Anda di halaman 1dari 10

Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode Marvin E.

Mundel
(Studi Kasus di UD. Sabar Jaya Malang)

Productivity Analysis Using Marvin E. Mundel Method


(Study Case in UD. Sabar Jaya Malang)

Aprilia Dian Purwanti1)*, Retno Astuti2), Panji Deoranto2)


1)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
2)
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Jl. Veteran No. 1 Malang 65145
*email: apriliadianpurwanti17@gmail.com

Abstrak
Perkembangan industri keripik buah menuntut pelaku usaha untuk terus meningkatkan daya saing dari
produk yang dihasilkan. Persaingan di antara perusahaan diukur dari tingkat produktivitas perusahaan. UD. Sabar
Jaya adalah salah satu industri keripik buah yang sedang berkembang pesat di Kabupaten Malang. Selama ini, UD.
Sabar Jaya belum pernah melakukan pengukuran produktivitas. Perusahaan hanya melihat keuntungan dari hasil
penjualan produksi sebagai ukuran produktivitas perusahaan. Oleh karena itu, UD. Sabar Jaya perlu melakukan
pengukuran produktivitas. MetodeMarvin E. Mundel digunakan sebagai metode pengukuran produktivitas dengan
menitikberatkan pada biaya produksi sebagai input(biaya depresiasi mesin, material, tenaga kerja, maintenance
mesin serta energi dan utiltas) dan hasil penjualan sebagai output. Dari pengukuran produktivitas didapatkan hasil
indeks produktivitas parsial tertinggi dicapaioleh perusahaan terjadi pada bulan Mei 2013 adalah127,43% untuk
depresiasi mesin, 329,79% untuk material, 127,43% untuk tenaga kerja dan 142,23% untuk energi dan utilitas,bulan
November 2012 maintenancemesin sebesar 171,54%, mesin. Sedangkan untuk indeks produktivitas parsial terendah
dicapai oleh perusahaan terjadi pada bulan Juni 2013 adalah 37,54% untuk depresiasi mesin, 37,54% untuk tenaga
kerja, 41,89% untuk energi dan utilitas, bulan Mei 2012 untuk maintenance mesin sebesar 59,76% dan bulan
Desember sebesar 33,61% untuk material. Indeks produktivitas total tertinggi dicapai pada bulan Mei 2013 sebesar
216,12% dan terendah pada bulan Desember 2013 sebesar 43,71. Evaluasi serta peningkatan produktivitas di UD.
Sabar Jaya untuk periode yang akan datang dilakukan dengan diagram sebab akibat. Berdasarkan hasil pengukuran
dan hasil evaluasi produktivitas di UD. Sabar Jaya, peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara perbaikan
dari masing-masing input antara lain meningkatkan pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin produksi,
meningkatkan pengawasan terhadap karyawan, meningkatkan kontrol terhadap material yang dikirim oleh supplier,
dan lain sebagainya.

Kata Kunci :Keripik buah, Marvin E. Mundel, Produktivitas

Abstract
The development of fruit chips industry requires improvement of competition power continuously.
Competition between companies is measured from the level of productivity of the company. UD. Sabar Jaya is one
of the fruit chips industry that is growing rapidly in Malang. UD. Sabar Jaya has not been taking measurements of
productivity. Companies only measures productivity based on profit. Therefore, UD. Sabar Jaya needs to take
measurements of productivity. Marvin E. Mundel method was used to measure of productivity by focusing on
production costs as inputs (machine depreciation costs, materials, labor, machine maintenance as well as energy and
utilities) and output is the result of cost of sales of fruit crisps. The productivity measurement showed that the highest
partial productivity index in the period of measurements in May 2013 are respectively 127.43% for depreciation of
machine, 329.79% in for the material, 127.43% for labor, and 142.23% for the energy and utilities, 171.54% in
November 2012 for machine maintenance and. The lowest productivity index in June 2013 are respectively 37.54%
for depreciation of machine, 37.54% for labor, 41.89% for the energy and utilities, 33.61% in December 2013 for
the material, 59.76% in May 2012 for machine maintenance. The highest total productivity index reached in May
2013 at 216.12% and the lowest was in December 2013 at 43.71%. The productivity should be improved was with a
tool that is a causal diagram. Based on the results of the measurement and evaluation of productivity at UD. Sabar
Jaya, productivity improvement should be done by keeping maintenance of production machinery, increasing
supervision of employees, increasing control of the materials sent by the supplier, and others.

Keywords: Fruit chips, Marvin E. Mundel, Productivity

1
PENDAHULUAN dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau
indikator keberhasilan perusahaan dalam
Latar Belakang
pemanfaatan sumber daya dalam perusahaan
Pertumbuhan perusahaan bergantung
untuk menghasilkan suatu produk yang
pada kinerja, efektivitas dan efisiensi sumber
diinginkan. Oleh karena itu, UD. Sabar Jaya
daya yang dilibatkan dalam usaha, yang
perlu melakukan pengukuran produktivitas.
disebut tingkat produktivitas. Produktivitas
Salah satu metode yang dapat
menjadi sebuah kriteria penting yang harus
digunakan untuk mengukur poduktivitas
diperhatikan dalam lingkungan usaha yang
adalah metode Marvin E. Mundel. Metode
semakin kompetitif. Perkembangan industri
ini digunakan sebagai pengukuran tingkat
keripik buah menuntut pelaku usaha untuk
produktivitas perusahaan dengan
terus meningkatkan daya saing dari produk
menitikberatkan pada biaya produksi sebagai
yang dihasilkannya di pasar global yang
input dan produk yang dihasilkan sebagai
kompetitif. Salah satu industri keripik buah
output. Kelebihan dari metode Marvin E.
yang sedang berkembang pesat di Kabupaten
Mundel ini adalah dapat digunakan untuk
Malang adalah UD. Sabar Jaya. Tingkat
melihat peningkatan atau penurunan
capaian produktivitas yang diraih perusahaan
produktivitas secara spesifik atau melihat
menjadi indikator kompetensi persaingan
input secara masing-masing. Kekurangan
dengan perusahaan atau industri sejenis.
dari metode Marvin E. Mundel ini adalah
Keberhasilan perusahaan dapat dilihat
tidak dapat digunakan untuk mengetahui
melalui efisiensi penggunaan sumber daya
secara cepat apakah produktivitas
yang dimiliki untuk mendapatkan output
mengalami penurunan atau peningkatan
yang optimal.
karena metode ini melihat input secara
Produktivitas sangat penting bagi suatu
masing-masing (Herman, 2008). Oleh karena
perusahaan dalam rangka persaingan bisnis
itu, metode Marvin E. Mundel ini sangat
yang sangat kompetitif, sehingga setiap
sesuai untuk diterapkan pada pengukuran
perusahaan dituntut untuk meningkatkan
produktivitas di UD. Sabar Jaya.
kinerjanya agar mampu bersaing dengan
perusahaan lain sejenis. Keberhasilan suatu
BAHAN DAN METODE
perusahaan dalam menjalankan usahanya
dapat dilihat dari bagaimana perusahaan Penelitian ini dilakukan di UD. Sabar
tersebut menggunakan dan mengolah segala Jaya yang berada di Jalan Raya Wendit No.
sumber daya yang dimiliki (Mulyadi, 2007). 31 Pakis, Kabupaten Malang pada bulan
Semakin efisien sebuah perusahaan April sampai bulan Mei 2014. Pengolahan
mengolah sumber daya yang ada, maka data peneitian di lakukan di Laboratorium
semakin besar pula perusahaan akan Manajemen Agroindustri, Jurusan Teknologi
memperoleh laba yang merupakan suatu Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
keharusan bagi sebuah perusahaan untuk Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.
menghadapi persaingan antar industri sejenis Batasan masalah dari penelitian ini antara
(Siagian, 2006). lainpengukuran dilakukan pada bagian
Sampai saat ini, UD. Sabar Jaya belum produksi dan pengemasan di UD. Sabar Jaya
pernah melakukan pengukuran produktivitas Malang, produktivitas yang diukur adalah
perusahaan. Perusahaan hanya menghitung produktivitas total dan parsial, produktivitas
profit (keuntungan) dari hasil penjualan parsial yang diteliti adalah, material, tenaga
produksi sebagai ukuran produktivitas kerja, maintenance mesin, depresiasi mesin
perusahaan. Jika dalam laporan manajemen serta energi dijadikan dalam satuan rupiah,
bulanan terlihat bahwa terjadi peningkatan periode dasar yang digunakan dalam
pada biaya produksi, maka hal ini perhitungan deflator adalah Januari 2012,
mengindikasikan bahwa telah terjadi karena pada penelitian ini dilakukan
penurunan produktivitas, seperti material perbandingan produktivitas selama 2 tahun
(bahan baku), tenaga kerja, energi dan terakhir, yaitu tahun 2012 dan tahun 2013,
maintenance. Pengukuran produktivitas produktivitas hanya mengukur biaya
2
operasional yang ada di perusahaan selama
periode pengukuran, dan penelitian
dilakukan terhadap semua jenis keripik buah
yang ada di UKM, yaitu keripik nangka,
keripik salak, keripik rambutan, keripik apel,
keripik mangga dan keripik nanas.
Prosedur penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 2. Metode Marvin E. Mundel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur pelaksanaan penelitian


dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu,
menentukan nilai deflator dari setiap indeks
harga material, tenaga kerja, depresiasi
mesin, energi dan utilitas serta
maintenancemesin. Menentukan harga
konstan dari setiap input biaya produksi
yaitu harga material, tenaga kerja, depresiasi
mesin, energi dan utilitas serta maintenance
mesin dengan cara mengalikan nilai deflator
masing-masing biaya dengan harga yang ada
pada saat periode pengukuran. Setelah harga
Gambar 1. Tahapan Penelitian konstan setiap input diperoleh, maka
dilakukan perhitungan total Resources Input
Masalah yang teridentifikasi adalah Partial (RIP) yang merupakan penjumlahan
bagaimana tingkat produktivitas parsial dan dari seluruh input dengan harga konstan.
total yang ada di UD. Sabar Jaya dan cara Selanjutnya dilakukan perhitungan output
untuk meningkatkan produktivitas di UD. yang didapatkan dari jumlah produksi
Sabar Jaya. Secara umum tahapan metode keripik buah selama periode pengukuran
Marvin E. Mundel ditunjukkan pada dikalikan dengan harga rata-rata keripik
Gambar 2. buah tiap kemasan.Tahap terakhir adalah
perhitungan indeks produktivitas parsial
dengan cara membandingkan nilai indeks
salah satu input terhadap output. Analisis
dilakukan melalui grafik gasil perhitungan
indeks produktivitas dengan melakukan
penjelasan tingkat produktivitas yang terjadi
yang kemudian dilanjutkan dengan analisis

3
terhadap evaluasi produktivitas dengan Deflator = = 0,0101
menggunakan diagram sebab akibat.
Harga Konstan =
Perhitungan Harga Konstan
Data yang diperlukan dalam = Rp. 63.353.951
pengolahan data dengan menggunakan
metode Marvin E. Mundel adalah data biaya Indeks Produktivitas Parsial
produksi seperti biaya material, tenaga kerja,
depresiasi mesin, energi dan utilitas serta Pengukuran produktivitas dengan
maintenance mesin. Masing-masing data menggunakan metode Marvin E. Mundel dapat
tersebut dihitung dengan harga konstan dilakukan perhitungan
berdasarkan periode dasar yaitu Januari dengan menggunakan
2012. Faktor input dan output dinyatakan rumus :
dalam satuan Rupiah dan dihitung pada
periode pengukuran yaitu Februari 2012 (3)
hingga Desember 2013.
Data indeks harga diperoleh dari BPS
tahun 2012 hingga tahun 2013. Dengan Keterangan :
Januari 2012 sebagai periode dasar untuk
menentukan indeks harga pada tahun 2012 IP = Indeks Produktivitas
dan 2012. Indeks harga kemudian digunakan AOMP = Output agregat untuk periode yang
untuk menghitung deflator masing-masing diukur
bulan penelitian untuk mengkonversikan AOBP = Output agregat untuk periode dasar
semua harga sesuai dengan periode dasar RIMP = Input untuk periode yang diukur
RIBP = Input untuk periode dasar
yaitu bulan Januari 2012 denga rumus :
Nilai dari indeks produktivitas parsial dapat
(1) dilihat pada Tabel 1.
Keterangan : Tabel 1. Indeks Produktivitas Parsial

d = Deflator Indeks Produktivitas (%)


IH. PP= Indeks Harga Periode Penelitian Periode
IH.PD= Indeks Harga Periode Dasar Material Tenaga Depres Energi Mainte
Kerja iasi dan nance
Utilitas
Harga berlaku yang ada Jan 12 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
dikonstankandengan nilai deflator. Untuk Feb 12 86,23 69,57 69,57 70,70 139,28
nilai output tidak perlu didefinikasikan Mar 12 90,32 47,65 47,65 47,65 -
Apr 12 - - - - -
karena untuk mendapat nilai keluaran Mei 12 103,28 59,76 59,76 65,75 59,76
(output) setiap periode adalah dengan Jun 12 85,38 61,96 61,96 69,16 82,64
Jul 12 66,58 83,78 83,78 84,46 -
mengkalikan jumlah hasil produksi setiap Agst 12 55,93 44,84 44,84 50,05 59,81
periode dengan harga jual produk yang Sept 12 83,14 93,29 93,29 103,67 -
Okt 12 66,31 55,95 55,95 61,56 74,63
berlaku. Harga konstan ini dapat dihitung Nov 12 75,95 85,68 85,68 86,37 171,54
dengan menggunakan rumus : Des 12 81,97 81,48 81,48 90,54 81,48
Jan 13 81,87 120,72 120,72 113,13 120,72
Feb 13 70,77 74,67 74,67 69,46 149,49
Mar 13 82,99 64,96 64,96 72,19 -
(2) Apr 13 118,24 38,94 38,94 43,46 77,95
Mei 13 329,79 127,43 127,43 142,23 169,96
Jun 13 74,85 37,54 37,54 41,89 -
Sebagai contoh untuk input material pada Jul 13 53,10 102,80 102,80 95,62 136,98
Agst 13 150,60 49,49 49,49 55,26 -
bulan Juni 2012: Sept 13 123,12 101,90 101,90 95,85 135,78
Okt 13 61,96 81,96 81,96 77,09 -
Nov 13 92,34 85,77 85,77 79,77 114,28
Harga berlaku = Rp. 63.360.350 Des 13 33,61 96,79 96,79 90,70 96,79

4
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa berpengaruh signifikan pada penghematan
indeks produktivitas parsial masing-masing perusahaan dalam pembelian material.
input (depresiasi, material, tenaga kerja, Sedangkan produktivitas tertinggi karena
utilitas dan energi serta maintenance) agregat output yang dihasilkan sangat tinggi
cenderung mengalami fluktuasi dari periode jika dibandingkan dengan periode
dasarnya yaitu januari 2012. Indeks pengukuran lainnya.
produktivitas depresiasi tertinggi dicapai . Indeks produktivitas tenaga kerja tertinggi
pada bulan Mei 2013 sebesar 127,43%, dicapai pada bulan Mei 2013 sebesar
terjadi peningkatan 27,43% jika 127,43%, terjadi peningkatan 27,43% jika
dibandingkan dengan periode dasarnya dan dibandingkan dengan periode dasarnya dan
indeks produktivitas terendah terjadi pada indeks produktivitas terendah terjadi pada
bulan Juni 2013 sebesar 37,54%. Indeks bulan Juni 2013 sebesar 37,54%. Indeks
produktivitas tertinggi dipengaruhi oleh produktivitas tertinggi dipengaruhi oleh
agregat output tertinggi yaitu pada bulan agregat outputtertinggi yaitu pada bulan Mei
Mei 2013 dan indeks produktivitas terendah 2013 dan indeks produktivitas terendah
dipengaruhi oleh agregat output terendah dipengaruhi oleh agregat output terendah
pada bulan Juni 2013. Peningkatan indeks pada bulan Juni 2013. Sedangkan, indeks
produktivitas juga dipengaruhi oleh volume produktivitas terendah disebabkan oleh
penjualan produk yang cukup tinggi kinerja tenaga kerja yang kurang baik dan
berbanding lurus dengan volume produksi. adanya beberapa tenaga kerja yang
Kondisi produktivitas depresiasi ini sesuai menganggur menyebabkan terjadinya
dengan pendapat Purnomo (2004) yang penurunan produktivitas. Hal ini sesuai
menyatakan bahwa nilai indeks produktivitas dengan pendapat Purnama (2008), bahwa
modal dan fasilitas dalam sebuah perusahaan penurunan produktivitas tenaga kerja dapat
dipengaruhi oleh besarnya pengembalian dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
(revenue) yang diperoleh atas biaya sikap mental berupa motivasi kerja, disiplin
penyusutan fasilitas yang dikeluarkan. kerja, etika kerja, pendidikan, ketrampilan,
Indeks produktivitasmaterial tertinggi tingkat penghasilan dan kesehatan, jaminan
dicapai pada bulan Mei 2013 sebesar sosial, iklim kerja, sarana produksi dan
329,79%, terjadi peningkatan sebesar 229,79 kesempatan berprestasi. Indeks produktivitas
dari periode dasar dan indeks produktivitas energi dan utilitas tertinggi dicapai pada
terendah terjadi pada bulan Desember 2013 bulan Mei 2013 sebesar 142,23%, terjadi
sebesar 33,61%. Indeks produktivitas peningkatan sebesar 42,23% dari periode
tertinggi disebabkan karena indeks dasar, dan indeks produktivitas terendah
outputmaterial lebih tinggi dibandingkan terjadi pada bulan Juni 2013 sebesar 41,89%.
indeks inputmaterial, sedangkan indeks Produktivitas energi merupakan
produktivitas terendah disebabkan karena perbandingan antara indeks Output dengan
indeks inputmaterial lebih tinggi jika inputenergi.Indeks produktivitas tertinggi
dibandingkan dengan indeks output. dipengaruhi oleh agregat output tertinggi
Produktivitas terendah disebabkan karena yaitu pada bulan Mei 2013 dan indeks
adanya inputmaterial mengalami produktivitas terendah dipengaruhi oleh
pemborosan yaitu kebutuhan material yang agregat output terendah pada bulan Juni
tinggi menyebabkan biaya material semakin 2013. Peningkatan atau penurunan
meningkat. Hal ini dikarenakan buah-buahan produktivitas energi yang terjadi adalah
sebagai bahan baku pembuatan bersifat karena kurangnya pengawasan terhadap
musiman sehingga menyebabkan harga dari pemakaian listrik dan air, sehingga
bahan baku tersebut mengalami fluktuasi perusahaan harus melakukan pengeluaran
tergantung dari ketersediaan bahan baku. biaya energi dalam jumlah yang banyak.
Menurut Suliantoro, dkk (2006), bahan baku Meningkatkan produktivitas dalam
dipengaruhi oleh harga bahan baku. Harga pemakaian energi listrik adalah dengan cara
pembelian bahan baku di pasaran mengefisienkan penggunaan energi dengan

