Anda di halaman 1dari 15

Cara Menghitung PPh 21 dengan

Rumus Excel 2016


30 Agustus 2019 Oleh Wadiyo, SE

Daftar isi [Buka]

Bagaimana cara mudah dan sederhana menghitung PPh 21 dengan rumus


Excel?
Sebagaimana kita ketahui bahwa pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 adalah
pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh
orang pribadi subjek pajak dalam negeri.

Pada kesempatan ini, blog manajemen keuangan akan membahas


mengenai cara menghitung PPh pasal 21 karyawan perusahaan dengan
menggunakan rumus Excel.

Cara ini dibuat hanya sekali, dan selanjutnya bisa digunakan berulang-
ulang sehingga tidak perlu tiap bulan/tahun kita membuat lagi dan lagi.
Simpel dan cukup powerful!
Kami tidak membahas detil tentang tarif pajak PPh pasal 21, PTKP PPh 21,
dan objek pajak PPh pasal 21. Kami asumsikan anda sudah memahami
materi-materi tersebut, dan bagi yang belum memahami, penjelasan detil
bisa dibaca di website Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, atau tunggu
saja pembahasan berikutnya di sini 🙂

***

01. Membuat Template untuk Menghitung PPh 21


dengan Rumus Excel
Untuk memudahkan penghitungan PPh pasal 21, kita dapat menggunakan
tabel dan rumus Excel. Saya membuat 3 (tiga) tabel dengan jumlah kolom
berbeda. Tiga tabel tersebut adalah:

1. Tabel untuk menghitung PPh 21 semua pegawai/karyawan tetap


perusahaan.
2. Tabel untuk menghitung PPh 21 bukan pegawai/karyawan
tetap/freelance.
3. Tabel Tarif PPh 21.
a. Tabel untuk menghitung PPh 21 semua pegawai/karyawan
tetap perusahaan
Tabel ini terdiri dari 25 kolom, jumlahnya cukup banyak, namun
sebenarnya sederhana  rumus-rumus excel-nya dan cukup memudahkan
penghitungan.

Perhatikan format tabel yang ditunjukkan berikut ini:


Tabel 1:  Kolom 1 sampai 8

Kolom 1 sampai 8 terdiri dari: Nomor Urut, Nama Pegawa/Karyawan,


NPWP, NIK, Jabatan, Status, Jenis Kelamin dan Jumlah Tanggungan.

Pada Kolom 1 sampai 8 ini tidak ada rumus Excel yang digunakan, semua
data di-input dari database perusahaan.
 

Tabel 2: Kolom 9 sampai 17


Pada kolom 9 sampai 17 terdiri dari kode status, awal masa kerja, akhir
masa kerja, bulan saat PPh 21 dihitung, jumlah PPh 21 selama setahun,
jumlah tunjangan, jumlah PPh 21 bruto, pengurang PPh 21 berupa biaya
jabatan dan tunjangan.

Kolom 09: Status


Pada kolom 9 ini rumus Excel yang digunakan adalah:

=H6&”/”&J6
Rumus excel ini digunakan untuk menggabungkan teks di kolom H
dengan J serta di antara keduanya diberi tanda garis miring (/).

Dalam contoh di bawah, pada kolom H6 berisi huruf K dan di kolom J6


berisi angka 3, maka hasilnya adalah K/3.

Kolom 10, 11, dan 12 tidak menggunakan rumus Excel.

Kolom 13: Dalam 1 Tahun

Rumus Excel yang digunakan pada kolom ini adalah:


=+M6*N6
Rumus Excel ini berfungsi untuk menghitung jumlah gaji karyawan dalam
satu tahun. Perhatikan contoh pada tabel dibawah, pada kolom M6 berisi
jumlah masa kerja dalam satu tahun yaitu 12 bulan dan pada kolom N6
berisi jumlah gaji tiap bulan.

Kolom 14: Tunjangan
Di kolom 14 ini tidak menggunakan rumus Excel.

Kolom 15: PPh Bruto (Gaji+Tunjangan)

Pada kolom ini rumus excel yang digunakan adalah:

=+O6+P6
Rumus ini digunakan untuk menjumlahkan gaji satu tahun dengan
tunjangan. Perhatikan tabel dibawah ini, tabel tersebut menunjukkan
jumlah gaji satu tahun pada kolom O6 dan tunjangan pada kolom P6.

 
Kolom 16: Pengurangan – Biaya Jabatan
Pada kolom ini menggunakan rumus Excel IF seperti berikut ini:

=IF((Q6*0,05)<=6000000;(Q6*0,05);6000000)
Rumus Excel ini digunakan untuk menghitung jumlah biaya jabatan
sebagai pengurangan. Secara sederhana rumus di atas dapat dijelaskan
bahwa biaya jabatan diperoleh dengan mengalikan jumlah gaji satu tahun
dengan 5%, jika hasil perhitungan itu dibawah atau sama dengan
6.000.000 dan jika hasil perhitungan di atas 6.000.000, maka biaya
jabatannya 6.000.000.

Kolom 17: Pengurangan – Tunjangan


Rumus Excel yang digunakan dalam kolom 17 adalah:

=+Q6*0
Rumus Excel ini berfungsi untuk menghitung jumlah tunjangan sebagai
pengurang. Dasar perhitungan tunjangan adalah dari kolom Q6 yang
merupakan PPh Bruto, yaitu penjumlahan dari gaji dan tunjangan.

Perhatikan tabel berikut ini:

 
Tabel 3: Kolom 18 sampai 25

Pada 18 sampai 25 terdiri dari: PPh 21 netto, jumlah PPh setahun, PTKP,
PKP< PKP pembulat, PPh bantu, PPh Terhutang, PPh per bulan.

Kolom 18: PPh Netto


Rumus Excel yang digunakan pada kolom 18 adalah:

=+Q6-R6-S6
Rumus ini berfungsi untuk menghitung nillai dari PPh Netto, yaitu dengan
mengurangi PPh Bruto di kolom Q6 dengan biaya jabatan di kolom R6 dan
Tunjangan di kolom S6.

Pada contoh tabel berikut ini, nilai kolom Q6 adalah 90.000.000, kolom R6
= 4.500.000, S =  85.000.000.

Dari contoh tabel di atas,  untuk mengambil data dari kolom T6 digunakan
formula Excel =+T6.

 
Kolom 19: PPh Setahun
Nilai yang ada di kolom 19 diambl dari kolom T.

Perhatikan contoh berikut ini:

=+T6

Kolom 20: PTKP


Pada kolom 20, untuk menghitung nilai PTKP digunakan rumus Excel
sebagai berikut:

=VLOOKUP(K6;$B$35:$C$39;2)
Fungsi Vlookup digunakan untuk mengambil data dari tabel vertikal
kemudian menyajikannya sesuai dengan data yang dikehendaki.

Kriteria data yang dikehendaki adalah sesuai dengan di kolom K6, dan
diambil dari kolom 2 pada tabel 3 dengan range B35 sampai C39, seperti
tampak pada gambar berikut ini:

Kolom 21: PKP


Untuk memperoleh nilai PKP pada kolom 21, digunakan fungsi IF. Rumus
Excel selengkapnya adalah:

=IF((U6-V6)<=0;0;(U6-V6))
Nilai PKP pada kolom 21 adalah hasil pengurangan angka di kolom U
dengan V, JIKA hasil pengurangan tersebut lebih besar dari 0, tapi jika hasil
pengurangan tersebut lebih kecil atau sama dengan 0, maka nilai di kolom
21 adalah 0.

Kolom 22: PKP Pembulat


Rumus Excel yang digunakan untuk menghitung nilai di kolom 22 adalah:

=ROUNDDOWN(W6;-3)
Fungsi  ROUNDDOWN digunakan untuk melakukan pembulatan ke bawah
nilai numerik berdasarkan digit tertentu.

 
Kolom 23: PPh Bantu
Rumus Excel yang digunakan untuk mendapatkan nilai pada kolom 23 PPh
Bantu adalah sebagai berikut:

=IF(ISERROR(IF(X6<=50000000;X6*5%;IF(AND(X6>50000000;X6<=2
50000000);(5%*50000000)+((X6-
50000000)*15%);IF(AND(X6>250000000;X6<=500000000);
(5%*50000000)+(15%*200000000)+((X6-
250000000)*25%);IF(X6>500000000;
(5%*50000000)+(15%*200000000)+(25%*250000000)+((X6-
500000000)*30%))))));0;
(IF(X6<=50000000;X6*5%;IF(AND(X6>50000000;X6<=250000000);
(5%*50000000)+((X6-
50000000)*15%);IF(AND(X6>250000000;X6<=500000000);
(5%*50000000)+(15%*200000000)+((X6-
250000000)*25%);IF(X6>500000000;
(5%*50000000)+(15%*200000000)+(25%*250000000)+((X6-
500000000)*30%)))))))
Karena terdapat data dengan beberapa kondisi yang harus dibandingkan,
maka menggunakan fungsi IF bercabang, majemuk atau nested IF.

