Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH HIDDEN CURRICULUM TERHADAP PEMBENTUKAN

KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI DAYAH JEUMALA AMAL


LUENG PUTU PIDIE JAYA

Usulan Penelitian untuk Tesis S2

Magister Pendidikan Agama Islam

Diajukan Oleh:

AMAL HAYATI

Nim. 191003016

PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH

2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Hidden curriculum adalah kurikulum yang tidak dipelajari, hal ini jelas tidak
dapat dilihat (samar), laten, dan merupakan hasil dari persekolahan yang bersifat non
akademik, kurikulum ini merupakan nilai-nilai yang disepakati, strategi yang sama-
sama dialami peserta didik dan pendidik dan dapat dijadikan tradisi yang mencerminkan
kebaikan sehingga menghasilkan tingkah laku yang sesuai dengan kode etik
pembelajaran.1 Kurikulum tersembunyi juga disebut dengan other curriculum yaitu
kurikulum yang merupakan hasil dari “hubungan-hubungan yang berkuasa” di dalam
kelas baik dalam bentuk unsur suprastruktur, kesadaran kelas patriarki dan lain
sebagainya yang nantinya akan membentuk sebuah habitus.2
Pembiasaan-pembiasan yang dilakukan setiap harinya akan membentuk sebuah
kebiasaan bagi pelakunya. Begitupula di sekolah, pembiasaan yang dilakukan baik
secara sengaja atau tidak sengaja maka akan membentuk sebuah kebiasaan. Selanjutnya
Hidden curriculum juga merupakan kurikulum yang tidak sebatas di dalam kelas tetapi
semua aktivitas di luar yang masih dalam pengawasan sekolah.3
Menurut Bellack dan Kiebard yang dikutip oleh Prawidya Lestari dan Sukanti di
dalam junalnya4 bahwa “hidden curriculum memiliki tiga dimensi yaitu pertama,
hidden curriculum dapat menunjukkan suatu hubungan sekolah yang meliputi
interaksi guru, peserta didik, struktur kelas dan keseluruhan pola organisasional
peserta didik sebagai mikrokosmos sistem nilai sosial. Kedua, hidden curriculum
dapat menjelaskan sejumlah proses pelaksanaan di dalam atau di luar sekolah
yang meliputi hal-hal yang memiliki nilai tambah, sosialisasi dan pemeliharaan
strukur kelas. Ketiga, hidden curriculum mencakup perbedaan tingkat
kesengajaan (intersionalitas) seperti halnya yang dihayati oleh peneliti, tingkat
yang yang berhubungan dengan hasil yang bersifat insidental.”
Eksistensi hidden kurikulum dalam proses pelaksanaan pendidikan sama
pentingnya dengan kurikulum yang telah ditetapkan secara nasional. Pembiasaan dalam
bersikap ini merupakan bagian penting dari hidden curriculum di sekolah. Sebagus
apapun kurikulum nasional yang diaplikasikan di sekolah, jika tidak diiringi dengan
1
____________Asfiati, Internalisasi Pendekatan Humanis dalam Kurikulum Tersembunyi,
(Jurnal: Darul ‘Ilmi, Vol. 07, No. 01 Juni 2019), hal.50.
2
____________Muhammad Nurhalim, Optimalisasi Kurikulum Aktual dan Kurikulum
Tersembuny dalam Kurikulum 2013, (Insania, Vol. 19, No. 1 Januari-Juni 2014), hal. 119.
3
____________Caswita, Kurikulum Tersembunyi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Edukasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 17(3) 2019, 300-314,
4
____________Prawidya Lestari, Sukanti, Membangun Karakter Siswa Melalui Kegiatan
Intrakurikuler Ekstrakurikuler dan Hidden Curriculum, (Jurnal Penelitian, Vol. 10, No. 1 Februari 2016),
hal. 89.
hidden curriculum yang mengacu pada nilai-nilai pendidikan karakter, maka akan sulit
membentuk siswa yang memiliki sikap dan karakter yang baik.5
kesadaran akan hidden curriculum mampu membuat pendidik, lembaga sekolah
dan peserta didik maupun lingkungan masyarakat memiliki tujuan bersama yaitu
tertanamnya nilai-nilai yang diharapkan. Dengan hal tersebut juga semua pihak sadar
bahwa mereka berperan penting untuk pembentukan karakter peserta didik ditempat
tesebut. Meskipun terlihat tidak begitu penting tetapi hidden curriculum memberi efek
yang cukup besar dalam pembentukan karakter peserta didik. Pengaplikasian hidden
curriculum tersebut bukanlah melibatkan peserta didik saja akan tetapi pendidik,
karyawan, lingkungan dan masyarakat yang berada disekitar dayah jeumala amal juga
bertanggung jawab. Jika salah satunya tidak andil dalam pelaksanaan hal tersebut maka
juga akan berpengaruh terhadap hasil yang ingin dicapai.
Selama ini, proses pembelajaran yang dilakukan mengacu pada kurikulum tertulis
(formal). Namun kurikulum formal belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan siswa yang
didapatkan dari pengalaman siswa yang berkaitan dengan menanamkan nilai atau
karakter. Karena itu, kurikulum tersembunyi atau hidden curriculum perlu dioptimalkan
tidak hanya mengandalkan kurikulum tertulis saja, tapi hidden curriculum yang secara
teoritis dapat mempengaruhi siswa secara rasional ke lingkungan sekolah, suasana
kelas, bahkan pada kebijakan sekolah dan manajemen secara luas. 6 (tambahkan
karakter religius)
Berdasarkan data dokumen, Dayah Jeumala Amal Lueng Putu Kabupaten Pidie
Jaya merupakan sebuah pondok pesantren peraih rekor muri dan merupakan pesantren
pertama di Indonesia yang memperoleh perhargaan ISO 9001: 2008 dari Wordwide
Quality Assurance (WQA) November 2011.7 Perolehan tersebut atas dasar pengelolaan
managemen dayah yang sangat baik serta kualitas alumni yang berkualitas tinggi.
Memiliki lokasi yang sangat strategis dan kondusif membuat proses belajar-mengajar
menjadi lebih nyaman.
Namun ada beberapa masalah terkait hidden curriculum yang terjadi di dayah
Jeumala Amal, yaitu terkait peraturan yang dibuat oleh pimpinan yang juga merupakan
bagian dari hidden curriculum, yang dipegang kendali oleh murid kelas tiga ‘Aliyah
atas bimbingan para ustad dan ustazah. Peneliti ingin meneliti terkait pelaksanaan
5
____________Al-Mabhats: Jurnal Penelitian Sosial Agama, Urgensi Uswah Hasanah dalam
Hidden Curriculum untuk mengembangkan Karakter Siswa, Vol. 2, No. 2, 2017,
6
____________Ika Maryani, Fitria Dewi, Pelaksanaa Hidden Curriculum Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Al-Islam di Sekolah Dasar, Eduhumaniora, Vol. 10, No. 1, Januari 2018, hal. 11.
7
____________Redaksi, Gubernur Apresiasi Dayah Jeumala Amal karena Dapat Pengakuan
Internasional dan Rekor Muri, Aceh Trend, 18 Januari 2016, diakses pada 7 Juli 2020 pada halaman:
https://www.acehtrend.com/2016/01/18/gubernur-apresiasi-dayah-jeumala-amal-karena-dapat-
pengakuan-internasional-dan-rekor-muri/
hidden curriculum di Dayah Jeumala Amal tekait dengan shalat berjamaah, puasa
sunnah (senin dan kamis), shalat dhuha, zikir setelah shalat, tadarus Alquran dan berdoa
bersama sebelum tidur. Hal tersebut menjadi bagian terpenting dalam peraturan yang
disepakati bersama, pembiasaan-pembiasan tersebut dilakukan dengan harapan
terbentuknya karakter religius peserta didik, namun akibat ketidakpahaman dan
ketidakpedulian peserta didik terhadap tujuan dan kurangnya keikutsertaan pendidik dan
karyawan dalam hal tersebut mampu mengubah tujuan akhir dari hidden curriculum
tersebut. Peserta didik menjalankan hal tersebut hanya sebagai sebuah peraturan saja
karena melihat patron dari pendidik yang tidak andil dalam hal tersebut, sehingga
timbul asumsi kalau peraturan hanya dilakukan ketika berada di dayah saja, pada
akhirnya terjadi kendala dalam pembentukan karakter religius peserta didik.
ketidakpahaman terhadap hidden curriculum yang ada pada kegiatan yang selalu
dilakukan tersebut, sehingga peserta didik menganggapnya hanya sebagai peraturan
yang harus ditaati ketika berada ditempat tersebut saja, tidak adanya perubahan respon
hingga tidak membentuk karakter religius yang diharapkan. Ditambah lagi kurangnya
kesadaran para pendidik bahwa mereka lah yang sangat berperan penting dalam
pembentukan karakter peserta didik.
Adapun dalam pelaksanaan hidden curriculum di Dayah Jeumala Amal, terdapat
beberapa faktor yang menghambat pembentukan karakter diantaranya adalah kurangnya
komunikasi antara peserta didik dengan pendidik yang mengakibatkan tidak terjalinnya
keterikatan batin dan kenyamanan dalam berkomunikasi, ketidakpahaman terhadap
tingkah laku yang merupakan bagian dari hidden curriculum, tidak adanya peraturan
yang mengatur tentang pencapaian tingkah laku peserta didik berdasarkan kegiatan-
kegiatan yang dihadirkan dan kurangnya kesadaran bahwa pendidik memiliki peran
penting dalam pembentukan karakter religius. Berdasarkan permasalahan yang sudah
penulis jabarkan dan dikaitkan dengan kondisi ideal sebuah hidden curriculum serta
analisis tentang faktor terjadinya permasalahan tersebut, penulis mengangkat sebuah
judul: Pengaruh Hidden Curriculum terhadap Pembentukan Karakter Religius Peserta
Didik di Dayah Jeumala Amal Lueng Putu Pidie Jaya.

1.2. Rumusan Masalah


a. Seberapa besar pengaruh hidden curriculum terhadap pembentukan karakter
religius peserta didik di Dayah Jeumala Amal? (Asosiatif Kuantitatif)
b. Bagaimana pelaksanaan hidden curriculum dan penanam karakter religius di
Dayah Jeumala Amal?
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hidden curriculum terhadap
pembentukan karakter religius peserta didik di Dayah Jeumala Amal
b. Untuk mengetahui pelaksanaan hidden curriculum dan karakter religius di
Dayah Jeumala Amal

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat dari hasil penelitian in ditinjau dari dua aspek yaitu, manfaat teoretis dan
manfaat praktis.
1.4.1. Manfaat teoretis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh
hidden curriculum terhadap pembentukan karakter religius peserta didik di Dayah
Jeumala Amal. Mampu menambah khazanah pengetahuan dan dapat digunakan sebagai
referensi atau bahan kajian di bidang ilmu pengetahuan.

1.4.2. Manfaat praktis


Dengan adanya penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu tertang
hidden curriculum sehingga dengan adanya penelitian ini mampu menyadarkan semua
orang di dalam dunia pendidikan bahwa pentingnya hidden curriculum tersebut dalam
pembentukan karakter religius peserta didik. Sehingga semua kalangan mengetahui
perannya dalam pelaksanaan hidden curriculum tersebut, karena peran pendidik,
lingkungan dan masyarakat berpengaruh besar dalam pembentukan karakter religius
peserta didik dengan adanya kegiatan-kegiatan yang memiliki hidden curriculum
didalamnya. Manfaat lainnya, mampu menyadarkan pendidik bahwa kurikulum formal
belum mampu sepenuhnya dalam pembentukan karakter religius peserta didik akan
tetapi peran hidden curriculum memiliki porsi yang cukup besar juga dalam
pembentukan karakter religius tesebut.

1.5. Definisi Operasional


Untuk menghindari kesalahpahaman dan perbedaan pandangan sekaligus sebagai
pijakan dalam pembahasan yang selanjtnya, maka peneliti memberikan batasan istilah-
istilah utama dalam judul “Pengaruh Hidden Curriculum Terhadap Pembentukan
Karakter Religius Peserta Didik di Dayah Jeumala Amal Leng Putu Pidie Jaya”.
Adapun batasan istilah-istilah yang digunakan yaitu:
1.5.1. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengaruh adalah “daya yang
ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang.”8 Menurut Suharsimi Arikunto pengaruh adalah
8
____________Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 664.
“suatu hubungan antara keadaan pertama dengan keadaan kedua terdapat sebab akibat.
Keadaan pertama diperkirakan menjadi penyebab yang kedua, keadaan pertama
berpengruh terhadap keadaan kedua.”9
Pengaruh yang dimaksud oleh peneliti adalah sesuatu yang timbul diakibatkan
gejala-gejala yang berada disekitarnya, yang kemudian memberi dampak atau akibat
terhadap sesuatu. Gejala dari hidden curriculum yang kemudian memberikan pengaruh
terhadap pembentukan karakter religus peserta didik di Dayah Jeumala Amal Lueng
Putu Pidie Jaya.

1.5.2. Hidden curriculum


(tulis pengertian menurut bahasa atau KBBI)
Menurut John P. Portelli ada empat makna utama dari hidden curriculum yang
dikutip oleh Ahmad Halid10. pertama, Hidden curriculum adalah the hidden curriculum
as the unofficial expectations, or implicit but expected messages, yaitu kurikulum
tersembunyi sebagai harapan tidak resmi atau pesan tersirat tetapi diharapkan. Kedua,
the hidden curriculum as unintended learning outcomes or messages, kurikulum
tersembunyi sebagai hasil atau pesan pembelajaran yang tidak diinginkan. Ketiga, the
hidden curriculum as implicit messagesarising from the structure of schooling,
kurikulum tersembunyi sebagai pesan tersirat dari struktur sekolah. Keempat, the
hidden curriculum as created by the student, kurikulum tersembunyi yang dibuat oleh
siswa.
Hidden curriculum yang peneliti maksud adalah segala kegiatan yang dilakukan
secara berkesinambungan yang dapat mempengaruhi dan memberi efek kepada peserta
didik secara tidak langsung. Hidden curriculum yang ingin peneliti lihat di Dayah
Jeumala Amal adalah kurikulum tersembunyi yang dibuat oleh siswa, yang mana
peraturan yang dibuat oleh organisasi murid intra dayah (OSMID) yang menjadi
kebiasaan yang terus diulang-ulang setiap harinya yaitu shalat berjamaah, shalat dhuha,
zikir setelah shalat, doa bersama sebelum berangkat ke kelas dan tadarus serta berdoa
bersama sebelum tidur. Serta interaksi sesama peserta didik di Dayah Jeumala Amal.

1.5.3. Pembentukan Karakter religius


(tulis pengertian menurut KBBI, ahli)

9
____________Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), hal. 37.
____________Ahmad Halid, Hidden Curriculum Pesantren: Urgensi, Keberadaan dan
10

Capainnya, (Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 12, No. 2, Agustus 2019: 140-150), hal. 141.
Karakter religius yang peneliti maksud yaitu suatu sikap yang muncul dari
kegiatan yang dilakukan atau dikerjakan oleh peserta didik yang berkaitan dengan
ketaatan terhadap pencipta. Hal tersebut merupakan pembiasaan suasana religius yang
diterjadi di lingkungan Dayah Jeumala Amal yang merupakan bagian dari hidden
curriculum. Peneliti ingin melihat perubahan tingkah laku agamis peserta didik setelah
menjalankan hidden curriculum secara terus menerus. Karakter religius yang ingin
peneliti lihat yaitu nilai akhlak dan kedisiplinan, nilai ibadah dan nilai keteladanan.

1.5.4. Peserta didik


(tulis menurut KBBI dan ahli)
Menurut Undan-undang No. 20 Tahun 2003 peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Sedangkan peserta didik yang peneliti maksud adalah peserta didik yang belajar di
Dayah Jeumala Amal Lueng Putu Pidie Jaya, yang mana semua peserta didik tersebut
tinggal di asrama setiap harinya dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh Dayah Jeumala Amal. Adapun kegiatan-kegiatan yang peneliti ingin teliti yaitu
kegiatan yang dilakukan peserta didik di luar jam sekolah, yaitu kegiatan-kegiatan yang
dijalankan di asrama.

1.6. Kajian Pustaka


Dalam literatur yang penulis telusuri terdapat beberapa jurnal maupun skripsi yang
membahas tentang hidden curriculum. Diantaranya sebagai berikut:
Pertama, artikel yang ditulis oleh Asfiati11 yang berjudul “Internalisasi
Pendekatan Humanis dalam Kurikulum tersembunyi.” Dalam artikel ini membahas
tentang pendekatan-pendekatan humanis, hidden curriculum dan kemudian internalisasi
nilai-nilai humanis dalam kurikulum tersembunyi. Adapun yang membedakan
penelitian tersebut dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah peneliti lebih
memfokuskan terkait dengan hidden curriculum. Kemudian peneliti mengambil
beberapa kegiatan yang berkaitan langsung dengan hidden curriculum.
Kedua, artikel yang ditulis oleh Esti Rahmah Pratiwi12 yang berjudul “Pengaruh
Hidden Curriculum terhadap Pembentukan Karakter Siswa di SMP IT Masjid Syuhada
Kota Baru Yogyakarta.”.Artikel ini membahas tentang bentuk-bentuk kurikulum di
sekolah, hubungan hidden curriculum dengan pembentukan karakter siswa dengan
menggunakan uji korelasi untuk mencari hubungan antara dua variabel tersebut.

11
____________Asfiati, Internalisasi Pendekatan Humanis..., Juni 2019.
12
____________Esti Rahmah Pratiwi, Pengaruh Hidden Curriculum terhadap Pembentukan
Karakter Siswa di SMP IT Masjid Syuhada Kota Baru Yogyakarta, (Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.
XIV, No. 2, Desember 2017.
Kemudian juga mengukur pengaruh antara kedua variabel dengan menggunakan uji
regresi. Dimana hasil yang diperoleh pengaruh variabel X terhadap Y adalah 52,7%.
Adapun yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh Esti dengan penelitian yang
peneliti lakukan adalah peneliti menggunakan metode mixed methode dalam metode
penelitian yaitu dengan menggabungkan penelitian kuantitatif dengan kualitatif secara
bersamaan. Sehingga hasil yang peneliti dapatkan bukan hanya bersifat statistik akan
tetapi juga berupa deskripsi kualitatif.
Kemudian ketiga, artikel yang ditulis oleh Caswita13 yang berjudul “Kurikulum
Tersembunyi dalam Pembelajaran Pendidikan Agana Islam. Artikel ini membahas
tentang kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri di SD Al-Muttaqin.
Selanjutkan juga dibahas kegiatan rutin sebagai hidden curriculum, integrasi hidden dan
written curriculum dan model evaluasi yang digunakan. Adapun yang membedakan
penelitian yang dilakukan oleh Caswita dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah
peneliti lebih fokus membahas tentang hidden curriculum dan melihat hubungannya
dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga nanti pada pembentukan karakter
akan dimunculkan beberapa variabel pendukung untuk mencari hubungannya dengan
hidden curriculum, sekaligus peneliti akan melihat besar pengaruhnya antara variabel X
dan variabel Y.
Selanjutnya yang keempat, artikel yang ditulis oleh Yunanto Ari Prabowo14 yang
berjudul “pengelolaan kurikulum dan pembelajaran berbasis pesantren di SMP” dan
artikel milik Ahmad Halid15 yang berjudul “hidden curriculum pesantren: urgensi,
keberadaan dan capaiannya.”. kedua artikel tersebut menjelaskan tentang penerapan
hidden curriculum dan pembelajaran berbasis pesantren yang dilakukan di sekolah,
yang mana sekolah tersebut menjadi berbentuk boarding school dan berbasis kurikulum
pesantren. Kemudian pada artikel kedua membahas tentang histori, latar alamiah
pendidikan pesantren, fungsi hidden curriculum pesantren, asal usul, urgensi dan
eksistensi hidden curriculum dan aplikasinya dalam moral. Adapun yang membedakan
penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah hubungannya dengan
pembentukan karakter. Peneliti tidak hanya melihat keberadaan hidden curriculum di
Dayah Jeumala Amal, akan tetapi juga memperhatikan pembentukan karakter dan
melihat hubungan antara keduanya. Sehingga diketahui bahwa keberadaan hidden
curriculum di Dayah Jeumala Amal memiliki pengaruh terhadap pembentukan karakter,
yang nanti akan peneliti sajikan dalam bentuk statistik dan deksripsi kualitatif.

13
____________Caswita, Kurikulum Tersembunyi..., 2019.
14
____________Yunato Ari Prabowo, Pengelolaan Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis
Pesantren di SMP, (Jurnal Managemen Pendidikan, Vol. 11, No. 2, Januari 2016: 84-80).
15
____________Ahmad Halid, Hidden Curriculum..., 2019: 140-150.
Kemudian kelima, thesis yang ditulis oleh Lies Cholisoh16 yang berjudul
“Analisis implementasi hidden curriculum dalam pendidikan karakter.” Thesis tersebut
membahas tentang pokok-pokok penting dari hidden curriculum, tinjauan mengenai
pendidikan karakter dan urgensi hidden curriculum dalam pembentukan pendidikan
karakter dimana dilihat dari segi pendidik dan peserta didik dengan menghadirkan
beberapa tabel pendukung seperti data kepegawaian dan data siswa. Kemudian
penerapan program kerja dalam implementasi hidden curriculum. Adapun yang
membedakan tesis yang ditulis oleh Lies Cholisoh dengan peneliti adalah pada
pemilihan metode penelitian, pada tesis tersebut mengunakan motode kualitatif
sedangkan peneliti menggunakan metode gabungan yaitu mixed methode yang mana
peneliti menggunakan dua metode dalam waktu yang bersamaan. Sehingga hasil yang
peneliti dapatkan juga akan berbeda dengan tesis yang ditulis oleh Lies Cholisoh.
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat beberapa perbedaan inti antara
penelitian-penelitian yang sudah dilakukan peneliti lain dengan penelitian yang ingin
peneliti teliti. Pertama, terdapat pada metode yaitu peneliti menggunakan metode mixed
methode untuk mengolah data sehingg hasil yang didapatkan akan lebih maksimal
berdasarkan statistik dan deskriptif. Kedua, lokasi yang peneliti teliti merupakan Dayah
terpadu yang (isi apa). Ketiga, perbedaan budaya dan karakter lokal yang mana.

1.7. Metode Penelitian


1.7.1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yag dipilih adalah Dayah Jeumala Amal Lueng Putu
Kabupaten Pidie Jaya yang beralamat di Jalan Banda Aceh-Medan KM 132 Lueng Putu,
Kabupaten Pidie Jaya, Aceh 24184. Alasan peneliti memilih Dayah Jeumala Amal
sebagai tempat penelitian karena berdasarkan hasil obeservasi yang peneliti lakukan
permasalahan terkait hidden curriculum terjadi ditempat tersebut, ditambah lagi Jeumala
Amal merupakan pemegang rekor muri ISO 9001 2008 dan 2015 yang memiliki dasar
pengelolaan manajemen Dayah yang sangat baik serta kualitas alumni yang berkualitas
tingi. Sehingga pelaksaan hidden curriculum di Dayah Jeumala Amal tentunya akan
lebih terstruktur dan tertata rapi dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain.

1.7.2. Populasi dan sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik di Dayah Jeumala
Amal Lueng putu Pidie Jaya. Jumlah peserta didik secara keseluruhan adalah sebanyak
1.300 peserta didik yang menempuh pendidikan di Dayah Jeumala Amal. Jumlah
tersebut mencakup peserta didik pada madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah Dayah

16
____________Lies Cholisoh, Analisis Implementasi Hidden Curriculum dalam Pendidikan
Karakter, Tesis Program Magister Managemen Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2019.
Jeumala Amal Lueng Putu Pidie Jaya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi
tersebut, karena peserta didik berstrata menurut kelas, maka pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik proportionate stratified random sampling (pengambilan
sampel stratifikasi acak secara proposional). Sedangkan untuk sumber pelengkap
penelitian, peneliti akan memilih orang yang dipandang tahu tentang dan bepengaruh
dalam pelaksanaan hidden curriculum di Dayah Jeumala Amal Lueng Putu Pidie Jaya.
(tulis berapa persen pengambilan sampel)

1.7.3. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kombinasi atau mixed
methods, yang mana pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan dalam waktu
yang bersamaan dan bergantian dalam selang waktu yang tidak terlalu lama. Menurut
Sugiyono menyatakan bahwa metode penelitian kombinasi (mixed methods) adalah
suatu metode penelitian antara metode kuantitatif dengan metode kualitatif untuk
digunakan bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang
lebih komprehensif, valid, reliable dan obyektif.17
a. Data kuantitatif
Data kuantitatif yang peneliti gunakan adalah angket. Instrumen untuk metode
angket adalah blangko angket, yang mana angket tersebut disebarkan kepada responden
secara langsung dan responden bisa langsung mengisi angket tersebut. Angket ini
peneliti gunakan untuk mendapatkan data mengenai pelaksanaan hidden curriculum dan
pembentukan karakter religius di Dayah Jeumala Amal. Adapun angket dalam
penelitian ini disusun dalam bentuk skala likert dan alternatif jawaban dengan rentang
skor 1-4. Angket hidden curriculum dan angket karakter religius ditujukan kepada
peserta didik.
Tabel 1
Skor Item Hidden Curriculum dan Karakter Religius
Arah Pertayaan Bobot Penilaian
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
(SS) (S) (KS) (TS)
Positif 4 4 2 1
Negatif 1 2 3 4
Untuk mempermudah dalam pembuatan angket, maka penulis membuat kisi-kisi
instrumen pedoman angket sebagai berikut:

Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen Pedoman Angket Hidden Curriculum

17
____________Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods), (Bandung: Alfabeta,
2012), hal. 404.
Variabel Dimensi Indikator Jumlah Butir Nomor
butir
positif Negatif
Hidden Kebiasaan Shalat berjamaah 11 7 1, 2, 7
Curriculum Peserta Shalat dhuha 5, 6, 9
didik Puasa sunnah (senin dan 10, 15,
kamis) 18
Dzikir setelah shalat 20, 26,
30
Tadarus Alquran 4, 8, 11
Baca doa sebelum 25, 27,
berangkat sekolah dan 29
sebelum tidur
Keteladanan Guru berpakaian sesuai 8 4 3, 12,
Guru rapi 14, 23
Guru berbicara dengan 13, 16,
sopan 17, 24
Guru mematuhi tata 19, 21,
tertib 22, 28

Tabel 3
Kisi-kisi Instrumen Pedoman Angket Karakter Religius Peserta Didik
Variabel Dimensi Indikator Jumlah Butir Nomor
Positif Negatif Butir
Karakter Jujur Berkata apa adanya 3 2 1, 2, 4,
Religius Dapat dipercaya 6, 22
Peserta Tidak curang
Didik Tanggung Mengerjakan tugas 4 3 3, 5, 8,
jawab dengan sepenuh hati 10, 12,
Disiplin 15, 24
Mentaati peraturan
Cerdas Berkomunikasi dengan 3 2 7, 9, 13,
baik 16, 27
Sikap sosial
Sikap Sopan dan santun
Peduli Memperlakukan orang 4 3 11, 14,
lain dengan baik 17, 18,
Tidak merendahkan 20, 29,
orang lain 30
Menghadapi masalah
kerjasama
Kreatif Memanfaatkan waktu 4 2 19, 21,
Sikap berbenah 23, 25,
Melibatkan Allah dalam 26, 28
bertindak

b. Data Kualitatif
Untuk melengkapi data kuantitatif tersebut agar lebih luas, mendalam dan
bermakna maka peneliti melakukan pengumpulan data kualitatif. Pada penelitian
kualitatif peneliti menggunakan wawancara dan observasi.
1) Wawancara
` Dalam penelitian ini, metode wawancara adalah untuk mengumpulkan informasi
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk menjawab secara lisan
pula.18Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah peneliti akan
memilih orang yang dipandang memiliki keterlibatan yang besar dalam pelaksaan
hidden curriculum di Dayah Jeumala Amal.
Daftar wawancara dan observasi
No Unsur Jumlah Instrumen Ket
1 Kepala Asrama 2
2 Ketua Osmid 2
3 Pembina bidang 2
ibadah
4 Pembina Osmid 2

1.7.4. Metode Analisis Data


Peneliti menggunakan metode concurrent embedded (metode kuantitatif sebagai
metode primer dan metode metode kualitatif sebagai metode sekunder). Oleh karena itu
analisis data untuk penelitian kuantitatif yang digunakan yaitu dengan statistik
sedangkan untuk penelitian kualitatif dengan menggunakan analisa kualitatif dan
dengan data yang dikombinasikan dengan analisis statistik dan analisis kualitatif.
Untuk menjawab rumusan masalah pertama, analisis yang digunakan adalah
statistik deskriptif dan analisa kualitatif deskriptif. Sehingga dengan analisis ini akan
dapat dihitung seberapa tinggi pelaksanaan hidden curruiculum dan pembentukan
karakter religius pada peserta didik di Dayah Jeumala Amal (analisa Kuantitatif) dan
sekaligus dapat diketahui proses pelaksanaan hidden curriculum dan keterlibatan
pendidik dalam pelaksanaannya (analisa kualitatif).
Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, analisis yang peneliti gunakan
adalah dengan menggunakan uji regresi linear sederhana (untuk mengetahui besarnya
pengaruh) dan uji korelasi product moment untuk melihat hubungan antara hidden
18
____________
curriculum dengan pembentukan karakter religius (analisa kuantitatif), penulis
menggunakan aplikasi SPSS versi 4.00 untuk mengolah data yang bersifat statistik.
Selain itu juga akan di analisis secara kualitatif bagaimana pengaruh secara kualitatif
hidden curriculum terhadap pembentukan karakter peserta didik. Analisa kualitatatif
nantinya akan peneliti dapatkan melalui wawancara dan observasi dengan pihak-pihak
tertentu yang dianggap memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan hidden curriculum di
Dayah Jeumala Amal. Sedangkan lembaran pertanyaan wawancara dan lembar
observasi akan disediakan oleh peneliti.
Pada tahap reduksi data, semua data yang dikumpulkan melalui teknik
wawancara dan observasi akan diseleksi, selanjutnya data yang sudah melalui tahap
reduksi data, kemudian akan ditampilkan display data, diolah dan diinterpretasi. Pada
prinsipnya proses analisis data dilakukan sejak data dikumpulkan. Data hasil wawancara
yang direkam akan ditranskipsi secara verbatim dan diberikan koding. Selanjutnya hasil
dari pengkodingan akan dicek dengan data-data dari sumber yang berbeda (trianggulasi
data dan trianggulasi sumber). Tujuannya adalah untuk memperoleh validitas data dan
dapat dipertanggungjawabkan secara metodologis dan ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Halid, Hidden Curriculum Pesantren: Urgensi, Keberadaan dan Capainnya,


Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 12, No. 2, Agustus 2019: 140-150.

Al-Mabhats: Jurnal Penelitian Sosial Agama, Urgensi Uswah Hasanah dalam Hidden
Curriculum untuk mengembangkan Karakter Siswa, Vol. 2, No. 2, 2017,

Asfiati, Internalisasi Pendekatan Humanis dalam Kurikulum Tersembunyi, Jurnal:


Darul ‘Ilmi, Vol. 07, No. 01 Juni 2019.

Caswita, Kurikulum Tersembunyi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,


Edukasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, Vol. 17. No. 3,
2019: 300-314.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:


Balai Pustaka, 1990.
Esti Rahmah Pratiwi, Pengaruh Hidden Curriculum terhadap Pembentukan Karakter
Siswa di SMP IT Masjid Syuhada Kota Baru Yogyakarta, Jurnal Pendidikan
Agama Islam, Vol. XIV, No. 2, Desember 2017.

Ika Maryani, Fitria Dewi, Pelaksanaa Hidden Curriculum Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Al-Islam di Sekolah Dasar, Eduhumaniora, Vol. 10, No. 1, Januari
2018.

Lies Cholisoh, Analisis Implementasi Hidden Curriculum dalam Pendidikan Karakter,


Tesis Program Magister Managemen Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2019.

Muhammad Nurhalim, Optimalisasi Kurikulum Aktual dan Kurikulum Tersembuny


dalam Kurikulum 2013, Insania, Vol. 19, No. 1 Januari-Juni 2014.

Prawidya Lestari, Sukanti, Membangun Karakter Siswa Melalui Kegiatan


Intrakurikuler Ekstrakurikuler dan Hidden Curriculum, Jurnal Penelitian, Vol. 10,
No. 1 Februari 2016.

Redaksi, Gubernur Apresiasi Dayah Jeumala Amal karena Dapat Pengakuan


Internasional dan Rekor Muri, Aceh Trend, 18 Januari 2016, diakses pada 7 Juli
2020 pada halaman: https://www.acehtrend.com/2016/01/18/gubernur-apresiasi-
dayah-jeumala-amal-karena-dapat-pengakuan-internasional-dan-rekor-muri/

Sugiuono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods), Bandung: Alfabeta, 2012.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka


Cipta, 2010.

Yunato Ari Prabowo, Pengelolaan Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Pesantren di


SMP, Jurnal Managemen Pendidikan, Vol. 11, No. 2, Januari 2016: 84-80.

Anda mungkin juga menyukai