Anda di halaman 1dari 32

*Background asli by vectorpouch / Freepik

“Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika
sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Barangsiapa yang
berdo’a kepada-Ku niscaya Aku kabulkan. Barangsiapa yang
meminta kepada-Ku niscaya Aku penuhi. Barangsiapa yang
memohon ampun kepada-Ku niscaya Aku ampuni.”

(HR. Bukhori)

1
Prolog
Sebuah Perayaan dalam Sunyi

Malam pekat meninggi. Sunyi semakin menekan sanubari.


Ribuan malaikat terkirim dalam sudut- sudut semesta untuk
tugas mulia dari Sang Ilahi. Para khoosyiun (orang-orang yang
khusyu’) bergegas menuju Rabb-nya dalam sujud dan ruku’,
tak ingin ketinggalan cinta dari Rabb yang dipersembahkan
spesial bagi orang-orang yang benar-benar berjuang
melepaskan selimutnya, demi perayaan khusus bersama
Tuhannya. Perayaan dalam sunyi.

Mereka yakin, di sepertiga malam itu, Allah sendiri yang


akan turun ke langit dunia, menyaksikan kekasih-kekasihnya
menghabiskan malam dengan sujud dan ruku’, terbanjiri derai
air mata kesendirian, bermunajat dalam cinta, syahdu dalam
do’a-do’anya, dan nikmat dalam lantunan Al-Qur’an.

Tiga hidangan terbaik tersuguhkan pada malam itu:


Pengabulan, bagi siapapun yang berdo’a. Pemenuhan, atas
siapapun yang meminta kepada Allah. Dan Pengampunan,
bagi mereka yang memohon ampunan. Hanya pada malam itu.

2
Tidak semua manusia menghadiri perayaan ini. Sebab
hanya orang-orang terpilih yang mampu memenuhinya.
Mereka jugalah orang-orang yang akan berada dalam satu
kelompok naungan pada hari ketika tak ada satu pun naungan
kecuali naungan Allah SWT, inilah kelompok yang Rasulullah
SAW deskripsikan dengan, ‘seseorang yang berzikir kepada Allah
dalam keadaan sepi lalu ia menteskan air mata.’

Bukankah sepertiga malam terakhir adalah momen paling


sunyi? Bukankah sepertiga malam terakhir adalah saat yang
paling ikhlas untuk menteskan air mata? Sebab tak akan ada
yang melihat menangis pada saat itu, kecuali hanya
Allah. Itulah sebabnya tiga hidangan terbaik disuguhkan
kepada mereka: Pengabulan, Pemenuhan, dan Pengampunan.

“Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketiga
sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Barangsiapa yang berdo’a
kepada-Ku niscaya Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta
kepada-Ku niscaya Aku penuhi. Barangsiapa yang memohon ampun
kepada-Ku niscaya Aku ampuni.” (HR. Bukhori, No. 1145)

3
Daftar Isi

Prolog: Sebuah Perayaan dalam Sunyi - 2

Menyelami Kalam-Nya - 5

Tahajjud adalah Panggilan Cinta - 6


Kehidupan Para Kekasih Allah - 10

Tahajjud Sebagai Penguat Jiwa - 14

Hidup Untuk Ibadah - 19

Bukti Keikhlasan - 23

Komitmen - 28

Prakata Penulis - 30

Tentang Penulis - 31

4
Menyelami Kalam-Nya
َ ۡ َ ‫َ ا‬ ُ َ َ ‫ُ َّ ۡ َ َّ َ ا‬ ُ ۡ َ َ
ِّ‫ أ ۡو زِّد َعل ۡيه‬٣ ‫ ن ِّۡصف ُه ٓۥ أوِّ ٱنق ۡص م ِّۡن ُه قل ِّيٗل‬٢ ‫ٱَّلل إَِّّل قلِّيٗل‬ ‫ ق ِّم‬١ ‫يأ ُّي َها ٱل ُم َّزمِّل‬
َٰٓ

َ َ َ ۡ َّ َ َ َ َّ ‫َ َ َ ا َ ا‬ ۡ َّ ‫ُۡ َ َ ا‬
‫ِه أش ُّد َو ۡطٔاا‬ِّ ‫ إِّن نا ِّشئة ٱَّل ِّل‬٥ ‫ إِّنا َس ُنل ِِّق َعل ۡيك ق ۡوَّل ثقِّيٗل‬٤ ‫َو َرت ِِّّل ٱلق ۡر َءان ت ۡرتِّيٗل‬
‫َ َ ۡ َ َ ا‬ ۡ ‫ٱذ ُكر‬
ۡ َ ‫َّ َ َ ۡ ا َ ا‬ َ َ َّ ‫َََُۡ ا‬
‫ٱس َم َربِّك َوتبَ َّتل إ ِّ َّۡلهِّ ت ۡبت ِّيٗل‬ ِّ ‫و‬ ٧ ‫يٗل‬ِّ ‫و‬ ‫ط‬ ‫ا‬‫ح‬‫ب‬‫س‬ ِّ ‫ار‬‫ه‬ ‫ٱنل‬ ‫ِف‬
ِّ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ن‬ ِّ ‫إ‬ ٦ ‫ِّيٗل‬ ‫وأقوم ق‬
‫ا‬ ۡ َّ َ ُ َّ َ ٓ َ ۡ َۡ َ ۡ َ ۡ ُّ َّ
]9-1:‫ [ الـمـزمـل‬٩ ‫ب َّل إِّل َٰ َه إَِّّل ه َو فٱَّتِّذهُ َوك ِّيٗل‬
ِّ ‫ۡش ِّق وٱلمغ ِّر‬
ِّ ‫ رب ٱلم‬٨

(1). Hai orang yang berselimut, (2). bangunlah (untuk sholat) di malam
hari, kecuali sedikit (daripadanya), (3). (yaitu) seperduanya atau
kurangilah dari seperdua itu sedikit. (4). atau lebih dari seperdua itu. Dan
bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (5). Sesungguhnya Kami
akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. (6). Sesungguhnya
bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di
waktu itu lebih berkesan. (7). Sesungguhnya kamu pada siang hari
mempunyai urusan yang panjang (banyak). (8). Sebutlah nama Tuhanmu,
dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (9). (Dialah)
Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.

[QS. Al-Muzzammil: 1-9]

5
Tahajjud adalah Panggilan Cinta
‫ُ َّ ۡ َ َّ َ ا‬ ُ َّ ُ ۡ َ ُّ َ َٰٓ َ
٢‫ ق ِّم ٱَّلل إَِّّل قل ِّيٗل‬١ ‫يأيها ٱلمزمِّل‬

(1). Hai orang yang berselimut, (2). bangunlah (untuk sholat) di


malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),

Tahajjud adalah bukti cinta. Hamba Allah yang mengaku


cinta terhadap Rabb-nya tak akan rela kehilangan tahajjud
dalam malam-malamnya. Dalam ayat-Nya, Allah SWT
memerintahkan secara khusus kepada kita agar bangun di
malam hari untuk tahajjud,

”Hai orang yang berselimut, bangunlah (untuk sholat) di malam


hari, kecuali sedikit (daripadanya), (Al-Muzzammil: 1-2)

Yaa Ayyuhal Muzzammil...

Ini bukan panggilan biasa. Tapi panggilan menuju cinta.


Itulah mengapa tidak semua orang mampu memenuhi
panggilan ini. Ketika pertama kali turun, ayat ini merupakan
panggilan khusus kepada Rasulullah SAW. Lalu pada saatnya,

6
panggilan ini juga pantas ditujukan kepada kita semua, sebagai
umat Nabi Muhammad SAW yang mewarisi Al-Qur’an Yang
Mulia ini. Maka akankah kita terpanggil?

Perhatikan bagaimana dahsyatnya panggilan ini. Ketika


Allah memerintah kita Sholat tahajjud, Allah memanggil
dengan panggilan ‘wahai orang-orang yang berselimut’, Allah
memanggil orang-orang yang sedang nyaman menikmati
tidur.