 
Kolom 24: PPh Terhutang
Pada kolom 24 atau PPh Terutang masih menggunakan fungsi IF seperti
berikut:

=IF(E6=0;(Y6*120%);(Y6))

Kolom 25: PPh/Bulan


Nilai pada kolom 25 atau PPh bulanan adalah dengan membagi PPh
Terutang dengan 12, seperti berikut:

=+Z6/12

b. Tabel 2: Perhitungan PPh 21 Bukan Pegawai Tetap


Perusahaan
Tabel ke-2 ini terdiri dari 7 kolom. Data-data yang dimasukkan dalam tabel
ke-2 ini mirip seperti tabel 1, namun tidak se-detail tabel 1.
Data-data karyawan freelance perusahaan yang dimasukkan dalam tabel 2
adalah:
Kolom 1: Nomor urut

Kolom 2: Nama pegawai/karyawan

Kolom 3: NPWP

Kolom 4: NIK

Kolom 5: PPh Bruto

Kolom 6: Jumlah DPP

Jumlah DPP diperoleh dengan menggunakan rumus Excel seperti berikut:

=ROUNDDOWN((G21*50%);-3)

Penjelasan tentang rumus excel Rounddown sudah dijelaskan saat


pembahasan tabel 1.
 
Kolom 7: PPh 21 Bukan karyawan
Untuk memperoleh nilai PPh 21 bukan karyawan menggunakan fungsi IF
Majemuk seperti berikut ini:

=IF(E21=0;
(IF(ISERROR(IF(H21<=50000000;H21*5%;IF(AND(H21>50000000;H
21<=250000000);(5%*50000000)+((H21-
50000000)*15%);IF(AND(H21>250000000;H21<=500000000);
(5%*50000000)+(15%*200000000)+((H21-
250000000)*25%);IF(H21>500000000;
(5%*50000000)+(15%*200000000)+(25%*250000000)+((H21-
500000000)*30%))))));0;
(IF(H21<=50000000;H21*5%;IF(AND(H21>50000000;H21<=25000
0000);(5%*50000000)+((H21-
50000000)*15%);IF(AND(H21>250000000;H21<=500000000);
(5%*50000000)+(15%*200000000)+((H21-
250000000)*25%);IF(H21>500000000;
(5%*50000000)+(15%*200000000)+(25%*250000000)+((H21-
500000000)*30%)))))))*120%);
(IF(ISERROR(IF(H21<=50000000;H21*5%;IF(AND(H21>50000000;H
21<=250000000);(5%*50000000)+((H21-
50000000)*15%);IF(AND(H21>250000000;H21<=500000000);
(5%*50000000)+(15%*200000000)+((H21-
250000000)*25%);IF(H21>500000000;
(5%*50000000)+(15%*200000000)+(25%*250000000)+((H21-
500000000)*30%))))));0;
(IF(H21<=50000000;H21*5%;IF(AND(H21>50000000;H21<=25000
0000);(5%*50000000)+((H21-
50000000)*15%);IF(AND(H21>250000000;H21<=500000000);
(5%*50000000)+(15%*200000000)+((H21-
250000000)*25%);IF(H21>500000000;
(5%*50000000)+(15%*200000000)+(25%*250000000)+((H21-
500000000)*30%)))))))))
 

c. Tabel 3: Tarif PPh 21


Tabel ke-3 terdiri dari 3 (tiga) kolom, seperti ditunjukkan berikut ini:

Data-data yang ada di tabel ke-3 ini adalah:

Kolom 1: Status PTKP

Kolom 2: Tarif PPh 21 Tahun 2016

PTKP/bulan:

=+C39/12
Status: K/0

Status: K/1

Status: K/2

Status: K/3
Status: TK/0

Anda mungkin juga menyukai