Anda di halaman 1dari 14

BAHAN PEMBERSIH BERBAHAN

DASAR NABATI DAN HEWANI

Kelompok 5:
- Luh Putu G. W. (13)
- M. Falah F. (15)
- Rahmita W. U. (24)
- Ricky Pratama (27)
- Salsabila K. (32)
- Saskia Ratna D. (34)
- Rizky Anvaro Z. H. (38)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
berkat, dan hidayatNya yang masih terus melimpah bagi kita semua. Kami
bersyukur karena kesehatan yang masih kami miliki, anggota tubuh yang masih
lengkap, nafas dan udara gratis yang masih bisa kami hirup sampai saat ini.

Kami berterima kasih kepada Bapak/Ibu guru atas pelajaran yang


diberikan kepada kami, atas kesabarannya dalam mendidik kami yang nakal ini,
kami tidak akan bisa melakukan segala yang bisa kami lakukan saat ini tanpa
jasa-jasa Anda sekalian yang teramat sangat besar di dalam hidup kami ini.

Kami juga berterima kasih kepada orangtua yang senantiasa selalu


mendampingi kami di saat kami senang, maupun di saat kami sedang kesulitan.
Kami berterima kasih atas kasih sayangmu yang telah kauberikan kepada kami
sehingga kami bisa bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sekarang
ini. Semoga Tuhan mengasihimu selalu dan semoga diberi umur panjang, Amin.

Tak lupa kami berterima kasih kepada teman-teman kami yang selalu
ada untuk kami bercerita, berbagi suka dan duka bersama, berbagi kepedihan
dan kebahagiaan, menjadi sandaran kami di sekolah, menjadi sosok yang kami
andalkan dan mampu diajak bekerja sama dalam memecahkan semua masalah
bersama-sama.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membantu Anda dalam


memahami isi dari presentasi yang akan kami lakukan di depan Anda dan
teman-teman, dan semoga apa yang kami sampaikan ini dapat bermanfaat bagi
masa depan dan kebaikan peradaban manusia Indonesia ke depannya.

Tim Penyusun,

2016
BAB I
PEMBUKAAN

I. Latar Belakang
Yang pertama dan terutama, kami membuat makalah tentang bahan pembersih
yang dibuat dengan bahan nabati dan hewani, adalah karena kami melaksanakan tugas
dari guru mata pelajaran bidang prakarya kami berdasarkan pembagian tugas yang
sudah kami perjanjikan di kelas kami. Selain itu, kami juga melatar belakangi
pembuatan makalah ini karena kami tertarik dengan produk pembersih.

Alangkah luar biasanya apabila sekolah kita tercinta ini mampu membuat
produk pembersih sendiri ala ala home production. Dan akan menjadi semakin luar
biasa apabila produk pembersih tersebut memiliki nilai jual dan mampu menghasilkan
banyak uang bagi sekolah. Uang tersebut mampu dijadikan sebagai dana bantuan untuk
pembiayaan listrik, atau digunakan/disimpan sebagai kas kelas untuk perbaikan
inventaris-inventaris kelas, seperti LCD, proyektor, spidol, penghapus, pintu kelas,
gagang pintu kelas, AC/kipas angin, dan meja-meja serta kursi-kursi di kelas.

II. Tujuan
- Menyelesaikan tugas yang diberikan guru kami
- Mengetahui macam-macam alat pembersih
- Mengidentifikasi macam-macam bahan yang menjadi komposisi dari suatu
produk pembersih
- Mengetahui proses pengolahan sebuah bahan nabati/hewani menjadi produk
pembersih
- Mengetahui bahan-bahan nabati dan hewani yang mampu menjadi bahan dasar
produk pembersih
BAB II
ISI

I. Jenis Bahan Nabati Dan Hewani Sebagai Pembersih


Bahan nabati adalah bahan-bahan dari sesuatu yang bahan dasarnya berasal
tanaman. Bahan hewani adalah bahan-bahan dari sesuatu yang bahan dasarnya berasal
hewan.

Perbedaan bahan nabati dan hewani:

– Bahan pangan hewani memilIki daya simpan yang jauh lebih pendek daripada bahan
pangan nabati bila dalam keadaan segar (kecuali telur).

– Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh
faktor tekanan dari luar.

– Bahan pangan hewani umumnya merupakan sumber protein dan lemak.

– Bahan pangan nabati merupakan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, dan
protein.

Produk Pembersih adalah bahan yang berfungsi untuk membantu mengangkat


dan melarutkan kotoran yang melekat pada suatu benda. Bahan kimia utama dalam
pembersih sering disebut sebagai bahan aktif. Bahan aktif tersebut berfungsi sebagai
surfaktan.

Bahan tambahannya adalah air, aroma, pengental, alkohol, garam dapur,


minyak atsiri, mineral, bahan pencemerlang, bahan untuk mempertahankan warna,
penguat (builder), pelembut, pewarna, pewangi, pengawet, dan sebagainya.

Jenis bahan pangan  nabati dan hewani yang dapat dibuat sebagai produk
pembersih:

1. Cuka putih dan air


 Merupakan bahan disinfektan ringan yang mampu membunuh bakteri dan
kuman sekaligus membantu mendapatkan lantai yang berkilau. Bau cuka
tidak akan bertahan lama setelah mengering di lantai.

2. Jeruk lemon, cuka putih, dan air


 Lemon memiliki asam yang dapat membersihkan lantai dan membuatnya
bersinar. Mencampur cuka putih, jus lemon, air untuk mengepel lantai. Aroma
lemon bisa mengharumkan rumah dengan lebih segar. Meski begitu, jangan
menggunakan bahan pembersih ini di lantai kayu karena lemon dan cuka
dapat merusak kayu.
3. Minyak biji rami dan air
 Dapat digunakan membersihkan dan mengkilaukan lantai yang menggunakan
lapisan kayu.
4. Baking soda, minyak kayu putih, dan air
 Dapat digunakan menghilangkan noda membandel dari lantai. Minyak kayu
putih memiliki sifat anti-bakteri yang membunuh kuman dan bakteri. Dan
mampu memberikan aroma yang menyegarkan di rumah.
5. Madu
6. Jeruk nipis
7. Stroberi
8. Tulang daun kelapa

II. Identifikasi Produk Pembersih Dari Bahan Nabati Dan Hewani

Setiap jenis produk pembersih memiliki bahan nabati atau bahan hewani dan
cempuran bahan kimia utama. Hal ini bertujuan untuk memberikan nilai lebih pada
masing-masing produk. Berikut ini adalah jenis-jenis produk pembersih hasil
pengolahan campuran bahan nabati atau hewani dengan bahan kimia.
1. Sabun

Sabun dikenal mulai sejak manusia mengenal proses saponifikasi, yaitu reaksi
antara minyak yang berasal dari bahan nabati atau hewani. Reaksi ini dapat
menghasilkan senyawa yang berfungsi untuk membersihkan kotoran. Sabun yang
berasal dari bahan nabati contohnya berasal dari minyak kelapa, minyak sawit,
minyak zaitun dan minyak jarak. Sedangkan sabun yang berasal dari bahan hewani
adalah minyak ikan, lemak kambing, dan lemak sapi. Bahan nabati dan hewani
tersebut dicampur dengan bahan kimia sehingga menghasilkan sabun

2. Detergen

Sebelum mengenal detergen, manusia hanya menggunakan sabun. Namun


setelah mengetahui bahwa dengan air berkadar garam tinggi dan air dingin sabun
tidak efektif. Karena ion kalium dalam air berkadar garam menggantikan posisi ion
natrium pada molekul sabun. Sehingga manusia menciptakan detergen yang efektif
di semua jenis larutan.
III. Proses Pengolahan Bahan Nabati Menjadi Produk Pembersih

1. Strawberry
Strawberry mengandung asam salisilat (salah satu jenis asam beta-hidroksi yang
membantu mengencangkan kulit), silika, serta banyak mengandung vitamin B, C, E dan K.
Dengan kemampuannya menyehatkan dan meremajakan kulit. Masker dari buah strawberry
ini hampir semua jenis kulit.

2. Kacang almond
Kacang almond jga dapat membantu menghaluskan kulit yang kasar. Almond
mengandung banyak mineral, vitamin A dan B, dan asam oleat. Almon djuga dapat dibuat
menjadi masker wajah yang alami maupun dijadikan sebagai lotion atau campuran pelembab
kulit.
3. Tomat
Buah tomat mengandung protein, fosfor, zat besi, belerang, vitamin A, B1 dan C. Buah ini
juga dapat dijadikan bahan untuk membuat kulit menjadi putih atau mencerahkan warna
kulit.
4. Anggur
Buah anggur si kecil yang banyak memiliki kandungan senyawa alami seperti trace
mineral, magnesium, potassum, vitamin B1, B2, B3, B5, B6 dan C serta senyawa-senyawa
turunan flavonoid. Hampir semua jenis anggur dapat digunakan sebagai lotion atau campuran
bahan produk kecantikan. Lotion yang terbuat dari buah anggur dapat digunakan oleh hampir
semua jenis kulit.

5. Buah Alpukat
Alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal dan buah berukuran sedang ini bisa berisi 22
gram lemak. Buah ini dapat dijadikan handbody juga menyediakan 20 manfaat kesehatan
penting, di antaranya meningkatkan nutrisi termasuk serat, kalium, vitamin E dan B, serta
asam folat. Selain itu, alpukat masih memiliki banyak manfaat lain, yaitu sifat anti-inflamasi,
meningkatkan penyerapan nutrisi yang larut dalam lemak seperti beta karoten dan lutein,
kemudian meningkatkan kandungan lemak lipid, juga menghambat dan menghancurkan sel-
sel kanker mulut.

6. Lemon
Buah lemon hampir sama dengan buah jeruk yang hampir sama memiliki kandungan
vitamin A, C, B1, B2 dan B3. Buah lemon sangat baik untuk masalah kulit berminyak.
Namun jika sudah dalam bentuk lotion biasanya lebih efektif untuk kulit normal.

7. Pisang
Buah pisang mengandung serotinin, pektin, tanin, noradrenalin, 5 hidroksitritamin,
dopamin dan berbagai vitamin, seperti vitamin A, B kompleks dan C . Digunakan sebagai
pelembab wajah.
8. Kacang kenari
Kenari hanya memberikan kenikmatan ketika dikonsumsi, melainkan juga sumber nutrisi
yang kaya lemak tak jenuh tunggal. Jenis makanan ini telah direkomendasikan untuk mereka
yang memiliki masalah kardiovaskular dan bermanfaat sebagai sifat anti-kanker, efek anti-
inflamasi, serta sifat kesehatan otak. Untuk memperoleh manfaat dari kenari, Anda bisa
mengonsumsinya dalam salad atau hidangan sayuran dan buah-buahan.

9. Apel
Buah apel ini diyakini mampu mengurangi kelenjar minyak berlebih pada kulit wajah
yang cenderung bermiyak. Untuk memanfaatkan buah apel ini sebagai perawatan wajah, agar
wajah tamapak lebih bercahaya tanpa mengkilap karena kinyak berlebih pada wajah. Caranya
dengan menghaluskan beberapa buah apel tanpa menggunkan tambahan air dan gula. Setelah
balurkan pad seluruh bagian wajah apel yang telah dihaluskan tadi, diamkan hingga kering
sekitar 20 menit. Setelah cukup lama, baru kemudian wajah dibilas kemabli dengan air
hangat dn air dingin. Anda dapat melakukan perawatan dengan apel minimal seminggu
sekali.

10. Melon
Buah yang memiliki aroma yang khas dan rasa yang manis, buahnya lembut ternyata dapat
dimanfaatkan sebagai buah untuk perawatan wajah. Hal ini dilatar belakangi oleh adanya
kandungan Zat Astringent yang berfungsi sebagai tonik yang mampu mendinginkan wajah
yang terbakar sinar UV. Buah melon ini dimanfaatkan untuk mendinginkan kulit yang
terbakar karena pancaran sinar UV atau dikarenakan adanya hyperpigmentasi pada kulit.
Caranya cukup mudah dengan memotong-motong tipis buah melon, kemudian tempelkan
pada wajah hingga 20 menit. Lalu bilas kembali dengn menggunakan air bersih biasa. Namun
pastikan terlebih dahulu wajah Anda bersih terbebas dari sisa make up atau pelembab wajah
lainnya.

11. Mentimun
Buah mentimun memang sudah umum digunakan sebagai masker wajah. Karena buah
mentimun dipercaya memiliki kandungan air dan senyawa lainnya yang baik untuk
perawatan wajah agar wajah terlihat lebih segar, bersih dan bersinar.
Gunakan buah mentimun sebagai masker buah atau pembersih wajah lainnya. Anda dapat
dengan mudah menggunakan mentimun sebagai alt kosmetik pelengkap dan perawatan
wajah. Kini sudah banyak para produsen kosmetika yang memanfaatkan buah mentimun
kemudian diolah menjadi pembersih wajah, masker wajah dan sebagainya.

12. Kacang Kedelai


Kedelai mengandung banyak zat bermanfaat, seperti sumber protein, lemak, vitamin,
mineral, juga merupakan serat yang paling baik. Tak hanya itu, susunan asam amino pada
kedelai paling lengkap dan seimbang dibanding kacang lainnya. Adapun kacang kedelai juga
mempunyai fungsi sebagai sabun cair, untuk menghilangkan bakteri-bakteri. Kandungan
lemak pada kedelai aman bagi penderita kolesterol. Kedelai mengandung lemak tidak jenuh
yang terdiri dari lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Lemak pada kedelai
berkhasiat mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida, yakni komponen-komponen lemak di
dalam darah yang berbahaya bagi kesehatan. Lemak pada kedelai juga dapat mencegah
penyempitan pembuluh darah dan mencegah timbulnya pengerasan pembuluh darah.

13. Mentega Shea


Shea (Vitellaria paradoxa) adalah jenis tanaman yang tumbuh di Afrika. Bijinya bisa
diekstrak untuk dimabil minyaknya dan dijadikan mentega yang tinggi kandungan vitamin E
dan A yang bisa berfungsi sebagai dan sangat berperan sebagai pembersih wajah.

14. Minyak Salvia


Terdengar asing di Indonesia karena memang hanya tumbuh di daratan Meksiko dan
Amerika Selatan. Memiliki bunga seperti lavender. Karena warna dan bentuknya yang unik,
salvia biasanya hanya digunakan sebagai tanaman hias. Namun minyak astiri yang dihasilkan
dari ekstraksi salvia ternyata tinggi kandungan omega 3.

15. Minyak Biji Anggur


Minyak hasil ekstraksi biji anggur menurut beberapa penelitian mampu menurunkan kadar
kolesterol jahat dalam tubuh. Dapat juga dijadikan sabun untuk bahan pembersih.

16. Minyak Camalina


Camalina termasuk jenis sayuran seperti kol dan brokoli. Minyak yang dihasilkan
memiliki kandungan lemak yang baik, vitamin E dan omega 3 yang tinggi. Bagus sebagai
antioksidan. Dan sangat berfungsi sebagai pembersih wajah, karena untuk menjaga kesehatan
wajah. Hal ini biasanya terdapat pada sabun cair.

17. Minyak kelapa


Minyak kelapa mengandung asam laurat, yaitu suatu asam lemak penting yang ditemukan
berlimpah pada air susu ibu. Kandungan ini memiliki efek antivirus yang ampuh terhadap
tubuh dan baik untuk tiroid, serta tidak meningkatkan kolesterol bila dikonsumsi dalam diet
kaya asam lemak esesial. Juga dapat mengangkat kotoran di kuli

Minyak nabati adalah minyak yang berasal dari tumbuhan. Minyak nabati ini
digunakan dalam berbagai jenis makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati
yang biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit, jagung, zaitun, kedelai,
jarak,tengkawang, kacang tanah, kemiri, jagung, jambu mete, biji kapas, coklat, kelapa,
dan lain sebagainya. Berdasarkan kegunaannya, minyak nabati terbagi menjadi dua
golongan.
Pertama, minyak nabati yang dapat digunakan dalam industri makanan (edible
oils) dan dikenal dengan nama minyak goreng meliputi minyak kelapa, minyak kelapa
sawit, minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kanola dan sebagainya.
Kedua, minyak yang digunakan dalam industri non makanan (non edible oils)
misalnya minyak kayu putih, minyak jarak, dan minyak intaran. Minyak goreng adalah
hasil akhir (refinedoils) dari sebuah proses pemurnian minyak nabati (golongan yang
biasa dimakan) dan terdiri dari beragam jenis senyawa trigliserida. Untuk menganalisa
karakteristik dari suatu minyak goreng maka jumlah kandungan asam lemak inilah yang
dipakai sebagai tolak ukur. Minyak nabati pada umumnya merupakan sumber asam
lemak esensial, misalnya asam lemak oleat, linoleat, dan asam arachidonat.
Asam-asam lemak esensial ini dapat mencegah timbulnya gejala arthero
sclerosis, karena penyempitan pembuluh-pembuluh darah yang disebabkan oleh
tertumpuknya kolesterol pada pembuluh-pembuluh darah tersebut. Minyak dan lemak
juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A,D,E, dan K. Di
samping kegunaannya sebagai bahan pangan, lemak dan minyak berfungsi sebagai
bahan pembuat sabun, bahan palumas (misalnya minyak jarak), sebagai obat-obatan
(misalnya minyak ikan), sebagai pengkilap cat (terutama yang berasal dari minyak
mengering).

IV. Pengolahan Bahan Hewani Menjadi Produk Pembersih

1. Tulang

Tulang dapat digunakan sebagai sumber bahan dalam proses pembuatan gelatin.
Gelatin adalah produk yang sangat umum digunakan pada produk pangan, obat, dan
produk pembersih wajah. Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis
kolagen dari bagian tulang atau kulit binatang. Penggunaan istilah gelatin dapat
dipastikan merupakan produk turunan hewani, sedangkan jika berasal dari tumbuhan
atau bahan lainnya biasanya disebut khusus dengan substitusi gelatin. Fungsi gelatin
ada beraneka, seperti pengemulsi, pembentuk busa, penstabil, dan lain sebagainya.
Fungsi gelatin yang luas dan dapat diaplikasikan pada berbagai jenis produk pangan,
obat-obatan, dan produk pembersih menyebabkan perlunya kewaspadaan terhadap
kehalalan dari berbagai produk olahan.

Produk samping dari industri pengolahan gelatin adalah dihasilkannya


dikalsium fosfat (DCP). Penggunaan dikalsium fosfat pada industri umumnya
digunakan sebagai zat anti penggumpalan (anticaking agent) pada produk
bubuk/powder. DCP dapat pula direaksikan lebih lanjut untuk menghasilkan
monokalsium fosfat maupun trikalsium fosfat. Penelaahan kehalalan bahan yang
mengandung dikalsium maupun trikalsium fosfat adalah apakah bahan tersebut
merupakan hasil samping industri gelatin atau tidak. Saat ini terdapat pula dikalsium
maupun trikalsium fosfat yang diperoleh dari batu-batuan atau merupakan barang
tambang.

Dari tulang juga dapat dihasilkan edible bone phosphate (E521). Sehingga jika
suatu produk menggunakan bahan dengan kode E521 berarti menggunakan bahan
kritis dan perlu penelaahan status halalnya. Hal pertama harus dipastikan apakah
berasal dari hewan atau tumbuhan. Jika berasal dari hewan, maka sebagaimana pohon
keputusan dalam identifikasi titik kritis bahan hewani, harus dapat dipastikan dari
jenis hewan halal yang disembelih sesuai syariat islam.
Produk turunan tulang lainnya adalah arang aktif (bonechar). Penggunaan arang
aktif yang berasal dari tulang umumnya digunakan pada produk farmasi karena fungsi
penyerapan kotoran arang aktif yang berasal dari tulang memiliki kemampuan
penyerapan lebih baik jika dibandingkan arang aktif yang berasal dari tempurung
kelapa atau batubara.

2. Kulit

Kulit dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan gelatin maupun kolagen.
Pemanfaatan kolagen benyak digunakan pada produk pembersih. Fungsi kolagen pada
produk pembersih umumnya difungsikan sebagai anti bakteri pada kulit atau anti
penuaan dini (anti aging). Penggunaan kolagen dapat melalui oral
(dikonsumsi/dimakan) maupun dioleskan melalui produk yang berbentuk sabun
maupun krim. Penggunaan kolagen dari hewan yang tidak halal atupun hewan yang
tidak disembelih sesuai syariat islam maka dinyatakan tidak halal.

3. Susu

Susu yang berasal dari hewan seperti sapi, itu dapat digunakan bahan produk
pembersih berupa sabun yang dapat membersihkan kulit. Kandungan susu tentunya
banyak mengandung lemak, protein, serta vitamin E.

4. Bulu/rambut

Bulu/rambut hewan alam bahasa Inggris dapat digunakan kata bristle, hair, fur,
maupun feather. Sumber rambut/bulu dapat berasal dari hewan seperti bebek atau
ayam.

Dari bulu dan rambut ini dapat dihasilkan asam amino Sistein dan Fenilalanin.
Kedua jenis asam amino ini dikenal memiliki gugs sulfur dalam struktur kimianya.
Pemanfaatan asam amino Sistein dan Fenilalanin di antaranya digunakan sebagai alat
pembersih, yaitu sebagai kemoceng karena mempunyai kandungan protein di
dalamnya.

V. Identifikasi Sumber Daya Alam Yang Mendukung Dalam


Pengolahan Bahan Produk Pembersih

Berikut ini adalah sumber daya yang dibutuhkan dalam pengolahan bahan
pembersih:
1. Bengkoang untuk Sabun Pembersih Wajah
Bengkoang dipercaya dapat membersihkan kulit wajah agar menjadi lebih cerah.
Bengkoang memiliki banyak manfaat untuk kulit karena memiliki kandungan vitamin
C yang berguna untuk pembentukan sel kulit. Bengkoang juga mengandung vitamin B1
yang dapat mendinginkan kulit dan dapat memutihkan tubuh secara alami.
2. Pepaya untuk Sabun Pembersih Wajah
Selain sebagai bahan makanan, papaya juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun
pembersih wajah. Papaya mengandung banyak vitamin A yang baik untuk kesehatan
mata dan memperlancar pencernan. Pepaya juga bisa untuk mencegah kanker dan
sembelit.
3. Madu untuk Sabun
Madu termasuk bahan hewani karena berasal dari sari pati lebah. Madu dapat
diolah menjadi produk pembersih berupa sabun dan bisa bermanfaat bagi kesehatan
tubuh. Karena sabun memiliki campuran gula dan senyawa vitamin, mineral, chrysin,
vitamin C, dan katalase.
Selain bahan nabati dan hewani, ada bahan kimia lain dalam pengolahan
produk pembersih berupa sabun, antara lain:
1. Minyak atau lemak, sebagai bahan campuran sabun
2. Air, sebagai pelarut
3. Essential dan Fragrance Oils, sebagai pengharum
4. NaOH atau KOH, yang mengubah minyak atau lemak menjadi sabun
5. Zat pewarna, untuk mewarnai sabun
6. Zat aditif, sebagai campuran sabun. Dapat berupa rempah, tepung kanji atau maizena