Tidak mudah meninggalkan tidur begitu saja saat sedang


nikmat-nikmatnya terlelap, tidak mudah melepaskan selimut
dalam suasana dingin malam yang nikmat. Tetapi ini adalah
panggilan cinta, panggilan yang akan menentukan siapa yang
lebih kita cintai: Allah kah, atau dunia yang menjelma dalam
tidur nikmat kita?

Karenanya, bayangkan jika kita memilih meninggalkan


segala kenikmatan itu, lalu bergegas mengambil air wudhu,
memaksa diri meski dingin tak tertahankan, lalu berdiri
menghadap Allah SWT. Bukankah ini ekspresi dari rasa cinta
kepada Allah?

7
Wajar saja jika Allah memuji dan menghadiahkan suguhan
terbaiknya dalam sepertiga malam terakhir, sebab itu adalah
waktu ketika berkumpulnya orang-orang ikhlas dalam sebuah
perayaan sunyi di bawah langit. Perayaan dalam diam.

“Hai orang-orang yang berselimut, bangunlah (untuk sholat) di


malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),..” (Al-Muzzammil: 1-2)

Ini adalah seruan dari langit, seruan Tuhan Yang Maha


Agung, mengetuk kesadaran kita untuk menyongsong urusan
besar yang menanti di depan. Bangunlah untuk berjuang!
Bangunlah untuk bergegas! Bangunlah untuk menjemput
kemenangan! Bangunlah..., sebab waktu istirahat telah berlalu!

Orang besar yang memikul tugas besar dalam hidup, maka


apalah artinya tidur baginya? Apa artinya istirahat? Apa arti
ranjang yang hangat dan kehidupan yang penuh kesenangan?
Apa pula arti kesenangan duniawi yang menyenangkan?
Rasulullah SAW telah mengerti hakikat ini, karena itu, ketika
Khadijah mengajaknya istirahat dan tidur, beliau berkata
kepadanya, “Telah berlalu waktu tidur, wahai Khadijah.”
(Sayyid Quthb, dalam Tafsir Fi Zhilal Al-Quran)

8
Tahajjud adalah bukti cinta. Hamba Allah
yang mengaku cinta terhadap Rabb-nya tak
akan rela kehilangan tahajjud dalam
malam-malamnya.

9
Kehidupan Para Kekasih Allah
ََ ۡ َ ‫ۡ َ ا‬ ُ َ َ ‫ُ َّ ۡ َ َّ َ ا‬
ِّ‫ أ ۡو زِّد عل ۡيه‬٣ ‫ ن ِّۡصف ُه ٓۥ أوِّ ٱنق ۡص مِّن ُه قل ِّيٗل‬٢ ‫ٱَّلل إَِّّل قل ِّيٗل‬ ‫ق ِّم‬
‫ُۡ َ َ ا‬
٤ ‫َو َرت ِِّّل ٱلق ۡر َءان ت ۡرتِّيٗل‬

(2). bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit


(daripadanya), (3). (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari
seperdua itu sedikit. (4). atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah
Al Quran itu dengan perlahan-lahan.

Kita mengetahui bahwa dahulu sholat tahajjud merupakan


sholat yang wajib dikerjakan bagi umat muslim sebelum ada
kewajiban sholat 5 waktu. Ini menjelaskan kepada kita, betapa
tingginya kemulian sholat tahajjud di sisi Allah SWT.

Inilah satu-satunya sholat sunnah yang nama sekaligus


perintahnya langsung disebutkan di dalam Al-Qur’an.
karenanya ia sangat istimewa dan luar biasa.

‫َ َ ا َّ َ َ َ َٰٓ َ َ ۡ َ َ َ َ ُّ َ َ َ ا َّ ۡ ا‬ َ ۡ َّ َ َ
٧٩ ‫اما َّم ُمودا‬‫ٱَّل ِّل ف َت َه َّج ۡد بِّهِّۦ ناف ِّلة لك عَس أن يبعثك ربك مق‬ ‫ومِّن‬

10
Dan pada sebahagian malam hari sholat tahajudlah kamu sebagai
suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu
mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al-Isra:79)

Surah ini bahkan menggambarkan kepada kita tentang


kehidupan para kekasih-kekasih Allah di dunia. Mereka bukan
sekedar mengerjakan tahajjud, tetapi mereka adalah orang-
orang yang nyaris melewati seluruh malamnya dengan sholat
dan munajat, kecuali hanya sedikit waktu saja.

“....Bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali hanya


sedikit (daripadanya)..”

Inilah kehidupan para kekasih Allah. Mereka tak rela


kehilangan kesempatan untuk merayakan cinta bersama Rabb
Semesta pada malam-malam mereka. Mereka sangat sadar,
dunia bukanlah tempat beristirahat. Mereka menggadaikan
kesenangan dunia, sebab yakin akan ada istirahat panjang
setelah ini, di surga nanti. Di sana lah setiap kesenangan dapat
dinikmati tanpa batas, di sanalah sebenar-benarnya istirahat.
Sangat bahagia.

11
Dalam surah Al-Furqon, Allah juga menyifati para
ibaadurrahman, hamba-hamba pilihan Allah, sebagai pribadi
yang melalui malam dengan bersujud dan berdiri dalam sholat.
Merekalah kekasih-kekasih Allah.

‫ا‬ َ ُ َ َ َّ َ
٦٤ ‫يتون ل َِّرب ِّ ِّه ۡم ُس َّجدا َوق َِّيَٰ اما‬ِّ ‫وٱَّلِّين يب‬

“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri
untuk Tuhan mereka.” (Al-Furqon: 64)

Wahai pantaslah Allah memilih mereka sebagai kekasih-


kekasih-Nya, sebab adakah yang lebih tulus cintanya kepada
Allah, daripada orang-orang yang rela menarik hangatnya
selimut malam demi merayakan cinta bersama Allah? Adakah
yang lebih tulus cintanya kepada Allah, daripada orang-orang
yang rela menggadaikan istirahatnya untuk mengejar
keridhoan-Nya?

12
Inilah kehidupan para kekasih Allah. Mereka tak rela
kehilangan kesempatan untuk merayakan cinta
bersama Rabb Semesta pada malam-malam mereka.
Mereka sangat sadar, dunia bukanlah tempat
beristirahat. Mereka menggadaikan kesenangan dunia,
sebab yakin akan ada istirahat panjang setelah ini, di
surga nanti. Di sana lah setiap kesenangan dapat
dinikmati tanpa batas, di sanalah sebenar-benarnya
istirahat. Sangat bahagia.

13
Tahajjud Sebagai Penguat Jiwa
‫ا‬ َۡ َ َ َ ۡ َّ َ َ َ َّ ‫ۡ ََ َ َ ا َ ا‬ َّ
٦ ‫ِه أش ُّد َو ۡطٔاا َوأق َو ُم قِّيٗل‬ِّ ‫ إِّن ناشِّئة ٱَّل ِّل‬٥ ‫إِّنا َس ُنل ِِّق عل ۡيك ق ۡوَّل ث ِّقيٗل‬

(5). Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu


perkataan yang berat. (6). Sesungguhnya bangun di waktu malam
adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih
berkesan.

Rasul yang langsung mendapatkan perintah ini dari Allah


tentu saja mengerjakannya dengan penuh kesungguhan dan
cinta. Sebab Rasulullah SAW tahu, tugas besar menantinya,
sebuah tugas berat yang hanya mampu ditanggung oleh orang-
orang pilihan Allah. Maka tahajjud, seolah berperan sebagai
sumber energi yang akan senantiasa mengisi dan menguatkan
hati dan jiwanya.

Begitu juga kesadaran kita sebagai pewaris Al-Qur’an,


bahwa Al-Qur’an bukanlah perkataan sembarangan, karena itu
tahajjud hendaknya menjadi penopang iman dan hati kita. Tak
akan sanggup bertahan dalam perjuangan mengamalkan Al-

14
Qur’an, seseorang yang jiwa dan hatinya masih lemah. Sebab
Allah sendiri yang memabahasakan Al-Qur’an sebagai
perkataan yang berat.

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan


yang berat. ...”

Al-Qur’an pada dasarnya tidaklah berat, sebab ia mudah


diingat dan dipahami sebagaimana janji Allah dalam surah Al-
Qomar. Akan tetapi, dia berat dalam timbangan kebenaran dan
berat pengaruhnya di dalam hati.

Berdiri khusyu’ pada malam-malam yang sunyi ketika


orang-orang sedang nyenyak tertidur, membaca Al-Qur’an
dengan tartil saat semesta sedang hening, menyendiri dalam
sepi bersama Rabb semesta yang hadir di 1/3 malam terakhir...,
semua ini adalah ativitas yang sangat berkesan serta
menguatkan jiwa dan sanubari.

Semua ativitas penguat jiwa tersebut adalah bekal untuk


memikul perkataan yang berat itu. Kita telah mengetahui,
sekiranya Al-Qur’an diturunkan kepada gunung, maka gunung
pun akan hancur terpecah-belah lantaran beratnya Al-Qur’an.

15
“Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung,
pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan
ketakutannya kepada Allah...” (Al Hasyr:21)

Lantas bagaimana hati kita yang lemah ini akan sanggup


hidup bersama Al-Qur’an? Sungguh, barangkali inilah yang
membuat hidup kita selama ini terasa begitu jauh dengan Al-
Qur’an, sebab hati kita tak pernah dilatih kuat meneriman Al-
Qur’an.

Allah menjadikan kekuatan yang sesungguhnya berada


dalam hati. Bukankah banyak kita dapati seseorang yang sudah
tua renta mampu berdiri lama dalam sholatnya, sedangkan
banyak pemuda kuat yang tak sanggup melakukannya? Ya,
sebab kekuatan yang sesungguhnya Allah titipkan dalam hati
dan jiwa.

Kita tak boleh lupa, Rasulullah SAW mendirikan sholat


malam sampai kakinya sakit dan bengkak, ketika ditanya
mengapa beliau melakukan hal tersebut padahal Allah telah
menjamin dosa-dosanya dihapuskan, jawaban beliau
sederhana, “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?”

16
Kaki boleh saja bengkak, tapi hati dan jiwa yang kuat
menjadikan semua hal yang berat terasa ringan dan mudah.

Tahajjud adalah penguat jiwa. Saat jiwa ini telah kuat, maka
apa yang berat dalam hidup ini? Semua beban dan masalah
hanya bagaikan hiburan yang justru dapat dinikmati sebagai
sarana pembuktian syukur kepada Allah SWT. Begitulah energi
tahajjud mengajarkan kita.

Tidak ada pilihan lain, hamba-hamba Allah yang mengaku


mencintai Al-Qur’an dan mengaku menjadikan Al-Qur’an
sebagai petunjuk, haruslah mulai menempa jiwanya agar kuat
bersama Al-Qur’an. Tahajjud adalah penguat jiwa yang paling
dahsyat.

17
Berdiri khusyu’ pada malam-malam yang sunyi
ketika orang-orang sedang nyenyak tertidur,
membaca Al-Qur’an dengan tartil saat semesta
sedang hening, menyendiri dalam sepi bersama
Rabb semesta yang hadir di 1/3 malam terakhir...,
semua ini adalah ativitas yang sangat berkesan
serta menguatkan jiwa dan sanubari.

