Anda di halaman 1dari 30

Semester Ganjil 2020/2021

SIA 303
Struktur Baja 2

Pertemuan 1:
Kuat Tumpu

Erma Desmaliana, S.T., M.T.

Nessa Valiantine Diredja, S.T., M.T.


Sambungan Sederhana
(Simple Connections)
Pada struktur baja, sambungan merupakan elemen yang paling kritis.
Kegagalan struktur sering terjadi akibat sambungan yang kurang
memadai.

Saat ini sambungan baja yang sering digunakan adalah:

• las
• baut (mutu tinggi atau biasa)

Dua tipe dasar baut mutu yang disyaratkan oleh ASTM adalah:

• A325
• A490
Kegagalan pada Sambungan Baut
(Failure Modes)
Kegagalan pada Sambungan Baut
(Failure Modes)

Kegagalan akibat gaya tarik yang besar, geser atau lentur pada bagian yang
disambung. Pada sambungan batang tarik, gaya tarik pada area bruto dan netto
harus dianalisis. Pada konfigurasi sambungan, geser blok juga perlu
diperhatikan.

Kegagalan dari sambungan akibat kegagalan tumpu pengencang. Jika lubang


sedikit lebih besar dari pengencang dan pengencang diasumsikan ditempatkan
secara longgar pada lubang, maka kontak antara pengencang dan bagian yang
terhubung akan lebih dari setengah keliling pengencang ketika beban diterapkan.
Kekuatan tumpu akan lebih kritis pada baut yang terdekat dengan lokasi beban,
jarak tepi dan spasi akan mempengaruhi kekuatan tumpu tersebut.
Kuat Tumpu, Syarat Spasi
dan Jarak Tepi

Kekuatan tumpu, syarat spasi dan jarak ujung tidak


bergantung kepada tipe pengencang.

Syarat spasi minimum, dihitung dari as ke as lubang baut


2
adalah 2 𝑑𝑏 , atau biasa dibulatkan menjadi 3𝑑𝑏
3
Kuat Tumpu, Syarat Spasi
dan Jarak Tepi
Kuat Tumpu, Syarat Spasi
dan Jarak Tepi
Kuat tumpu pada suatu sambungan dapat dihitung
dengan persamaan berikut:

Untuk baut ujung


dengan:
𝑙𝑐 = jarak tepi
sampai ujung • 𝑅𝑛 1 = 1,2𝑙𝑐 1 𝑡𝐹𝑢 ≤ 2,4𝑑𝑏 𝑡𝐹𝑢
tepi baut/jarak
tepi ke tepi baut
𝑡 = tebal pelat yang
Untuk baut lainnya
ditinjau
𝑑𝑏 = diameter baut • 𝑅𝑛 2 = 1,2𝑙𝑐 2 𝑡𝐹𝑢 ≤ 2,4𝑑𝑏 𝑡𝐹𝑢
Kuat Tumpu, Syarat Spasi
dan Jarak Tepi
Kapasitas kuat tumpu pada suatu sambungan dapat
dihitung dengan persamaan berikut:

• 𝑅𝑛 = 0,75 𝑛𝑏 1 𝑅𝑛 1 + 𝑛𝑏 2 𝑅𝑛 2
dengan:
𝑅𝑛 1 = kuat tumpu baut ujung
𝑛𝑏 1 = jumlah baut ujung
𝑅𝑛 2 = kuat tumpu baut lainnya
𝑛𝑏 2 = jumlah baut lainnya
Kuat Tumpu, Syarat Spasi
dan Jarak Tepi

Lubang baut yang


semula bulat, menjadi
lonjong karena tertarik
(gagal tumpu)
Perbedaan 𝑙𝑒 dan 𝑙𝑐

𝑙𝑐 1 𝑙𝑐 2

𝑙𝑒 = jarak dari tepi ke as lubang baut.


𝑠 (spasi) = jarak dari as ke as antar lubang 𝑙𝑐 1 = jarak dari tepi ke tepi lubang baut.
baut. 𝑙𝑐 2 = jarak dari tepi lubang baut ke tepi
lubang baut lainnya.
Perhitungan 𝑙𝑐


𝑙𝑐 1 = 𝑙𝑒 − 𝑙𝑐 2 = 𝑠 − ℎ
2

ℎ adalah diameter lubang baut standar, dapat dicari


dengan cara berikut:

• ℎ = 𝑑𝑏 + 2 mm jika 𝑑𝑏 ≤ 22 mm
• ℎ = 𝑑𝑏 + 3 mm jika 𝑑𝑏 > 22 mm
Contoh Soal 1

Data: mutu batang tarik dan


pelat buhul yaitu BJ 37
Pertanyaan: cek jarak antar
baut; jarak tepi; kuat sambungan
terhadap tumpu; serta kuat
batang tarik terhadap leleh
penampang bruto, fraktur
penampang efektif netto dan blok
geser.
Contoh Soal 1
Contoh Soal 1

Penyelesaian:
– Jarak antar baut minimum
𝑠 ≥ 3𝑑𝑏
60 ≥ 3 19
60 mm ≥ 57 mm ∴ ok
– Jarak ujung minimum
𝑙𝑒 𝑚𝑖𝑛 = 25 mm untuk 𝑑𝑏 = 19 mm (didapatkan dari hasil interpolasi
Tabel J3.4M SNI 1729:2015)
𝑙𝑒 ≥ 𝑙𝑒 𝑚𝑖𝑛
30 mm ≥ 25 mm ∴ ok
Contoh Soal 1

– Kuat Tumpu Baut pada Batang Tarik (BTM)


Diameter lubang standar
Karena 𝑑𝑏 = 19 mm ≤ 22 mm, maka
ℎ = 𝑑𝑏 + 2 mm
ℎ = 19 + 2 = 21 mm
Baut ujung

𝑙𝑐 1 = 𝑙𝑒 −
2
21
𝑙𝑐 1 = 30 − = 19,5 mm
2
Contoh Soal 1

𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀1 = 1,2𝑙𝑐 1 𝑡𝑡𝑚 𝐹𝑢 ≤ 2,4𝑑𝑏 𝑡𝑡𝑚 𝐹𝑢


𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀1 = 1,2 19,5 12 370 ≤ 2,4 19 12 370
𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀1 = 103896 N < 202464 N
𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀1 = 103,896 kNΤbaut
Baut lainnya
𝑙𝑐 2 = 𝑠 − ℎ
𝑙𝑐 2 = 60 − 21 = 39 mm

𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀2 = 1,2𝑙𝑐 2 𝑡𝑡𝑚 𝐹𝑢 ≤ 2,4𝑑𝑏 𝑡𝑡𝑚 𝐹𝑢


𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀2 = 1,2 39 12 370 ≤ 2,4 19 12 370
Contoh Soal 1

𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀2 = 207792 N > 202464 N


𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀2 = 202,464 kNΤbaut

𝑛𝑏 1 = 2 (jumlah baut ujung)


𝑛𝑏 2 = 2 (jumlah baut lainnya)

𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀 = 𝑛𝑏 1 𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀1 + 𝑛𝑏 2 𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀2


𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀 = 2 103,896 + 2 202,464 = 612,72 kN
Contoh Soal 1

 = 0,75
𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀 = 0,75 612,72 = 459,54 kN

– Kuat Tumpu Baut pada Pelat Buhul (BGP)


Karena jarak antar baut dan jarak ujung sama pada pelat buhul sama
dengan pada batang tarik, maka nilai 𝑙𝑐 1 = 19,5 mm dan 𝑙𝑐 2 = 39 mm.
Baut ujung
𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃1 = 1,2𝑙𝑐 1 𝑡𝑔𝑝 𝐹𝑢 ≤ 2,4𝑑𝑏 𝑡𝑔𝑝 𝐹𝑢
𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃1 = 1,2 19,5 9 370 ≤ 2,4 19 9 370
Contoh Soal 1

𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃1 = 77922 N < 151848 N


𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃1 = 77,922 kNΤbaut

Baut lainnya
𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃2 = 1,2𝑙𝑐 2 𝑡𝑔𝑝 𝐹𝑢 ≤ 2,4𝑑𝑏 𝑡𝑔𝑝 𝐹𝑢
𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃2 = 1,2 39 9 370 ≤ 2,4 19 9 370
𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃2 = 155844 N > 151848 N
𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃2 = 151,848 kNΤbaut
Contoh Soal 1

𝑛𝑏 1 = 2 (jumlah baut ujung)


𝑛𝑏 2 = 2 (jumlah baut lainnya)

𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃 = 𝑛𝑏 1 𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃1 + 𝑛𝑏 2 𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃2


𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃 = 2 77,922 + 2 151,848 = 459,54 kN

 = 0,75
𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃 = 0,75 459,54 = 344,655 kN
Contoh Soal 1

– Kuat Leleh pada Penampang Bruto


Luas penampang bruto (batang tarik)
𝑙𝑡𝑚 = 𝑙𝑒 + 𝑔 + 𝑙𝑒 = 30 + 60 + 30 = 120 mm
𝐴𝑔 = 𝑙𝑡𝑚 𝑡𝑡𝑚 = 120 12 = 1440 mm2

𝑅𝑛 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝐹𝑦 𝐴𝑔 = 240 1440 = 345600 N ≈ 345,6 kN

 = 0,9
𝑅𝑛 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 0,9 345,6 = 311,04 kN
Contoh Soal 1

– Kuat Fraktur pada Penampang Efektif Netto


Luas lubang
Karena 𝑑𝑏 = 19 mm ≤ 22 mm maka
𝑑ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠 = 𝑑𝑏 + 4 mm
𝑑ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠 = 19 + 4 = 23 mm

Jumlah lubang
𝑛ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠 = 2

𝐴ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠 = 𝑛ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠 𝑑ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠 𝑡𝑡𝑚 = 2 23 12 = 552 mm2


Contoh Soal 1

Luas penampang efektif netto


Luas penampang netto
𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 − 𝐴ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠 = 1440 − 522 = 888 mm2

Luas penampang efektif netto


𝑈 = 1 (faktor shear lag untuk pelat)

𝐴𝑒 = 𝑈𝐴𝑛 = 1 888 = 888 mm2


Contoh Soal 1

𝑅𝑛 𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 = 𝐹𝑢 𝐴𝑒 = 370 888 = 328560 N ≈ 328,56 kN

 = 0,75
𝑅𝑛 𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 = 0,75 328,56 = 246,42 kN

– Kuat Geser Blok pada Batang Tarik (BSTM)


Luas bidang tarik
𝐴𝑔𝑡 = 𝑔𝑡𝑡𝑚 = 60 12 = 720 mm2
𝐴𝑛𝑡 = 𝐴𝑔𝑡 − 𝑛ℎ𝑡 𝑑ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠 𝑡𝑡𝑚 = 720 − 1 23 12 = 444 mm2
Contoh Soal 1

Luas bidang geser


𝐴𝑔𝑣 = 2 𝑙𝑒 + 𝑠 𝑡𝑡𝑚 = 2 30 + 60 12 = 2160 mm2
𝐴𝑛𝑣 = 𝐴𝑔𝑣 − 2 𝑛ℎ𝑣 𝑑ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠 𝑡𝑡𝑚
𝐴𝑛𝑣 = 2160 − 2 1,5 23 12 = 1332 mm2

𝑅𝑛 𝐵𝑆𝑇𝑀 = 0,6𝐹𝑢 𝐴𝑛𝑣 + 𝐹𝑢 𝐴𝑛𝑡 ≤ 0,6𝐹𝑦 𝐴𝑔𝑣 + 𝐹𝑢 𝐴𝑛𝑡


𝑅𝑛 𝐵𝑆𝑇𝑀 = 0,6 370 1332 + 370 444 ≤ 0,6 240 2160 + 370 444
𝑅𝑛 𝐵𝑆𝑇𝑀 = 459984 N < 475320 N
𝑅𝑛 𝐵𝑆𝑇𝑀 = 459,984 kN
Contoh Soal 1

 = 0,75
𝑅𝑛 𝐵𝑆𝑇𝑀 = 0,75 459,984 = 344,988 kN

– Kuat Geser Blok pada Pelat Buhul (BSGP)


Luas bidang tarik
𝐴𝑔𝑡 = 𝑔𝑡𝑔𝑝 = 60 9 = 540 mm2
𝐴𝑛𝑡 = 𝐴𝑔𝑡 − 𝑛ℎ𝑡 𝑑ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠 𝑡𝑔𝑝 = 720 − 1 23 9 = 333 mm2
Contoh Soal 1

Luas bidang geser


𝐴𝑔𝑣 = 2 𝑠 + 𝑙𝑒 𝑡𝑔𝑝 = 2 60 + 30 9 = 1620 mm2
𝐴𝑛𝑣 = 𝐴𝑔𝑣 − 2 𝑛ℎ𝑣 𝑑ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠 𝑡𝑔𝑝
𝐴𝑛𝑣 = 1620 − 2 1,5 23 9 = 999 mm2

𝑅𝑛 𝐵𝑆𝐺𝑃 = 0,6𝐹𝑢 𝐴𝑛𝑣 + 𝐹𝑢 𝐴𝑛𝑡 ≤ 0,6𝐹𝑦 𝐴𝑔𝑣 + 𝐹𝑢 𝐴𝑛𝑡


𝑅𝑛 𝐵𝑆𝐺𝑃 = 0,6 370 999 + 370 333 ≤ 0,6 240 1620 + 370 333
𝑅𝑛 𝐵𝑆𝐺𝑃 = 344988 N < 356490 N
𝑅𝑛 𝐵𝑆𝐺𝑃 = 344,988 kN
Contoh Soal 1

 = 0,75
𝑅𝑛 𝐵𝑆𝐺𝑃 = 0,75 344,988 = 258,741 kN

– Kapasitas Sambungan
𝑅𝑛 = min 𝑅𝑛 𝐵𝑇𝑀 , 𝑅𝑛 𝐵𝐺𝑃 , 𝑅𝑛 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 , 𝑅𝑛 𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 , 𝑅𝑛 𝐵𝑆𝑇𝑀 , 𝑅𝑛 𝐵𝑆𝐺𝑃
𝑅𝑛 = 246,42 kN
– Beban yang dipikul oleh sambungan
𝑅𝑢 = 1,2𝑃𝐷 + 1,6𝑃𝐿 = 1,2 30 + 1,2 90 = 180 kN

– Cek Kapasitas Sambungan


𝑅𝑢 ≤ 𝑅𝑛 → 180 kN ≤ 246,42 kN ∴ ok
Contoh Soal 1

BSTM BSGP
Daftar Pustaka

https://extrudesign.com/bearing-stress-bearing-failure-in-bolts/

Segui, William T. Steel Design 5th Edition. 2013. Cengage


Learning. USA.

SNI 1729:2015 tentang Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung


Baja Struktural.

Anda mungkin juga menyukai