Anda di halaman 1dari 4

Klasifikasi keputihan

Ada dua jenis keputihan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan tidak
normal (patologis)
a. Keputihan normal (fisiologis)
Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus
yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, keputihan
fisiologis ditemukan pada
1. Bayi baru lahir sampai umur kir-kira 10 hari, disini sebabnya ialah
pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin
2. Waktu di sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh
estrogen keputihan disini hilang sendiri, akan tetapi dapat
menimbulkan keresahan pada orang tuanya.
3. Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan paa waktu
koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding
vagina.
4. Waktu di sekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar
serviks uteri menjadi lebih encer.
5. Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga
bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengn
neurosis, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri
(Sarwono, 2016).
b. Keputihan tidak normal (patologis)
Penyebab paling penting dari keputihan patologi ialah infeksi. Disini
cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan
sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau. (Sarwono, 2016).
Keputihan patologis merupakan cairan eksudat dan cairan ini mengandung
banyak leukosit. Eksudat yang terjadi karena adanya luka, ciran yang muncul
berwarna, jumlahnya berlebihan, berbau tidak sedap, terasa gatal atau panas dan
menyebabkan luka disekitar mulut vagina.(Sarwono, 2016).
Penyebab terjadinya keputihan
Penyebab keputihan antara lain:
1. Infeksi
a. Bakteri
- Gonokokus
Cairan yang keluar dari vagina pada infeksi yag lebih dikenal dengan
nama gonore ini berwarna kekuningan yang sebetulnya merupakan
nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung Neisseria
gonorhoae berbentuk pasangan dua-dua pada sitoplasma sel.
Gambaran ini kadang-kadang dapat terlihat pada pemeriksaan sediaan
apus dengan pewarnaan gram. Bakteri ini mudah mati bila terkena
sabun, alkohol, deterjen, dan sinar matahari. Cara penularan penyakit
kelamin ini melalui senggama.
- Klamidia trakomatis
Bakteri ini sering menyebabkan penyakit mata yang dikenal dengan
penyakit trakoma. Bakteri ini dapat juga diemukan pada cairan vagina
dan terlihat melalui mikroskop setelah diwarnai dengan pewarnaan
giemsa.
- Gardnella vaginalis
Gardnella menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan
kadang dianggap sebagai bagian dari mikroorganisme normal dalam
vagina karena seringnya ditemukan. Bakteri ini biasanya mengisi
penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan disebut
sebagai clue cell. Gardnella menghasilkan asam amino yang diubah
menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan.
Ciaran vagina tampak berwarna keabu-abuan.
- Treponema pallidium
Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifilis. Pada perkembangan
penyakit dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil di vulva dan vagina
yang disebut kondoiloma lata. Bakteri berbentuk spiral dan tampak
bergerak aktif pada pemriksaan mikroskopis lapangan gelap.
b. Jamur
Jamur yang menyebabkan fluor albus adalah dari spesies kandida.
Cairan yang keluar dari vagina biasanya kental, berwarna putih susu dan
sering disertai rasa gatal, vagina tampak kemerahan akibat proses
peradangan. Beberapa kedaan yang dapat merupakan tempat yang subur
bagi pertumbuhan jamur ini adalah kehamilan, penyakit diabetes melitus,
dan penggunaan pil kontrsepsi.
c. Virus
Fluor albus akibat infeksi virus sering disebabkan oleh kondiloma
akuminata dan herpes simpleks tipe 2. Kondiloma ditandai dengan
tumbuhnya kutil-kutil yang kadang sangat banyak dan dapat bersatu
membentuk jegger ayam yang berukuran besar.
Virus lain yang meyebabkan fluor albus adalah virus herpes simpleks tipe
2 yang juga merupakan penyakit yang ditularkan melalui senggama. Pada
awal infeksi tampak kelainan kulit seperti melepuh terkena air panas yang
kemudian pecah dan menimbulkan luka seperti borok, dan pasien meras
sakit.
d. Benda asing
Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu
yang dipakai pda waktu senggama, adanya cincin pesarium yang
digunakan wanita dengan prolapsus uter dpat merangsang pengeluaraan
caira vagina yang berlebihan.
e. Neoplasma
Kanker akan menyebakan keputihan patologis akibat gangguan
pertumbuhan sel normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel
tumbuh sangat ceoat secara abnormal dan mudah rusak, akibatnya terjadi
pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah untuk
memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker tersebut.
f. Menopause
Keputiha pada menopause tidak semua patologis. Pada saat menopause
sel-sel pada serviks uteri dan vagina mengalami hamabatan dalam
pematangan sel akbat tidak adanya hormon pemacu, yaitu estrogen.
Vagina menjadi kering dan lapisan sel menjadi tipis, kadar glikogen
menurun danbasildoderlein berkurang. Keadaan ini memudahkan
terjadinya infeksi karena tipisny lapisan sel epitel sehingga mudah
menimbulkan luka dan akibatnya timbul keputihan.
g. Erosi
Pada masa reproduksi wanita, umumnya epitel kolumnar endoserviks
lebih keluar kearah porsio sehingga tampak bagian merah mengelilingi
ostiu, uteri internum. Bila daerah merah ini terkelupa akan memdahkan
terjadinya nfeksi penyerta dari flora normal di vagina sehingga timbul
flour albus. Penyebab tidak diketahui, kemungkinan terjadi akibat
kenaikan estrogen.

Prawiroharjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai