Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SISTEM INTERCOOLER PADA MESIN DIESEL

Oleh :

IBNU AJI SESARIO

NIM ; 1741220017

KELAS 2C

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan dan karunia-Nya akhirnya
kami dapat menyusun makalah Sistem Common Rail pada Mesin Diesel ini. Makalah ini
merupakan materi yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Bahan Bakar
Motor Diesel. Makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bentuan dari pihak
pihak yang bersangkutan. Tak lupa dari itu,kami selaku pembuat makalah ini memohon maaf
apabila ada kesalahan, kekurangan, serta ketidaksempurnaan pada pembuatan makalah ini.

Malang, Maret 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Selama ini mesin Diesel memiliki image atau dikenal digunakan pada kendaraan


niaga dengan suara mesin  yang keras dan asap knalpotnya pekat, berbau dan kotor. Hal
itu adalah mesin  Diesel hasil produksi masa lalu. Dengan terus dikembangkannya
teknologi mesin Diesel, sejak tahun 1997 di Eropa sudah banyak kendaraan sedan kecil
bermesin Diesel modern. Suara mesinnya halus seperti mesin  bensin, nyaman dipakai,
kecepataannya tinggi,  konsumsi pemakaian bahan bakar ekonomis dan ramah
lingkungan, bahkan pemakaian konvertor katalitis jenis oksidasi, yang mengubah karbon
monoksida (CO) dan hydrocarbons (HC) dari gas buang, adalah alat-alat perlengkapan
standar pada mesin Diesel modern. Saat ini kendaraan bermesin Diesel modern sudah
mulai banyak di jalanan negara kita Indonesia.

Saat ini mobil dengan tambahan turbo semakin populer di Indonesia. Dengan turbo,
tenaga mesin dapat meningkat drastis, bahkan dapat melebihi mesin dengan kapasits
silinder yang lebih besar. Selain turbo, terdapat komponen lain yang punya andil besar
dalam meningkatkan power mesin. Komponen tersebut ialah Intercooler. Intercooler dan
turbo adalah dua komponen yang tidak bisa dipisahkan karena memiliki fungsi yang
saling mendukung. Banyak merk mobil modern khususnya Diesel yang sudah dibekali
turbocharger dan intercooler bukan sekedar hanya untuk bergaya namun guna untuk
menaikan power kendaraan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sistem Intercooler


Fungsi intercooler dalam Turbo adalah sebagai penurunan suhu mesin yang sangat
tinggi setelah diambil dari katup buang. Ada sejumlah keuntungan yang dirasakan oleh
para penggunanya.Pertama, turunnya suhu udara menyebabkan molekul udara menjadi
lebih padat. Semakin padat molekul udara di dalam saluran masuk semakin besar pula
tenaga yang dihasilkan mesin tersebut. Selain itu, temperatur lebih rendah juga
mengurangi gejala gelitik (knocking). Sesuai kebutuhan dan perkembangannya.
Intercooler didesain berbagai bentuk. Pertimbangan desainnya lebih di utamakan untuk
mengoptimalkan pendinginan udara tanpa perlu banyak mengurangi tekanan turbo
(Turbo Pressure)
2.2. Prinsip dan Sistem Kerja Intercooler

Intercooler bekerja dengan prinsip thermodinamika, lebih tepatnya didalam


intercooler akan terjadi konveksi dan konduksi. Yakni perpindahan panas akibat
pergerakan fluida (gas).

Cara kerja :

Seperti gambar diatas, desain intercooler terdiri dari beberapa pipa. Diantara pipa
tersebut diletakan sebuah sirip udara. Fungsi sirip udara ini sebagai penyerap panas
dari pipa, disinlah terjadi konduksi panas.
Sistem Kerja Inttercooler

Sebenarnya cara kerja dari intercooler ini sangat sederhana sekali, yakni
mendinginkan udara terkompresi yang dihasilkan oleh mesin turbo yang semula
bersuhu panas ( tinggi ) kemudian dialirkan kedalam kisi kisi intercooler ini.
Selanjutnya udara yang mengalir didalam kisi kisi ini akan didinginkan oleh
hembusan angin yang melewati kisi kisi intercooler sehingga udara yang semula
panas menjadi dingin, nah dengan demikian partikel udara yang telah didinginkan ini
menjadi lebih padat sehingga sewaktu udara ini dimasukkan kedalam ruang bakar,
kompresi yang dihasilkan akan jauh lebih tinggi dibandingkan udara dari mesin turbo
yang tidak didinginkan menggunakan intercooler.

Dengan tinggi nya kompresi mesin membuat tenaga yang dihasilkan menjadi jauh
lebih besar lagi sehingga efisiensi bahan bakar menjadi meningkat, serta mesin mobil
akan menghasilkan sedikit gas polutan karena kompresi yang tinggi ini membuat
proses pembakaran menjadi lebih sempurna, artinya tidak ada sisa bahan bakar yang
tidak terbakar karena kebutuhan oksigen didalam mesin .
2.3. Jenis Jenis Intercooler
 Intercooler jenis udara ke udara

Jenis intercooler ini adalah yang paling banyak digunakan pada mobil dengan mesin
turbo standar. Jenis intercooler ini juga cocok digunakan untuk kendaraan yang biasa
digunakan sehari-hari. Namun untuk mengaplikasikan intercooler ini, Anda harus
memperhatikan betul kualitas pipa saluran dan penempatannya. Usahakan untuk
menempatkannya di area yang mendapat hembusan angin yang cukup kencang seperti
di belakang grill depan.

 Intercooler jenis udara ke air

Pada prinsipnya, Intercooler jenis ini mirip dengan radiator yang menggunakan cairan
sebagai pendingin. Awal mula penggunaan intercooler ini sebenarnya diperuntukan
untuk kapal laut, namun perlahan mobil juga dapat menggunakannya sebagai pendingin
udara yang akan masuk ke dalam ruang bakar dan masih ideal untuk digunakan sehari-
hari.
 Intercooler jenis One-Shoot

Model intercooler ini pasti masih asing di telinga Anda, kami juga tidak menyarankan
untuk menggunakan intercooler jenis ini untuk berkendara sehari-hari karena komponen
ini hanya digunakan dalam dunia balap. Intercooler One-Shoot dapat mendinginkan
udara dari gas buang dengan sangat cepat karena menggunakan gas Nitrogen sebagai
pendingin. Jika Anda mengenal istilah NOS atau N2O, maka Intercooler One-Shoot
adalah salah satu contohnya. Bedanya, NOS memiliki tambahan asupan Oksigen dari
tabung yang dialirkan melalui selang ke ruang bakar bersamaan dengan udara dingin
yang dihasilkan oleh intercooler One-Shoot, sehingga akan menghasilkan tenaga dan
hentakan yang luar biasa.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem common-rail injectionadalah salah satu metode injeksi bahan bakar ke dalam


ruang bakar dengan sistem penghasil tekanan ditempatkan terpisah dari injektor itu
sendiri. Prinsip kerja sistem common rail sama dengan sistem bahan bakar diesel
konvensional. Sama-sama menggunakan tekanan tinggi pada solar, akan tetapi
perbedaannya ada pada pola tekanan solar.

3.2. Saran

Saran kami dari penyusunan makalah ini adalah agar makalah ini yaitu perlunya
penambahan referensi yang lebih lengkap agar dapat digunakan sebagai literatur maupun
referensi bagi mahasiswa lain yang sedang membutuhkan serta dapat digunakan sebagai
bahan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.autoexpose.org/2015/08/sistem-intercooler-formula-mesin.html
https://willycar.com/2009/03/03/macam-macam-intercooler-pada-turbocharge/
https://detailmobil.com/menegnal-macam-macam-jenis-intercooler/
https://automotivexist.blogspot.com/2016/11/cara-kerja-intercooler-pada-mesin-
mobil.html

Anda mungkin juga menyukai