18
Hidup Untuk Ibadah
‫َ َ ۡ َ َ ا‬ ۡ ‫ٱذ ُكر‬
ۡ َ ‫َّ َ َ ۡ ا َ ا‬ َ َ َّ
٨ ‫ٱس َم َربِّك َوتبَ َّتل إ ِّ َّۡلهِّ ت ۡبتِّيٗل‬ ِّ ‫و‬ ٧ ‫يٗل‬ِّ‫إِّن لك ِِّف ٱنلهارِّ سبحا طو‬
‫ا‬ ۡ َّ َ ُ َّ َ ٓ َ ۡ َۡ َ ۡ َ ۡ ُّ َّ
٩ ‫ب َّل إِّل َٰ َه إَِّّل ه َو فٱَّتِّذهُ َوك ِّيٗل‬
ِّ ‫ۡش ِّق وٱلمغ ِّر‬
ِّ ‫رب ٱلم‬

(7). Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang


panjang (banyak). (8). Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah
kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (9). (Dialah) Tuhan masyrik
dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,
maka ambillah Dia sebagai pelindung.

Terlalu banyak alasan mengapa kita harus sholat tahajjud.


Tetapi cukup kiranya kita berkali-kali diingatkan melalui surah
Adz-Dzariyat ayat 56 tentang penciptaan hidup kita yang tidak
lain adalah ‘untuk beribadah kepada Allah SWT’.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya


mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat:56)

19
Tetapi kemudian, sudahkah kita benar-benar menjadikan
sepanjang hidup ini untuk beribadah? Sudah benarkah bahwa
hidup kita hanya untuk ibadah?

“Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang


panjang (banyak).” (QS. Al-Muzzammil : 7)

Bukankah waktu siang kita sibuk dihabiskan dengan


dunia, bekerja, bermain-bermain, bersenda-gurau, dan segala
kesibukan dunia lainnya? Lalu mengapa ketika kita menyadari
tak mampu memaksimalkan ibadah di waktu siang, kita tidak
menjadikan malam-malam kita maksimal untuk Allah?

Itulah yang diperintahkan Allah. Bahwa malam sebagai


penguat jiwa kita, agar di siang hari kita selalu berada dalam
penjagaan Allah SWT.

“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan


penuh ketekunan.”(QS. Al-Muzzammil: 8)

Perbanyaklah berdzikir dan melestarikannya, baik malam


ataupun siang. Ikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya. Allah
gunakan kata tabattul, sebab tabattul adalah beribadah kepada-
Nya secara totalitas. Totalitas bukan berarti lepas dari aktivitas-

20
aktivitas lain, tapi di mana pun kita berada, dan apapun
aktivitas yang sedang kita lakukan, hendaknya lisan, hati dan
pikiran tak pernah lepas dari berdzikir kepada Allah.

(Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak


disembah) melainkan Dia, maka jadikanlah Dia sebagai pelindung.”
(QS. Al-Muzzammil: 9)

Sesungguhnya Tuhan yang engkau ingat dan engkau


curahkan hidupmu untuk menyembah-Nya, ialah yang pantas
untuk disembah. Dialah Yang Maha Memiliki, Yang Maha
Mengatur di timur dan di barat. Tidak ada Tuhan selain Dia.
Maka jadikanlah Ia wakilmu dalam setiap urusanmu.

Ini adalah jaminan Allah, siapapun yang menjadikan


malam nya untuk Allah, maka Allah berjanji akan
melindunginya sepanjang siang dan malam. Karena itulah
Allah mengingatkan kita, bahwa milik-Nya lah timur dan
barat, milik-Nya lah alam semesta ini. Saat Allah telah berkenan
melindungi hamba-Nya, maka siapa yang sanggup
mengganggunya?

21
Bukankah waktu siang kita sibuk dihabiskan
dengan dunia, bekerja, bermain-bermain,
bersenda-gurau, dan segala kesibukan dunia
lainnya? Lalu mengapa ketika kita menyadari tak
mampu memaksimalkan ibadah di waktu siang,
kita tidak menjadikan malam-malam kita
maksimal untuk Allah?

22
Bukti Keikhlasan
َ َ َ َ َّ َ ٞ َ ٓ َ َ ُ َ ُ ُ َ ُ َ ۡ َ ۡ َّ َ ُ ُ َ َ
َۚ‫ٱَّل ِّل ون ِّصفهۥ وثلثهۥ وطائِّفة مِّن ٱَّلِّين معك‬ ‫َث‬ َٰ َ ۡ ُ ُ َ َ َّ ُ َ ۡ َ َ َّ َ َّ
ِّ ‫۞إِّن ربك يعلم أنك تقوم أدَن مِّن ثل‬
ۡ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ َ َ ُ ُ ۡ ُ َّ َ َ َ َ َ َّ َ َ ۡ َّ ُ َ ُ ُ َّ َ
َ َّ َ‫ٱق َر ُءوا ْ َما تَي‬
‫َّس م َِّن‬ ‫وٱَّلل يقدِّر ٱَّلل وٱنلهار َۚ عل ِّم أن لن ُتصوه فتاب عليكمۖۡ ف‬

ُۡ
ِۚ ِّ ‫ٱلق ۡر َء‬
]20-20:‫ان [ الـمـزمـل‬

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri


(sholat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang
bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang.
Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan
batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan
kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al
Quran..

Sampailah lah kita pada akhir ayat surah ini. Tulisan ini
memang tidak membahas keseluruhan surah Al-Muzzammil,
sebab tulisan ini difokuskan membahas ayat-ayat yang
berkaitan dengan sholat tahajjud, sehingga kita langsung ke
ayat terakhir dari surah ini.

23
Ayat ini turun satu tahun kemudian setelah ayat-ayat di
atas. Secara lengkap, ayat ini merupakan sentuhan keringanan
yang menyejukkan dari Allah, sebab hadirnya ayat ini
menggantikan hukum sholat tahajjud yang pada awalnya wajib
menjadi sunnah, seperti yang sampai kepada kita hingga saat
ini.

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui...

Allah melihatmu! Saat engkau berdiri dan sholat,


menjauhkan lambung dari tempat tidur, meninggalkan
nyamannya balutan selimut yang menghangatkan.

Allah melihatmu! Saat engkau lebih memilih


meninggalkan tidur nyamanmu, dan membasahi tubuhmu
dengan air wudhu pada pagi yang dingin itu, lalu berdiri, ruku,
dan sujud untuk Allah.

Allah melihatmu! Saat engkau dengan berat berjuang


membuka mata, sedangkan nyanyian ninabobo dari ranjang
terdengar begitu menggoda. Tapi kau mengabaikannya, dan
memilih Allah pada malam itu.

24
Ah, bukankah ini bukti keikhlasan yang sesugguhnya.
Allah tahu, tidak ada yang kau harapkan pada saat itu kecuali
cinta-Nya. Sebab, kepada siapa lagi berharap tahajjud-mu
dilihat, sedangkan manusia-manusia lain sedang terlelap
dalam tidurnya. Tentu saja, ini hanya untuk Allah. Maka
tahajjud, selalu bisa menjadi bukti keikhlasan yang
sesugguhnya.

Dulu, saat kecil, kita pernah bahagia manakala menyadari


orang tua kita mengetahui ibadah-ibadah kita, sebab ini
menjadi kebanggaan tersendiri di hadapan mereka. Dulu, kita
pun pernah mencari wajah-wajah manusia dalam ibadah-ibadah
kita, berharap banyak mata yang melihat ibadah-ibadah yang
kita lakukan.

Tapi tahajjud adalah bukti keikhlasan, tak ada siapa-siapa


saat kita terbangun di tengah malam yang sunyi. Untuk apa
gerangan hamba-hamba Allah rela bangun pada malam sunyi
tersebut jika bukan untuk Allah.

Rasanya sudah terlalu sering kita lalai dalam niat, rasanya


sudah cukup kita mencari-cari penilaian manusia. Umur ini
sudah semakin habis, sedangkan amal masih terlalu tipis.

25
Sekaranglah waktunya memperbaiki keikhlasan. Semoga,
dengan tahajjud yang kita dawamkan setiap hari, mampu
menebar energi keikhlasan pada seluruh amal-amal lainnya,
sebab dalam tahajjud kita telah dilatih untuk bahagia hanya
berduaan bersama Allah.

Maka alangkah bahagianya saat kita mendengarkan


firman-Nya, Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya
kamu berdiri (sholat)...

Sebab itulah harapan hamba-hamba Allah yang ikhlas.


Mereka tak butuh lagi mata manusia dalam ibadahnya.
Cukuplah Allah yang menyaksikan, dan itu lebih dari
segalanya.

26
Allah melihatmu! Saat engkau dengan berat berjuang
membuka mata, sedangkan nyanyian ninabobo dari
ranjang terdengar begitu menggoda. Tapi kau
mengabaikannya, dan memilih Allah pada malam itu.

27
Komitmen

Begitulah, tahajjud adalah perayaan cinta bersama Rabb


Semesta, sekaligus energi yang akan menguatkan jiwa.
Mulailah berkomitmen untuk mengerjakan sholat tahjjud
dengan istiqomah. Sungguh, amalan ini benar-benar akan
membantu menguatkan semangat kita menyongosong tugas
hidup yang berat.

Hendaknya kita mengambil pelajararan dari surah ini yang


diturunkan pada masa awal dakwah Nabi Muhammad SAW,
bahkan Al-Muzzammil termasuk surah yang awal turun.
Seolah Allah ingin menyiratkan pesan berharga bahwa tahajjud
adalah sarana menempa jiwa yang dahsyat, sebab tugas
kerosulan merupakan tugas terberat yang diberikan kepada
manusia pilihan.

Demi Allah, rasa lelah yang kita korbankan untuk berjuang


mengamalkan tahajjud takkan pernah sia-sia. Cukuplah bahwa
keinginan kita mendapatkan cinta Allah menggerakkan raga
ini untuk berjuang.

Mari ingat lagi, berapa banyak umur yang sudah berlalu


dalam hidup ini? Apakah umur-umur itu terlewat sia-sia begitu
saja sebab belum pernah merayakan cinta yang susungguhnya
bersama Allah dalam malam-malam yang sunyi? Ataukah

28
umur-umur tersebut melewatkan nilai-nilai besar dalam hidup
sebab tak pernah diajak menikmati hidangan-hidangan spesial
yang Allah suguhkan bagi siapapun yang hadir pada 1/3
malam terakhir? Masih ada kesempatan!

Beruntunglah!

Beruntunglah bagi yang sudah bisa menghadiri perayaan


ini! Allah memuji orang-orang yang beribadah pada waktu
malam dengan sujud dan berdiri. Bahkan Allah menyifati
mereka dengan keberuntungan. Lebih spesial lagi, Allah
menyebut mereka sebagai, “Orang-orang yang mengetahui..”

ُۡ َََۡ ْ ُ ََۡ ََ َ ۡ َ ٓ َ ‫َ َ ٓ َ َّ ۡ َ ا‬ َ َ ُ ۡ َّ َ
‫ۡحة َربِّهِّۗۦ قل‬ ‫جدا َوقائ ِّ اما َيذ ُر ٱٓأۡلخِّرة ويرجوا ر‬ ِّ ‫ا‬‫س‬ ‫ل‬
ِّ ‫ٱَّل‬ ‫ء‬ ‫ا‬‫ان‬ ‫ء‬ ‫ِّت‬ ‫ن‬َٰ ‫ق‬ ‫أمن هو‬

٩ ‫ب‬ َٰ َ ‫ونۗ إ َّن َما َيتَ َذ َّك ُر أ ُ ْولُوا ْ ۡٱۡلَ ۡل‬


‫ب‬
َ ُ َ ۡ َ َ َ َّ َ َ ُ َ ۡ َ َ َّ َ َۡ َۡ
ِّ ِّ ‫هل يستوِّي ٱَّلِّين يعلمون وٱَّلِّين َّل يعلم‬

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung)


ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud
dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.” [Az-Zumar:9]

Jelas saja, sebab hanya orang-orang yang mengetahui


kedahsyatan sholat malam sajalah yang sanggup
memperjuangkannya.

29
30
31

Anda mungkin juga menyukai