5
menerapkan kerjasama antar tenaga kerja
untuk saling mengingatkan bila terjadi
pemborosan energi listrik. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sinungan (2005) bahwa
salah satu faktor produktivitas yang perlu
dipertimbangkan adalah pelaksanaan
produksi. Jika pengawasan terhadap
produksi (penggunaan energi) terus-menerus
dilakukan, maka pelaksanaan produksi akan
berjalan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Indeks produktivitasmaintenance Gambar 3.Grafik Indeks ProduktivitasParsial
tertinggi dicapai pada bulan November 2012
sebesar 171,54% terjadi peningkatan sebesar Indeks Produktivitas Total
71,54% dari periode dasar, dan indeks
produktivitas terendah terjadi pada bulan Perhitungan indeks produktivitas total
Mei 2012 sebesar 59,76%. Produktivitas diperoleh dari perbandingan antara seluruh
maintenance merupakan perbandingan Output (output) yaitu keripik buah sebagai
antara indeks Output dengan indeks produk akhir dengan seluruh total input
maintenance.Pengeluaran biaya maintenance (input), yaitu material, tenaga kerja,
fluktuatif seiring bertambahnya jumlah depresiasi, energi dan maintenance. Indeks
produksi keripik buah. Peningkatan jumlah produktivitas tertinggi terjadi pada bulan
produksi akan berpengaruh terhadap kondisi Mei 2013 sebesar 216,12%, terjadi kenaikan
mesin produksi, Hal ini sesuai dengan positif sebesar 116,12% dari periode dasar
pendapat Suliantoro,dkk (2006), bahwa (100%). Hal ini terjadi karena besarnya
peningkatan kecepatan produksi akan biaya input pada bulan Mei 2013 dapat
menyebabkan frekuensi kerusakan mesin diimbangi dengan jumlah agregatoutput
naik, sehingga perusahaan harus yang ada pada bulan tersebut, yang
mengeluarkan biaya lebih banyak untuk berpengaruh terhadap indeks produktivitas
maintenance mesin. Selain itu penyebab perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat
biaya maintenance mesin yang fluktuatif Blanchard (2006), bahwa hubungan antara
adalah UD. Sabar Jaya melakukan perbaikan output agregat dan input yang digunakan
atau maintenance tidak pada setiap dalam melakukan produksi adalah jika salah
bulannya. Tidak adanya jadwal maintenance satu variabel input meningkat maka output
mesin di UD. Sabar Jaya ini menyebabkan akan meningkat, dimana kondisi ini
kerusakan mesin yang tidak terduga. dinamakan sebagai kondisi tingkat
Menurut Supandi (2005), jika perawatan pengembalian modal. Indeks terendah terjadi
dilakukan sesuai dengan jadwal dan secara pada bulan Desember 2013 sebesar 43,71%,
rutin maka kerusakan pada mesin dapat terjadi penurunan positif sebesar 56,29%
diperbaiki lebih awal sebelum proses dari periode dasar (100%). Hal ini
produksi dan memungkinkan untuk dikarenakan, biaya input yang dikeluarkan
meminimasi biaya perawatan yang harus oleh perusahaan pada bulan Desember 2013
dikeluarkan oleh perusahaan. Grafik indeks sangat tinggi. Peningkatan ataupun
produktivitas parsial dapat dilihat pada penurunan agregat output selama periode
Gambar 3. pengukuran tidak terlalu dipengaruhi oleh
peningkatan ataupun penurunan resources
input partial. Kenaikan dan penurunan
indeks produktivitas total dapat dilihat pada
Tabel 2.