VI. Pengemasan Produk Pembersih Hasil Pengolahan Bahan Nabati


Dan Hewani
Pengemasan adalah sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang
menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai.
Fungsi pengemasan antara lain:

- Untuk melindungi produk


- Memberikan informasi
- Memberikan daya jual
- Menjaga kehigienisan produk

Syarat-syarat kemasan yaitu ramah lingkungan, penggunaan bahan sedikit,


dapat didaur ulang, dapat digunakan ulang, dan sebisa mungkin dapat diurai di tanah.

Untuk produk solid, dapat dikemas dengan pembungkus (kertas, plastik, dsb).
Untuk produk berbentuk bubuk, dapat dikemas dalam kardus atau toples. Untuk produk
berbentuk cair, dapat dikemas dalam botol kaca, plastik, pouch, dsb.

Kemasan produk pembersih harus mengandung nama produk, jenis produk,


produsen beserta alamatnya, harga, komposisi, dan cara penggunaan (karena ada
bermacam-macam bentuk dan fungsi sabun). Kemasan harus bersifat menarik untuk
menarik minat konsumen, serta bersifat menggambarkan isi produk yang ada di dalam
kemasan tersebut.
VII. Desain Produk: Membuat Sabun
Cara membuat sabun ada 2 cara yaitu:

Proses dingin:

1. Masukan NaOH atau KOH ke dalam air murni, sedikit demi sedikit.
2. Campuran NaOH atau KOH dengan air akan mengeluarkan kalor/panas.
3. Aduk hingga tercampur rata. Sisihkan.
4. Campurkan jenis-jenis minyak yang akan digunakan (misalnya minyak kelapa dengan
minyak olive), aduk hingga rata.
5. Ukur suhu cairan alkalin (campuran NaOH atau KOH dengan air). Samakan suhu
cairan alkali dan campuran minyak dengan memanaskan minyak (misalnya cairan
alkali bersuhu 60 0C, minyak harus memiliki suhu antara 51o-68 0C).
6. Masukkan larutan alkalin ke dalam minyak, lalu aduk dengan menggunakan mixer
kecepatan rendah (dapat pula dengan pengocok telur) hingga tercampur rata.
7. Aduk dengan mixer selama 10 -15 menit.
8. Masukkan esens pewangi dan aduk rata.
9. Tuangkan pada cetakan.
10. Tutup cetakan dengan plastik dan lapisi dengan handuk atau selimut untuk menahan
panas, untuk membantu proses saponifikasi.
11. Diamkan selama 24 jam.
12. Keluarkan sabun dari cetakan.
13. Potong sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan.
14. Letakkan semua potongan sabun pada alas jeruji.
15. Diamkan selama 4-6 minggu, hingga sabun proses saponifikasi terjadi sempurna
(netral) dan sabun menjadi keras.
16. Sabun siap dikemas.

Proses Panas

1. Masukan NaOH atau KOH ke dalam air murni, sedikit demi sedikit.
2. Campuran NaOH atau KOH dengan air akan mengeluarkan kalor/panas.
3. Aduk hingga tercampur rata. Sisihkan.
4. Campurkan jenis-jenis minyak atau lemak (padat) yang akan digunakan di dalam
double boiler dengan api sedang, aduk tercampur rata.
5. Ukur suhu cairan alkalin (campuran NaOH atau KOH dengan air). Suhu cairan alkali
dan campuran minyak dengan memanaskan minyak (misalnya cairan alkali bersuhu
60 0C, minyak harus memiliki suhu antara 51o-68 0C).
6. Angkat panci dari double boiler.
7. Masukkan larutan alkalin ke dalam minyak, lalu aduk dengan menggunakan mixer
kecepatan rendah (dapat pula dengan pengocok telur) hingga tercampur rata.
8. Masukkan panci kembali ke double boiler.
9. Tutup panci kecil dengan lembaran aluminium agar dimasuki uap air dari air
mendidih. Tutup keseluruhannya (kedua panci) dengan lembaran aluminium agar air
tidak habis menguap. Biarkan dalam keadaan tertutup selama pemanasan (selama
kurang lebih 1,5 – 2 jam).
10. Buka dan aduk setiap 15 menit.
11. Untuk memastikan bahwa sabun sudah netral, ambil sedikit lalu campurkan dengan
air bersih.
12. Jika campurannya keruh seperti susu, artinya proses pemanasan masih harus
dilakukan.
13. Sabun netral jika dicampur dengan air menjadi cenderung transparan. Setelah sabun
netral, angkat dari api.
14. Aduk untuk mendinginkan sabun hingga bersuhu + 60 0C.
15. Masukkan esens pewangi dan aduk rata.
16. Tuangkan pada cetakan.
17. Sabun sudah siap digunakan karena proses netralisasi sudah terjadi melalui proses
pemanasan pada double boiler.
18. Keluarkan sabun dari cetakan.
19. Potong sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan.
20. Letakkan semua potongan sabun pada alas jeruji.
21. Diamkan selama beberapa minggu, hingga sabun menjadi keras.
22. Sabun siap dikemas.

Pastikan Anda menggunakan peralatan-peralatan pengaman ketika melakukan


proses pembuatan sabun. Peralatan-peralatan tersebut seperti celemek, sarung tangan,
kacamata laboratorium/google. Dan peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan
harus terbuat dari kaca atau logam stainless steel. Selain bahan-bahan itu, usahakan
jangan, karena akan berpengaruh pada saat reaksi antara NaOH dengan air maupun
campuran keduanya dengan minyak nabati/hewani.
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Bahan pembersih sangat dibutuhkan di kehidupan kita sehari-hari. Dan dalam
jumlahnya yang juga sangat banyak. Karena itu, memanfaatkan kekayaan sumber daya
alam di sekitar kita dalam bentuk bahan nabati maupun hewani sebagai bahan dasar dan
bahan pendukung dalam produk pembersih merupakan salah satu jalan terbaik dalam
pemanfaatan sumber daya alam.

Bahan hewani dan nabati dapat dijadikan bahan asli maupun bahan olahan. Bahan
asli artinya bagian tubuh dari hewan/tumbuhan tersebut langsung dijadikan bahan dasar
suatu produk. Sedangkan bahan olahan maksudnya, bagian tumbuhan/hewan tersebut
diolah terlebih dahulu, atau diambil ekstraknya saja, untuk kemudian dijadikan bahan
dasar produk pembersih.

II. Saran
- Manfaatkan dan kelola Sumber Daya Alam yang tersedia di sekitar kita seoptimal
mungkin
- Terus eksplorasi, tapi batasi eksploitasi
- Dalam mengolah bahan hewani, lakukan dengan memikirkan peri kehewanan. Hewan
juga punya hak untuk hidup selayaknya kita manusia
- Dalam mengelola bahan nabati, hindari penggunaan/pencampuran bahan-bahan kimia
berbahaya dalam jumlah banyak. Sebisa mungkin tidak menggunakan tambahan

III. Salam Penutup


Kami rasa cukup sekian dulu makalah dari kami, kelompok 5. Kami sangat
berharap semoga ke depannya bangsa kita tercinta, Indonesia, akan terus tumbuh
menjadi negara yang semakin maju dan terus mengembangkan kegiatan
perekonomiannya. Baik dalam bidang industri maupun skala lokal/wilayah. Dan kami
juga berharap sekiranya makalah kami ini dapat membantu memberi Anda inspirasi/ide
dalam menciptakan karya inovasi produk pembersih dengan bahan dasar alami dari
nabati maupun hewani. Kami mohon maaf atas segala kesalahan kami, baik dalam
penulisan maupun isinya. Sampai di sini, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai