Arini Azka Muthia, Wulandari 208
Konsep Hukum Pengelolaan Tambang Batubara Berkelanjutan Berdasarkan Pendekatan DAS

berbasiskan masyarakat ketimpang RTRW Provinsi Bengkulu seharusnya


pilihannya menjadi kawasan yang menjadi kendali pembangunan dan
dapat dimanfaatkan oleh kegiatan pengelolaan sumber daya alam, termasuk
pertambangan batubara berhubung pengelolaan tambang batubara di wilayah DAS
karena Hutan Produksi Rindu Hati ini Bengkulu. RTRW Provinsi Bengkulu tentunya
terletak di bagian hulu DAS Bengkulu. harus menentukan berbagai peruntukkan atas
4. Orientasi pada kepentingan ekonomi ruang berdasarkan pendekatan pengelolaan
dan pada peningkatan PAD terlihat kawasan baik lindung maupun budidaya.
jelas dari bagian arahan pemanfaatan Sehingga semua kebijakan, rencana, program
ruang wilayah provinsi yaitu Pasal dan kegiatan atas ruang tersebut harus
57 Ayat (5) yang menyatakan bahwa sesuai dengan peruntukan ruang tersebut.
perwujudan kawasan budidaya dengan Pengelolaan sumber daya alam dalam
pengembangan kawasan pertambangan rangka pemanfaatan ruang tidak boleh
dilakukan melalui: (a). inventarisasi menyimpang dari peruntukkan yang telah
daerah yang berpotensi untuk usaha ditentukan dalam RTRW. Begitu pula setiap
pertambangan yang berada pada kawasan penerbitan izin harus mengacu terlebih
hutan lindung; (b). usulan kebijakan dahulu kepada ketentuan peruntukkan ruang
pertambangan di kawasan hutan lindung; dalam RTRW. Termasuk ketentuan dalam
rangka pelestarian lingkungan, dalam RTRW
Demikian pula ketentuan UU Kehutanan ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30
dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 (tiga puluh) persen dari luas DAS. Demikian
Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan pula ditegaskan bahwa penyusunan RTRW
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan harus memperhatikan keterkaitan antar
memberikan wewenang kepada Pemerintah wilayah, antar fungsi kawasan, dan antar
melakukan/menetapkan perubahan kegiatan kawasan (yang berarti termasuk
fungsi dan peruntukan kawasan hutan. antar sektor).
Berdasarkan Kepmenhut No. SK. 643/
Menhut-II/2011 diketahui bahwa Provinsi Dalam perspektif Undang-Undang
Bengkulu mengajukan usulan perubahan Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
fungsi kawasan hutan seluas 29.458 Ha dan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
usulan perubahan peruntukkan kawasan (selanjutnya disingkat UUPPLH 2009),
hutan seluas 102.835 Ha dilakukan melalui pengelolaan tambang batubara di wilayah
dan diintegrasikan dalam perubahan RTRW DAS Bengkulu harus ditempatkan dalam
Provinsi Bengkulu. Dari usulan tersebut yang kerangka pembangunan berkelanjutan yang
disetujui oleh Menteri Kehutanan adalah mengandung prinsip bahwa perlindungan
31.013 Ha untuk perubahan fungsi dan 2.192 lingkungan hidup menjadi bagian yang
Ha untuk perubahan peruntukan. Banyaknya integral dari proses pembangunan dan
terjadi alih fungsi dan peruntukkan kawasan pendekatan pencegahan melalui penilaian
hutan melalui perubahan RTRW ditenggarai dampak lingkungan terhadap kemungkinan
sebagai upaya pemutihan alih fungsi dan terjadinya pencemaran atau kerusakan
peruntukkan kawasan hutan yang terjadi lingkungan hidup diterapkan sedini mungkin
selama ini. dan diintegrasikan dalam proses pengambilan

34
Edra Satmaidi, Memfungsikan Izin Lingkungan dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan, Makalah disampaikan
pada kegiatan Sosialisasi Kebijakan Lingkungan dan Gerakan Aksi dengan tema Ketaatan Lingkungan Hidup
209 Bina Hukum Ligkungan
Volume 2, Nomor 2, April 2018

keputusan pembangunan.34 Melalui UUPPLH fungsi pemanfaatan air sungai yang


2009, terjadi perubahan konsep pengaturan dikelola untuk dapat memberikan manfaat
hukum sektoral ke dalam konsep hukum bagi kepentingan sosial dan ekonomi,
pengelolaan yang bersifat teknologis dan yang antara lain dapat diindikasikan dari
komprehensif dengan menekankan perhatian kuantitas air, kualitas air, kemampuan
pada pembangunan berkelanjutan.35 menyalurkan air, dan ketinggian muka
UUPPLH 2009 menekankan pembangunan air tanah, serta terkait pada prasarana
berkelanjutan melalui perlindungan dan pengairan seperti pengelolaan sungai,
pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan waduk, dan danau;
dengan berlandaskan pada beberapa asas 3. DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi
diantaranya asas ekoregion. Berdasarkan asas pemanfaatan air sungai yang dikelola
ekoregion perlindungan dan pengelolaan untuk dapat memberikan manfaat bagi
lingkungan hidup harus memperhatikan kepentingan sosial dan ekonomi, yang
karakteristik sumber daya alam, ekosistem, diindikasikan melalui kuantitas dan
kondisi geografis, budaya masyarakat kualitas air, kemampuan menyalurkan
setempat, dan kearifan lokal. Penetapan air, ketinggian curah hujan, dan terkait
wilayah ekoregion yang dipersyaratkan untuk kebutuhan pertanian, air bersih,
dalam penyusunan Rencana Perlindungan serta pengelolaan air limbah.
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)
menetapkan diantaranya pertimbangan Keberadaan hutan di daerah hulu
kesamaan Daerah Aliran Sungai (DAS). yang terkelola dengan baik dan terjaga
keberlanjutannya dengan didukung oleh
Pengelolaan tambang batubara pada prasarana dan sarana di bagian tengah
wilayah DAS Bengkulu sebagai bagian akan dapat mempengaruhi fungsi dan
dari upaya perlindungan dan pengelolaan manfaat DAS tersebut di bagian hilir, baik
lingkungan hidup, perlu dipahami batasan- untuk pertanian, kehutanan maupun untuk
batasan mengenai DAS berdasarkan fungsi, kebutuhan air bersih bagi masyarakat secara
yaitu:36 keseluruhan.37 Mengingat DAS bagian hulu
1. DAS bagian hulu didasarkan pada mempunyai keterbatasan kemampuan,
fungsi konservasi yang dikelola untuk maka setiap kesalahan pemanfaatan akan
mempertahankan kondisi lingkungan berdampak negatif pada bagian hilirnya. Pada
DAS agar tidak terdegradasi, yang antara prinsipnya, DAS bagian hulu dapat dilakukan
lain dapat diindikasikan dari kondisi usaha konservasi dengan mencakup aspek-
tutupan vegetasi hutan dan lahan DAS, aspek yang berhubungan dengan suplai
kualitas air, kemampuan menyimpan air air. Secara ekologis, hal tersebut berkaitan
(debit), dan curah hujan; dengan ekosistem tangkapan air (catchment
2. DAS bagian tengah didasarkan pada ecosystem) yang merupakan rangkaian

untuk Pembangunan Kota Bengkulu yang berkelanjutan, BLHD Kota Bengkulu, Aula Hotel Amaris Kota
Bengkulu, 22Agustus 2016.
35
Daud Silalahi, AMDAL dalamSistemHukumLingkungan di Indonesia, PT. Suara Harapan Bangsa, 2011, hlm. 6.
36
Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumber daya Air, Kajian Model Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Terpadu, hlm. 4.
37
Ibid.
38
Ibid., hlm. 8.
Edra Satmaidi, Arini Azka Muthia, Wulandari 210
Konsep Hukum Pengelolaan Tambang Batubara Berkelanjutan Berdasarkan Pendekatan DAS

proses alami daur hidrologi.38 Oleh karena itu, didasarkan pada Kajian Lingkungan Hidup
pengelolaan tambang batubara berkelanjutan Strategis (KLHS). UUPPLH 2009 menyatakan
berdasarkan pendekatan DAS Bengkulu harus bahwa KLHS dibuat dan dilaksanakan untuk
dibangun melalui Rencana Pengelolaan DAS memastikan bahwa prinsip pembangunan
Bengkulu, yang menetapkan zona hulu dapat berkelanjutan telah menjadi dasar dan
dilakukan kegiatan pertambangan batubara terintegrasi dalam pembangunan suatu
dengan sistem pertambangan tertutup wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/
(underground mine) agar wilayah hulu yang atau program. Kata yang digaris bawahi
merupakan kawasan hutan fungsinya menunjukkan bahwa KLHS menjadi penjaga
sebagai perlindungan sistem penyangga (guardian) dan penjamin (insurance) agar
kehidupan tidak terganggu, sementara pertimbangan lingkungan menjadi dasar dan
sistem pertambangan terbuka secara ketat diintegrasikan dalam KRP pembangunan.
dapat dilakukan di zona tengah dan hilir DAS KLHS menjadi instrumen pembangunan
Bengkulu agar tidak merusak dan mencemari berkelanjutan. Setiap KRP pembangunan
air sungai DAS Bengkulu. yang berpotensi menimbulkan dampak dan/
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun atau risiko lingkungan hidup penyusunannya
2012 tentang Pengeloaan Daerah Aliran harus dilengkapi dengan dokumen KLHS
Sungai (PP DAS) menegaskan pentingnya atau dalam penyusunan KRP pembangunan
pengelolaan DAS secara utuh dari hulu ke hilir. tersebut harus dibarengi dengan kajian
Salah satu aspek penting dalam pengelolaan KLHS. Hasil KLHS harus menjadi dasar dan
DAS secara utuh dari hulu ke hilir tersebut diintegrasikan dalam KRP pembangunan
adalah aspek penyusunan dan penetapan untuk menjamin KRP pembangunan
Rencana Pengelolaan DAS. Menurut Pasal tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip
35-36 PP DAS Rencana Pengelolaan DAS pembangunan berkelanjutan.
ditetapkan untuk jangka waktu 15 (lima belas) Pengelolaan sumber daya alam
tahun, dievaluasi dan ditinjau kembali setiap (termasuk tambang batubara) berdasarkan
5 (lima) tahun sekali. Berdasarkan Rencana Rencana Pengelolaan DAS Bengkulu perlu
Pengelolaan DAS, dilakukan penetapan dibarengi dengan KLHS karena KLHS
Rencana Pengelolaan DAS untuk yang memuat kajian antara lain yaitu kapasitas
dipulihkan daya dukungnya dan/atau DAS daya dukung dan daya tampung lingkungan
yang dipertahankan daya dukungnya oleh hidup untuk pembangunan. Rencana
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota. Dalam pengelolaan DAS berdasarkan KLHS tersebut
Pasal 38 PP DAS ditegaskan bahwa Rencana memastikan kegiatan pengelolaan sumber
Pengelolaan DAS menjadi salah satu dasar daya alam dalam suatu wilayah DAS tidak
dalam penyusunan rencana pembangunan sampai melampaui batas-batas kemampuan
sektor dan wilayah administratif di tiap-tiap lingkungan hidup dalam mendukung dan
provinsi dan kabupaten/kota. menampung aktivitas pembangunan tanpa
Menurut UUPPLH 2009 dan Peraturan mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Kemampuan tersebut mencakup kemampuan
Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan dalam menyediakan ruang, kemampuan
Hidup Strategis (PP KLHS), penyusunan dan dalam menyediakan sumber daya alam, dan
penetapan Rencana Pengelolaan DAS harus kemampuan untuk melakukan perbaikan
211 Bina Hukum Ligkungan
Volume 2, Nomor 2, April 2018

kualitas lingkungan apabila terdapat dampak kegiatan, implementasi kelembagaan, rencana


yang mengganggu keseimbangan ekosistem.39 monitoring dan evaluasi.
Proses integrasi KLHS dalam KRP Pelaksanaan dan pengintegrasian KLHS
Rencana Pengelolaan DAS (Bengkulu) dalam penyusunan Rencana Pengelolaan DAS
mengikuti mekanisme atau prosedur (Bengkulu) dilakukan sejak tahap persiapan
penyusunan Rencana Pengelolaan DAS. agar penyusunan KLHS dan penyusunan
Mekanisme atau prosedur yang dimaksud Rencana Pengelolaan DAS dapat dilakukan
sebagaimana ditentukan dalam Peraturan secara bersamaan. Hal ini dimaksudkan
Menteri Kehutanan Nomor: P. 39/Menhut- agar prinsip pembangunan berkelanjutan
II/2009 Tentang Pedoman Penyusunan menjadi pertimbangan sejak awal dalam
Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai penyusunan Rencana Pengelolaan DAS dan
Terpadu (Permenhut No. P. 39/Menhut- pengintegrasian rekomendasi KLHS betul-
II/2009). Dalam Permenhut No. P. 39/ betul masuk dalam proses dan dokumen
Menhut-II/2009 ditentukan bahwa proses Rencana Pengelolaan DAS. Untuk penguatan
Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS aspek legal menurut PP DAS dan Permenhut
Terpadu terdiri dari: pertama, tahap persiapan No. P. 39/Menhut-II/2009 maka rencana
yang fokus pada penyusunan kerangka acuan pengelolaan DAS Bengkulu ditetapkan dalam
dan pembentukan Tim Perencana pengelolaan Perda Provinsi Bengkulu.
DAS; kedua, tahap penyusunan rencana Rencana Pengelolaan DAS Bengkulu
kerja yang fokus pada penyusunan Rencana yang telah ditetapkan dalam Perda
Pengelolaan DAS Terpadu; dan ketiga, tahap Provinsi Bengkulu, selanjutnya menjadi
pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana tanggung jawab Gubernur, Bupati/Walikota
dengan fokus pada (1) isu dan permasalahan- menjabarkan lebih lanjut dalam program/
permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan sektoral atau pembangunan daerah
pengelolaan sumberdaya DAS antara lain: (a) sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Lahan kritis (penyebab, luas dan distribusi); Rencana Pengelolaan DAS Bengkulu yang
(b) Kondisi habitat (daerah perlindungan telah ditetapkan dalam Perda menjadi dasar
keanekaragaman hayati); (c) Sedimentasi dalam Kegiatan Pengelolaan DAS dan
(sumber, laju, dampak); (d) Kualitas air pemanfaatan sumber daya alam (termasuk
(sumber polutan, kelas, waktu); (e) Masalah pengelolaan tambang batubara) di wilayah
penggunaan air tanah dan air permukaan; (f) kesatuan DAS Bengkulu baik di hilir maupun
Daerah rawan bencana (banjir, longsor, dan di hulu DAS Bengkulu. Dengan adanya
kekeringan); (g) Masalah sosial-ekonomi dan Rencana Pengelolaan DAS Bengkulu ini maka
kelembagaan; (h) Masalah tata ruang dan seluruh aspek pengelolaan dan pemanfaatan
penggunaan lahan; (i) Permasalahan antara sumber daya alam (termasuk batubara) di
hulu dan hilir; (j) Konflik pemanfaatan sumber wilayah DAS Bengkulu harus didasarkan
daya; dan (2) kerangka logis penyelesaian pada pendekatan pengelolaan DAS sebagai
masalah yang meliputi perumusan tujuan satu kesatuan ekosistem.
dan sasaran, kebijakan, program dan  

39
Hermanto Dardak, “Perencanaantata Ruang Bervisi Lingkungan Sebagai Upaya Mewujudkan Ruang Yang
Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan”, Disampaikan dalam Lokakarya Revitalisasi Tata Ruang Dalam Rangka
Pengendalian Bencana Longsor dan Banjir, Yogyakarta, 28 Februari 2006, hlm. 10.
Edra Satmaidi, Arini Azka Muthia, Wulandari 212
Konsep Hukum Pengelolaan Tambang Batubara Berkelanjutan Berdasarkan Pendekatan DAS

KESIMPULAN DAN SARAN 2. Penyusunan dan Penetapan Rencana

B erdasarkan paparan di atas maka dapat Pengelolaan DAS perlu dilengkapi


dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: dengan dokumen KLHS yang lebih
menekankan pada upaya untuk
1. Kerusakan DAS Bengkulu terjadi karena menentukan kapasitas daya dukung dan
adanya aktivitas pertambangan batubara daya tampung DAS Bengkulu sehingga
yang disertai perubahan fungsi dan dapat diketahui dengan pasti apakah
peruntukan Hutan Lindung Rindu kegiatan pertambangan di hulu DAS
Hati yang ada di bagian hulu DAS Bengkulu sudah atau belum melampaui
Bengkulu menjadi Hutan Produksi Tetap. daya dukung dan daya tampung DAS
Implementasi otonomi daerah yang lebih bengkulu.
berorintasi pada peningkatan PAD melalui
kegiatan pemanfaatan sumber daya alam 3. Terhadap RTRW Provinsi Bengkulu
menyebabkan terabaikannya perhatian yang memberikan peluang terhadap
terhadap fungsi dan keberlanjutan DAS rencana pengembangan kawasan hutan
dalam kebijakan, rencana dan program lindung untuk kegiatan pertambangan
pembangunan. perlu diberikan persyaratan yang ketat
dan harus mempertimbangkan Rencana
2. Konsep hukum pengelolaan tambang Pengelolaan DAS .
batubara berkelanjutan berdasarkan pada
pendekatan DAS Bengkulu diformulasikan DAFTAR PUSTAKA
melalui penyusunan Rencana Pengelolaan
DAS Bengkulu secara terpadu dari hulu Asosiasi Pengajar Hukum Acara Mahkamah
ke hilir berdasarkan pada UUPPLH Konstitusi, Hukum Acara Mahkamah
2009, PP KLHS, PP DAS dan Permenhut Konstitusi, Sekretariat Jenderal dan
No. P. 39/Menhut-II/2009. Penyusunan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi
Rencana Pengelolaan DAS Bengkulu Republik Indonesia, Jakarta, 2010.
tersebut diintegrasikan dengan KLHS Bagir Manan, Hukum Positif Indonesia, FH UII
yang menjadi dasar dan memberikan Press, Yogyakarta, 2004.
jaminan bahwa pengelolaan tambang Chay Asdak, Kajian Lingkungan Hidup
batubara dalam wilayah DAS Bengkulu Strategis: Jalan Menuju Pembangunan
berdasarkan pada pendekatan DAS Berkelanjutan, Gadjah Mada University
Bengkulu dan masih dalam batas-batas Press, Yogyakarta, 2012.
daya dukung dan daya tampung DAS
Bengkulu. Direktorat Kehutanan dan Konservasi
Sumberdaya Air, “Kajian Model
Dalam rangka pengelolaan tambang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
batubara berkelanjutan berdasarkan (DAS) Terpadu”, www.bappenas.
pendekatan DAS Bengkulu dikemukakan go.id/.../17kajian-model-pengelolaan-
saran sebagai berikut: daerah-aliran-sungai.
1. Perlu disusun dan ditetapkan Rencana DAS Bengkulu, http://www.ulayat.or.id/
Pengelolaan DAS Bengkulu dalam das-bengkulu/, diakses 20 Agustus 2017,
Perda Provinsi Bengkulu sebagai dasar pukul 22:24.
memberikan Izin Usaha Pertambangan
batubara di wilayah DAS Bengkulu.
213 Bina Hukum Ligkungan
Volume 2, Nomor 2, April 2018

Daud Silalahi, AMDAL dalam Sistem Hukum http://bengkuluekspress.com/pencucian-


Lingkungan di Indonesia, PT. Suara batu-bara-cemari-sungai/
Harapan Bangsa, 2011. http://bpdas-ketahun.sim-rlps.dephut.
Direktorat Kehutanan dan Konservasi go.id/index.php/pengumuman/122-
Sumberdaya Air, “Kajian Model bpdas-bengkulu-akan-hijaukan-
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) kawasan-hulu-sungai.
Terpadu”. http://saverinduhati.blogspot.
Edra Satmaidi, “Memfungsikan Izin com/2009/05/kp-pt-bs-dan-pt-dmh-
Lingkungan dalam Mewujudkan masuk-hutan.html.
Pembangunan Berkelanjutan, makalah http://sungai.ulayat.or.id/das/realitanya-
disampaikan pada kegiatan Sosialisasi hak-rakyat-atas-air-masih-terbaikan/.
Kebijakan Lingkungan dan Gerakan
Aksi dengan tema Ketaatan Lingkungan http://www.antarabengkulu.com/
Hidup untuk Pembangunan Kota berita/381/catatan-akhir-tahun--
Bengkulu yang Berkelanjutan”, BLHD mengais-rupiah-dari-limbah-batu-bara.
Kota Bengkulu, Aula Hotel Amaris Kota http://www.fordasbengkulu.org/berita-
Bengkulu, 22 Agustus 2016. das/permasalahan-dalam-pengelolaan-
Emil Salim, Paradigma Pembangunan das-di-provinsi-bengkulu.
Berkelanjutan dalam Iwan J. Aziz dkk http://www.fordasbengkulu.org/release/
(Editor,) Pembangunan Berkelanjutan Peran kajian-praktik-empiris-pengelolaan-das-
dan Kontribusi Emil Salim, Kepustakaan di-provinsi-bengkulu.
Populer Gramedia, Jakarta, 2010. Jt. Pareke, Efektivitas Pelaksanaan Instrumen
Fatma Ulfatun Najicha dan I Gusti Ayu Ketut Dumping Terhadap Pencemaran Limbah
Rachmi Handayani, Politik Hukum Batu Bara di DAS Bengkulu Berdasarkan
Perundang-Undangan Kehutanan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
dalam Pemberian Izin Pertambangan di Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Kawasan Hutan Ditinjau dari Strategi Lingkungan Hidup, Prosiding Seminar
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Nasional dan Kongres Pembina
Berkeadilan, Jurnal Pasca Sarjana Hukum Hukum Lingkungan Se-Indonesia
UNS Vol IV No. 2 Juli-Desember 2017. “Perkembangan Hukum Lingkungan
Hermanto Dardak, Perencanaan Tata Ruang Kini dan Masa Depan”, Fakultas Hukum
Bervisi Lingkungan Sebagai Upaya UNPAD, Bandung, 2013.
Mewujudkan Ruang Yang Nyaman, Koalisi Anti Mafia Hutan dan Tambang,
Produktif, dan Berkelanjutan”, Untuk Wilayah Bengkulu, Lampung dan
Disampaikan dalam Lokakarya Banten, Sengkarut Tambang Mendulang
Revitalisasi Tata Ruang Dalam Rangka Malam, Jakarta, 22 April 2015.
Pengendalian Bencana Longsor dan Nur Sulistyo Budi Ambarini, Pengaturan
Banjir, Yogyakarta, 28 Februari 2006. Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat
http://bengkuluekspress.com/3-sungai- Pesisir Terhadap Pencemaran
tercemar-batu-bara. Limbah Batu Bara, Prosiding Seminar
Nasional dan Kongres Pembina
Edra Satmaidi, Arini Azka Muthia, Wulandari 214
Konsep Hukum Pengelolaan Tambang Batubara Berkelanjutan Berdasarkan Pendekatan DAS

Hukum Lingkungan Se-Indonesia UCAPAN TERIMA KASIH


“Perkembangan Hukum Lingkungan Penulis mengucapkan terimakasih
Kini dan Masa Depan”, Fakultas Hukum banyak kepada Dekan Fakultas Hukum UNIB
UNPAD, Bandung, 2013. melalui skema penelitian BOPTN Fakultas
Oka Andriansyah dan Rita Mustikasari, Hukum UNIB telah mendanai penelitian ini.
Gambaran Umum Permasalahan Terimakasih juga penulis ucapkan kepada
Pengelolaan Air DAS Air Bengkulu, seluruh pengelola Jurnal Bina Hukum
Telapak, 2011. Lingkungan yang telah memproses artikel ini
Profil Kehutanan Provinsi Bengkulu, hlm. hingga akhirnya diterbitkan.
106, http://www.dephut.go.id/index.
php/news/details/9385.
Pusat Sumber Daya Geologi 2006, http://
www.tekmira.esdm.go.id/data/files/
Batubara%20Indonesia.pdf.
Sodikin, Kinerja DAS Berdasarkan Indikator
Penggunaan Lahan pada DAS Padang
Guci Bengkulu, Naturalis-Jurnal
Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan, Vo. 1, No. 2, ISSN: 2302-
6715, September 2012.
Walhi Bengkulu, Loporan Kasus
Pertambangan Provinsi Bengkulu 2017,
Walhi Bengkulu, Bengkulu, 2017.

Anda mungkin juga menyukai