6
tinjauan bagi peningkatan produktivitas di
periode yang lain. Dengan menganalisis
No Periode Indeks Produktivitas Selisih hasil pengukuran produktivitas akan
Total Indeks
diketahui kekurangan yang ada. Kekurangan
1 Jan 12 100,00% tersebut dapat diperbaiki sehingga dapat
2 Feb 12 79,97% (+20,03%) dicapai tibgkat produktivitas yang lebih
3 Mar 12 69,28% (+30,72%) tinggi(Pujotomo dkk, 2008). Langkah
4 Apr 12 - -
5 Mei 12 69,74% (+30,26%)
selanjutnya yang dilakukan adalah evaluasi
6 Jun 12 76,79% (+23,21%) terhadap penyebab terjadinya penurunan
7 Jul 12 75,06% (+24,94%) produktivitas perusahaan selama periode
8 Agst 12 52,39% (+47,61%)
9 Sept 12 88,83% (+11,17%)
pengukuran. Untuk mengetahui lebih rinci
10 Okt 12 63,30% (+36,7%) penyebab-penyebab terjadinya masalah pada
11 Nov 12 79,46% (+20,54%) produktivitas perusahaan digunakan alat
12 Des 12 82,97% (+17,03%)
13 Jan 13 91,57% (+8,43%)
bantu dengan pembentukan diagram sebab
14 Feb 13 71,45% (+28,55%) akibat.
15 Mar 13 78,00% (+22,00%) Diagram sebab-akibat yaitu suatu
16 Apr 13 70,72% (+29,28%)
17 Mei 13 216,12% (-116,12%)
diagram yang menunjukan hubungan antara
18 Jun 13 57,51% (+42,49%) sebab dan akibat. Berkaitan dengan
19 Jul 13 65,24% (+34,76%) manajemen produktivitas total, diagram ini
20 Agst 13 90,96% (+9,04)
21 Sept 13 113,01% (-13,01%)
digunakan untuk menunjukan faktor – faktor
22 Okt 13 67,94% (+32,06%) penyebab (sebab) penurunan produktivitas
23 Nov 13 88,61% (+11,39%) dan karakteristik produktivitas (akibat) yang
24 Des 13 43,71% (+56,29%)
disebabkan oleh faktor – faktor penyebab itu
Tabel 2. Indeks Produktivitas Total
(Gasperz, 2004).Dari diagram sebab akibat
ini diharapkan dapat memberikan analisis
Grafik indeks produktivitas parsial dapat yang tepat dalam mengidentifikasikan
dilihatpada Gambar 4. penyebab-penyebab masalah produktivitas
perusahaan sehingga untuk selanjutnya dapat
diberikan pemecahan atas masalah yang
terjadi. Diagram sebab akibat yang terkait
dengan pencapaian produktivitas yang tinggi
dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4. Grafik Indeks Produktivitas Total

Evaluasi Produktivitas

Pada pengukuran produktivitas di UD.


Sabar Jaya Malang ini setelah dilakukan
pengukuran produktivitas parsial dan total
Gambar 5. Diagram Sebab Akibat Produktivitas
secara keseluruhan mengalami peningkatan Di UD. Sabar Jaya Malang
di tahun 2013 jika dibandingkan tahun 2012,
tetapi terdapat beberapa kali penurunan Masalah yang akan dijawab adalah
produktivitas jika dibandingkan dengan mengapa perusahaan mengalami penurunan
periode dasar dalam periode pengukuran produktivitas. dengan menetapkan 5 elemen,
produktivitas.Hasil pengukuran yaitu maintenance, material, tenaga kerja,
produktivitas di suatu periode merupakan depresiasi serta energi dan utilitas. Agar
7
produktivitas di UD. Sabar Jaya tidak Perbaikan Produktivitas
menurun, maka UD. Sabar Jaya perlu Berdasarkan analisis terhadap
memperhatikan faktor-faktor yang dapat penurunan produktivitas perusahaan maka
mempengaruhi penurunan produktivitas. dapat dilakukan perencanaan yang dapat
Pada elemen maintenance, terdapat faktor dijadikan dasar bagi perusahaan dalam
yang mempengaruhi tingkat produktivitas melakukan perbaikan ataupun peningkatan
maintenance antara lain jadwal perawatan produktivitas perusahaan. Perencanaan
mesin yang tidak dijadwalkan dengan baik dilakukan agar perusahaan dapat lebih
membuat mesin harus mengalami perbaikan efisien dalam menghasilkan output Beberapa
di saat mesin sedang digunakan untuk proses strategi perusahaan yang diperlukan untuk
produksi sehingga akan dapat mengganggu meningkatkan produktivitas perusahaan
aktivitas produksi keripik buah yang sedang secara kualitatif yang terkait dengan kondisi
berjalan. Untuk elemen material, faktor- aktual yang ada di UD. Sabar Jaya antara
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat lain sebagai berikut, Peningkatan
produktivitas material adalah ketersediaan produktivitas maintenance mesin yang ada
bahan baku yang bersifat musiman membuat dengan cara meningkatkan pemeliharaan dan
perusahaan tidak dapat menghasilkan output perawatan terhadap mesin tersebut. Hal ini
keripik buah yang sama setiap bulannya. dilakukan sebagai tindakan preventive untuk
Harga bahan baku yang cenderung mencegah terjadinya kerusakan mesin yang
mengalami kenaikan juga akan dapat menghambat jalannya proses produksi
mempengaruhi tingkat produktivitas sehingga akan membuat biaya maintenance
material. mesin semakin tinggi, peningkatan
Untuk elemen tenaga kerja, faktor produktivitas material yang dapat dilakukan
yang dapat mempengaruhi adalah kurangnya dengan cara meningkatkan kontrol terhadap
pengawasan perusahaan dalam mengawasi material yang dikirim oleh supplier dengan
karyawan yang bekerja sehingga banyaknya cara mengadakan perjanjian bila
karyawan yang menganggur saat kegiatan terdapatkerusakan material dapat ditukar
produksi berlangsung. Jumlah jam kerja dengan material lain yang lebih baik.
karyawan yang terlalu lama yaitu 10 jam Pemilihan supplier baik dari segi harga yang
(melebihi jam kerja normal yaitu 8 jam) ditawarkan maupun kualitas bahan baku
akan dapat menurunkan produktivitas tenaga yang diberikan serta kontinuitas perlu
kerja jika tidak dimanfaatkan dengan baik. dipertimbangkan kembali. Menurut Jannah
Untuk elemen energi dan utilitas, faktor (2011) kesalahan dalam pemilihan supplier
yang dapat menurunkan produktivitas energi bahan baku akan berdampak pada penurunan
dan utilitas adalah kurangnya kesadaran produktivitas perusahaan. Hal ini
karyawan dalam hal pemakaian energi dan dikarenakan bahan baku merupakan salah
utilitas. Pemakaian energi dan utilitas yang satu faktor penting dalam kegiatan proses
berlebihan akan berdampak pada biaya produksi karena berpengaruh secara
energi dan utilitas yang akan mempengaruhi langsung terhadap produk yang dihasilkan.
tingkat produktivitas energi dan utilitas. Peningkatan produktivitas tenaga kerja
Untuk elemen depresiasi, faktor yang dapat yang dapat dilakukan dengan cara
mempengaruhi penurunan produktivitas melakukan pengawasan terhadap karyawan,
depresiasi adalah perbaikan mesin tidak untuk mengurangi adanya karyawan yang
dilakukan penjadwalan dengan baik akan menganggur saat produksi berlangsung,
membuat kondisi mesin menjadi aus memaksimalkan jam kerja untuk mengurangi
sehingga membuat umur mesin menjadi adanya karyawan yang menganggur saat
lebih pendek. produksi berlangsung, mengoptimalkan
jumlah karyawan agar dapat melakukan
aktivitas produksi secara cepat dan tepat.
Menurut Arsi (2012) optimalisasi sumber
daya dalam hal efisiensi sumber daya

8
manusia (SDM), dapat dilakukan dengan DAFTAR PUSTAKA
berbagai cara, antara lain dengan membuat
suatu analisis yang tepat terhadap aktivitas- Arsi, R.M., Sri, G.P. 2012. Analisis Beban
aktivitas yang terjadi dan beban kerja yang Kerja untuk Menentukan Jumlah
ditimbulkan ataupun dengan lebih Optimal Karyawan dan Pemetaan
mengoptimalkan jumlah karyawan agar Kompetensi Karyawan Berdasar
dapat melakukan aktivitas pekerjaan secara Pada Job Description (Studi Kasus:
tepat. Jurusan Teknik Industri ITS
Peningkatan produktivitas energi dan Surabaya). Jurnal Teknik ITS. 1(1):
utilitas dapat dilakukan dengan cara 526-529.
meningkatkan kesadaran karyawan dalam
hal pemakaian listrik dan air agar seefisien Blanchard, Olivier. 2006.
mungkin sehingga dapat menghemat biaya Macroeconomics4th. Pearson Prentice
yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini Hall. New Jersey.
dapat dilakukan dengan cara mematikan
listrik atau air saat tidak digunakan. Gasperz, V. 2004. Manajemen
Peningkatan produktivitas depresiasi dapat Produktivitas Total : Strategi
dilakukan dengan cara melakukan Peningkatan Produktivitas Bisnis
penjadwalan terhadap mesin agar kondisi Global. PT. Gramedia Pustaka Utama.
mesin tetap dalam kondisi yang baik. Jakarta.

KESIMPULAN Herman, R.T.,Faisal S.,Rhiren R.M. 2008.


Dalam melakukan pengukuran Pengukuran Produktivitas
produktivitas dengan menggunakan metode Berdasarkan Model Mundel dan
Marvin E. Mundel dan menetapkan bulan APC Untuk Menciptakan
Januari 2012 sebagai periode dasar maka Keunggulan Biaya Produksi ( Studi
dapat dilihat indeks produktivitas parsial Kasus : PT. ITS Jakarta). Jakarta.
material, tenaga kerja, maintenance, energi,
depresiasi cenderung fluktuatif jika Jannah, M., Muhammad F, Rakhmawati.
dibandingkan dengan periode dasarnya 2011. Pengambilan Keputusan
(100%). Perbaikan dan peningkatan Untuk Pemilihan Supplier Bahan
produktivitas di UD. Sabar Jaya untuk Baku Dengan Pendekatan Analytic
periode yang akan datang dapat dilakukan Hierarchy Process di PR Pahala
dengan alat bantu yaitu diagram sebab Sidoarjo. Jurnal Agrointek Universitas
akibat. Dari diagram sebab akibat ini Trunojoyo. 5(2): 88-97.
diharapkan dapat memberikan analisis yang
tepat dalam mengidentifikasikan penyebab- Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan
penyebab masalah produktivitas perusahaan Pengendalian Manajemen. Penerbit
sehingga untuk selanjutnya dapat diberikan Salemba Empat. Jakarta.
pemecahan atas masalah yang terjadi.
Sehingga akan dapat meningkatkan Pujotomo, D, Haryom S., Halimah, N. 2008.
produktivitas perusahaan dari segi Analisis Pengukuran Produktivitas
kualitasnya. Pada CV. Citra Jepara Furniture.
Jurnal Teknik Industri UNDIP. 3(1):
SARAN 26-34
Penelitian selanjutnya agar melakukan
pengukuran produktivitas dengan Purnama, R. 2008. Pengaruh Motivasi
menggunakan metode lain (misalnya: Omax, Kerja Terhadap Produktivitas
APC dan lain sebagainya) yang dapat Kerja Karyawan Pada Bagian
memberikan masukan secara kuantitatif bagi Produksi CV. Epsilon Bandung.
perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas.
9
Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis.
7(14).

Purnomo, H. 2004. Pengantar Teknik


Industri. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen


Sumber Daya Manusia. PT. Bumi
Aksara. Jakarta.

Sinungan, M. 2005. Produktivitas Apa dan


Bagaimana. PT. Bumi Aksara,
Jakarta.

Suliantoro, H. Arvianto, A. Kusumo, P.S.


2006. Analisa dan Evaluasi
Produktivitas Melalui Pendekatan
The American Productivity Center
Model ( APC ) ( Studi Kasus Di
PT. Gradia Husada Farma ). Jurnal
Teknik Industri UNDIP 2(1).

Supandi. 2005. Manajemen Perawatan


Industri. Ganeca Exact. Bandung.

10

Anda mungkin juga menyukai